Mengubah Cokelat Jadi Gerakan, Sinergi UMKM dan Petani dalam Rantai Pangan

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Selasa 04 Nov 2025, 17:29 WIB
Battenberg3, sebuah UMKM yang menjadikan kolaborasi dengan petani sebagai inti bisnisnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Battenberg3, sebuah UMKM yang menjadikan kolaborasi dengan petani sebagai inti bisnisnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Bandung tidak hanya dikenal sebagai kota kreatif dengan geliat fesyen dan kulinernya, tetapi juga sebagai ruang tumbuhnya gerakan pemberdayaan petani lokal yang semakin mendapat perhatian. Di tengah tren urbanisasi, muncul kesadaran baru bahwa produk pangan berbasis bahan baku lokal memiliki nilai lebih, bukan hanya dari sisi rasa, tetapi juga dari dampak sosial yang ditimbulkan.

Salah satu contoh nyata dari semangat ini adalah Battenberg3, sebuah UMKM yang menjadikan kolaborasi dengan petani sebagai inti bisnisnya. Battenberg3 mengusung dua lini bisnis yakni produk artisan berupa premium cocoa dari biji kakao Java Criollo dan produk masif berupa brownies bite yang gluten free, dairy free, dan rendah gula.

Strategi ini bukan sekadar diversifikasi produk, melainkan cara untuk memperluas jangkauan pasar sekaligus memperkenalkan bahan baku lokal kepada konsumen urban yang semakin peduli pada isu kesehatan dan keberlanjutan. Dengan positioning di segmen medium high, Battenberg3 menempatkan produk lokal sejajar dengan brand internasional.

Pemilik Battenberg3, Nuraini Wulandari menegaskan bahwa sejak awal mereka berkomitmen untuk mengangkat bahan baku lokal. Prinsip ini mencerminkan filosofi bisnis yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga pada dampak sosial.

“Kita memang fokusnya itu adalah mengangkat bahan baku lokal. Jadi kita pengin bersenergi dengan petani, dari hulu ke hilirnya itu kami memang coba,” ujarnya kepada Ayobandung.

Kolaborasi Battenberg3 dengan petani berlangsung dari Banjarnegara hingga Purwokerto, bahkan ke Jawa Timur. Tepung mocaf dari Banjarnegara, gula kelapa dari Purwokerto, hingga kakao Criollo dari Jember dan Malang menjadi bahan utama produk mereka. Kakao Criollo sendiri dikenal sebagai varietas langka dunia, dan keberadaannya di Indonesia menjadi aset berharga yang jarang disadari masyarakat luas.

“Varietas Criollo itu langka banget di dunia. Salah satunya ada di Indonesia, di Jawa Timur. Jadi kami berkolaborasi dengan petani di sana untuk mensupply coklatnya ke kami,” jelas perempuan yang karib disapa Wulan itu.

Langkah ini sejalan dengan tren nasional. Berdasarkan Sensus Pertanian 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki lebih dari 15,5 juta rumah tangga petani tanaman pangan dan 10,8 juta rumah tangga petani perkebunan. Angka ini menunjukkan betapa besar potensi kolaborasi antara UMKM dan petani dalam memperkuat rantai pasok pangan nasional.

Bappenas dalam RPJPN 2025–2045 juga menegaskan bahwa transformasi sistem pangan menjadi agenda penting pembangunan, dengan fokus memperkuat nilai tambah dari hulu ke hilir.

Bagi Battenberg3, edukasi konsumen sama pentingnya dengan produksi. Hal ini juga mencerminkan upaya untuk membangun kebanggaan terhadap produk lokal di kalangan masyarakat urban yang sering kali lebih akrab dengan brand impor.

“Kita pengen mengedukasi masyarakat juga kalau kita punya loh produk lokal dengan menggunakan bahan baku lokal. Tapi kita juga gak kalah loh sama produk-produk luar,” kata Wulan.

Bandung sendiri menjadi ekosistem yang mendukung lahirnya inovasi semacam ini. Dengan basis produksi di Bukit Dago untuk lini artisan dan di Buah Batu untuk lini masif, Battenberg3 memanfaatkan teknologi mesin untuk menjaga efisiensi, meski hanya dengan lima karyawan. Skala kecil ini justru memungkinkan mereka menjaga kualitas sekaligus tetap dekat dengan petani dan konsumen.

Battenberg3 menggunakan biji kakao Java Criollo dari petani di Jawa Timur, untuk produk brownies bite yang gluten free, dairy free, dan rendah gula. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Battenberg3 menggunakan biji kakao Java Criollo dari petani di Jawa Timur, untuk produk brownies bite yang gluten free, dairy free, dan rendah gula. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Dari sisi pasar, Battenberg3 menargetkan segmen menengah ke atas dengan harga Rp33.000 untuk ukuran kecil dan Rp61.000 untuk ukuran besar untuk produk bronies bite-nya. Strategi harga ini memang membatasi penetrasi ke pasar massal, tetapi sekaligus memperkuat positioning produk sebagai premium lokal yang berdaya saing global.

“Untuk market, produk kami ini untuk harganya ada di medium high, jadi segmen marketnya itu nggak bisa sembarang masuk. Kami juga melakukan riset sebelumnya,” jelas Wulan.

Ambisi Battenberg3 tidak berhenti di pasar domestik. Mereka kini tengah menjajaki ekspor ke Kanada, Brunei, Singapura, hingga Dubai. Targetnya adalah transaksi senilai Rp400 juta untuk satu kontainer berisi 400 ribu produk. Namun, tantangan tetap ada, terutama soal harga dan kemandirian ekspor.

“Jadi sebenarnya isu harga juga jadi salah satu isu kami untuk penetrasi ke pasar luar karena kami kan belum bisa mandiri untuk ekspor,” ungkap Wulan.

Meski demikian, langkah ini menunjukkan bahwa UMKM Bandung bisa menjadi jembatan antara petani lokal dan konsumen global. Narasi “lokal untuk global” yang diusung Battenberg3 sejalan dengan tren konsumen urban yang semakin peduli pada keberlanjutan, keaslian, dan dampak sosial dari produk yang mereka konsumsi.

Menurut data BPS, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional mencapai 13,83% pada Triwulan II 2025, menegaskan bahwa pertanian tetap menjadi tulang punggung ekonomi meski urbanisasi terus meningkat.

Bagi masyarakat urban, membeli produk Battenberg3 bukan sekadar menikmati cokelat atau brownies, tetapi juga berpartisipasi dalam gerakan sosial. Setiap gigitan membawa cerita tentang petani di Banjarnegara, Purwokerto, Jember, dan Malang yang kini memiliki akses pasar lebih luas.

“Semoga juga dengan saya membeli, istilahnya membeli ke mereka (petani) ini, otomatis mereka juga bisa mendapatkan income untuk keluarganya,” kata Wulan.

Ke depan, Battenberg3 berencana melakukan riset dan pengembangan terhadap kakao dari berbagai daerah lain di Indonesia, termasuk Jawa Barat, Bali, Flores, hingga Sumatera. Langkah ini tidak hanya memperkaya variasi produk, tetapi juga memperluas dampak pemberdayaan ke lebih banyak petani.

“Tidak menutup kemungkinan kedepannya kami juga akan coba R&D coklat-coklat dari Jawa Barat, Bali, Flores, bahkan Sumatera,” tambahnya.

Kisah Battenberg3 menjadi cermin dari tren besar yang kini menguat, di mana UMKM tidak lagi hanya dilihat sebagai penggerak ekonomi lokal, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.

Dengan menghubungkan petani dan konsumen, mereka menciptakan rantai nilai yang lebih adil dan berkelanjutan. Di tengah tantangan globalisasi, narasi ini semakin relevan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Pada akhirnya, pemberdayaan petani melalui UMKM bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga soal martabat. Dengan memastikan petani mendapatkan akses pasar dan harga yang layak, UMKM seperti Battenberg3 membantu menjaga keberlanjutan hidup keluarga-keluarga di desa.

Narasi ini penting diangkat, terutama di kota-kota besar seperti Bandung, agar masyarakat urban semakin sadar bahwa pilihan konsumsi mereka bisa membawa perubahan nyata.

“Harapannya pastinya saya bisa berdampak, bisa membawa dampak positif bagi customer-customer kami, buat lingkungan juga, buat masyarakat sekitar juga, buat petani-petani lokal, kolaborator kami di tempat yang masing-masing,” pungkas Wulan.

Alternatif pembelian produk UMKM Bandung, Battenberg3:

  1. https://s.shopee.co.id/3VcAmw24Wa
  2. https://s.shopee.co.id/8zx7L430HS
  3. https://s.shopee.co.id/BLiox6j6S
  4. https://s.shopee.co.id/9KZxjhwnmU
  5. https://s.shopee.co.id/5q05ZIaKJu
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 22 Des 2025, 20:00 WIB

Batu Kuda Manglayang, Ruang Tenang di Tengah Hutan Pinus

Wisata Alam Batu Kuda di kaki Gunung Manglayang menawarkan pengalaman sederhana, berdiam santai di hutan pinus, menikmati sunyi, dan menenangkan pikiran di depan monumen ikoniknya.
Situs Batu Kuda, saksi sunyi di hutan pinus Manglayang. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 19:04 WIB

Alam sebagai Ruang Pemulihan

Stres di zaman sekarang memerlukan tempat untuk istirahat.
Alam sering menjadi tempat relaksasi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Biz 22 Des 2025, 17:37 WIB

Ketika Banjir dan Longsor Menguji, Kepedulian Sosial dan Ekologis Menjadi Fondasi Pemulihan Sumatra

Banjir dan longsor yang melanda Aceh serta sejumlah wilayah di Sumatra pada Desember lalu menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Ilustrasi. Pemulihan Aceh dan Sumatra membutuhkan energi besar dan napas panjang. Bantuan logistik hanyalah langkah awal. (Sumber: EIGER Adventure)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 17:19 WIB

Bebek Om Aris Dipati Ukur: Sajian Legendaris yang Terjangkau dan Nyaman di Kota Bandung

Bebek Om Aris Dipati Ukur Bandung menawarkan daging empuk, sambal variatif, harga terjangkau.
Menu Favorit yang ada di Bebek Om Aris. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 17:09 WIB

Warga Puas dengan Transportasi Umum, tapi Terkendala Minimnya Halte dan Sistem Transit

Kepuasan warga terkait transportasi umum yang ada di Kota Bandung.
Warga sedang mengantri untuk masuk ke TransMetro Bandung di Halte Pelajar Pejuang 45 (3/12/2025). (Sumber: Fauzi Ananta)
Ayo Biz 22 Des 2025, 16:55 WIB

Solidaritas Kemanusiaan Menjadi Pilar Pemulihan Sumatera Pascabencana

Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat.
Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat. (Sumber: Dok Rumah Zakat)
Ayo Jelajah 22 Des 2025, 15:45 WIB

Sejarah Gereja Santo Petrus, Katedral Tertua di Bandung

Sejarah Gereja St Franciscus Regis hingga berdirinya Katedral Santo Petrus di jantung Bandung pada awal abad ke-20.
Gereja Katedral Santo Petrus Bandung (Sumber: KITLV)
Beranda 22 Des 2025, 15:33 WIB

ISMN Yogyakarta Tegaskan Literasi Digital sebagai Fondasi Informasi Publik di Era AI

ISMN Yogyakarta bahas kolaborasi, literasi digital, dan tantangan media sosial di era AI untuk wujudkan distribusi informasi berkualitas.
Indonesia Social Media Network (ISMN) Meetup Yogyakarta 2026 akan diselenggarakan pada Kamis, 15 Januari 2026.
Ayo Biz 22 Des 2025, 15:09 WIB

Transformasi Digital Jawa Barat Menjadi Peluang Strategis Operator Seluler di Periode Nataru

Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasar telekomunikasi Indonesia kembali menunjukkan potensi besar, terutama di Jawa Barat yang menjadi salah satu pusat mobilitas masyarakat.
Ilustrasi. Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasar telekomunikasi Indonesia kembali menunjukkan potensi besar, terutama di Jawa Barat yang menjadi salah satu pusat mobilitas masyarakat. (Sumber: Indosat)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 12:35 WIB

Cerita Kota Singgah yang Dirindukan

Predikat "kota singgah" bisa diraih Bandung dengan menghubungkan potensi wilayah dan kota di sekitar Bandung.
Flagship outlet Bebek Kaleyo di Jalan Sumatera No. 5, Kota Bandung yang mempertemukan kuliner tradisional dengan estetika kekinian. (Sumber: dok. Bebek Kaleyo)
Beranda 22 Des 2025, 12:19 WIB

Peran Ibu di Era Screen Time: Tak Harus Jadi Ahli Teknologi, Cukup Mendampingi dengan Hati

Seorang ibu tidak harus menjadi ahli teknologi untuk bisa menjadi sosok yang menginspirasi bagi anak-anaknya. Justru kehadiran, pendampingan, dan kemauan belajar jauh lebih penting.
Dini Andriani, kedua dari kanan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Beranda 22 Des 2025, 11:51 WIB

Redefinisi Peran Ibu Pekerja: Saat Karir dan Domestik Tak Lagi Menjadi Beban Ganda

Ia menegaskan bahwa kehidupan rumah tangga seharusnya dibangun di atas prinsip kebersamaan, bukan relasi timpang.
Pemimpin Redaksi Digital Mama.Id, Catur Ratna Wulandari. (Sumber: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 11:05 WIB

Kisah ‘Lampu Merah Terlama di Indonesia’ di Kota Nomor 1 Termacet se-Nusantara

Lampu Merah Kiaracondong-Soekarno Hatta (Kircon) di Kota Bandung sudah lama ditetapkan sebagai stopan “Lampu Merah Terlama di Indonesia”.
Kemacetan di Lampu Merah Perempatan Kiaracondong, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Beranda 22 Des 2025, 10:57 WIB

Ibu Tunggal, Aktivis, dan Jalan Panjang Melawan Stigma

Salah satunya, fakta bahwa di tahun 2010-2013-an jurnalis perempuan masih minim jumlahnya dan statusnya sebagai “Janda” kemudian sering dipermasalahkan
Rinda Aunillah Sirait. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 10:18 WIB

Mengeja Imajinasi Kota Hijau

Paris van Java (PVJ) dengan jargon Bandung Utama masih memiliki ruang strategis untuk memperkuat kebijakan dan inovasi menuju kota yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.
Warga berada di Taman Foto, Kota Bandung, Senin 15 September 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Beranda 22 Des 2025, 09:47 WIB

Menjadi Ibu dan Ayah Sekaligus, Perjalanan Seorang Single Parent Menjaga Masa Depan Anak

Menjalani dua peran sekaligus tentu bukan hal yang mudah. Namun, ia memilih bertahan dan berdamai dengan keadaan yang ada.
Tri Nur Aini Noviar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 08:26 WIB

Curhat di Media Sosial, Masyarakat Bandung Keluhkan Kondisi Trotoar

Bandung terkenal sebagai kota estetik yang punya masalah dengan trotoar dan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Kondisi trotoar Jln. Moch. Toha membutuhkan perbaikan oleh Pemerintah Kota Bandung, Sabtu (29//11/2025). (Foto: Risa)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 07:20 WIB

Pelestari Adat Sunda: Berdedikasi pada Indahnya Pernikahan lewat Pakaian Adat Sunda

Tentang pakaian pernikahan adat Sunda dilihat dari perspektif make up artist dan distributor pakaiannya.
Pengantin wanita tampil anggun dalam balutan Paes Sunda Siger saat hari pernikahannya di Kebon Jeruk, Kec. Andir, Kota Bandung. (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Endang Rachmawati)
Beranda 21 Des 2025, 23:31 WIB

Bukan Sekadar Tren: Alasan Perempuan Gen Z Lebih Aktif di Second Account Instagram

Acara tersebut digelar untuk memperkenalkan ruang aman bagi para perempuan untuk saling berbagi cerita dan pengalaman yang disebut Kutub Sisters.
Meet Up Komunitas Kutub Sisters pada Minggu, (21/12), di Palary Coffee & Eatery. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 20:14 WIB

Seven October Coffee: Ruang Ngopi yang Menghidupkan Ingatan Palestina di Bandung

Seven October Coffee di Bandung menghadirkan konsep unik yang memadukan pengalaman ngopi dengan edukasi sejarah Palestina.
Tembok Sejarah Palestina dari Awal-Sekarang. (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Amir Huwaidi)