Braga dan Kopi Legenda

Vito Prasetyo
Ditulis oleh Vito Prasetyo diterbitkan Jumat 17 Okt 2025, 14:20 WIB
Warung Kopi Purnama di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)

Warung Kopi Purnama di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)

Dalam fragmentasi wisata, sebuah tempat selalu memiliki nilai sejarah. Bahkan nilai-nilai itu sering dikultuskan sebagai bagian tradisi dan budaya. Tetapi konteks ini tidak serta-merta dapat diyakini sebuah fakta kebenaran. Sebab, ada beberapa tempat menjadi cerita-cerita legenda yang terbangun dari persepsi atau sebuah mitos.

Jika kita bercerita tentang kopi, tentu lebih dominan karena sugesti aromanya. Kopi di belahan bumi Nusantara selalu saja membangkitkan gairah wisata, yang menarik untuk dikunjungi. Lantas, bagaimana keberadaan kopi di Jalan Braga Bandung?

Sejarah kopi di Jalan Braga Bandung erat kaitannya dengan sejarah Jalan Braga itu sendiri yang dikenal sebagai pusat hiburan dan perdagangan pada era kolonial Belanda, serta berkembangnya kedai-kedai kopi yang menjadi bagian dari aktivitas sosial masyarakat Eropa. Salah satu contoh kedai kopi yang memiliki sejarah panjang di kawasan Braga adalah Koffie Braga (salah satunya), yang tetap mempertahankan nuansa tempo dulu di tengah perkembangan zaman.

Jalan Braga tidak terlepas dari konteks historis di mana pada era kolonial Belanda dimulai tahun 1910 dibangun dan dijadikan maskot untuk pusat perdagangan di kota Bandung. Perdagangan yang tiada henti, hingga turun-temurun seakan menjadi brand-marking dan ikon Kota Bandung, mengingatkan kita bahwa sebuah nama akan menjadi riwayat sejarah yang tidak ingin dilupakan.

Stigma Jalan Braga menjadi populer pada awal abad ke-20 sebagai pusat aktivitas sosial dan hiburan bagi kaum elit Eropa yang tinggal di Bandung. Kota yang juga dijuluki sebagai kota bunga, mencerminkan betapa iklim di kota Bandung begitu sejuk dan nyaman, dengan taman-taman bunga di tengah kota. Tekstur ini tentunya menjadi daya pikat dan daya minat bagi warga sekitar, dan juga para wisatawan lokal untuk berwisata ke kota Bandung.

Sebagai pusat perdagangan, Braga juga menjadi tempat berkumpulnya berbagai kalangan, termasuk para pedagang dan pengunjung yang menikmati kopi di kedai-kedai yang mulai bermunculan. Suasana ini, bagi dunia hiburan pastinya akan mendatangkan nilai tersendiri. Bahkan, dalam pembuatan sinema film, produk iklan, atau jenis hiburan lain, kerap kali lokasi Jalan Braga menjadi latar belakangnya (setting).

Kehidupan sehari-hari menjadikan peran sosial akan munculnya kedai kopi, termasuk kafe dan restoran. Kedai kopi di Jalan Braga, seperti di tempat lain, bukan hanya tempat untuk menikmati kopi, tetapi juga menjadi tempat untuk berkumpul, berbincang, dan bertukar pikiran, sejalan dengan fungsi sosial kedai kopi secara umum.

Sehingga, dalam kehidupan sehari-hari muncul paradoksal yang tidak pernah disepakati bersama secara tertulis, tetapi menjadi sebuah stigma dalam masyarakat. “Menjelajah Kota Bandung, tidak lengkap jika tidak mengunjungi Jalan Braga.”

Persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan tahun 1910-an. (Sumber: kitlv)
Persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan tahun 1910-an. (Sumber: kitlv)

Dari sebuah riset, mungkin Koffie Braga bisa menjadi pilihan map untuk merasakan aroma kopi di Kota Bandung. Berdiri sejak tahun 1930, Koffie Braga menjadi salah satu kedai kopi bersejarah yang tetap eksis dan menawarkan suasana “khas zaman dulu” di tengah kawasan Braga.

Dengan demikian, keberadaan kedai kopi di Jalan Braga telah menjadi bagian dari warisan sejarah dan budaya kawasan tersebut, mencerminkan perkembangan sosial dan gaya hidup masyarakat Bandung dari masa ke masa.

Bisa dikatakan Jalan Braga juga menjadi napas sejarah dan romantisme di Kota Bandung. Dan melalui tulisan ini, tiba-tiba muncul sebuah ide. Apakah di kemudian hari, akan ada festival Braga (misalnya)? Tentu harapan ini harus dikemas secara profesional dengan memperhatikan aspek lokal, termasuk sejarahnya. Semua bergantung pada pemerintah daerah dan masyarakat sekitar, tentunya.

Bukan itu saja, warung kopi, atau kedai kopi umumnya disingkat Warkop adalah tempat usaha yang utamanya menyajikan kopi, pastinya akan memberi kesempatan kepada anggota masyarakat luas. Ini artinya, meski persaingan usaha begitu ketat, warung-warung kopi yang tergolong usaha kelas menengah ke bawah, masih bisa dijadikan giat ekonomi seperti gambaran di daerah Braga.

“Braga, jantungnya Bandung, adalah saksi bisu perjalanan waktu. Di era kolonial Belanda, Braga dikenal sebagai “Paris van Java”, jalan yang penuh deretan toko mode, kafe elegan, dan gedung art deco yang jadi pusat gaya hidup kaum elit Eropa. Mobil klasik melintas pelan, pejalan kaki berpakaian necis, dan aroma kopi bercampur parfum mahal memenuhi udara. Kini, Braga tetap memikat, tapi tampilannya berubah. Gedung tua masih berdiri, namun berdampingan dengan mural warna-warni, kafe kekinian, dan deretan UMKM lokal. Lalu lintas lebih ramai, nuansa lebih inklusif, dan pengunjung datang dari berbagai latar. Dari simbol eksklusivitas menjadi ruang kreatif yang terbuka untuk semua, Braga membuktikan bahwa sejarah dan modernitas bisa berjalan beriringan, menjaga pesona lamanya sambil melintasi zaman.

Sejarah Warung Kopi Purnama di Bandung yang Ada Sejak 1930 — Warung Kopi Purnama bergaya Belanda-Cina yang dibangun sejak 1930 di Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Ini salah satu contoh keberadaan warung kopi.

Warung Kopi Purnama di Jalan Alkateri No.22, Braga, berdiri sejak 1930. Sudah 95 tahun tempat ini bertahan, dengan interior yang masih menyimpan jejak zaman. Tulisan ini bukan bermaksud mempromosikan, melainkan sekadar berbagi rujukan bagi siapa saja yang ingin menikmati kopi lokal.

Konon, Braga tumbuh karena kopi. Ceritanya dimulai dari Andries de Wilde, seorang pengusaha perkebunan yang memiliki gudang kopi di kawasan ini.

Tak jauh dari sana, ada Kopi Toko Djawa yang juga menarik untuk dikunjungi. Yang membuat tempat ini istimewa adalah bangunannya sendiri--sebuah bangunan tua di Jalan Braga yang sarat sejarah. Di sini, orang bisa merasakan suasana ngopi yang tenang sambil mengamati arsitektur bergaya Eropa.

Jalan Braga memang punya cerita panjang. Sejarahnya berkelindan dengan berbagai tempat bersejarah lainnya di Bandung, antara gedung-gedung tua, jalan-jalan bersejarah, bahkan pabrik kopi yang terletak di sekitar Braga, Asia Afrika, atau tepatnya di Jalan Banceuy.

Menyusuri kelezatan kopi di Jalan Braga, dijamin bikin ketagihan. Maka, bagi generasi muda penerus kelangsungan budaya, perlunya memaknai sebuah sejarah dan riwayatnya. Kopi tidak hanya sekadar selera atau tren mode, tetapi bagaimana kita menjaga nilai-nilai filosofinya.

Acapkali, kopi menjadi ramuan kata-kata bijak dan puitis. “Kopi selalu jujur, tidak pernah berpura-pura menjadi manis”. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Vito Prasetyo
Tentang Vito Prasetyo
Malang
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 17 Okt 2025, 20:21 WIB

'Bila Esok Ibu Tiada': Menangis karena Judul, Kecewa karena Alur

Ulasan film "Bila Esok Ibu Telah Tiada" (2024). Film yang minim kejutan, tapi menjadi pengingat yang berharga.
Poster film "Bila Esok Ibu Telah Tiada". (Sumber: Leo Pictures)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 19:36 WIB

Balakecrakan Menghidupkan Kembali Rasa dan Kebersamaan dalam Tradisi Makan Bersama

Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa.
Balakecrakan, tradisi makan bersama yang dilakukan dengan cara lesehan, menyantap hidangan di atas daun pisang, dan berbagi tawa dalam satu hamparan rasa. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 18:10 WIB

Gen Z Mengubah Musik Menjadi Gerakan Digital yang Tak Terbendung

Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati.
Gen Z tidak hanya menjadi konsumen musik, tetapi juga kurator, kreator, dan penggerak tren. Fenomena ini menandai pergeseran besar dalam cara musik diproduksi, didistribusikan, dan dinikmati. (Sumber: Freepik)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 17:36 WIB

Sejarah Panjang Hotel Preanger Bandung, Saksi Bisu Perubahan Zaman di Jatung Kota

Grand Hotel Preanger menjadi saksi sejarah kolonial, revolusi, hingga kemerdekaan di Bandung. Dari pesanggrahan kecil hingga ikon berusia seabad.
Hotel Preanger tahun 1930-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Biz 17 Okt 2025, 17:15 WIB

Lengkong Bergerak dari Kampung Kreatif Menuju Destinasi Wisata Urban

Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya.
Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:33 WIB

Tunjangan Rumah Gagal Naik, Dana Reses DPR RI Justru Melambung Tinggi

Tunjangan rumah yang gagal dinaikkan ternyata hanya dilakukan untuk meredam kemarahan masyarakat tapi ujungnya tetap sama.
Gedung DPR RI. (Sumber: Unsplash/Dino Januarsa)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 16:04 WIB

Lagi! Otak-atik Ganda Putra, Pasangan Baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat Bikin BL Malaysia Marah

PBSI melalui coach Antonius memasangkan formula pasangan baru Rian Ardianto/Rahmat Hidayat.
Rahmat Hidayat dan Rian Ardianto. (Sumber: PBSI)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:38 WIB

Meneropong 7 Program Pendidikan yang Berdampak Positif

Pendidikan yang bermutu harus ditunjang dengan program-program yang berkualitas.
Anak sekolah di Indonesia. (Sumber: indonesia.go.id)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 15:13 WIB

Hantu Perempuan di Indonesia adalah Refleksi dari Diskriminasi

Sejauh ini sebagian perempuan masih hidup dengan penderitaan yang sama, luka yang sama, dan selalu mengulang diskriminasi yang sama.
Perempuan dihidupkan kembali dalam cerita tapi bukan sebagai pahlawan melainkan sebagai teror. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:55 WIB

Cikandé, Cekungan seperti Karung

Toponimi Cikandé langsung populer ketika kasus pencemaran zat radioaktif Cesium-137 terungkap.
Citra satelit Kampung Cikandé, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:20 WIB

Braga dan Kopi Legenda

Sejarah kopi di Jalan Braga Bandung erat kaitannya dengan sejarah Jalan Braga itu sendiri pada era kolonial Belanda.
Warung Kopi Purnama di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 14:08 WIB

Hikayat Soldatenkaffee Bandung, Kafe NAZI yang Bikin Heboh Sekolong Jagat

Kisah kafe NAZI di Bandung yang memicu kontroversi global, dari obsesi memorabilia perang hingga pelajaran sejarah yang terabaikan.
Soldatenkaffee Bandung. (Sumber: Amusing Planet.)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 12:48 WIB

Atasi Limbah Sekam Padi, Mahasiswa Polman Bandung Kukuhkan Organisasi Lingkungan 'BRICLIM'

Mahasiswa Polman Bandung secara resmi mengukuhkan berdirinya komunitas pengolah limbah "BRICLIM" (Briket Untuk Iklim).
Mahasiswa Polman Bandung secara resmi mengukuhkan berdirinya komunitas pengolah limbah "BRICLIM" (Briket Untuk Iklim). (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Beranda 17 Okt 2025, 11:27 WIB

Perempuan Penjaga Tradisi: Harmoni dari Dapur Kampung Adat Cireundeu

Kampung adat Cireundeu tidak hanya dikenal karena tradisi makan rasi, tetapi juga karena perempuan-perempuan yang memelihara nilai-nilai ekologis dan spiritual sekaligus.
Neneng Suminar memperlihatkan cara membuat spageti dari mikong (mi singkong). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 10:01 WIB

Ekosistem Disiplin, Fondasi Kuat Profesionalitas ASN

Membangun ekosistem disiplin ASN berarti menumbuhkan budaya kerja yang konsisten, berintegritas, dan berorientasi pelayanan.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Dok. BKN)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 09:27 WIB

Santri: Dunia yang Tak Pernah Selesai Diperbincangkan

Menelusuri asal-usul, makna budaya, dan paradoks dunia santri sebagai cermin identitas dan dinamika bersama.
Ilustrasi santri. (Sumber: Pexels/Khoirur El-Roziqin)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 07:44 WIB

Inovasi Paving Block untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Perlu Research and Development untuk menghasilkan produk paving block yang sempurna yang memiliki nilai jual ekonomi berkelanjutan.
Perlu Research and Development untuk menghasilkan produk paving block yang sempurna yang memiliki nilai jual ekonomi berkelanjutan. (Sumber: Pexels/Maarten Ceulemans)
Ayo Biz 16 Okt 2025, 20:01 WIB

Warisan Lampau Braga yang Menyulap Bandung Jadi Magnet Wisata dan Bisnis Kreatif

Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota.
Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 19:00 WIB

Bisakah Mengurangi Korban Banjir dengan Teknologi?

Bisakah sistem prediksi dan peringatan dini banjir mengurangi korban banjir Sungai Citarum?
Pelatihan Mitigasi Bencana Banjir di Desa Majalaya, Bandung (Sumber: BBWS Citarum)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 18:10 WIB

Kalah Lagi di Denmark Open 2025, Senjakala Prestasi Anthony Sinisuka Ginting?

Pebulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, kembali harus terhenti di babak awal.
Anthony Sinisuka Ginting. (Sumber: PBSI)