Ketika Proyek Pengadaan Jadi Proyek Keluarga

Nurhaniyah Muharani
Ditulis oleh Nurhaniyah Muharani diterbitkan Senin 21 Jul 2025, 12:13 WIB
Dalam praktiknya, proyek negara kerap menjelma menjadi proyek keluarga. (Sumber: Ilustrasi dibuat dengan AI ChatGPT)

Dalam praktiknya, proyek negara kerap menjelma menjadi proyek keluarga. (Sumber: Ilustrasi dibuat dengan AI ChatGPT)

Proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah sejatinya dirancang untuk memenuhi kepentingan rakyat. Namun dalam praktiknya, proyek negara kerap menjelma menjadi proyek keluarga.

Praktik-praktik penunjukan langsung, penyalahgunaan diskresi pejabat, hingga intervensi politik menggerogoti integritas Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja profesional.

Salah satu contoh paling mencolok adalah kasus yang terjadi di sebuah daerah terkait proyek pengadaan yang diarahkan langsung kepada perusahaan milik keluarga kepala daerah.

Praktik ini memanfaatkan kelemahan regulasi, yakni Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2025 yang membuka ruang diskresi luas bagi Pejabat Pengguna Anggaran (PA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk menetapkan metode pengadaan dan penyedia layanan secara langsung.

Pasal 9 dan 11 dalam regulasi tersebut memang memberikan keleluasaan, namun sayangnya tidak diimbangi dengan mekanisme pengawasan yang ketat dan transparan. Hal ini membuka celah konflik kepentingan yang sangat besar.

Data dari Survei Penilaian Integritas (SPI) KPK tahun 2024 mengonfirmasi situasi tersebut:

  • 71% ASN mengakui terjadi praktik nepotisme dalam pengadaan.

  • 46% pernah menyaksikan praktik gratifikasi atau suap.

  • 49% menyatakan bahwa vendor sudah ditentukan sejak awal proses.

Dampaknya Nyata dalam Dunia Pembelajaran ASN

Materi pelatihan integritas dan etika pengadaan yang selama ini disusun sering kali tidak berdampak signifikan pada perubahan perilaku ASN.

Dalam praktiknya, pelatihan-pelatihan tersebut sering kali hanya menekankan norma dan konsep, namun minim penguatan sistemik, contoh kasus nyata, atau ruang aman untuk refleksi pengalaman peserta.

Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa konflik kepentingan bukan sekadar potensi, tetapi telah menjadi bagian dari realitas birokrasi, termasuk di sektor pengadaan. 

Kondisi ini berdampak langsung pada dunia pembelajaran ASN. Materi pelatihan yang tidak kontekstual dan terlalu normatif membuat ASN kesulitan menghubungkan prinsip yang diajarkan dengan tekanan riil yang mereka alami di tempat kerja.

Lebih dari itu, berdasarkan laporan Indonesia Corruption Watch (ICW) tahun 2025, banyak ASN jujur justru merasa terpinggirkan karena tidak mengikuti arus “loyalitas politik” dalam proyek-proyek strategis.

Mereka yang melaporkan pelanggaran bahkan berisiko mengalami intimidasi struktural, mutasi non-strategis, atau stigma negatif dalam lingkungan kerjanya 

Sebagai CPNS, hal ini menjadi bahan refleksi kritis bagi saya bahwa pengembangan teknologi pembelajaran tidak cukup hanya menciptakan konten digital atau modul interaktif.

Harus ada transformasi paradigma dalam pembelajaran ASN, di mana materi tentang integritas dan etika birokrasi dirancang berbasis konteks nyata, pengalaman langsung ASN, dan disertai kebijakan yang melindungi peserta pelatihan yang ingin bersikap jujur.

Artinya, tugas kami bukan sekadar membuat pembelajaran “menarik secara visual”, tetapi membantu membangun keberanian moral, kesadaran sistemik, dan kompetensi ASN untuk bersikap benar di tengah tekanan. Dan ini harus ditopang dengan keberpihakan institusi yang jelas terhadap mereka yang memilih integritas.

Mendorong Integritas ASN dalam Pengadaan: Dari Sertifikasi Menuju Pendekatan Sistemik

Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Diskominfo Depok)
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Diskominfo Depok)

Permasalahan konflik kepentingan dalam proses pengadaan barang dan jasa tak cukup diselesaikan hanya melalui pelatihan atau sertifikasi. Persoalan ini membutuhkan pendekatan yang lebih menyeluruh, strategis, dan berkelanjutan yang menyentuh akar sistem dan perilaku.

Salah satu langkah krusial yang perlu segera dilakukan adalah revisi terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 46 Tahun 2025.

Revisi ini penting untuk menambahkan klausul kewajiban pelaporan konflik kepentingan sebelum proses pengadaan dimulai. Pelaporan ini harus dilakukan secara terbuka dan terdokumentasi, sebagai bentuk transparansi awal yang menjadi fondasi integritas dalam birokrasi.

