Redefinisi Peran Ibu Pekerja: Saat Karir dan Domestik Tak Lagi Menjadi Beban Ganda

Halwa Raudhatul
Ditulis oleh Halwa Raudhatul diterbitkan Senin 22 Des 2025, 11:51 WIB
Pemimpin Redaksi Digital Mama.Id, Catur Ratna Wulandari. (Sumber: Dokumen pribadi)

Pemimpin Redaksi Digital Mama.Id, Catur Ratna Wulandari. (Sumber: Dokumen pribadi)

AYOBANDUNG.ID - Narasi stigma sosial mengenai peran perempuan masih kerap berpijak pada nilai-nilai patriarkal yang mengakar kuat di masyarakat. Nilai ini menempatkan perempuan—terutama yang telah menikah—pada persimpangan semu antara karier dan keluarga. Seolah-olah ruang hidup dan haknya harus dibatasi oleh status relasional yang ia sandang.

Tekanan tersebut tidak hanya hadir dalam bentuk tuntutan sosial, tetapi juga berdampak pada kondisi psikologis perempuan. Adult Clinical Psychologist, Issara Rizkya, membagikan pengalamannya selama lima tahun menangani klien perempuan yang berkarier.

“Perempuan yang berkarir selalu merasa cemas dan khawatir jika fokus pada pekerjaannya. Ini mempengaruhi self esteem, self trust, dan self crisis,” jelasnya.

Kecemasan serupa juga menjadi perhatian Pemimpin Redaksi Digital Mama.Id, Catur Ratna Wulandari, atau yang akrab disapa Ratna. Ia menyoroti bagaimana pertanyaan soal pembagian waktu antara pekerjaan dan anak kerap diarahkan hanya kepada perempuan.

“Ini pertanyaan yang menurutku agak tidak adil. Karena pertanyaan ini hanya ditujukan kepada kami, perempuan. Tapi, nggak pernah ditanyakan ke laki-laki,” ucapnya.

Ratna menilai, cara pandang tersebut menunjukkan masih timpangnya persepsi tentang peran dalam rumah tangga.

“Karena rumah tangga itu, kan, berdua ya. Masa (urusan domestik dan anak) cuma perempuannya doang?” tambah Ratna.

Menurutnya, beban ganda yang selama ini dinormalisasi bukanlah kutukan permanen bagi ibu yang berkarier. Persoalan ini, kata Ratna, lebih pada distribusi peran yang bisa diatasi melalui komunikasi, komitmen pasangan, serta dukungan lingkungan kerja yang sehat.

“Posisi saya di rumah (dengan suami) ini setara. Kalau pagi, suami saya masak, saya nyiapin (urusan) anak. Supaya apa? Supaya kualitas tidur kita sama,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa kehidupan rumah tangga seharusnya dibangun di atas prinsip kebersamaan, bukan relasi timpang.

“Semuanya harus berbagi, karena hidup di satu rumah itu, kan, bukan salah satu yang menumpang. Istri tidak menumpang, suami juga tidak menumpang,” jelas dia.

Dukungan dan pengertian dari pasangan menjadi hal yang sangat disyukuri Ratna. Tidak hanya dalam urusan domestik dan pengasuhan anak, tetapi juga dalam kebebasannya memilih jalur karier serta mengeksplorasi hobi dan aktivitas personal.

“Saya senang sih, karena saya tetap bisa beraktivitas (melakukan) hobi. Kami berdua tetap bisa melakukan itu,” ucap Ratna.

Dalam perannya sebagai Pimpinan Redaksi Digital Mama, Ratna percaya bahwa seorang ibu tidak semata-mata diposisikan pada kerja-kerja domestik. Perempuan, menurutnya, juga memiliki kapasitas untuk mengerjakan hal-hal teknis dan menempati posisi strategis. Bersama timnya, ia berupaya menciptakan lingkungan kerja yang fleksibel tanpa mengorbankan produktivitas.

“Kami bercita-cita Digital Mama itu jadi environment yang ramah buat ibu-ibu. Mereka tetap bisa berkarya, meskipun sudah jadi ibu,” ungkapnya.

Fleksibilitas itu juga tercermin dari kebijakan sederhana yang sering dianggap remeh di banyak tempat kerja.

“Selalu ada pertanyaan ‘boleh bawa anak gak?’ Kami selalu bilang boleh. Karena nanti anak-anak akan kami buat aktivitasnya,” tambah Ratna.

Peringatan Hari Ibu setiap 22 Desember menjadi momentum untuk kembali mengingat makna peran perempuan di ruang publik. Bagi Ratna, peran tersebut sama besar dan sama strategisnya dengan laki-laki.

“Merayakan Mother’s Day itu kalau dibaca lagi sejarahnya bukan soal merayakan peran ibu secara domestik. Tapi lebih ke bagaimana pergerakan perempuan dalam memperjuangkan hak dalam ruang publik. Mulai dari hak upah dan hak suara politik yang setara,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa capaian perempuan hari ini bukanlah pemberian, melainkan hasil perjuangan panjang.

“Hak-hak yang didapat perempuan sekarang itu bukan dikasih, tapi diperjuangkan,” ucapnya.

