Kecelakaan Bus di Wado Sumedang 2021, Tragedi Study Tour yang Renggut 29 Korban

Hengky Sulaksono
Ditulis oleh Hengky Sulaksono diterbitkan Senin 15 Sep 2025, 17:05 WIB
Bus study tour yang terguling dalam kecelakaan di Wado, Sumedang, tahun 2021. (Sumber: Polri)

Bus study tour yang terguling dalam kecelakaan di Wado, Sumedang, tahun 2021. (Sumber: Polri)

AYOBANDUNG.ID - Orang yang pernah melewati turunan panjang di Kecamatan Wado, Sumedang, tentu paham betapa seramnya jalan itu. Bayangkan duduk di dalam bus tua yang berisi puluhan orang, melaju kencang, sementara di luar jendela hanya tampak kelokan dan jurang gelap. Degup jantung bisa jadi lebih cepat daripada putaran mesin.

Pada 10 Maret 2021, bayangan buruk itu menjadi nyata. Sebuah bus pariwisata PO Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB, yang membawa rombongan pelajar SMP IT Al Muawwanah Subang, kehilangan kendali di jalur itu dan akhirnya terjun ke jurang.

Perjalanan hari itu awalnya tak tampak istimewa. Anak-anak sekolah berangkat study tour sekaligus ziarah, ditemani guru dan orang tua. Sopir bus bernama Yudiawan, dengan kernet merangkap mekanik bernama Dede Lili, membawa 66 penumpang sekaligus.

Jumlah itu jelas lebih dari kapasitas normal bus. Tapi bagi rombongan, yang penting semua bisa ikut. Bus padat bukan soal besar, toh suasana riuh bisa dianggap tanda kebersamaan.

Baca Juga: Tragedi Tanjakan Emen Subang 2018, Rem Blong yang Renggut Kehidupan Puluhan Ibu

Rute yang dipilih sopir adalah jalur Malangbong menuju Sumedang lewat Tanjakan Cae, Kawung Luwung. Jalur ini dikenal curam dan berkelok. Google Maps memang merekomendasikannya sebagai jalur tercepat, tapi aplikasi peta tidak punya fitur “peringatan khusus untuk bus besar”.

Sopir dan kernet mengikuti arahan digital itu, tanpa memperhitungkan kondisi kendaraan yang sudah kelebihan muatan.

Jelang malam, sekitar pukul enam sore, penumpang mulai resah. Ada bau karet terbakar yang menyengat dari belakang bus. Diduga rem bus bermasalah, tapi kendaraan tetap melaju. Putaran mesin naik, tanda sopir kesulitan mengendalikan laju. Tapi, tak ada upaya berhenti untuk sekadar mengecek. Tampaknya, rem yang sudah aus itu masih diharapkan bisa menolong sedikit demi sedikit.

Ternyata, yang terjadi justru sebaliknya. Di turunan Kawung Luwung, rem bus benar-benar tak lagi berfungsi. Yudiawan berusaha membelokkan setir ke kiri, mencoba menyelamatkan kendaraan dari hantaman maut. Tapi tubuh besar bus tak patuh. Kendaraan menabrak pembatas jalan, menghantam tiang listrik, lalu terjun ke jurang sedalam lebih dari 20 meter. Semua berlangsung cepat. Di dalam bus, jeritan bercampur doa.

Warga sekitar menyaksikan dari pinggir jalan, hanya bisa terpaku melihat bus besar itu melaju tak terkendali sebelum akhirnya hilang ke kegelapan jurang. Bunyi benturan logam dan kaca pecah terdengar nyaring, lalu senyap sebentar, sebelum disusul teriakan minta tolong dari penumpang yang selamat.

Bus study tour yang terguling dalam kecelakaan di Wado, Sumedang, tahun 2021. (Sumber: Polri)
Bus study tour yang terguling dalam kecelakaan di Wado, Sumedang, tahun 2021. (Sumber: Polri)

Tak lama setelah bus berhenti di dasar jurang, warga berhamburan turun untuk menolong. Dengan alat seadanya, mereka mencoba membuka pintu dan jendela. Beberapa penumpang berhasil keluar dengan luka-luka, sebagian lain terjepit di dalam. Suasana malam itu penuh kepanikan. Lampu-lampu kendaraan dinyalakan untuk membantu penerangan darurat.

