AYOBANDUNG.ID -- Ketika seorang anak tertawa karena berhasil menyusun pion permainan bersama ibunya, ada harapan yang tumbuh di antara mereka. Harapan bahwa keluarga bisa menjadi ruang aman, tempat belajar, dan benteng terakhir dari segala badai kehidupan.
Di sinilah Komunitas Ibu Profesional menanamkan keyakinan bahwa ketahanan keluarga bukan sekadar konsep, melainkan perjuangan nyata yang bisa dimulai dari hal sederhana seperti bermain bersama.
Komunitas ini bukan nama baru dalam gerakan pemberdayaan keluarga. Sejak berdiri, Ibu Profesional telah menjadi ruang belajar bagi para perempuan yang ingin terus bertumbuh tanpa meninggalkan peran utamanya sebagai ibu dan penggerak keluarga. Mereka percaya bahwa keluarga adalah fondasi bangsa, dan ketahanan keluarga adalah kunci menuju masyarakat yang kuat dan berdaulat.
Dalam upaya memperkuat fondasi tersebut, Komunitas Ibu Profesional baru-baru ini menggelar Boardgame Land, sebuah acara interaktif yang menyapa keluarga di 30 kota di Indonesia. Dari Sumatera hingga Kalimantan, dari Jawa hingga Sulawesi, kegiatan ini menghadirkan permainan sebagai medium edukasi dan rekreasi yang menyatukan seluruh anggota keluarga.
Di Bandung, acara ini berlangsung pada Minggu, 19 Oktober 2025, di Sekolah Alam Bandung, Dago Pojok. Suasana hangat menyelimuti ruang terbuka tempat anak-anak, ayah, ibu, bahkan kakek-nenek larut dalam permainan tradisional dan modern yang mengasah kerja sama dan komunikasi.
Di area Boardgame Open Space, peserta bebas mencoba berbagai permainan edukatif, sementara di ruang workshop, para orang tua berdiskusi tentang pendidikan anak dan strategi membangun keluarga yang resilien.

“Boardgame bukan hanya soal menang atau kalah. Ini tentang bagaimana kita belajar mendengar, memahami, dan menyelesaikan masalah bersama,” ujar Founder Komunitas Ibu Profesional, Septi Peni Wulandani.
Seluruh modul yang digunakan dalam kegiatan ini disusun dengan pendekatan psikologi keluarga dan pendidikan karakter. Fokusnya tak hanya pada komunikasi, tetapi juga pada literasi finansial, pengambilan keputusan bersama, hingga perencanaan masa depan keluarga.
Septi menegaskan bahwa keluarga adalah titik awal dari segala perubahan sosial. “Keluarga yang menjadi fondasi ketahanan nasional, dan mempersiapkan generasi masa depan gemilang juga dipersiapkan mulai dari keluarga,” ujarnya.
Pernyataan Septi bukan tanpa dasar. Data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA) KemenPPPA mencatat, hingga Oktober 2025, terdapat lebih dari 25.000 kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia.
Sementara itu, masih lemahnya pemahaman terhadap UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dan minimnya restitusi bagi korban sebagai faktor utama tingginya angka KDRT. Dalam konteks ini, edukasi keluarga menjadi sangat krusial.
Komunitas Ibu Profesional tak hanya menyasar keluarga mapan. Justru, mereka menyasar keluarga rentan yang selama ini kerap luput dari perhatian. Melalui permainan, mereka membuka ruang aman bagi keluarga untuk saling mengenal kembali, membangun kepercayaan, dan menumbuhkan rasa memiliki satu sama lain.
“Semakin baik ketahanan keluarga, semakin baik pula kemampuan keluarga menghadapi perubahan atau situasi krisis yang mungkin bisa terjadi,” ungkap Septi.

Ia percaya, keluarga yang kuat akan melahirkan masyarakat yang tangguh dan bangsa yang mandiri. Lebih jauh, kegiatan seperti Boardgame Land juga menjadi ajang untuk memperkuat jaringan antar keluarga.
Di sinilah nilai gotong royong dan solidaritas sosial kembali dihidupkan. Keluarga-keluarga saling berbagi cerita, strategi, bahkan saling menguatkan dalam menghadapi tantangan hidup. Sebuah visi besar yang tak hanya menyentuh ranah domestik, tetapi juga menyasar transformasi sosial yang lebih luas.
Kami ingin membekali keluarga agar memiliki jati diri, bisa mandiri, dan memiliki kedaulatan penuh dalam pengambilan keputusan di keluarganya,” lanjut Septi.
Komunitas ini juga aktif mengedukasi keluarga tentang pentingnya perencanaan keuangan, termasuk pemahaman tentang asuransi dan pengelolaan keuangan rumah tangga. Dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif, kemampuan keluarga mengelola keuangan menjadi bagian penting dari ketahanan keluarga.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam peringatan Hari Anak Nasional 2025 juga menyoroti bahwa mayoritas kekerasan terhadap anak terjadi di lingkungan keluarga. Fakta ini memperkuat urgensi gerakan seperti yang dilakukan Komunitas Ibu Profesional bahwa rumah harus kembali menjadi tempat paling aman bagi anak.
Dengan semangat kolaborasi, komunitas ini terus menyalakan obor perubahan. Mereka percaya, perubahan besar dimulai dari ruang-ruang kecil bernama rumah. Dan permainan, yang selama ini dianggap remeh, justru bisa menjadi jembatan menuju keluarga yang lebih kuat dan harmonis.
“Kami berharap akan semakin banyak keluarga yang memahami cara membangun komunikasi dengan beraneka macam permainan atau boardgame keluarga dan juga bisa menginspirasi keluarga lainnya, guna membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan,” pungkas Septi.
Alternatif kebutuhan keluarga atau produk UMKM serupa: