Indonesia dan Premanisme, Saat Taraf Hidup Meningkat maka Tekananan akan Datang

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Selasa 21 Okt 2025, 15:09 WIB
Ilustrasi Aksi Premanisme di Pasar. (Sumber: Gambar oleh AI)

Ilustrasi Aksi Premanisme di Pasar. (Sumber: Gambar oleh AI)

Saya selalu merasa hidup di Indonesia itu penuh dengan serba salah. Ketika miskin hidup sangat jauh dari kesejahteraan. Jangankan mengharapkan akses pendidikan dan kesehatan yang layak, untuk sekedar mendapat makan sehari 1 kali juga sudah bersyukur. Tapi ketika masyarakat berusaha meningkatkan taraf hidup lewat berdagang maka ancaman tekanan dari berbagai pihak akan datang.

Seringnya pemerintah abai dengan fakta masyarakat yang jauh dari kata sejahtera. Namun ketika masyarakat mulai mencari cara sendiri untuk hidup lebih baik, maka pemerintah mendadak muncul dan berwujud melalui tagihan kantor pajak. Tidak cukup sampai disana, tekanan juga muncul dari masyarakat kalangan bawah yang tidak memiliki pekerjaan.

Sebagian tindakan dari mereka yang berstatus sebagai pengangguran melalui aksi kekerasan dan pungutan liar sering dikatakan sebagai premanisme. Berbagai tindakan seperti penganiayaan, pemerasan, perampasan, pemalakan, pengeroyokan hingga intimidasi menjadi ciri khas yang dilakukan oleh preman-preman tersebut.

Berdasarkan video yang dilansir dari tiktok ayobandung.com, memperlihatkan aksi premanisme yang dialami oleh warung makan milik aktor Epy Kusnandar dalam film Preman Pensiun. Dalam video tersebut terlihat istri dari Epy sempat adu mulut dengan seorang pria yang diduga sebagai preman. Di tengah warung yang baru dirintisnya selama beberapa hari tersebut, Karina menangis karena usaha dan jerit payahnya diganggu oleh aksi premanisme.

Fenomena itu menyiratkan bahwa aksi premanisme di Indonesia memang nyata dan hampir menerpa semua kalangan. Mulai tingkat terkecil saat membuat surat pengantar Rt/Rw ada uang untuk rokok. Membuka warung kecil-kecilan didatangi sejumlah orang yang meminta uang keamanan. Saat melamar kerja terdapat sejumlah calo yang meminta uang pelicin dengan janji penerimaan kerja.

Ilusrtasi premanisme. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ilusrtasi premanisme. (Sumber: Pexels/Pixabay)

Supir angkot yang ditodong untuk membayar sejumlah permen dan botol air kemasan meski tidak memesan. Premanisme menjelma menjadi tukang parkir yang memberikan tarif tidak masuk akal contohnya tukang parkir warung bu imas yang meminta uang parkir sebanyak Rp. 30.000. Hingga tingkat perguruan tinggi premanisme tetap saja hadir. Ia hanya berubah wujud dan berlindung dibalik biaya konsumsi ujian tapi terkirim ke rekening atas nama pribadi.

Dilansir dari kompas.com istilah premanisme sebetulnya sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Saat itu preman di kenal dengan istilah jagoan. Pada zaman tersebut di tengah perkebunan di Medan, kehadiran vjirman (preman) saat itu sangat ditakuti oleh para pengusaha Belanda. Preman secara sengaja dikembangkan oleh para pekerja perkebunan untuk melawan kesewenang-wenangan para pengusaha dengan cara tidak manusiawi.

Namun istilah preman mulai bergeser ke arah negatif sejak orde baru di tahun 70-an. Kondisi perekonomian yang sulit membuat sejumlah preman melakukan pemerasan kepada masyarakat secara umum. Narasi preman yang awalnya sebagai perlawanan berubah menjadi dunia yang identik dengan kriminal dan kekerasan.

Premanisme seolah sudah mendarah daging menjelma menjadi budaya yang sering dinormalisasi keberadaannya karena sebuah ketakutan. Banyak dari masyarakat akhirnya diam dan mengamini permintaan para preman karena memilih untuk tidak berkonflik. Padahal diam tidak selamanya emas karena kadang kelompok tersebut menilai kita takut dan tidak bisa melawan. Pada akhirnya aksi premanisme akan terus berlanjut dan diturunkan kepada generasi selanjutnya.

Saya pribadi pernah memiliki pengalaman berhadapan dengan para preman di tempat usaha. Kelompok ini biasanya datang secara berkelompok dengan penampilan yang sedikit memberikan tekanan kepada lawan bicaranya. Preman tersebut meminta dana uang keamanan kalau usaha yang saya jalankan mau terbebas dari razia polisi.