Selain itu, sistem e-procurement yang selama ini digunakan perlu diperkuat dengan prinsip transparansi publik. Setiap tahapan dalam proses pengadaan harus dapat dilacak oleh publik secara real-time.

Tak hanya itu, seluruh keputusan yang diambil harus disertai dengan justifikasi administratif yang dapat diuji secara objektif. Dengan cara ini, proses pengadaan menjadi lebih akuntabel dan minim celah bagi praktik-praktik tidak etis.

Di sisi lain, Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berani melaporkan potensi konflik kepentingan juga harus mendapatkan perlindungan yang memadai.

Sudah saatnya pemerintah menyediakan mekanisme whistleblower yang kredibel, aman, dan dilindungi secara hukum. Tanpa perlindungan ini, pelaporan rawan berujung pada tekanan atau bahkan pembalasan.

Tak kalah penting, pendekatan edukatif pun harus diperbarui. Modul pelatihan etika bagi ASN perlu dikembangkan secara lebih kontekstual.

Pembelajaran tidak lagi sekadar teori, tetapi menyentuh realitas melalui studi kasus aktual yang relevan, disertai ruang refleksi yang aman. Lebih dari sekadar pengetahuan, pelatihan ini harus menumbuhkan keberanian moral untuk bertindak benar, bahkan di tengah tekanan.

Dengan langkah-langkah sistemik ini, diharapkan birokrasi Indonesia dapat semakin terbebas dari praktik-praktik transaksional dan mampu menjadi institusi yang benar-benar berpihak pada kepentingan publik.

Baca Juga: 10 Tulisan Terbaik AYO NETIZEN Juni 2025, Total Hadiah Rp1,5 Juta

Jika proyek negara dikuasai oleh segelintir elite dan diarahkan kepada kerabat sendiri, maka reformasi birokrasi hanya akan menjadi slogan kosong. ASN akan kehilangan arah, dan masyarakat akan kehilangan kepercayaan.

Sebagai CPNS, saya menyadari bahwa membangun sistem pembelajaran yang baik berarti juga membangun keberanian ASN untuk berkata “tidak” terhadap intervensi yang melanggar nilai. Sudah waktunya birokrasi kembali kepada rakyat, bukan kepada kerabat. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 31 Okt 2025, 14:01 WIB

Balqis Rumaisha, Hafidzah Cilik yang Berprestasi

Sebuah feature yang menceritakan seorang siswi SMP QLP Rabbani yang berjuang untuk menghafal dan menjaga Al-Qur'an.
Balqis Rumaisha saat wawancara di SMP QLP Rabbani (Sumber: Dokumentasi Pribadi Penulis | Foto: Salsabiil Firdaus)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 13:01 WIB

Antara Kebebasan Berpendapat dan Pengawasan Digital: Refleksi atas Kasus TikTok di Indonesia

Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital.
Artikel ini membahas polemik antara pemerintah Indonesia dan platform TikTok terkait kebijakan pengawasan digital. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 11:12 WIB

Self-Care ala Korea: dari Rutinitas Skincare ke Gaya Hidup Positif

Glowing bukan cuma dari skincare, tapi juga dari hati yang tenang.
Penggunaan skincare rutin sebagai bentuk mencintai diri sendiri. (Sumber: Pexels/Rheza Aulia)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 09:46 WIB

Hikayat Pembubaran Diskusi Ultimus, Jejak Paranoia Kiri di Bandung

Kilas balik pembubaran diskusi buku di Toko Buku Ultimus Bandung tahun 2006, simbol ketegangan antara kebebasan berpikir dan paranoia anti-komunis.
Ilustrasi pembubaran diskusi di Ultimus Bandung.
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 09:39 WIB

Kala Cinta Tak Secepat Jadwal Keluarga, Realita Film 'Jodoh 3 Bujang'

Kisah tiga bersaudara yang harus menikah bersamaan demi tradisi.
Salah satu adegan di film 'Jodoh 3 Bujang'. (Sumber: Instagram/Jodoh 3 Bujang)
Ayo Jelajah 31 Okt 2025, 08:38 WIB

Hikayat Janggal Pembunuhan Brutal Wanita Jepang Istri Pengacara di Bandung

Polisi menemukan jasadnya dengan pisau masih menancap. Tapi siapa pembunuhnya? Dua dekade berlalu, jawabannya hilang.
Ilustrasi (Sumber: Shutterstock)
Ayo Netizen 31 Okt 2025, 07:50 WIB

Menepi Sejenak Menikmati Sore di Bandung Utara

Kamakarsa Garden adalah salah satu tempat yang bisa dikunjungi di daerah Bandung Utara untuk sejenak menepi dari hingar-bingar perkotaan.
Kamakarsa Garden (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 19:42 WIB

Perempuan Pemuka Agama, Kenapa Tidak?