Baca Juga: Jejak Warisan Ong Bung Keng dalam Sejarah Kuliner Legendaris Tahu Sumedang

Petugas kepolisian, tim SAR, dan ambulans baru tiba beberapa waktu kemudian. Evakuasi berlangsung hingga larut malam. Satu per satu korban diangkat, ada yang masih hidup, ada yang sudah tak bernyawa.

RSUD Sumedang mendadak jadi lautan tangis. Dari 66 penumpang, 27 orang meninggal di lokasi. Dua lagi meninggal di rumah sakit, sehingga total korban jiwa mencapai 29 orang. Sisanya, 37 orang, mengalami luka dengan tingkat keparahan berbeda.

Kecelakaan ini menjadi berita besar keesokan harinya. Foto-foto bus ringsek di jurang tersebar di media sosial, memunculkan rasa ngeri sekaligus iba. Para orang tua mendatangi rumah sakit, sebagian harus menerima kenyataan pahit anak mereka tak kembali.

Polisi bergerak cepat menyelidiki penyebab kecelakaan. Hasilnya menunjukkan kombinasi fatal: rem blong akibat kesalahan pemasangan kampas rem, kelebihan penumpang, serta pemilihan jalur yang tidak cocok untuk bus besar.

Sopir dan kernet, yang juga berperan sebagai mekanik, ditetapkan sebagai tersangka atas kelalaian. Tapi proses hukum tak pernah berjalan, karena keduanya tewas dalam kecelakaan itu.

Bukti-bukti teknis seperti GPS bus dan STNK diamankan polisi. Dari situ diketahui jalur yang dipilih memang diarahkan aplikasi peta daring. Namun, keputusan tetap di tangan sopir dan kernet. Mereka yang akhirnya bertaruh dengan nasib puluhan nyawa di jalan curam Wado.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 21:42 WIB

Hikayat Skandal Kavling Gate, Korupsi Uang Kadeudeuh yang Guncang DPRD Jawa Barat

Saat uang kadeudeuh jadi bencana politik. Skandal Kavling Gate membuka borok korupsi berjamaah di DPRD Jawa Barat awal 2000-an.
Gedung DPRD Jawa Barat.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 20:26 WIB

Berkunjung ke Perpustakaan Jusuf Kalla di Kota Depok

Perpustakaan Jusuf Kalla bisa menjadi alternatif bagi wargi Bandung yang sedang berkunjung ke luar kota.
Perpustakaan Jusuf Kalla di Kawasan Universitas Islam Internasional Indonesia Kota Depok (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 31 Okt 2025, 19:03 WIB

Energi Selamatkan Nyawa: Gas Alam Pertamina Terangi Rumah Sakit di Hiruk Pikuk Kota

PGN sebagai subholding gas Pertamina terus memperluas pemanfaatan gas bumi melalui berbagai inovasi, salah satunya skema beyond pipeline menggunakan CNG.
Instalasi Gizi RSUP Hasan Sadikin. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 18:22 WIB

Gunung Puntang, Surga Sejuk di Bandung Selatan yang Sarat Cerita

Gunung Puntang menjadi salah satu destinasi wisata alam yang paling populer di Bandung Selatan.
Suasana senja di kawasan Gunung Puntang, Bandung Selatan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Naila Salsa Bila)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 17:00 WIB

Kehangatan dalam Secangkir Cerita di Kedai Kopi Athar

Kedai Yang suka dikunjungi mahasiswa UIN SGD 2, tempat refresing otak sehabis belajar.
Kedai Kopi Athar, tempat refresing otak Mahasiswa UIN SGD kampus 2. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fikri Syahrul Mubarok)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:17 WIB

Berhenti Jadi People Pleaser, Yuk Belajar Sayang sama Diri Sendiri!

