Relevansi Tingkat Pengangguran, Pola Konsumsi, Limbah Makanan, dan Krisis Iklim

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Selasa 21 Okt 2025, 10:02 WIB
Fakta Jawa Barat sebagai provinsi termiskin ke dua justru berbanding terbalik dengan pola konsumsi yang tinggi yang menghasilkan limbah terbanyak kedua setelah limbah styrofoam. (Sumber: Freepik)

Fakta Jawa Barat sebagai provinsi termiskin ke dua justru berbanding terbalik dengan pola konsumsi yang tinggi yang menghasilkan limbah terbanyak kedua setelah limbah styrofoam. (Sumber: Freepik)

Berdasarkan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada September 2024 Jawa Barat termasuk peringkat kedua sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia. Dengan jumlah yang tercatat 3.67 juta warga Jabar yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat Darwis Sitorus menyatakan bahwa kondisi ekonomi makro yang membaik menjadi faktor penting dalam penurunan angka kemiskinan di Jabar.

Berdasarkan BPS Kota Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat menduduki peringkat ke-16 dari jumlah kab/kota yang ada di Jawa Barat. Meski posisinya di tengah tapi tetap saja jumlah pengangguran di Kota Bandung turut menyumbang angka kemiskinan di Jawa Barat.

Dilansir dari kumparan.com bahwa daya beli masyarakat menjadi salah satu parameter yang bisa diperhitungkan dalam pertumbuhan ekonomi. Daya beli masyarakat yang rendah justru mempengaruhi kondisi pasar yang semakin lesu. Pergerakan roda perekonomian yang melambat akan menimbulkan inflansi.

Hal ini sejalan dengan kondisi pasar tradisional yang semakin lesu. Beberapa waktu yang lalu saat melintasi kawasan Pasar Baru Kota Bandung hampir tidak terlihat kehidupan di sana. Pasar yang dulunya dipenuhi dengan sejumlah warga yang sering berbelanja kini hampir hilang dari hingar-bingar tersebut. Sejumlah ruko bahkan sudah banyak yang tutup.

Tidak jauh dari Pasar Baru, Pasar ITC Kebon Kepala juga mengalami kondisi yang sama. Beberapa akun pedagang di pasar tersebut sering memberitakan informasi perihal kondisi pasar yang semakin lesu melalui media sosial. Mereka mengatakan bahwa hampir setiap hari pengunjung yang datang berjumlah sedikit bahkan sesekali tidak ada. Tak hanya itu bahkan sejumlah pedagang yang mencoba berjualan dengan cara live di tiktok juga tidak semudah itu menarik pelanggan.

Penjualan secara digital memang tidak bisa dihalangi karena perkembangan zaman sudah semakin maju. Hanya saja regulasi perihal penjualan di media digital perlu dibenahi agar tidak terjadi ketimpangan.

Pola Konsumsi Masyarakat Kota Bandung

Pada umumnya semakin tinggi kesejahteraan masyarakat suatu wilayah, pangsa pengeluaran pangan penduduknya semakin kecil, demikian sebaliknya (Deaton dan Muelbauer dalam Ilham Sinaga 2007,1).

Menurut data yang dihimpun oleh BPS konsumsi bukan makanan di Jawa Barat sebesar Rp.912.925 per kapita sebulan, yang mana lebih tinggi dibandingkan dengan konsumsi makanan sebesar Rp.803. 842 per kapita sebulan.

Pernyataan ini mungkin bisa saja selaras dengan tren antrean I-Phone 17 yang ada di Bandung. Mengingat Jawa Barat sebagai provinsi termiskin kedua ternyata berbanding terbalik dengan kondisi dan fakta di masyarakat yang justru memperlihatkan gaya hidup sosialita.

Antusiasme masyarakat dalam memberi barang mewah memang tidak lepas dari tren global dan tekanan status sosial di masyarakat. Berapa banyak dari masyarakat yang benar-benar memiliki "Uang Dingin" di luar kebutuhan kehidupan sehari-hari. Namun tidak bisa dipungkiri juga bahwa sebagian besar masyarakat justru sudah menunjukkan perilaku konsumen yang konsumtif. Di mana sebetulnya barang mewah tersebut bukan kebutuhan mobilitas tapi keinginan untuk mendapat pengakuan dari sosial.

Akhirnya untuk memenuhi tren dan tekanan status sosial menjadikan masyarakat melakukan segala hal untuk memenuhi keinginannya salah satunya melalui judi online dan pinjaman online. Berapa banyak data dan berita yang menunjukkan sebagian masyarakat yang terjerat masalah dunia digital karena menggunakan uang untuk memenuhi gaya hidup konsumtif dan bukan untuk kebutuhan primer.

Berapa banyak karyawan yang dipecat oleh perusahaan karena ditemukan telah melakukan judol dan pinjol. Kondisi masyarakat seperti ini yang justru menjadi penyumbang angka pengangguran khususnya di Jawa Barat.

Baca Juga: Menyelamatkan Kebosanan Beragama dari Para Penganutnya

Pengelolaan sampah di pasar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Pengelolaan sampah di pasar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Meski pola pengeluaran makanan di Jawa Barat lebih kecil dari pengeluaran bukan makanan. Namun fakta di lapangan justru mengungkapkan bahwa sebagian besar limbah sisa makanan menjadi masalah terbesar di Kota Bandung.

Menurut Kepala Bidang Penataan Ruang Dinas Lingkungan Hidup Jabar, Eko Damayanto mengungkapkan bahwa kondisi sampah di Jawa Barat tercatat 25.333 ton per hari dengan dominasi sisa sampah makanan sebanyak 40.60% disusul sampah plastik sebesar 19.69% dan sampah kertas 13.28%.

Data tersebut menimbulkan beberapa pertanyaan. Pertama, di tengah angka pengangguran yang tinggi berbanding terbalik dengan fakta limbah sisa makanan yang justru berada di tingkat pertama.

Kedua, apakah limbah sisa makanan dihasilkan dari mereka yang hidup berkecukupan lalu menjadikan makanan sebagai komoditas yang layak untuk disia-siakan. Jika pertanyaan kedua jawabannya iya maka seharusnya perlu dilakukan pengorganisiran terhadap masyarakat kalangan berkecukupan untuk mengumpulkan sejumlah makanan yang masih dalam kondisi baik kemudian bisa berguna dengan cara membagikan kepada mereka yang membutuhkan. Dengan demikian maka limba sisa makanan akan jauh menyusut. Bahkan Aksata Pangan sudah melakukan kegiatan pengumpulan makanan layak melalui Bank Makanan.

Ketiga, apakah justru limbah sisa makanan dihasilkan dari mereka yang pengangguran tapi memiliki pola konsumsi yang konsumtif. Jika jawabannya iya maka fakta ini sejalan dengan angka pengangguran di masyarakat yang lebih mementingkan gaya hidup konsumtif dibandingkan dengan kebutuhan primer. Bahkan kondisi ini tidak hanya membuat masyarakat berjudi dan berhutang tapi juga menjadi penyumbang limbah makanan yang dianggap hanya komoditas bukan sesuatu yang seharusnya disyukuri.

Distraksi barang mewah tersebut yang membuat masyarakat tidak lagi menghargai makanan sebagai sesuatu yang penting. Misalnya melakukan kegiatan makan sambil scroll media sosial yang menghilangkan meaningfull dalam prosesnya.

Krisis Iklim dari Limbah Sisa Makanan

Berdasarkan penelitian bahwa limbah sisa makanan bisa menyumbang 8-10% kerusakan alam dan perubahan iklim. Pernyataan ini selaras dengan pernyataan Karina Nursyafira sebagai Chief Resources Development Aksata Pangan.

Berdasarkan angka FAU, setelah dilakukan penelitian bahwa 1/3 makanan yang diproduksi atau dikonsumsi itu hilang atau terbuang disebut Food loss and waste.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WRI pada waktu itu dinyatakan bahwa 8% dari emisi rumah kaca dihasilkan oleh sampah makanan. Jika 8% itu dianggap sebagai sebuah negara maka dia dianggap akan melewati Tiongkok dan Amerika. Jadi emisi rumah kaca itu memiliki gas yang bernama metana. Gas ini merupakan yang paling dahsyat karena dia 25-80 x lebih besar bahayanya daripada Co2

Fenomena ini sudah terbukti dengan kejadian yang pernah menimpa TPA Leuwi Gajah pada tahun 2005 yang meledak akibat gas metana yang disebabkan oleh limbah sisa makanan. Tentu masalah ini bukan hanya krusial bagi individu tapi juga untuk bumi yang semakin menua.

