AYOBANDUNG.ID -- Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, pusat perbelanjaan di Bandung menghadapi ujian besar: bagaimana memastikan kenyamanan pengunjung sekaligus kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya.
Tenth Avenue Mall Bandung, yang baru beroperasi sejak Maret 2025, menjadi contoh kecil dengan menggelar simulasi kebakaran bersama Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung. Simulasi ini bukan sekadar latihan, melainkan bagian dari strategi membangun budaya keselamatan di ruang publik modern.
General Manager Tenth Avenue Bandung, Aditia Fahmi menegaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kewaspadaan setiap karyawan yang bertugas di area mall.
“Kegiatan ini pun bertujuan untuk meningkatkan keamanan serta kenyaman pengunjung saat berada di area Mall Tenth Avenue Mall,” kata Aditia.

Langkah ini sejalan dengan data terbaru dari Disdamkarmat Kota Bandung yang mencatat lebih dari seratus kasus kebakaran sepanjang semester pertama 2025.
Mayoritas insiden terjadi akibat korsleting listrik, sebuah ancaman yang juga bisa muncul di pusat perbelanjaan dengan aktivitas padat dan penggunaan listrik tinggi.
Dalam simulasi, seluruh staf dan tenant dilatih menghadapi skenario evakuasi massal. Mereka diarahkan untuk memahami jalur keluar darurat, mengatur arus pengunjung agar tidak panik, serta memastikan komunikasi berjalan efektif. Edukasi ini menjadi penting karena pengalaman menunjukkan bahwa kepanikan sering kali memperburuk keadaan.
Selain evakuasi, peserta juga dilatih menggunakan APAR untuk menangani api kecil. Pengetahuan dasar ini krusial, mengingat kebakaran sering kali bermula dari hal kecil yang tidak segera ditangani.
Tahapan berikutnya adalah praktik penggunaan hydrant. Peserta diajarkan cara mengoperasikan peralatan tersebut serta prosedur komunikasi untuk segera menghubungi tim pemadam kebakaran jika situasi tidak dapat ditangani secara mandiri.
Aditia menambahkan bahwa seluruh fasilitas keselamatan di Tenth Avenue Mall telah diperiksa dan dipastikan sesuai standar.
“Selama menghadapi liburan dan tahun baru, kami pastikan seluruh fasilitas keselamatan dan keamanan yang berada di Mall telah sesuai standar, semoga para pengunjung dapat lebih aman dan nyaman saat berada di Mall,” lanjutnya.

Kesiapsiagaan ini tidak berdiri sendiri. BPBD Jawa Barat mencatat lebih dari 5.000 kasus kebakaran bangunan dalam kurun waktu 2019–2024. Angka tersebut menegaskan bahwa kesiapsiagaan di ruang publik, termasuk mall, adalah kebutuhan mendesak.
Mall sebagai ruang publik memiliki tanggung jawab sosial besar. Selain menjadi pusat belanja, mall juga berfungsi sebagai ruang rekreasi keluarga. Dengan demikian, manajemen mall dituntut untuk tidak hanya menghadirkan kenyamanan, tetapi juga memastikan keamanan setiap pengunjung.
Tenth Avenue Mall sendiri tetap menghadirkan berbagai event liburan akhir tahun, mulai dari Meet n Greet Pororo, Meet the Santa, festival kuliner Eastern Food Crush, hingga pameran buku Gramedia. Kehadiran event ini menunjukkan bahwa mall tidak hanya fokus pada keselamatan, tetapi juga pada pengalaman pengunjung.
Namun, di balik gemerlap event, simulasi kebakaran menjadi pesan penting, sebab hiburan dan kenyamanan tidak akan berarti tanpa jaminan keselamatan. Mall modern dituntut untuk menjadi ruang publik yang aman, dengan sistem keamanan yang teruji dan karyawan yang siap menghadapi kondisi darurat.
Kesiapsiagaan seperti ini diharapkan menjadi standar baru bagi pusat perbelanjaan di Bandung. Dengan meningkatnya kasus kebakaran dan bencana perkotaan, simulasi semacam ini perlu menjadi agenda rutin yang tidak hanya melibatkan karyawan, tetapi juga mengedukasi pengunjung.
Dalam konteks urban modern, mall bukan sekadar ruang konsumsi, melainkan juga ruang komunitas. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menghadapi bencana menjadi bagian dari strategi membangun kepercayaan publik. Pengunjung akan merasa lebih nyaman jika mengetahui bahwa manajemen mall memiliki sistem keamanan yang teruji.
“Keselamatan adalah prioritas utama kami. Melalui simulasi ini, kami ingin memastikan seluruh karyawan dan manajemen serta tenant mampu bertindak cepat, benar, dan terkoordinasi dalam kondisi darurat sehingga dapat meminimalisir risiko,” ujar Aditia.
Alternatif kebutuhan kesiapsiagaan terhadap kebakaran atau produk serupa:
