Mari Membenahi Kota Bandung

Eli Rusli
Ditulis oleh Eli Rusli diterbitkan Selasa 21 Okt 2025, 14:40 WIB
Tidak masuknya Kota Bandung ke dalam 10 Kabupaten/Kota Paling Berkelanjutan Tahun 2025 tidak mengherankan apabila keadaan kota masih seperti yang penulis uraikan di atas. (Sumber: Pexels/RESA GUMILAR)

Tidak masuknya Kota Bandung ke dalam 10 Kabupaten/Kota Paling Berkelanjutan Tahun 2025 tidak mengherankan apabila keadaan kota masih seperti yang penulis uraikan di atas. (Sumber: Pexels/RESA GUMILAR)

Universitas Indonesia (UI) telah merilis 10 Kabupaten/Kota Paling Berkelanjutan Tahun 2025. Dari daftar 10 kabupaten/kota tidak satu pun dari daerah Bandung Raya yang masuk ke dalam daftar tesebut.

Kota Bandung berada di peringkat ke-20, Kota Cimahi ke-28, Kabupaten Bandung ke-38, sedangkan Kabupaten Bandung Barat tidak tercantum dalam 71 kabupaten/kota dari 23 provinsi yang turut serta.

Mengapa tidak satu pun dari kabupaten/kota di Bandung Raya, khususnya Kota Bandung tidak masuk ke dalam 10 besar Kabupaten/Kota Paling Berkelanjutan Tahun 2025. Padahal Kota Bandung termasuk salah satu kota yang menarik wisatawan dari luar kota.

Dari enam kategori penilaian yaitu penataan ruang dan infrastrukrur, energi dan perubahan iklim, tata kelola sampah dan limbah, tata kelola air, akses dan mobilitas, dan tata pamong/governance, penulis hanya akan menguraikan berdasarkan pengalaman dan sudut pandang penulis sebagai warga Kota Bandung.

Di jaman Ridwan Kamil menjadi Walikota Bandung, ruang terbuka hijau dan fasilitas bagi masyarakat dibuka di beberapa wilayah Kota Bandung. Taman-taman tematik berdiri dan menjadi tempat berkumpul dan beraktivitas warga Kota Bandung. Berdasarkan survei tahun 2017, indeks kebahagiaan Kota Bandung meningkat. Namun seiring waktu taman-taman itu kurang terawat dan perlahan-lahan mulai ditinggalkan.

Satu masalah yang tidak tuntas hingga sekarang adalah pengelolaan lahan bekas Palaguna Plaza di seberang alun-alun Kota Bandung. Lokasinya yang berada di tengah-tengah kota tentu menjadi titik poin bagi penilaian tata ruang kota. Pemkot Bandung dan Pemda Jabar, sebagai pemilik lahan harus segera menyelesaikan masalah ini. Sok atuh rék dijieun naon? Yang penting buat kepentingan warga Kota Bandung.

Mengapa Kota Bandung tidak sesejuk dulu? Tahun 1988 ketika penulis menginap di kosan kakak di Ledeng tidak berani mandi pagi. Sebagai urang Ciamis yang bercuaca panas, mandi di Kota Bandung seperti mandi dengan air kulkas. Pun demikian ketika penulis kuliah di IKIP/UPI pertengahan tahun 90-an. Air tanah mengalir dengan deras dan dingin. Namun pada tahun ini juga menulis mulai menyaksikan pembangunan pemukiman di kawasan Dago. Sawah-sawah dan kebun yang menghampar di kawasan Cipaku perlahan-lahan menjadi kawasan perumahan elite.

Perubahan iklim di Kota Bandung tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan yang melegalkan pembangunan di Kawasan Bandung Utara (KBU). Kawasan Bandung Utara yang dulunya hijau kini bertebaran vila-vila, pemukiman, dan perkebunan. Rék teu hareudang kumaha atuh cicing di Bandung. Acan mun hujan, cileuncang jeung banjir dimana-mana.

Masalah sampah? Bandung mah juara, beberapa kali Kota Bandung menjadi lautan sampah? Setiap kali TPA Sarimukti ada ‘masalah’ pasti akan berimbas kepada tumpukan sampah di Kota Bandung. Pemkot Bandung sebenarnya tidak diam, ada program Kang Pisman, mengembangkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Rumah Maggot, dan lain-lain. Namun bertambahnya penduduk dan partisipasi warga Kota Bandung dalam mengelola sampah masih kurang. Masih ada warga nu miceun runtah sangeunahna. Ini yang mungkin mengurangi penilaian terhadap Kota Bandung.

Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Kecamatan Lengkong adalah ruang hidup yang terus bergerak, menyimpan potensi wisata dan bisnis yang menjanjikan, sekaligus menjadi cermin keberagaman dan kreativitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Dalam hal akses dan mobilitas, Kota Bandung masih seperti benang pajeujeut. Bahkan TomTom Traffic menjatuhkan vonis Kota Bandung sebagai kota termacet nomor satu di Indonesia dan temacet ke-12 di dunia tahun 2024. Tahun 90-an dimana angkutan kota masih merajai jalanan Kota Bandung, titik-titik macet tidak sebanyak sekarang. Penulis masih bisa menghitung dengan tepat harus pergi jam berapa supaya sampai tepat waktu di tempat yang dituju. Sekarang menghitung seperti itu tidak bisa dilakukan.

Contoh terbaru kemarin pada saat ada acara Pasar Seni ITB 2025 dan Karnaval Asia Afrika 2025. Karena banyak pengunjung dan penutupan jalan terjadi kepadatan lalu lintas. Sekedar pembanding, dulu ketika Persib bermain di Stadion Siliwangi, ada acara musik di Gasibu/Gedung Sate, dan acara di Saparua, sama-sama terjadi kemacetan tetapi tidak seperti ini. Yang membedakan, dulu warga Kota Bandung datang ke sebuah acara itu kebanyakan menggunakan angkutan umum sehingga kemacetan tidak melebar kemana-mana.

Sekarang, saking melubernya kendaraan pribadi di jalanan Kota Bandung kemacetan hampir terjadi setiap hari di beberapa titik kota. Berbagai kebijakan seperti ajakan supaya warga Kota Bandung kembali menggunakan angkutan umum sepertinya kurang digubris. Padahal kunci utama untuk mengurangi bahkan menghilangkan kemacetan di Kota Bandung adalah dengan menggunakan angkutan umum. Jalan layang ditambah atau melebarkan jalan tetap tidak akan menyelesaikan masalah kemacetan di Kota Bandung karena volume kendaraan juga semakin bertambah.

Dalam Koran Sunda Galura edisi III Oktober 2025, wartawan senior Abdullah Mustappa dalam kolom Bakekok, mengajak kembali menggunakan sepeda. Selain mengurangi polusi juga dapat mengurangi kemacetan. Namun beliau sangsi, kebiasaan naik sepeda yang populer di negara-negara eropa tidak akan bisa diterapkan di Kota Bandung. Alasannya, pertama sifat gumenak masih melekat pada bangsa kita. Kelas status sosial yang tinggi diukur dengan besarnya materi, contohnya memiliki kendaraan. Kedua sifat gengsi jika bepergian harus menggunakan kendaraan umum.

Tambahan untuk Pemkot Bandung, tolong lihat jalur sepeda yang tahun lalu digali buat penanaman kabel bawah tanah. Meski sudah ditutup, angger wé jalanna rarinjul tidak seperti dulu lagi. Lihatlah jalur sepeda di Jalan Aceh, seperti rata padahal tidak rata. Picilakaeun.

Tidak masuknya Kota Bandung ke dalam 10 Kabupaten/Kota Paling Berkelanjutan Tahun 2025 tidak mengherankan apabila keadaan kota masih seperti yang penulis uraikan di atas. Perlu regulasi yang tepat serta kesadaran warga agar merasa memiliki Kota Bandung. Cing atuhlah ari nyaah ka Kota Bandung mah minimal tong miceun runtah sangeunahna, trotoar dipaké parkir, dan lain-lain.

Meski penulis kurang mengetahui detail indikator penilaian untuk memperoleh penghargaan tersebut, dengan tidak masuknya Kota Bandung ke dalam 10 besar menjadi warning buat Kang Farhan dan Kang Erwin. Bahwa Kota Bandung menjadi tujuan wisata memang betul tetapi masih banyak yang harus dibenahi.