Jika Anda hidup untuk menyenangkan orang lain, semua orang akan mencintai Anda, kecuali diri Anda sendiri. (Paulo Coelho)
Buku "Sayangi Dirimu, Berhentilah Menyenangkan Semua Orang" (Foto: Penulis)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 16:01 WIB

Santri Jangan Cuma Dirayakan, tapi Dihidupkan

Hari Santri bukan sekadar seremoni. Ia seharusnya menjadi momentum bagi para santri untuk kembali menyalakan ruh perjuangan.
Santri di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Muhammad Azzam)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:50 WIB

Sarapan, 'Ritual' yang Sering Terlupakan oleh Mahasiswa Kos

Sarapan yang sering terlupakan bagi anak kos, padahal penting banget buat energi dan fokus kuliah.
Bubur ayam sering jadi menu sarapan umum di Indonesia. (Sumber: Unsplash/ Zaky Hadi)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:01 WIB

Balqis Rumaisha, Hafidzah Cilik yang Berprestasi

Sebuah feature yang menceritakan seorang siswi SMP QLP Rabbani yang berjuang untuk menghafal dan menjaga Al-Qur'an.
Balqis Rumaisha saat wawancara di SMP QLP Rabbani (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis | Foto: Salsabiil Firdaus)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 13:01 WIB

Antara Kebebasan Berpendapat dan Pengawasan Digital: Refleksi atas Kasus TikTok di Indonesia

Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital.
Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 11:12 WIB

Self-Care ala Korea: dari Rutinitas Skincare ke Gaya Hidup Positif

Glowing bukan cuma dari skincare, tapi juga dari hati yang tenang.
Penggunaan skincare rutin sebagai bentuk mencintai diri sendiri. (Sumber: Pexels/Rheza Aulia)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 09:46 WIB

Hikayat Pembubaran Diskusi Ultimus, Jejak Paranoia Kiri di Bandung

Kilas balik pembubaran diskusi buku di Toko Buku Ultimus Bandung tahun 2006, simbol ketegangan antara kebebasan berpikir dan paranoia anti-komunis.
Ilustrasi pembubaran diskusi di Ultimus Bandung.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 09:39 WIB

Kala Cinta Tak Secepat Jadwal Keluarga, Realita Film 'Jodoh 3 Bujang'

Kisah tiga bersaudara yang harus menikah bersamaan demi tradisi.
Salah satu adegan di film 'Jodoh 3 Bujang'. (Sumber: Instagram/Jodoh 3 Bujang)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 08:38 WIB

Hikayat Janggal Pembunuhan Brutal Wanita Jepang Istri Pengacara di Bandung

Polisi menemukan jasadnya dengan pisau masih menancap. Tapi siapa pembunuhnya? Dua dekade berlalu, jawabannya hilang.
Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 07:50 WIB

Menepi Sejenak Menikmati Sore di Bandung Utara

Kamakarsa Garden adalah salah satu tempat yang bisa dikunjungi di daerah Bandung Utara untuk sejenak menepi dari hingar-bingar perkotaan.
Kamakarsa Garden (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 19:42 WIB

Perempuan Pemuka Agama, Kenapa Tidak?

Namun sejarah dan bahkan tradisi suci sendiri, tidak sepenuhnya kering dari figur perempuan suci.
Dalam Islam, Fatimah az-Zahra, putri Nabi, berdiri sebagai teladan kesetiaan, keberanian, dan pengetahuan. (Sumber: Pexels/Mohamed Zarandah)
Beranda 30 Okt 2025, 19:40 WIB

Konservasi Saninten, Benteng Hidup di Bandung Utara

Hilangnya habitat asli spesies ini diperkirakan telah menyebabkan penurunan populasi setidaknya 50% selama tiga generasi terakhir.
Leni Suswati menunjukkan pohon saninten. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 17:33 WIB

Mental Mengemis sebagai Budaya, Bandung dan Jalan Panjang Menuju Kesadaran Sosial

Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan.
Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan. (Sumber: Pexels)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 17:24 WIB

Review Non-Spoiler Shutter versi Indonesia: Horor lewat Kamera yang Tidak Biasa

Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004).
Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004). (Sumber: Falcon)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 16:33 WIB

Sastra dan Prekariat: Ketimpangan antara Nilai Budaya dan Realitas Ekonomi

Kehidupan penulis sastra rentan dengan kondisi prekariat, kaum yang rentan dengan kemiskinan.
Para penulis yang mengabdikan diri pada sastra terjebak dalam kondisi prekariat—kelas sosial yang hidup dalam ketidakpastian ekonomi. (Sumber: Pexels/Tima Miroshnichenko)