'Jalan Jajan' di Soreang: Kulineran di Gading Tutuka, hingga Menyeruput Kopi Gunung

Dudung Ridwan
Ditulis oleh Dudung Ridwan diterbitkan Senin 13 Okt 2025, 17:01 WIB
Berjalan jajan di Soreang, kulineran di Gading Tutuka, Pintu Keluar Tol Soroja, hingga menyeruput secangkir kopi di Kopi Gunung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)

Berjalan jajan di Soreang, kulineran di Gading Tutuka, Pintu Keluar Tol Soroja, hingga menyeruput secangkir kopi di Kopi Gunung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)

SOREANG, ibu kota Kabupaten Bandung, tak pernah berhenti bersolek dan semakin lama semakin ramai saja.

Kalau di awal tahun 2000-an pusat keramaian ada di pusat kota Soreang: pasar, terminal, dan Alun-Alun Soreang. Tapi di 2018, keramaian kota yang berarti nyoreang (mengenang masa lalu) itu pelan-pelan berpindah ke sebelah timur--ke sekitaran Jalan Gading Tutuka. Kemudian disusul dengan pindahnya RSUD Soreang pada 2021 dan rumah sakit itu lalu berganti nama menjadi RS Oto Iskandar Dinata.

Ya, Jalan Gading Tutuka bisa dibilang adalah etalasenya Kota Soreang. Panjang jalan itu sekitar 1,5 kilo meter dengan dua jalur: jalur ke utara menuju pintu Tol Soroja dan jalur ke selatan, ke arah Banjaran atau ke Ciwidey. Tanaman bunga berwarna-warni membatasi kedua jalur itu. Kalau Anda dari arah jalan Raya Kopo-SorĂ©ang—sebelum Gapura Angklung Pemda Kab. Bandung—ada setopan lampu mĂ©rah, berbelok lah ke kiri. Nah, itu jalan Gading Tutuka. Jalannya bagus. Beton beraspal. Terurus. 

Dari tahun 2015, setelah beberapa perumahan berdiri, daerah sekitar tempat ini semakin ramai. Dimulai dengan dibangunnya Taman Kota Soréang. Samsat Soréang. Pasar Ikan Modern. TransMart Soréang. RS Oto Iskandar Dinata, Panwaslu kabupaten, dan Gedung UMKM Kabupaten Bandung, dan yang terakhir, yang paling heboh dan viral, Mall Yogya Soreang, mall satu-satunya di Soreang.

Ada gula ada semut. Di situ ada keramaian di situ ada pedagang. Pedagang asal pusat kota Soreang--apalagi pedagang kaki lima—ikut serta pindah. Untunglah, dari pihak Pemda dan Satpol PP-na rajin menertibkan. Jadi, jalan ini tetap terjaga kebersihan dan keasriannya. 

Sejak saat itu, Jalan Gading Tutuka seketika jadi pusat kuliner Soreang. Hampir semua makanan bisa diperoleh. Ada pasar ikan, yang menyajikan aneka ikan laut. Ada ayam geprék Pangeran, harga ekonomis dengan rasa premium. Maju ke tengah, orang-orang yang akan ke rumah sakit dan para pengunjung mall Yogya datang silih berganti. Para pedagang beroda, para pedagang di ruko-ruko, menawarkan beraneka makanan. Semua aktivitas itu kadang membuat lalu lintas tersendat.

Semakin malam semakin ramai. Lampu kafĂ©-kafĂ© mulai menyala--buriracak burinong-- dibarengi, kadang-kadang, musik live. Apalagi jika di hari weekend. Muda mudi datang dengan pasangannya masing-masing. 

Beda lagi suasana di pagi hari. Para pedagang menawarkan menu sarapan: kupat tahu, bubur ayam, ketoprak, serabi, nasi kuning, dan lain-lain. Yang berolahraga sepeda hilir mudik ke sana kemari. Ibu-ibu garumeulis senam di parkiran Gedung TransMart. 

Sejak Tol Soroja dibuka--tidak kalah dengan di Gading Tutuka--di sekitaran pintu Tol Soreang juga semakin hari semakin ramai saja. Malah bisa dikatakan keramaiannya mengungguli keramaian di Jalan Gading Tutuka. Tempat kongkow kongkow dan tempat nongkrong muda-mudi. Para anggota berbagai komunitas bergaya menampakkan eksistensi komunitasnya.

Beraneka ragam pilihan kuliner tersedia: Sagala Raos Resto & Café yang menyajikan makanan Sunda dan memiliki area lesehan dengan pemandangan sawah; Bajamba Kapau yang menawarkan hidangan Padang otentik. Selain itu, ada juga Pawon Bu Sri 3 yang menyediakan masakan Sunda, RM sunda Sambal Hejo Beledag, serta beraneka soto, ayam bakakak, da penjual bakso cuanki sambal hejo khas Bandung.

Semua itu disediakan bagi Anda yang telah dan sedang menempuh perjalanan jarak jauh dan ingin beristirahat sambil menikmati makanan lezat.

Bagi Anda yang menginginkan suasana pegunungan sambil menyeruput secangkir kopi panas sambil memandang kerlap kerlip lampu kota Soreang dan Kota Bandung, berjalanlah ke Selatan ke perbatasan Kecamatan Soreang-Cangkuang-Bandasari. Di atas bukit sana ada banyak kafe yang menawarkan suasana seperti itu, seperti kafe Kopgun, H R D, dan kafe Magma.

Untuk menuju ke lokasi, bisa dari Jalan Bhayangkara Polresta Bandung atau dari Jalan Citaliktik --Banda Asri. Tapi, sebaiknya periksalah kondisi kendaraan Anda terlebih dahulu jika ingin menuju ke tempat ini. Kendaraan tua sebaiknya, dimudakan dulu. He-he, becanda.

Menikmati kopi asli dari alam Bandung Selatan di Kopgun Coffee. (Sumber: Instagram/kopgun_coffee)
Menikmati kopi asli dari alam Bandung Selatan di Kopgun Coffee. (Sumber: Instagram/kopgun_coffee)

Kafe Kopgun—perintis usaha kafe di tempat ini--berada di paling ujung Perumahan Banda Asri. Konon menurut sebagian penghuni perumahan ini, banyak warga yang akhirnya memilih pindah lagi dari tempat dengan alasan terlalu menanjak--hingga, candaannya, tak ada pedagang bakso beroda ke tempat ini. Hanya bisa dijangkau oleh emang bakso bermotor. Tapi, faktanya banyak juga warga yang merasa betah di perumahan ini.

Kelebihannya, dari Perumahan Banda Asri ini--apalagi kalau malam hari--akan tampak terhampar pemandangan Bandung Raya. Jutaan lampu berkelap kelip. Hingga lampu memanjang--tol Soroja--jadi pemandangan mengasyikkan. Apalagi sambil menikmati secangkir kopi hangat, sambil diterpa angin malam ngahiliwir.

Itulah yang barang kali menginspirasi warga Perumahan Banda Asri membuat Kafe Kopi Gunung. Kopi di kafe ini diproduksi dan diracik sendiri. 

Tersedia berbagai minuman dan makanan. Mulai dari kopi sachet Rp13 ribu-an hingga kopi yang agak mahal yang diproduksi dan diracik sendiri. Bajigur. Bandrek. Goreng pisang. Roti bakar. Hingga mi tek tek ala resep emang-emang yang suka lewat rumah.

Mengenai harga, bawa uang Rp500.000 cukuplah untuk mentraktir anggota komunitas.

Bagusnya malam hari kalau mau berkunjung ke kafe ini. Sebab, kebanyakan pengunjung datang ke sini tidak hanya bertujuan untuk menikmati secangkir kopi, yang lebih utama adalah "membeli" pemandangan Bandung Raya di waktu malam.

Tetapi, di siang hari banyak pula komunitas sepeda berkunjung ke tempat ini. Tujuan akhirnya--setelah menggenjot tanjakan--adalah menikmati kopi dan bisa juga makan nasi liwet.

Komunitas sepeda atau komunitas lain bisa minum di tempat ini. Nasi liwet bisa dipesan dulu. Tetapi menurut pelayan kafe, pemesanan maksimal 3 jam sebelumnya ya.

Ada yang tertarik? (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dudung Ridwan
Tentang Dudung Ridwan
Jurnalis dan Pengamat Bulutangkis
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 13 Okt 2025, 19:02 WIB

Disinhibisi Suporter Sepakbola

Saling sindir dan serang antar suporter pun tidak bisa dihindari, seperti tawuran di media sosial saling serang pun tidak bisa dihindari. 
Suporter tim nasional Indonesia. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 13 Okt 2025, 18:33 WIB

Bandung Menguatkan Ekosistem Esports Nasional

Beberapa tahun terakhir, industri eSports berkembang dari sekadar hobi menjadi arena kompetitif yang melibatkan teknologi, komunitas, dan ekonomi kreatif.
Beberapa tahun terakhir, industri eSports berkembang dari sekadar hobi menjadi arena kompetitif yang melibatkan teknologi, komunitas, dan ekonomi kreatif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 17:33 WIB

Mengatasi Permasalahan Limbah Plastik dengan Paving Block

Sampah plastik memang menjadi masalah krusial hampir di semua negara.
Ilustrasi Paving Block (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 17:01 WIB

'Jalan Jajan' di Soreang: Kulineran di Gading Tutuka, hingga Menyeruput Kopi Gunung

Berjalan jajan di Soreang, kulineran di Gading Tutuka, Pintu Keluar Tol Soroja, hingga menyeruput secangkir kopi di Kopi Gunung.
Berjalan jajan di Soreang, kulineran di Gading Tutuka, Pintu Keluar Tol Soroja, hingga menyeruput secangkir kopi di Kopi Gunung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dudung Ridwan)
Ayo Biz 13 Okt 2025, 16:33 WIB

Semilir Pagi Ramu Saji Heritage, Sarapan Pelan-Pelan bersama Nasi Kuning dan Cita Rasa Rumah

Bukan sekadar menu, nasi kuning di Ramu Saji Heritage adalah medium rasa yang membawa pengunjung pulang ke kenangan masa kecil.
Bukan sekadar menu, nasi kuning di Ramu Saji Heritage adalah medium rasa yang membawa pengunjung pulang ke kenangan masa kecil. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 15:16 WIB

Tinggal Meninggal Memang Bikin Kita Ketawa, tapi Pulang dengan Beban Pikiran

Film Tinggal Meninggal membawa warna baru serta keberanian baru bagi perfilman Indonesia.
Salah satu adegan film Tinggal Meninggal. (Sumber: Youtube/Imajinari)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 14:18 WIB

Memahami dan Menghargai demi Harmoni

Saatnya memperkuat semangat toleransi dan membangun perdamaian melalui kegiatan pameran dan diskusi terbuka.
Komik hasil adaptasi dari buku Dialog Peradaban. (Sumber: Instagram/pamerandialogperadaban)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 13:19 WIB

ASN, Meritokrasi, dan Jalan Panjang Penghapusan Honorer

Isu penghapusan tenaga honorer dan pengangkatan PPPK kembali mencuat.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Diskominfo Depok)
Ayo Jelajah 13 Okt 2025, 12:23 WIB

Dari Hotel Pos Road ke Savoy Homann, Jejak Kemewahan dan Saksi Sejarah Pembangunan Kota Bandung

Hotel Savoy Homann di Bandung menyimpan sejarah panjang sejak 1880, dari era kolonial hingga Konferensi Asia Afrika 1955, dengan arsitektur Art Deco yang ikonik.
Hotel Savoy Homann Bandung tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 09:25 WIB

Solat dan Stadion, Dilema para Bobotoh Saat Laga Persib

Praktik beragama kita yang kreatif, bikin tersenyum malu, dan sadar diri.
Konvoi Bobotoh, Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 13 Okt 2025, 08:10 WIB

Fitur Peta Instagram: Keintiman Konektivitas atau Peluang Kriminalitas?