Semoga hasil penilaian ini memacu pemkot dan masyarakat Kota Bandung untuk lebih peduli lagi dengan kotanya. Dan sebagai warga Kota Bandung kita tidak usah berkecil hati karena meski tidak masuk ke dalam sepuluh besar, Kota Bandung tetap nomor satu di antara kabupaten/kota se-Bandung Raya. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Eli Rusli
Tentang Eli Rusli
Menulis cerita pendek dan opini dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:40 WIB

Sisi ‘Gelap’ Bandung di Batununggal

Keresahan masyarakat atas minimnya penerangan di area Jalan Batununggal, Kota Bandung.
Kondisi jalanan di Batununggal saat malam hari pada Rabu (3/12/25). (Sumber: Penulis | Foto: Adventia)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:22 WIB

Farhan Vs. KDM

Banyak kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berseberangan dengan Wali Kota dan Bupati Bandung.
Banyak kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berseberangan dengan Wali Kota dan Bupati Bandung. (Sumber: Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:15 WIB

Catatan Warga untuk Wali Kota Farhan: Lubang Jalan, Lubang Kepercayaan Publik

Masyarakat selalu dihantui oleh satu masalah paling klise yang tak ada habisnya yaitu jalan berlubang dimana-mana. 
Salah Satu titik jalan berlubang di Jl. Lombok, Merdeka, Kec.Sumur Bandung, Kota Bandung.(3/12/2025) (Sumber: Nabila Putri Wiritanaya)
Ayo Biz 07 Des 2025, 20:13 WIB

Bandung Menjadi Pusat Inovasi Hotel Ramah Lingkungan Bertaraf Internasional

Bandung kini menegaskan dirinya bukan hanya sebagai kota kreatif dan kuliner, tetapi juga sebagai laboratorium hidup bagi praktik keberlanjutan di sektor pariwisata.
The Gaia Hotel Bandung membuktikan bahwa komitmen terhadap keberlanjutan dapat menjadi sumber daya saing, peluang investasi, dan jalan menuju pariwisata yang lebih inklusif dan berdaya tahan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:07 WIB

Halte Bus Bandung: Wajah Buram Transportasi Publik

Halte menjadi salah satu fasilitas umum yang sangat terabaikan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Kondisi halte yang basah dan minim pencahayaan pada malam hari di Halte Tegalgea, Jl. Moch. Toha, Kec. Regol, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tsaqifa Dhiyaul Hawa)
Ayo Jelajah 07 Des 2025, 19:54 WIB

Gunung Burangrang, Eksotisme Kaldera Tropis dalam Imajinasi Wisata Kolonial Priangan

Catatan kolonial menggambarkan Gunung Burangrang sebagai lanskap eksotik Priangan yang harus dipetakan dan ditaklukkan lewat wisata alam.
Gunung Burangrang.
Ayo Netizen 07 Des 2025, 19:46 WIB

Di Antara Ombak Buatan dan Tawa Keluarga di Bandung Barat

Wahoo Waterworld, taman air modern yang seru di Bandung Barat.
Area masuk Wahoo Waterworld yang menampilkan ikon roda kemudi besar di kawasan Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung Barat, Senin (10/11/2025). (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Adifa Arsyad)
Beranda 07 Des 2025, 19:44 WIB

Bencana Alam Itu Tidak Jauh, Sudah di Depan Hidung Kita

Data bencana alam BNPB tahun 2024 menyatakan Jawa Barat sebagai provinsi yang paling sering mengalami bencana, yakni sebanyak 461 kejadian.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Biz 07 Des 2025, 19:30 WIB

Ekosistem Esports Bandung Menjadi Model Pertemuan Teknologi Komunitas dan Budaya

Industri esports Indonesia sedang berada di persimpangan penting dan tumbuh lebih besar menjadi ekosistem yang lebih dari sekadar tren hiburan.
Ilustrasi. Industri eSports telah berkembang dari sekadar hobi menjadi arena kompetitif yang melibatkan teknologi, komunitas, dan ekonomi kreatif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 07 Des 2025, 19:02 WIB

Inklusiland 2025: Mewujudkan Indonesia Inklusif

Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun ini menjadi momentum bersejarah bagi sahabat disabilitas Indonesia.
Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun ini menjadi momentum bersejarah bagi sahabat disabilitas Indonesia. (Sumber: Istimewa)
Beranda 07 Des 2025, 18:57 WIB