Meski imbauan terhadap pemilihan sampah organik dan anorganik sudah sering dilakukan. Fakta di lapangan mengungkapkan bahwa masih ada mis persepsi yang terjadi antara masyarakat dengan petugas. Sebagian masyarakat yang sudah memisahkan sampah justru tidak sejalan dengan petugas yang kemudian tetap menyatukan kedua jenis sampah tersebut.

Hal ini yang justru membuat masyarakat jadi enggan dan malas untuk memisahkan sampah karena dianggap sia-sia. Kondisi ini diperparah dengan sebagian masyarakat lain yang justru tidak memiliki kesadaran bahwa pemilihan jenis sampah bisa berdampak terhadap lingkungan.

Indonesia sendiri menjadi negara peringkat ke 5 penghasil sampah makanan di dunia dan peringkat 1 di ASEAN. Berdasarkan kajian dari BAPERNAS, Indonesia bisa menghasilkan 23-48 juta ton/ tahun atau 115-180 kg/kapita/tahun yang tentu memberi efek yang tidak baik terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Hal ini menjadi ironi ketika Indonesia mempunyai kekayaan sumber daya alam tapi justru ada ketimpangan terkait makanan tersebut bagi masyarakat yang membutuhkan.

Karena semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah maka pangsa pengeluran pangan di masyarakat semakin kecil. Sementara fakta di Jawa Barat khususnya di Kota Bandung tingkat pengangguran yang tinggi tidak sebanding dengan pola konsumi pangan yang besar di masyarakat. Dimana ditandai dengan limbah sisa makanan yang semakin tinggi.

Kemudian sisa limbah makanan ini akan menjadi penyumbang krisis iklim tak hanya untuk Indonesia tapi untuk dunia. Itu kenapa kemungkinan terbesar Kota Bandung tidak terpilih sebagai perwakilan kota paling berkelanjutan 2025 karena berbagai macam faktor tersebut. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 13 Des 2025, 17:34 WIB

Jawa Barat Siapkan Distribusi BBM dan LPG Hadapi Lonjakan Libur Nataru

Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Ilustrasi. Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 13 Des 2025, 14:22 WIB

Di Balik Gemerlap Belanja Akhir Tahun, Seberapa Siap Mall Bandung Hadapi Bencana?

Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya.
Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 21:18 WIB

Menjaga Martabat Kebudayaan di Tengah Krisis Moral

Kebudayaan Bandung harus kembali menjadi ruang etika publik--bukan pelengkap seremonial kekuasaan.
Kegiatan rampak gitar akustik Revolution Is..di Taman Cikapayang
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:31 WIB

Krisis Tempat Parkir di Kota Bandung Memicu Maraknya Parkir Liar

Krisis parkir Kota Bandung makin parah, banyak kendaraan parkir liar hingga sebabkan macet.
Rambu dilarang parkir jelas terpampang, tapi kendaraan masih berhenti seenaknya. Parkir liar bukan hanya melanggar aturan, tapi merampas hak pengguna jalan, Rabu (3/12/25) Alun-Alun Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ishanna Nagi)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:20 WIB

Gelaran Pasar Kreatif Jawa Barat dan Tantangan Layanan Publik Kota Bandung

Pasar Kreatif Jawa Barat menjadi pengingat bahwa Bandung memiliki potensi luar biasa, namun masih membutuhkan peningkatan kualitas layanan publik.
Sejumlah pengunjung memadati area Pasar Kreatif Jawa Barat di Jalan Pahlawan No.70 Kota Bandung, Rabu (03/12/2025). (Foto: Rangga Dwi Rizky)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 19:08 WIB

Hikayat Paseh Bandung, Jejak Priangan Lama yang Diam-diam Punya Sejarah Panjang

Sejarah Paseh sejak masa kolonial, desa-desa tua, catatan wisata kolonial, hingga transformasinya menjadi kawasan industri tekstil.
Desa Drawati di Kecamatan Paseh. (Sumber: YouTube Desa Drawati)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 18:57 WIB

Kota untuk Siapa: Gemerlap Bandung dan Sunyi Warga Tanpa Rumah

Bandung sibuk mempercantik wajah kota, tapi lupa menata nasib warganya yang tidur di trotoar.
Seorang tunawisma menyusuri lorong Pasar pada malam hari (29/10/25) dengan memanggul karung besar di Jln. ABC, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung. (Foto: Rajwaa Munggarana)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 17:53 WIB

