Trend pesat pembangunan lapangan padel kerap dipicu oleh permintaan pasar dan peluang bisnis yang menjanjikan, namun dorongan ini sering mengabaikan kajian site-specific yang krusial bagi rancangan arsitektural yang aman. Seperti yang dapat kita lihat di aplikasi Courtside, lapangan di Bandung telah mencapai lebih dari 20 lokasi.
Dalam praktik arsitektur, pemilihan lokasi, tata letak sirkulasi penonton, dan penempatan fasilitas penunjang perlu dirancang lebih dulu agar risiko keselamatan diminimalkan (Supriyanto et al., 2023). Bila aspek-aspek ini dipaksakan pada lahan yang sempit atau tanpa analisis struktur yang memadai, konsekuensinya berupa konflik fungsi, gangguan aksesibilitas, dan perawatan jangka panjang yang mahal.
Oleh karena itu, arsitek harus menyeimbangkan estetika, efisiensi ruang, dan aturan teknis setempat sebelum proyek dipercepat. Pengabaian tahap perencanaan ini berpotensi menimbulkan kerusakan fungsi bangunan dan mengurangi umur layanan fasilitas secara signifikan.
Dari sudut pandang struktural, karakter lapangan padel bentang relatif pendek, atap ringan, dan beban dinamis aktivitas olahraga menuntut perancangan rangka yang sesuai untuk menahan gaya hidup dan beban gempa di wilayah tropis. Rancangan struktur yang tergesa-gesa tanpa verifikasi terhadap SNI dan detail sambungan dapat menyebabkan keausan prematur pada elemen rangka, kebocoran atap, atau deformasi yang mengurangi keselamatan pengguna.
Kualitas material dan tata cara pelaksanaan konstruksi juga berperan penting, penggunaan material nonstandar demi memangkas biaya jangka pendek seringkali mengorbankan ketahanan jangka panjang. Oleh karena itu, pendekatan struktur harus meliputi perhitungan beban hidup, beban gempa, dan kemudahan inspeksi pemeliharaan berkala. Intervensi teknis yang tepat sejak desain akan menekan kebutuhan perbaikan besar di masa mendatang.
Aspek aksesibilitas dan keselamatan pengguna termasuk jalur evakuasi, lebar sirkulasi, serta fasilitas MEP (mekanikal, elektrikal, plumbing) selalu menjadi tolok ukur kelayakan fasilitas olahraga modern, namun ketersediaan dan penerapan standar itu belum merata pada proyek-proyek yang terburu-buru. Studi literatur menunjukkan bahwa infrastruktur publik di banyak wilayah masih jauh dari prinsip aksesibilitas dan keselamatan yang layak, sehingga pergeseran fungsi ruang olahraga menjadi tidak inklusif bagi berbagai kelompok pengguna (Maimunah et al., 2024).
Tanpa penjaminan aspek ini dalam dokumen tender dan spesifikasi teknis, operator lapangan akan menghadapi masalah hukum dan operasional yang berkelanjutan. Maka dari itu, peran arsitek dan insinyur struktur harus dieksplisitkan dalam kontrak agar kontrol kualitas dan kepatuhan SNI dapat ditegakkan. Kepatuhan tersebut juga mendorong kesinambungan fungsi fasilitas untuk jangka panjang.

Solusi arsitektural untuk menanggulangi kecepatan pembangunan adalah penerapan prinsip desain adaptif modularitas dan prefabrikasi yang memungkinkan percepatan tetapi tetap menjaga mutu struktur dan keselamatan pemakai. Pendekatan green design dan pemilihan material ramah lingkungan yang juga memenuhi kriteria teknis dapat menambah nilai fungsi sekaligus mempermudah pemeliharaan, sehingga investasi awal yang sedikit lebih tinggi terbayar dalam umur layanan yang lebih panjang (Virgian et al., 2023).
Selain itu, dokumentasi as-built yang lengkap dan rencana pemeliharaan preventif wajib disediakan agar operator tahu jadwal inspeksi dan perbaikan. Dengan demikian, cepatnya pembangunan tidak harus bertentangan dengan keselamatan bila ada protokol teknis yang disiplin. Kolaborasi multi-disiplin antara arsitek, struktural, dan pengelola menjadi kunci implementasi solusi ini.
Sebagai kesimpulan, tren pembangunan lapangan padel yang cepat memang berisiko mengorbankan keselamatan jangka panjang bila tidak didampingi perencanaan arsitektural dan perancangan struktur yang matang. Penekanan pada kepatuhan standar, analisis struktur yang komprehensif, dan integrasi aspek aksesibilitas harus menjadi syarat mutlak sebelum pengerjaan lapangan dimulai (Maimunah et al., 2024; Supriyanto et al., 2023; Virgian et al., 2023).
Investasi lebih pada tahap desain dan material berkualitas akan menurunkan biaya pemeliharaan dan memperpanjang masa layanan fasilitas. Oleh karena itu, pembuat kebijakan lokal, pemilik proyek, dan profesional bangunan perlu menetapkan persyaratan teknis minimal yang mengikat. Implementasi prinsip-prinsip tersebut akan menjamin bahwa pertumbuhan fasilitas padel berlangsung cepat sekaligus aman untuk jangka panjang. (*)
