AYOBANDUNG.ID -- Istilah “ngopi” bukan sekadar aktivitas minum kopi. Di Indonesia, ia telah menjelma menjadi simbol gaya hidup, ruang sosial, bahkan peluang bisnis yang terus berevolusi. Dari warung kopi tradisional hingga kedai estetik di sudut kota, kini tren ngopi merambah ke ranah ritel modern lewat konsep grab and go alias kopi cepat saji yang bisa dinikmati sambil melangkah.
Menurut data Statista, pendapatan sektor kopi di Indonesia diperkirakan mencapai USD 9,5 miliar pada 2021 dan tumbuh rata-rata 9,8% per tahun hingga 2025. Angka ini mencerminkan antusiasme masyarakat terhadap kopi, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang menggemari kopi lokal dengan kemasan modern dan praktis.
Konsep grab and go menjawab kebutuhan masyarakat urban yang serba cepat. Tak lagi harus duduk lama di kafe, konsumen bisa menikmati kopi favoritnya sambil beraktivitas. Fenomena ini ditangkap oleh berbagai pelaku bisnis, termasuk ritel besar seperti Alfamart yang menghadirkan kopi siap saji premium di gerai mereka.
“Segmentasi konsep ini adalah konsumen modern perkotaan dengan tipikal grab and go yang membutuhkan produk cepat pilih dan praktis,” ujar Regional Corporate Communication Manager Alfamart, Firly Firlandi.
Lokasi strategis menjadi kunci dan menjadikan titik urban seperti pusat kota, kawasan hunian, dan perbatasan kota untuk menghadirkan produk kopi mereka. Hal ini sejalan dengan mobilitas tinggi masyarakat yang menginginkan kepraktisan tanpa mengorbankan kualitas rasa.
“Ngopi sudah jadi gaya hidup masyarakat perkotaan yang punya aktivitas padat. Kita ingin menjual kepraktisan,” lanjut Firly.
Di sisi lain, tren ini membuka peluang besar bagi pelaku UMKM. Konsep grab and go bisa diadaptasi dalam bentuk coffee cart, mobile booth, atau pop-up stall yang fleksibel dan hemat biaya. Apalagi, kopi gerobakan menjadi tren dua tahun terakhir karena efisiensi dan keterjangkauannya.
UMKM bisa belajar dari model waralaba kopi gerobakan yang menyediakan pelatihan, bahan baku, dan branding terpadu. Dengan modal terjangkau dan lokasi strategis seperti kampus, kantor, atau pusat transportasi, pelaku usaha bisa menjangkau konsumen yang membutuhkan kopi cepat saji berkualitas.
Digitalisasi juga berperan penting. Brand lokal seperti Kopi Kenangan dan Janji Jiwa sukses mengintegrasikan pemesanan lewat aplikasi dan layanan antar seperti GoFood dan GrabFood. UMKM bisa memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk membangun awareness dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Selain itu, tren kopi grab and go juga mendukung prinsip keberlanjutan. Dengan kemasan ramah lingkungan dan sistem operasional yang efisien, pelaku usaha bisa mengurangi limbah dan mendukung gaya hidup hijau yang kini makin diminati.
Bagi UMKM, peluang ini bukan sekadar tren sesaat. Ini adalah momentum untuk berinovasi, memperkuat identitas lokal, dan menjangkau konsumen yang dinamis. Dengan pendekatan yang tepat, bisnis kopi grab and go bisa menjadi pintu masuk menuju skala usaha yang lebih besar.
“Jika UMKM bisa menghadirkan pengalaman yang praktis dan autentik, mereka punya peluang besar untuk berkembang," ujar Firly.
Alternatif produk kopi dan UMKM serupa: