Bergadang dan Tugas, Dilema Wajar di Kalangan Mahasiswa?

Muhamad Alan Azizal
Ditulis oleh Muhamad Alan Azizal diterbitkan Rabu 05 Nov 2025, 10:55 WIB
Ilustrasi mengerjakan tugas di waktu malam hari (Sumber: Pribadi | Foto: Muhamad Alan Azizal)

Ilustrasi mengerjakan tugas di waktu malam hari (Sumber: Pribadi | Foto: Muhamad Alan Azizal)

Bagi sebagian besar mahasiswa, malam menjadi waktu paling nyaman untuk mengerjakan tugas perkuliahan ditemani dengan lampu meja yang menyala, suara ketikan laptop yang berpadu dengan dengung suara kipas angin yang meniupkan aroma kopi memenuhi seluruh ruangan.

Di tengah keheningan tersebut, mahasiswa memanfaatkan malam untuk mengerjakan tugas, mencari inspirasi atau sekedar menikmati ketenangan yang sulit didapatkan saat siang hari. Tak terkecuali Muhamad Sidqi (21), seorang mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam yang memilih malam sebagai waktu yang tepat untuk mengerjakan tugas perkuliahannya.

“Kalau malam sih enak ya, suasananya juga tenang, gak banyak orang juga jadi bisa lebih fokus buat nugasnya, tinggal ditemenin sama segelas kopi aja juga udah kuat bergadang” ujar Sidqi.

Ia juga menambahkan bahwa jika mengerjakan tugas pada malam hari, ia seringkali lupa waktu bahkan sampai lupa tidur. Hal ini tentunya juga akan berdampak pada kelas perkuliahannya di pagi esok.

“Ya, seringkali lupa gitu sama waktu, tiba tiba jam dua belas aja. Kadang juga sampe gak tidur. Kalo besoknya libur atau gak ada jam pagi sih enak ya, cuma kalo ada gitu jadinya suka telat” sambung Sidqi.

Fenomena bergadang dikalangan mahasiswa bukanlah hal baru, tapi kini dianggap semakin dianggap wajar. Media sosial bahkan ikut menormalisasikan dengan unggahan-unggahan yang bertagar #Nightowlsclub atau #Latenightstudyvibes yang menggambarkan produktivitas di bawah cahaya layar laptop.

Bergadang seolah olah menjadi lambang dedikasi akademik yang menandakan keseriusan mahasiswa dalam menghadapi tugas-tugas yang terus menghampiri. Namun dibalik romantisasi malam yang nyaman itu, terdapat resiko yang jauh lebih besar dari sekedar lingkar hitam dibawah mata.

Ilustrasi tidur. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ilustrasi tidur. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)

Sejumlah penelitian menunjukan dampak nyata dari kebiasaan bergadang terhadap kesehatan dan kemampuan akademik. Studi Giri et al (2023) yang dilakukan kepada 640 mahasiswa menemukan bahwa kualitas tidur yang buruk memiliki hubungan dengan penurunan prestasi akademik.

Sebanyak 61,3% responden mengaku kemampuan mereka akan lebih meningkat jika mendapat waktu tidur yang cukup. Hasil serupa dikemukakan oleh Curcio et al dalam Sleep Medicine Reviews yang menguatkan bahwa kekurangan waktu tidur yang cukup akan berdampak pada kemampuan memori dan pemrosesan kognitif mahasiswa.

Di Indonesia sendiri, studi yang diterbitkan oleh Journal of Education Research and Evalution mengemukakan bahwa kurang tidur membuat mahasiswa lebih mudah stres, sulit fokus serta mengalami gangguan emosional yang menghambat proses belajar.

Tekanan akademik menjadi faktor utama dalam kebiasaan bergadang mahasiswa. Mahasiswa sering merasa bahwa siang hari terlalu sibuk dengan kelas, rapat organisasi atau aktivitas sosial lainnya sehingga malam menjadi satu-satunya waktu untuk fokus.

“Karena kan kalo siang tuh jadwalnya kuliah, jadi kalo ngerjainnya siang suka bentrok sama jadwal kuliah atau bahkan kelupaan karena terlalu fokus nugasnya” ujar Sidqi.

Selain itu kemudahan akses teknologi juga semakin memperburuk situasi. Penggunaan alat komunikasi sampai larut malam terbukti dapat menggangu ritme tidur alami tubuh. Studi YuMeng Zhang (2023) menunjukan bahwa paparan layar dan beban sekolah menjadi penyebab utama kurang tidur pada remaja dan mahasiswa. Dalam hal ini bergadang bukan hanya kebiasaan, tetapi juga merupakan hasil dari tekanan hidup akademik modern yang menuntut produktifitas tanpa henti.

