Apa Kabar Perekonomian Indonesia Jika Boikot Produk Terafiliasi Israel?

Nurfarahim Sugih Lestari
Ditulis oleh Nurfarahim Sugih Lestari diterbitkan Senin 21 Jul 2025, 08:20 WIB
Apakah boikot terhadap Israel benar-benar efektif secara ekonomi dan bermakna secara sosial? (Sumber: Pexels/Markus Winkler)

Apakah boikot terhadap Israel benar-benar efektif secara ekonomi dan bermakna secara sosial? (Sumber: Pexels/Markus Winkler)

Konflik antara Israel dan Palestina kembali mengoyak nurani dunia. Mata seluruh dunia tertuju pada konflik yang telah menelan ratusan ribu korban sipil, kehancuran infrastuktur dan penderitaan tanpa akhir.

Gerakan solidaritas datang dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Salah satu bentuk dukungan yang disuarakan adalah Gerakan boikot terhadap produk dan perusahaan yang terafiliasi dengan aggressor.

Aksi ini diperkuat dengan keluarnya fatwa MUI nomor 83 tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuanga Palestina. Melalui CNBC Indonesia Roy Nicholas Mandey  (Ketua Umum Aprindo), telah melaporkan bahwa pada tahun 2023 produk fast moving dan consumer goods turun hingga 40% .

Sehingga munculah pertanyaan krusial: Apakah boikot benar-benar efektif secara ekonomi dan bermakna secara sosial? Atau justru berisiko menciptakan dampak domestik yang tak diinginkan?

Solidaritas Kemanusiaan dalam Bingkai Keilmuan

Menurut (Garrett, 1987), boikot adalah penolakan kolektif untuk berbisnis dengan individual atau perusahaan terhadap tindakan atau praktik tertentu yang dilakukan oleh individul atau perusahaan tertentu dengan tujuan mendapatkan konsesi atau menyampaikan keluhan terhadap tinakan atau praktik yang dilakukan oleh indvidu atau perusahaan tersebut.

Boikot sebagai bentuk aksi sosial dapat dianalisis melalui pendekatan teori Etika Global dari  (Thomas Pogge, 2005) yang menyatakan bahwa masyarakat global memiliki tanggung jawab moral untuk tidak berkontribusi, secara langsung maupun tidak langsung, terhadap sistem ketidakadilan.

Dalam konteks ini, memilih untuk tidak membeli produk dari entitas yang mendukung agresi menjadi praktik etis konsumen (ethical consumption), yang memperkuat nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab sebagaimana terkandung dalam Pancasila.

Gerakan boikot juga mencerminkan prinsip nonviolent resistance (Gene Sharp, 1973), di mana tekanan moral dan ekonomi menjadi sarana menggoyahkan kebijakan atau kekuatan yang tidak adil. Ini merupakan bentuk perjuangan tanpa senjata, namun tetap kuat secara politik dan sosial.

Dampak Ekomoni: Tekanan terhadap Global , Peluang bagi Lokal

Tulisan ini merupakan pendapat penulis dengan perspektif ekonomi terhadap aksi ini tanpa mengesampingkan nilai-nilai kemanusaiaan. Dalam prespektif ekonomi mikro, aksi ini menciptakan shifting consumer demand.

Ketika terjadinya penurunan permintaan terhadap produk asing yang diduga terafiliasi, ini membuka peluang kenaikan permintaan bagi produk lokal sebagai produk pengganti. Hal ini selaras dengan teori elastisitas permintaan: jika produk yang diboikot memiliki subtitusi yang kompetitif, maka konsumen akan beralih.

Beberapa laporan menyebutkan bahwa brand multinasional yang diduga terafiliasi mengalami penurunan signifikan di Indonesia dan negara-negara mayoritas muslim. Peluang berpindahnya pada penggunaan produk lokal tetap harus diwaspadai.

Apakah ini diikuti dengan tidak turunnya daya beli masyarakat akibat dampak yang ditimbulkan pada pelaku usaha lokal yang merupakan mitra dari brand tersebut. Jika ternyata pada kenyataannya permintaan masyarakat terhadap suatu barang menurun akibat turunnya daya beli. Maka kesempatan shifting consumer demand ini tidak akan terjadi sepenuhnya.

Namun di sisi lain , jika UMKM lokal siap menangkap peluang baik dari shifting ini dengan penyediaan produk yang kompetitif dan berkualitas. Ini akan menjadi momentum bangkitnya produk lokal. Dengan tetap terjaganya jumlah permintaan di pasar dan didorong oleh narasi kemanusiaan, konsumen akan beralih dengan sukarela kepada produk-produk yang disediakan oleh UMKM.

Hal ini akan sejalan dengan konteks ekonomi kerakyatan, di mana kekuatan ekonomi diarahkan untuk mendukung produsen kecil dan menengah yang berperan dalam pembangunan. Sehingga diharapkan perekonomian secara makro dapat tetap dapat tumbuh.

Walaupun pada kenyataanya pertumbuhan yang terjadi pada sektor mikro belum dapat mengimbangi penurunan yang terjadi secara nasional pada beberapa sektor bisnis. Ini dapat dijadikan bibit awal untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi nasional.

Agar dapat menghadapi dampak dari aksi ini, perlu adanya strategi holistik yang melibatkan semua elemen yang terlibat dalam perekonomian secara makro maupun mikro. Pemerintah diharapkan dapat memberikan stimulus ekonomi yang diakibatkan naiknya angka penggaguran agar daya beli dan permintaan masyarakat dapat tetap terjaga.

Pada sektor mikro, pelaku usaha harus cerdas dalam mengelola ongkos produksi dengan tetap mempertahankan kualitas agar dapat menciptakan kepuasan konsumen dan pembelian berulang.

Selain itu ini dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor. Dengan menguatnya produk UMKM dan optimalisasi hilirasi industri, sehingga sumber daya yang dimiliki oleh negara ini dapat dikelola dan dirasakan kebermanfaatannya oleh kita sendiri.

Di mana palestina bukan milik dari suatu bangsa tapi sudah masuk ke dalam krisis kemanusiaan yang mendesak dan menuntut perhatian dari khalayak. (Sumber: Pexels/Ömer Faruk Yıldız)
Di mana palestina bukan milik dari suatu bangsa tapi sudah masuk ke dalam krisis kemanusiaan yang mendesak dan menuntut perhatian dari khalayak. (Sumber: Pexels/Ömer Faruk Yıldız)

Ketahanan ekonomi dalam negeri pun akan semakin kuat, terutama jika didukung oleh kebijakan yang berpihak pada produksi lokal, insentif bagi pelaku usaha kecil, dan penguatan ekosistem industri nasional.

Momentum ini juga mendorong munculnya kesadaran kolektif masyarakat untuk lebih memilih produk dalam negeri sebagai bentuk nyata bela negara di bidang ekonomi. Dengan demikian, krisis global akibat konflik perang dapat direspons secara strategis, tidak hanya sebagai tantangan, tetapi juga sebagai peluang untuk membangun kemandirian dan daya saing bangsa.

Hasil dari strategi dan kebijakan yang dibuat untuk menghadapi kondisi ini memang tidak dapat terlihat secara instan. Aksi boikot memberikan dampak yang cukup masif, namun respon terhadap dampak yang terjadi msih terkesan lambat dan belum menunjukkan dampak yang signifikan.

Namun dengan pemahaman dan kesamaan tujuan, semoga hal tersebut menjadi cikal bakal dari bangkitnya perekonomian Indonesia dan perdamaian dunia.

Dampak Sosial: Menguatkan Solidaritas, Merawat persatuan

Gerakan boikot menimbulkan gelombang solidaritas sosial yang kuat. Penyebaran yang dilakukan melalui media sosial menjadi alat penyebaran informasi dan kampanye. Namun hal ini menjadi seperti dua sisi mata uang, dampak sosial itu uga dapat menciptakan polarisasi.

Sebagian masyarakat mendukung penuh gerakan ini sebagai bentuk bela Palestina, sementara sebagaian lain mengkhawatirkan terhadap ekonomi lokal dan khawatir pada bisa informasi. Sehingga peran penting literasi digital dan kedewasaan sosial diperlukan untuk menghindari konflik horizontal.

Secara sosiologis, fenomena ini bisa dibaca melalui teori aksi sosial Max Weber, bahwa tindakan sosial bukan hanya soal hasil, tetapi juga soal nilai yang mendasarinya. Aksi boikot menjadi bentuk manifestasi nilai—yakni kepedulian terhadap keadilan dan kemanusiaan—yang perlu dijaga agar tidak disalahartikan sebagai bentuk intoleransi atau permusuhan buta.

Boikot sebagai Jalan Tengah Kemanusiaan

Aksi boikot terhadap entitas yang mendukung penjajahan adalah hak moral sekaligus bentuk tanggung jawab sosial. Namun, gerakan ini perlu dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, kejelasan informasi, dan orientasi pada solusi.

Boikot bukan sekadar menolak membeli, tetapi membangun kesadaran bersama bahwa kita tidak boleh menjadi bagian dari sistem penindasan. Dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan, kedaulatan ekonomi, dan kesatuan bangsa, gerakan ini bisa menjadi momentum edukatif dan transformatif.

Sebagai bangsa, kita perlu menjadikan konflik di luar negeri sebagai cermin untuk memperkuat keadaban di dalam negeri. Aksi ini dapat dimulai dari diri sendiri dengan menjadi menjadi teladan yang menjunjung nilai, menjaga persatuan, serta berpihak pada kemanusiaan dalam laku nyata dan suara kita sehari-hari. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Nurfarahim Sugih Lestari
CPNS Lembaga Administrasi Negara
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 18 Sep 2025, 20:46 WIB

Ketika Kuliner dan Visual Berpadu Resto Estetik Menjadi Destinasi Favorit

Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, menjadikan kafe dan restoran sebagai latar konten, ruang ekspresi, bahkan simbol gaya hidup.
Bukan sekadar tempat bersantap, resto estetik kini menjadi destinasi wisata tersendiri. (Sumber: Instagram @Teuan.id)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 20:01 WIB

Filsafat Seni Islam

Tak ada salahnya membicarakan filsafat seni dalam agama Islam.
Ilustrasi karya seni yang islami. (Sumber: Pexels/Andreea Ch)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 19:15 WIB

Komunitas Semut Foto Membangun Ekosistem Kreatif yang Menggerakkan Peluang Bisnis

Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual.
Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 18:14 WIB

Geliat Industri Printing IKM Jawa Barat di Tengah Ekonomi Lesu: Antara Inovasi dan Ketahanan

Di tengah bayang-bayang pelemahan ekonomi nasional, geliat industri printing skala kecil dan menengah (IKM) di Jawa Barat justru menunjukkan ketahanan.
Permintaan terhadap produk custom printing, print-on-demand, dan desain ramah lingkungan terus meningkat, membuka peluang baru bagi pelaku UMKM yang mampu beradaptasi dengan tren pasar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 17:53 WIB

Muak, Muda, dan Miskin di Bandung

Bandung berlari cepat sementara kita tertinggal.
Kawasan pemukiman padat di Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Sabtu 15 Februari 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 14:34 WIB

Nostalgia Kaulinan Urang Sunda Zaman Baheula

Beberapa permainan anak di zaman dulu memiliki banyak manfaat untuk melatih daya sensorik dan motorik juga membangun kerjasama dan strategi.
Siswa mengikuti kegiatan permainan tradisional di SDN 164 Karangpawulang, Jalan Karawitan, Kota Bandung, Kamis 5 Desember 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 18 Sep 2025, 13:18 WIB

Sejarah Bandung dari Kinderkerkhof sampai Parijs van Java

Tak banyak yang tahu, sejarah Bandung pernah identik dengan kuburan anak-anak Belanda. Lalu bagaimana ia bisa disebut Parijs van Java?
Lukisan Situ Patenggang Ciwidey di Kabupaten Bandung karya Franz Wilhelm Junghuhn tahun 1856. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 12:35 WIB

Someah, Seunggah, jeung Bangkawarah

Yang paling seunggah saat menerima tamu, terutama geugeuden, ingin  menghidangkan bakakak, padahal waktunya mendadak. Alih-alih sidak!
Kirab Budaya Hari Jadi Ke-80 Provinsi Jawa Barat ini diikuti sedikitnya 250 peserta dari 27 kabupaten/kota. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 12:35 WIB