Namun sejarah dan bahkan tradisi suci sendiri, tidak sepenuhnya kering dari figur perempuan suci.
Dalam Islam, Fatimah az-Zahra, putri Nabi, berdiri sebagai teladan kesetiaan, keberanian, dan pengetahuan. (Sumber: Pexels/Mohamed Zarandah)
Beranda 30 Okt 2025, 19:40 WIB

Konservasi Saninten, Benteng Hidup di Bandung Utara

Hilangnya habitat asli spesies ini diperkirakan telah menyebabkan penurunan populasi setidaknya 50% selama tiga generasi terakhir.
Leni Suswati menunjukkan pohon saninten. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 17:33 WIB

Mental Mengemis sebagai Budaya, Bandung dan Jalan Panjang Menuju Kesadaran Sosial

Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan.
Stigma terhadap pengemis di kota besar seperti Bandung bukan hal baru. Mereka kerap dilabeli sebagai beban sosial, bahkan dianggap menipu publik dengan kedok kemiskinan. (Sumber: Pexels)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 17:24 WIB

Review Non-Spoiler Shutter versi Indonesia: Horor lewat Kamera yang Tidak Biasa

Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004).
Shutter (2025) adalah sebuah film remake dari film aslinya yang berasal dari Negeri Gajah Putih (Thailand), yaitu Shutter (2004). (Sumber: Falcon)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 16:33 WIB

Sastra dan Prekariat: Ketimpangan antara Nilai Budaya dan Realitas Ekonomi

Kehidupan penulis sastra rentan dengan kondisi prekariat, kaum yang rentan dengan kemiskinan.
Para penulis yang mengabdikan diri pada sastra terjebak dalam kondisi prekariat—kelas sosial yang hidup dalam ketidakpastian ekonomi. (Sumber: Pexels/Tima Miroshnichenko)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 15:56 WIB

Dorong Kolaborasi dan Literasi Finansial, Sosial Media Meetup Bakal Digelar di Bandung

Indonesia Social Media Network (ISMN) yang digagas Ayo Media Network akan menggelar kegiatan ISMN Meetup 2025 di Bandung, pada 2 Desember 2025 mendatang.
Indonesia Social Media Network (ISMN) yang digagas Ayo Media Network akan menggelar kegiatan ISMN Meetup 2025 di Bandung, pada 2 Desember 2025 mendatang. (Sumber: dok. Indonesia Social Media Network (ISMN))
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 15:43 WIB

Gaya Komunikasi Teknokrat

Komunikasi dalam pemerintahan sejatinya dipakai untuk saling mendukung dalam mensukseskan program atau kebijakan pemerintah untuk publik.
Purbaya sebagai seorang figur dan representasi pemerintah, gaya komunikasi menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya, dan selalu menjadi sorotan. (Sumber: inp.polri.go.id)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 15:13 WIB

Sarkanjut, Cekungan Berair yang Tersebar Luas

Toponimi Sarkanjut, gabungan dari kata sar dan kanjut, secara arti kata, sarkanjut adalah kantong yang banyak tersebar di kawasan itu.
Citra satelit Situ Sarkanjut, di Tambaksari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Jelajah 30 Okt 2025, 14:42 WIB

Sejarah Stadion Sidolig, Saksi Bisu Perjuangan Sepak Bola Bandung

Sidolig dulunya simbol diskriminasi di Hindia Belanda, kini jadi saksi lahirnya legenda-legenda Persib Bandung.
Pertandingan antara SIDOLIG dengan de Militaire Gymnastiek- en Sportschool. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 14:41 WIB

Penguatan Fondasi Numerasi melalui Kelas Berhitung Sederhana

Numerasi merupakan kemampuan dasar yang menjadi fondasi penting bagi anak-anak dalam memahami berbagai aspek perhitungan di kehidupan.
Kelas mengitung sederhana di padepokan kirik nguyuh(11/10/2025)
Ayo Biz 30 Okt 2025, 14:36 WIB

Kemacetan Bandung Bukan Sekadar Lalu Lintas, Ini Soal Kesadaran Kolektif

Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya.
Kemacetan bukan sekadar gangguan lalu lintas, tapi cerminan tata kelola kota yang belum sepenuhnya adaptif terhadap lonjakan urbanisasi dan perubahan perilaku mobilitas warganya. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 13:15 WIB

Inspirasi dari Kampung Nyalindung, Petani Inovatif yang Mengubah Desa

Seorang petani biasa yang mengubah desanya daei sektor pertanian.
Petani Biasa yang mengubah desa dari sektor pertanian, Ahmad Suryana asal kampung nyalindung. (Foto: fikri syahrul mubarok/Sumber: Dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 30 Okt 2025, 11:11 WIB

Nongkrong Estetik Tanpa Khawatir Kantong Jebol

Mau nongkrong santai, nugas bareng, atau sekadar hunting foto estetik, semua bisa kamu lakuin di sini tanpa takut kantong jebol!
 (Sumber: Akun Instagram @hangout Oi_)