Mereka mengaku akan menjadi backing jika terjadi sesuatu dengan usaha yang sedang saya jalankan. Meski sedikit gemetar saya coba untuk menolak tawaran tersebut karena saya merasa bahwa usaha yang saya jalankan sudah sesuai dengan aturan dinas terkait dan tidak melakukan aksi buruk yang sempat dituduhkan. Preman tersebut masih berusaha menanyakan sejumlah nama obat-obat tertentu (obat yang rawan disalahgunakan) yang bisa dijadikan sebagai alasan untuk mem-backing usaha saya.

Namun dengan tegas saya mengatakan tidak menjual obat-obat yang dimaksudkan dan menolak segala bentuk backingan karena saya merasa tidak butuh dengan semua itu. Selama usaha yang saya jalankan sesuai dengan aturan dinas terkait tentunya saya tidak akan pernah tersandung kasus razia yang mereka biasa bicarakan.

Melawan di tengah ketakutan memang tidak mudah. Perlu sikap tenang untuk melawan aksi-aksi premanisme yang menjamur di lingkungan. Setelah debat yang cukup panjang terjadi akhirnya mereka menyerah dan tidak pernah kembali untuk melakukan aksi premanisme.

Aksi premanisme juga bisa dilawan dengan cara menanyakan setiap acara atau kegiatan yang mereka atas namakan dengan proposal. Membaca proposal secara kritis bisa membuat kita tidak memberikan uang secara cuma-cuma. Jika acaranya memang terlihat tidak masuk akal maka kita harus berani menolak memberikan bantuan. Bukan karena kita tidak empati tapi supaya kelompok yang bersangkutan tidak menganggap semua pihak yang mendapat iming-iming proposal mudah mereka bohongi.

Sejauh ini aksi premanisme memang tidak akan pernah selesai jika kita mengharapkan sejumlah aparat dan pejabat negara. Karena aksi premanisme memang sudah mengakar dari hulu hingga ke hilir. Satu-satunya cara yang paling realistis adalah sikap kita sebagai masyarakat yang belajar untuk menolak segala bentuk kesewenang-wenangan dengan berkata tidak.

Kesadaran dari setiap individu yang ada di masyarakat sangat diperlukan untuk memutus tindak premanisme yang selama ini sudah dinormalisasi. Perubahan seringkali membuat kita menggebu-gebu untuk melakukan perubahan yang besar. Padahal perubahan besar tidak akan pernah ada tanpa perubahan kecil yang dimulai sejak dini.

Spirit untuk menolak ketidakadilan lambat-laun akan berjalan dari hal-hal kecil menuju hal-hal yang besar. Mulai saat ini mari bersama-sama bersinergi memutus rantai tindak premanisme dari lingkungan terkecil yang ada dalam keluarga dan lingkungan sekitar. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 11 Des 2025, 20:00 WIB

Emas dari Bulu Tangkis Beregu Putra Sea Games 2025, Bungkam Kesombongan Malaysia

Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0.
Alwi Farhan dkk. berhasil membungkam “kesombongan” Tim Malaysia dengan angka 3-0. (Sumber: Dok. PBSI)
Beranda 11 Des 2025, 18:37 WIB

Media Ditantang Lebih Berpihak pada Rakyat: Tanggapan Aktivis Atas Hasil Riset CMCI Unpad

Di tengah situasi dinamika sosial-politik, ia menilai media memegang peran penting untuk menguatkan suara warga,baik yang berada di ruang besar maupun komunitas kecil yang jarang mendapat sorotan.
Ayang dari Dago Melawan menanggapi hasil riset CMCI Unpad bersama peneliti Detta Rahmawan dan moderator Preciosa Alnashava Janitra. (Sumber: CMCI Unpad)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 18:01 WIB

Nelangsa Bojongsoang Setiap Musim Hujan: Siapa Harus Bertanggung Jawab?

Banjir yang melanda Bojongsoang memicu kemacetan lalu lintas yang kian menggila. Lalu, pihak mana yang semestinya memikul tanggung jawab?
Kemacetan lalu lintas terjadi di Bojongsoang akibat banjir (04/12/2025). (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 17:23 WIB

Hidup Lebih Bersih, Sungai Lebih Bernyawa

Kegiatan ini mengangkat isu berapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan sungai agar terhindar dari bencana alam serta penyakit.
Mahasiswa Universitas Sunan Gunung Djati Bandung anggota Komunitas River Cleanup. (Foto: Rizki Hidayat)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:57 WIB

Sistem Pengelolaan Limbah di Bandung yang Berantakan: Sebaiknya Prioritaskan Langkah Inovatif Sungguhan

Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Sistem pengelolaan limbah di Bandung yang Berantakan, saran saya sebagai warga Bandung untuk M. Farhan prioritaskan langkah inovatif sungguhan.
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:32 WIB