Disamping itu, kebiasaan bergadang seolah olah menjadi bukti keseriusan mahasiswa dalam menghadapi kersanya dunia akademik. Tapi kenyataannya tubuh dan pikiran membayar mahal akan hal itu. Kurang tidur bukan hanya mengurangi fokus, tetapi juga menurunkan sistem imun, memperburuk kondisi mental serta meningkatkan resiko kelelahan kronis.

Pada titik ini penting bagi mahasiswa untuk menelaah kembali makna produktivitas. Apakah dengan bekerja sampai dini hari merupakan tanda komitmen atau justru bentuk ketidakseimbangan dalam mengatur waktu?

Para ahli menyarankan langkah-langkah sederhana agar keluar dari kebiasaan bergadang yang melelahkan. Membagi waktu belajar secara teratur di siang hari, membatasi konsumsi kafein di malam hari, serta menjauhkan perangkat digital sebelum tidur dapat membantu tubuh menyesuaikan ritme alaminya.

Lebih dari itu, mahasiswa perlu memandang tidur sebagai bagian dari produktivitas, bukan sebaliknya. Tidur yang cukup justru akan meningkatkan kemampuan otak untuk memahami, menyimpan, dan mengingat informasi penting dalam proses belajar.

Bergadang mungkin tetap menjadi bagian dari perjalanan hidup mahasiswa, terutama saat menghadapi deadline tugas dan ujian. Namun dibaliknya ada kenyataan yang sering kali diabaikan. Produktivitas sejati tidak selalu lahir dari waktu yang panjang, tapi dari tubuh dan pikiran yang cukup istirahat.

Ketika pagi datang dengan mata berat dan kepala penuh, mungkin sudah saatnya bertanya apakah semua itu benar-benar sepadan? Karena diujung malam yang dibutuhkan bukan hanya tugas yang selesai tetapi diri yang tetap sehat dan sadar untuk menghadapi hari-hari berikutnya. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhamad Alan Azizal
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 22 Des 2025, 20:00 WIB

Batu Kuda Manglayang, Ruang Tenang di Tengah Hutan Pinus

Wisata Alam Batu Kuda di kaki Gunung Manglayang menawarkan pengalaman sederhana, berdiam santai di hutan pinus, menikmati sunyi, dan menenangkan pikiran di depan monumen ikoniknya.
Situs Batu Kuda, saksi sunyi di hutan pinus Manglayang. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 19:04 WIB

Alam sebagai Ruang Pemulihan

Stres di zaman sekarang memerlukan tempat untuk istirahat.
Alam sering menjadi tempat relaksasi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Biz 22 Des 2025, 17:37 WIB

Ketika Banjir dan Longsor Menguji, Kepedulian Sosial dan Ekologis Menjadi Fondasi Pemulihan Sumatra

Banjir dan longsor yang melanda Aceh serta sejumlah wilayah di Sumatra pada Desember lalu menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Ilustrasi. Pemulihan Aceh dan Sumatra membutuhkan energi besar dan napas panjang. Bantuan logistik hanyalah langkah awal. (Sumber: EIGER Adventure)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 17:19 WIB

Bebek Om Aris Dipati Ukur: Sajian Legendaris yang Terjangkau dan Nyaman di Kota Bandung

Bebek Om Aris Dipati Ukur Bandung menawarkan daging empuk, sambal variatif, harga terjangkau.
Menu Favorit yang ada di Bebek Om Aris. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 17:09 WIB

Warga Puas dengan Transportasi Umum, tapi Terkendala Minimnya Halte dan Sistem Transit

Kepuasan warga terkait transportasi umum yang ada di Kota Bandung.
Warga sedang mengantri untuk masuk ke TransMetro Bandung di Halte Pelajar Pejuang 45 (3/12/2025). (Sumber: Fauzi Ananta)
Ayo Biz 22 Des 2025, 16:55 WIB

Solidaritas Kemanusiaan Menjadi Pilar Pemulihan Sumatera Pascabencana

Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat.
Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat. (Sumber: Dok Rumah Zakat)
Ayo Jelajah 22 Des 2025, 15:45 WIB

Sejarah Gereja Santo Petrus, Katedral Tertua di Bandung

Sejarah Gereja St Franciscus Regis hingga berdirinya Katedral Santo Petrus di jantung Bandung pada awal abad ke-20.
Gereja Katedral Santo Petrus Bandung (Sumber: KITLV)
Beranda 22 Des 2025, 15:33 WIB

ISMN Yogyakarta Tegaskan Literasi Digital sebagai Fondasi Informasi Publik di Era AI

ISMN Yogyakarta bahas kolaborasi, literasi digital, dan tantangan media sosial di era AI untuk wujudkan distribusi informasi berkualitas.
Indonesia Social Media Network (ISMN) Meetup Yogyakarta 2026 akan diselenggarakan pada Kamis, 15 Januari 2026.
Ayo Biz 22 Des 2025, 15:09 WIB

Transformasi Digital Jawa Barat Menjadi Peluang Strategis Operator Seluler di Periode Nataru

Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasar telekomunikasi Indonesia kembali menunjukkan potensi besar, terutama di Jawa Barat yang menjadi salah satu pusat mobilitas masyarakat.
Ilustrasi. Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasar telekomunikasi Indonesia kembali menunjukkan potensi besar, terutama di Jawa Barat yang menjadi salah satu pusat mobilitas masyarakat. (Sumber: Indosat)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 12:35 WIB

Cerita Kota Singgah yang Dirindukan

Predikat "kota singgah" bisa diraih Bandung dengan menghubungkan potensi wilayah dan kota di sekitar Bandung.
Flagship outlet Bebek Kaleyo di Jalan Sumatera No. 5, Kota Bandung yang mempertemukan kuliner tradisional dengan estetika kekinian. (Sumber: dok. Bebek Kaleyo)
Beranda 22 Des 2025, 12:19 WIB

Peran Ibu di Era Screen Time: Tak Harus Jadi Ahli Teknologi, Cukup Mendampingi dengan Hati

Seorang ibu tidak harus menjadi ahli teknologi untuk bisa menjadi sosok yang menginspirasi bagi anak-anaknya. Justru kehadiran, pendampingan, dan kemauan belajar jauh lebih penting.
Dini Andriani, kedua dari kanan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Beranda 22 Des 2025, 11:51 WIB

Redefinisi Peran Ibu Pekerja: Saat Karir dan Domestik Tak Lagi Menjadi Beban Ganda

Ia menegaskan bahwa kehidupan rumah tangga seharusnya dibangun di atas prinsip kebersamaan, bukan relasi timpang.
Pemimpin Redaksi Digital Mama.Id, Catur Ratna Wulandari. (Sumber: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 11:05 WIB

Kisah ‘Lampu Merah Terlama di Indonesia’ di Kota Nomor 1 Termacet se-Nusantara

Lampu Merah Kiaracondong-Soekarno Hatta (Kircon) di Kota Bandung sudah lama ditetapkan sebagai stopan “Lampu Merah Terlama di Indonesia”.
Kemacetan di Lampu Merah Perempatan Kiaracondong, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Beranda 22 Des 2025, 10:57 WIB

Ibu Tunggal, Aktivis, dan Jalan Panjang Melawan Stigma

Salah satunya, fakta bahwa di tahun 2010-2013-an jurnalis perempuan masih minim jumlahnya dan statusnya sebagai “Janda” kemudian sering dipermasalahkan
Rinda Aunillah Sirait. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 10:18 WIB

Mengeja Imajinasi Kota Hijau

Paris van Java (PVJ) dengan jargon Bandung Utama masih memiliki ruang strategis untuk memperkuat kebijakan dan inovasi menuju kota yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.
Warga berada di Taman Foto, Kota Bandung, Senin 15 September 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Beranda 22 Des 2025, 09:47 WIB

Menjadi Ibu dan Ayah Sekaligus, Perjalanan Seorang Single Parent Menjaga Masa Depan Anak

Menjalani dua peran sekaligus tentu bukan hal yang mudah. Namun, ia memilih bertahan dan berdamai dengan keadaan yang ada.
Tri Nur Aini Noviar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 08:26 WIB

Curhat di Media Sosial, Masyarakat Bandung Keluhkan Kondisi Trotoar

Bandung terkenal sebagai kota estetik yang punya masalah dengan trotoar dan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Kondisi trotoar Jln. Moch. Toha membutuhkan perbaikan oleh Pemerintah Kota Bandung, Sabtu (29//11/2025). (Foto: Risa)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 07:20 WIB

Pelestari Adat Sunda: Berdedikasi pada Indahnya Pernikahan lewat Pakaian Adat Sunda

Tentang pakaian pernikahan adat Sunda dilihat dari perspektif make up artist dan distributor pakaiannya.
Pengantin wanita tampil anggun dalam balutan Paes Sunda Siger saat hari pernikahannya di Kebon Jeruk, Kec. Andir, Kota Bandung. (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Endang Rachmawati)
Beranda 21 Des 2025, 23:31 WIB

Bukan Sekadar Tren: Alasan Perempuan Gen Z Lebih Aktif di Second Account Instagram

Acara tersebut digelar untuk memperkenalkan ruang aman bagi para perempuan untuk saling berbagi cerita dan pengalaman yang disebut Kutub Sisters.
Meet Up Komunitas Kutub Sisters pada Minggu, (21/12), di Palary Coffee & Eatery. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 20:14 WIB

Seven October Coffee: Ruang Ngopi yang Menghidupkan Ingatan Palestina di Bandung

Seven October Coffee di Bandung menghadirkan konsep unik yang memadukan pengalaman ngopi dengan edukasi sejarah Palestina.
Tembok Sejarah Palestina dari Awal-Sekarang. (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Amir Huwaidi)