Hubungan Diam-Diam antara Matematika dan Menulis

Penjelasan akan matematika dan penulisan memiliki hubungan yang menarik.
Matematika pun memerlukan penulisan sebagai jawaban formal di perkuliahan. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Caroline Jessie Winata)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:44 WIB

Banjir Orderan Cucian Tarif Murah, Omzet Tembus Jutaan Sehari

Laundrypedia di Kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, tumbuh cepat dengan layanan antar-jemput tepat waktu dan omzet harian lebih dari Rp3 juta.
Laundrypedia hadir diperumahan padat menjadi andalan mahasiswa, di kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, Kamis 06 November 2025. (Sumber: Fadya Rahma Syifa | Foto: Fadya Rahma Syifa)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:29 WIB

Kedai Kekinian yang Menjadi Tempat Favorit Anak Sekolah dan Mahasiswa Telkom University

MirukiWay, UMKM kuliner Bandung sejak 2019, tumbuh lewat inovasi dan kedekatan dengan konsumen muda.
Suasana depan toko MirukiWay di Jl. Sukapura No.14 Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa, (28/10/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nasywa Hanifah Alya' Al-Muchlisin)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:53 WIB

Bandung Kehilangan Arah Kepemimpinan yang Progresif

Bandung kehilangan kepemimpinan yang progresif yang dapat mengarahkan dan secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meninjau lokasi banjir di kawasan Rancanumpang. (Sumber: Humas Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:31 WIB

Tren Olahraga Padel Memicu Pembangunan Cepat Tanpa Menperhitungkan Aspek Keselamatan Jangka Panjang?

Fenomena maraknya pembangunan lapangan padel yang tumbuh dengan cepat di berbagai kota khususnya Bandung.
Olahraga padel muncul sebagai magnet baru yang menjanjikan, bukan hanya bagi penggiat olahraga, tapi juga bagi pelaku bisnis dan investor. (Sumber: The Grand Central Court)
Beranda 12 Des 2025, 13:56 WIB

Tekanan Biological Clock dan Ancaman Sosial bagi Generasi Mendatang

Istilah biological clock ini digunakan untuk menggambarkan tekanan waktu yang dialami individu, berkaitan dengan usia dan kemampuan biologis tubuh.
Perempuan seringkali dituntut untuk mengambil keputusan berdasarkan pada tekanan sosial yang ada di masyarakat. (Sumber: Unsplash | Foto: Alex Jones)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 13:39 WIB

Jalan Kota yang Redup, Area Gelap Bandung Dibiarkan sampai Kapan?

Gelapnya beberapa jalan di Kota Bandung kembali menjadi perhatian pengendara yang berkendara di malam hari.
Kurangnya Pencahayaan di Jalan Terusan Buah Batu, Kota Bandung, pada Senin, 1 Desember 2025 (Sumber: Dok. Penulis| Foto: Zaki)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 12:56 WIB

Kegiatan Literasi Kok Bisa Jadi Petualangan, Apa yang Terjadi?

Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum.
Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 10:28 WIB

Bandung Punya Banyak Panti Asuhan, Mulailah Berbagi dari yang Terdekat

Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga.
Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:20 WIB

Menikmati Bandung Malam Bersama Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse

Seporsi Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse Bandung menghadirkan kehangatan, aroma, dan rasa yang merayakan Bandung.
Ribeye Meltique, salah satu menu favorit di Justus Steakhouse. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Seli Siti Amaliah Putri)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:12 WIB

Seboeah Tjinta: Surga Coquette di Bandung

Jelajahi Seboeah Tjinta, kafe hidden gem di Cihapit yang viral karena estetika coquette yang manis, spot instagramable hingga dessert yang comforting.
Suasana Seboeah Tjinta Cafe yang identik dengan gaya coquette yang manis. (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 07:14 WIB

Hikayat Situ Cileunca, Danau Buatan yang Bikin Wisatawan Eropa Terpesona

Kisah Situ Cileunca, danau buatan yang dibangun Belanda pada 1920-an, berperan penting bagi PLTA, dan kini menjadi ikon wisata Pangalengan.
Potret zaman baheula Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)