Masyarakat Kota Bandung Berharap Wali Kota Tindak Tegas Penanganan Kasus Begal

Maraknya tindak kriminalitas seperti begal di Kota Bandung meningkatkan keresahan warga untuk beaktivitas di luar.
Suasana jalan yang sepi pada malam hari di daerah Jalan Inhoftank, Kota Bandung. (Sumber: Nayla Aurelia) (Foto: Nayla Aurelia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 16:13 WIB

Gunung Api Palasari Purba

Adanya lava, batuan beku yang berasal dari letusan efusif Gunung Palasari Purba, meninggalkan jejak letusan yang sangat megah dan mengagumkan.
Lava raksasa kawasan Cibanteng – Panyandaan, Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenya. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Taufanny Nugraha)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 15:39 WIB

Pengunjung Mengeluhkan Teras Cihampelas yang Semakin Kumuh

Mulai dari lantai yang tak terawat, fasilitas rusak, hingga area Teras Cihampelas yang tampak sepi dan tidak terurus.
Suasana Teras Cihampelas Menampakan suasana kosong pada Senin (1/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Rafli Ashiddieq)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 15:36 WIB

Sejarah Kawasan Tamansari, Kampung Lama yang Tumbuh di Balik Taman Kolonial Bandung

Sejarah Tamansari Bandung sebagai kampung agraris yang tumbuh diam-diam di balik taman kolonial, dari desa adat hingga kampung kota padat.
Suasana pemukiman di kawasan Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 14:48 WIB

Mengeja Bandung Utama, Merawat Keragaman Agama

Menjaga dan memperkuat “benih-benih toleransi” baik melalui edukasi, kebijakan yang inklusif, maupun upaya nyata di tingkat komunitas, pemerintah.
Gang Ruhana, Kelurahan Paledang, berdiri Kampung Toleransi, ikon wisata religi yang diresmikan Pemerintah Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 13:37 WIB

Ini Titik-Titik Kemacetan di Kota Bandung menurut Wali Kota Farhan: Mana Tata Kelolanya?

Bandung didapuk sebagai “Kota Nomor 1 Termacet di Indonesia 2024” oleh TomTom Traffic Index.
Kemacetan di Jalan Dr. Djundjunan, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 12:30 WIB

Saparua Ramai tapi Minim Penataan: Wali Kota Bandung Diharap Lebih Peduli

Taman Saparua selalu ramai, namun penataan dan fasilitasnya masih kurang memadai.
Track lari Saparua yang tampak teduh dari samping namun area sekitarnya masih perlu perbaikan dan penataan. Jumat siang, 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Najmi Zahra A)
Ayo Jelajah 11 Des 2025, 11:01 WIB

Gunung Tangkubanparahu, Ikon Wisata Bandung Sejak Zaman Kolonial

Sejarah Tangkubanparahu sebagai destinasi klasik Bandung sejak masa kolonial, lengkap dengan rujukan Gids Bandoeng dan kisah perjalanan para pelancong Eropa.
Gunung Tangkubanparahu tahun 1910-an. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:48 WIB

Kenyaman Wisata Bandung Terancam oleh Pengamen Agresif

Warga mendesak Wali Kota M. Farhan bertindak tegas dan memberi solusi agar kota kembali aman dan nyaman.
Keramaian di kawasan wisata malam Bandung memperlihatkan interaksi tidak nyaman antara pengunjung dan pengamen memaksa, 02/12/2025. (Foto: Hakim)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:25 WIB

Kenyamanan Taman Badak di Bandung Masih Menyisakan Kritikan

Taman Badak yang berpusat di tengah-tengah kota Bandung adalah salah satu tempat favorit di kalangan pengunjung.
Taman Badak Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wan Maulida Kusuma Syazci)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 10:03 WIB

Lumpia Basah Katadji, Nikmatnya Sampai Suapan Terakhir

Kuliner viral di Banjaran, Kabupaten Bandung, yakni Lumpia Basah Katadji.
Seporsi lumpia basah katadji dengan bumbu dan topping yang melimpah. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tantia Nurwina)
Ayo Netizen 11 Des 2025, 09:32 WIB

Mengapa Summarecon Bandung Kini Ramai Dijadikan Tempat Olahraga Warga?

Summarecon Bandung kini ramai dijadikan tempat olahraga warga, khususnya pada pagi dan sore hari.
Aktivitas olahraga di kawasan Summarecon Bandung terlihat meningkat terutama pada akhir pekan. (Dokumentasi Penulis)
Beranda 11 Des 2025, 05:16 WIB

Generation Girl Bandung Kikis Kesenjangan Gender di Bidang Teknologi

Mematahkan anggapan bahwa belajar STEM itu sulit. Selain itu, anggapan perempuan hanya bisa mengeksplorasi bidang non-tech adalah keliru.
Exploring Healthy Innovation at Nutrihub, salah satu aktivitas dari Generation Girl Bandung. (Sumber: Generation Girl Bandung)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)