Braga Beken: Wajah Baru Braga yang Lebih Ramah Pejalan Kaki di Akhir Pekan

Tidak ada lagi klakson atau deru mesin kendaraan yang memecah riuh suasana. Para pejalan kaki mendominasi jalan sepanjang kurang lebih 380 meter itu
Pengunjung Jalan Braga menikmati suasana jalan yang terbebas dari kendaraan, Sabtu (6/7). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 18:40 WIB

Bila Gempa Terjadi Saat Berada di Mal

Apa yang akan dilakukan bila saat berada di dalam mal, di dalam stadion, di dalam gedung konser, terjadi gempa bumi?
Sebelum terjadi gempa, kenali kegunaan nomor dan tanda-tanda yang ada dalam panel di dinding litf. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 18:21 WIB

Catatan Warga untuk Wali Kota M. Farhan: Menata Arah Penanganan Pengangguran Bandung

Meningkatnya angka pengangguran di Kota Bandung dan menyoroti bagaimana ketidakseimbangan antara kebutuhan industri dan keterampilan warga.
Seorang pengendara motor melaju di jalan Kota Bandung siang hari. (29/10/2024) (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 07:27 WIB

Ketan Bakar Nurjaman: Cita Rasa Bandung ketika Malam

Di tengah dinginnya malam, ada satu kehangatan yang tetap hidup di sudut kota: Ketan Bakar Nurjaman.
Ketan Bakar Nurjaman. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Fikri Akmal)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 05:30 WIB

Tak Ada Teja Paku Alam, Fitrah Maulana pun Jadi

Fitrah Maulana—yang didapuk mendampingi pelatih Persib, Bojan Hodak-- menangis tersedu-sedu. Suasana pun menjadi haru. 
Fitrah Maulana, kiper muda Persib Bandung. (Sumber: Dok. Persib)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 05:06 WIB

Nasi Bakar Saparua, Hangatnya Malam Bandung dalam Sebungkus Rasa

Nasi Bakar Saparua adalah pilihan kuliner praktis di Bandung dengan cita rasa gurih pedas.
Di balik kepulan asap dan lampu kuning temaram, ada rasa yang bikin balik lagi. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 06 Des 2025, 19:38 WIB

Gaya Hidup Sehat Anak Muda Bandung Tumbuh Bersama Treat a Cup

Treat a Cup tampil berbeda dengan menekankan pentingnya kesadaran akan kesehatan melalui makanan dan minuman yang mereka sajikan.
Treat a Cup tampil berbeda dengan menekankan pentingnya kesadaran akan kesehatan melalui makanan dan minuman yang mereka sajikan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 06 Des 2025, 11:45 WIB

Momentum Libur Natal dan Tahun Baru Jadi Peluang Emas Industri Hotel Bandung

Momentum libur Natal dan Tahun Baru tetap menjadi peluang emas bagi hotel-hotel untuk meningkatkan hunian kamar sekaligus memperkuat citra mereka sebagai destinasi liburan.
Momentum libur Natal dan Tahun Baru tetap menjadi peluang emas bagi hotel-hotel untuk meningkatkan hunian kamar sekaligus memperkuat citra mereka sebagai destinasi liburan. (Sumber: Four Points by Sheraton Bandung)
Ayo Netizen 05 Des 2025, 21:20 WIB

Mewujudkan Asa Bandung Teknopolis 

Di kawasan industri Gedebage ada entitas industri yang masih memberikan asa Bandung teknopolis.
Hangar machining Pudak Group di kawasan industri Gedebage Bandung yang memproduksi komponen pesawat terbang pesanan Airbus dan Boeing (Sumber: dokpri | Foto: Totok Siswantara)
Ayo Netizen 05 Des 2025, 19:35 WIB

Dialog Menyentuh Kang Mus dan Kang Bahar di 'Preman Pensiun 1'

EPY KUSNANDAR alias Muslihat alias Kang Mus'i Rabu, 3 Desember 2025, lalu telah meninggalkan kita menghadap Yang Mahakuasa.
Ilustrasi Kang Mus. (Sumber: Istimewa)