Fitur terbaru dari instagram adalah membagikan peta lokasi pengguna yang bisa dibagikan dan diakses secara real time.
Fitur Peta di Instagram seharusnya menjadi perhatian bagi pengguna untuk tidak mudah FOMO akan tren sosmed yang hadir (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 20:04 WIB

Canda, Hantu, dan 'Jorang' sebagai Makanan Pokok Orang Sunda

Menentang budaya wibawa yang selalu menjaga batas bercanda, menjaga nalar rasional, dan menegakkan “adab” sensual yang hipokrit.
Camilan di Atas Karpet, Ketika Orang Sunda Kumpul dan Ngobrol (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 14:38 WIB

Pasar Seni ITB sebagai Jembatan antara Dua Wajah Bandung

Pasar Seni ITB bukan hanya sebatas ajang nostalgia, tapi juga bentuk perlawanan lembut,
Konferensi Pers Pasar Seni ITB 2025 di International Relation Office (IRO) ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung, Selasa 7 Oktober 2025. (Sumber: ayobandung.id| Foto: Irfan Al-Farits)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 11:06 WIB

Polemik Tanggal Lahir Persib dan Krisis Kepercayaan Publik terhadap Akademisi

Bagaimana jika sesuatu yang selama ini kita yakini sebagai kebenaran ternyata dianggap keliru oleh sebagian orang?
Pengukuhan Hari Jadi Persib Bandung pada akhir 2023 lalu. (Sumber: dok. Persib)
Ayo Jelajah 12 Okt 2025, 10:58 WIB

Jejak Sejarah Bandung Dijuluki Kota Kembang, Warisan Kongres Gula 1899

Tak cuma karena bunga, julukan Kota Kembang dipoles dengan kisah Kongres Gula 1899 dan para mojang Bandung yang memesona kaum meneer.
Mojang Belanda di Bandung tahun 1900-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 10:32 WIB

Int(Earth)Religious Dialogue

Ide tentang melibatkan alam sebagai subjek aktif dalam dialog lintas agama-iman.
Pohon dan Langit Biru (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 12 Okt 2025, 09:07 WIB

Mispersepsi Penggunaan Obat Amoxillin di Masyarakat

Amoxillin merupakan jenis antibiotik yang penggunaannya tidak pernah tepat guna dan sering menimbulkan resistensi antibiotik.
Amoxillin menjadi salah satu jenis antibiotik yang penggunannya sering mengundang miss persepsi di masyarakat. (Sumber: Freepik)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 19:27 WIB

Bandung dan Denyut Motorcross Indonesia yang Kian Menggeliat

Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia.
Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia. (Sumber: Ist)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 15:05 WIB

Ketika Mendaki Menjadi Gerakan Ekonomi dan Pelestarian: Menyatukan Langkah Menuju Pariwisata yang Berkelanjutan

Di balik geliat pariwisata, muncul tantangan besar, bagaimana menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal secara berkelanjutan?
Digagas oleh Mahameru, Inisiatif seperti Hiking Fest 2025 menjadi ilustrasi bagaimana kegiatan wisata bisa dirancang untuk membawa dampak positif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 13:45 WIB

Jejak Panjang Perjalanan Bisnis Opey: Membangun Dua Brand Lokal Ikonik Skaters dan Mahameru

Muchammad Thofan atau akrab disapa Opey telah menorehkan jejak panjang sebagai founder sekaligus owner dua brand yang kini menjadi ikon yakni Skaters dan Mahameru.
Muchammad Thofan atau akrab disapa Opey telah menorehkan jejak panjang sebagai founder sekaligus owner dua brand yang kini menjadi ikon yakni Skaters dan Mahameru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)