Peran Jaket Riding Saat Motoran, Bukan Hanya Cegah Masuk Angin

Jaket riding adalah perlengkapan penting bagi pengendara motor yang dirancang khusus untuk memberikan perlindungan sekaligus kenyamanan selama berkendara. Fungsinya tidak hanya sebagai penahan angin
Ilustrasi Jaket Riding. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 10:17 WIB

Si Cantik Boemi Tirta, Kain Lukis Asal Bandung yang Menembus Dunia

Boemi Tirta berdiri atas gagasan Enneu Herliani (52), seorang perempuan yang menyalurkan hobi melukis menjadi bisnis kreatif. Sebelum meluncurkan merek ini, Enneu lebih dulu dikenal lewat Rumah Sandal
Produk Kain Lukis Boemi Tirta. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 09:34 WIB

Kedai Mochilok, Tempat Jajan Cilok Kekinian yang Bikin Kamu Ketagihan

Di Bandung ada banyak tempat makan unik, salah satunya Mochilok. Kedai ini merupakan sebuah tempat yang menyajikan cilok versi modern.
Makanan Tradisional Cilok (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 09:03 WIB

Pentingnya Revitalisasi Sekolah demi Peningkatan Layanan Pendidikan

Menindaklanjuti pelaksanaan revitalisasi sekolah, yang merupakan prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen)
Menindaklanjuti pelaksanaan revitalisasi sekolah, yang merupakan prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). (Sumber: Unsplash/Husniati Salma)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 20:02 WIB

Elipsis ... Cara Pakai Tiga Titik sebagai Tanda Baca

Elipsis adalah tanda baca berupa tiga titik (...) yang digunakan untuk menunjukkan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.
Elipsis adalah tanda baca berupa tiga titik (...) yang digunakan untuk menunjukkan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan. (Sumber: Pexels/Suzy Hazelwood)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 18:14 WIB

Sejarah Julukan Garut Swiss van Java, Benarkah dari Charlie Chaplin?

Dari Charlie Chaplin sampai fotografer Thilly Weissenborn, banyak dituding pencetus Swiss van Java. Tapi siapa yang sebenarnya?
Foto Cipanas Garut dengan view Gunung Guntur yang diambil Thilly Weissenborn. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 18:12 WIB

Jejak Rasa Kota Kembang: Menyelami Sejarah dan Tantangan Kuliner Legendaris Bandung

Bicara Bandung bukan hanya udara sejuk dan panorama pegunungan yang memikat, tapi juga salah satu pusat kreativitas dunia kuliner yang tumbuh subur.
Setiap jajanan legendaris Bandung menyimpan jejak sejarah, budaya, dan perjuangan para pelaku UMKM. (Sumber: Instagram @batagor_riri)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 16:26 WIB

Berdaya di Tengah Derita, Cara Santi Safitri Menulis Ulang Takdir Masyarakat Jalanan

Kepedulian tak mengenal batas ruang dan waktu. Ia bisa tumbuh dari kejenuhan, dari ketidakpastian, bahkan dari rasa tak berdaya.
Kegiatan para anggota dari Komunitas Perempuan Mandiri (KPM) Dewi Sartika dalam usaha konveksinya. (Sumber: Dok. KPM Dewi Sartika)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 16:07 WIB

Kadedemes, dari Krisis Pangan menuju Hidangan Penuh Makna

Kadedemes adalah olahan makanan yang berasal dari kulit singkong.
Kadedemes Kuliner Warisan Suku Sunda (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 15:13 WIB

Dari Simbol Status ke Ruang Ekspresi Diri, Generasi Muda Kini Menyerbu Lapangan Golf

Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif.
Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 14:06 WIB

Lamsijan, Mang Kabayan, dan Langkanya Ilustrator Karakter Kesundaan

Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. 
Komik Lamsijan. Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. (Sumber: Istimewa | Foto: Istimewa)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 12:36 WIB

Sejarah Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Rumah Bersama Persib dan Persikab

Stadion kabupaten yang diresmikan 2005 ini kini jadi simbol Bandung. Rumah Persib, Persikab, Bobotoh, dan bagian dari sejarah sepak bola.
Stadion Si Jalak Harupat di Soreang yang jadi markas Persib Bandung dan Persikab. (Sumber: Pemkab Bandung)