Sebagai penutup, Ratna menyampaikan pesan penyemangat bagi para ibu dan perempuan di mana pun berada: bahwa perempuan mampu menjalani banyak peran selama diberikan kesempatan.

“Perempuan itu bisa memiliki peran banyak di dalam ataupun di luar rumah. Mudah-mudahan semua perempuan punya kesempatan untuk mengekspresikan dirinya sesuai yang dia mau. Walaupun sudah jadi ibu, cita-cita kita nggak expired kok,” tutupnya.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 22 Des 2025, 12:35 WIB

Cerita Kota Singgah yang Dirindukan

Predikat "kota singgah" bisa diraih Bandung dengan menghubungkan potensi wilayah dan kota di sekitar Bandung.
Flagship outlet Bebek Kaleyo di Jalan Sumatera No. 5, Kota Bandung yang mempertemukan kuliner tradisional dengan estetika kekinian. (Sumber: dok. Bebek Kaleyo)
Beranda 22 Des 2025, 12:19 WIB

Peran Ibu di Era Screen Time: Tak Harus Jadi Ahli Teknologi, Cukup Mendampingi dengan Hati

Seorang ibu tidak harus menjadi ahli teknologi untuk bisa menjadi sosok yang menginspirasi bagi anak-anaknya. Justru kehadiran, pendampingan, dan kemauan belajar jauh lebih penting.
Dini Andriani, kedua dari kanan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Beranda 22 Des 2025, 11:51 WIB

Redefinisi Peran Ibu Pekerja: Saat Karir dan Domestik Tak Lagi Menjadi Beban Ganda

Ia menegaskan bahwa kehidupan rumah tangga seharusnya dibangun di atas prinsip kebersamaan, bukan relasi timpang.
Pemimpin Redaksi Digital Mama.Id, Catur Ratna Wulandari. (Sumber: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 11:05 WIB

Kisah ‘Lampu Merah Terlama di Indonesia’ di Kota Nomor 1 Termacet se-Nusantara

Lampu Merah Kiaracondong-Soekarno Hatta (Kircon) di Kota Bandung sudah lama ditetapkan sebagai stopan “Lampu Merah Terlama di Indonesia”.
Kemacetan di Lampu Merah Perempatan Kiaracondong, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Beranda 22 Des 2025, 10:57 WIB

Ibu Tunggal, Aktivis, dan Jalan Panjang Melawan Stigma

Salah satunya, fakta bahwa di tahun 2010-2013-an jurnalis perempuan masih minim jumlahnya dan statusnya sebagai “Janda” kemudian sering dipermasalahkan
Rinda Aunillah Sirait. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 10:18 WIB

Mengeja Imajinasi Kota Hijau

Paris van Java (PVJ) dengan jargon Bandung Utama masih memiliki ruang strategis untuk memperkuat kebijakan dan inovasi menuju kota yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.
Warga berada di Taman Foto, Kota Bandung, Senin 15 September 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Beranda 22 Des 2025, 09:47 WIB

Menjadi Ibu dan Ayah Sekaligus, Perjalanan Seorang Single Parent Menjaga Masa Depan Anak

Menjalani dua peran sekaligus tentu bukan hal yang mudah. Namun, ia memilih bertahan dan berdamai dengan keadaan yang ada.
Tri Nur Aini Noviar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 08:26 WIB

Curhat di Media Sosial, Masyarakat Bandung Keluhkan Kondisi Trotoar

Bandung terkenal sebagai kota estetik yang punya masalah dengan trotoar dan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Kondisi trotoar Jln. Moch. Toha membutuhkan perbaikan oleh Pemerintah Kota Bandung, Sabtu (29//11/2025). (Foto: Risa)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 07:20 WIB

Pelestari Adat Sunda: Berdedikasi pada Indahnya Pernikahan lewat Pakaian Adat Sunda

Tentang pakaian pernikahan adat Sunda dilihat dari perspektif make up artist dan distributor pakaiannya.
Pengantin wanita tampil anggun dalam balutan Paes Sunda Siger saat hari pernikahannya di Kebon Jeruk, Kec. Andir, Kota Bandung. (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Endang Rachmawati)
Beranda 21 Des 2025, 23:31 WIB

Bukan Sekadar Tren: Alasan Perempuan Gen Z Lebih Aktif di Second Account Instagram

Acara tersebut digelar untuk memperkenalkan ruang aman bagi para perempuan untuk saling berbagi cerita dan pengalaman yang disebut Kutub Sisters.
Meet Up Komunitas Kutub Sisters pada Minggu, (21/12), di Palary Coffee & Eatery. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 20:14 WIB

Seven October Coffee: Ruang Ngopi yang Menghidupkan Ingatan Palestina di Bandung

Seven October Coffee di Bandung menghadirkan konsep unik yang memadukan pengalaman ngopi dengan edukasi sejarah Palestina.
Tembok Sejarah Palestina dari Awal-Sekarang. (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Amir Huwaidi)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 19:27 WIB

Alasan Maraknya Warga Bandung Memilih Transportasi Pribadi ketimbang Transportasi Umum

Banyak sekali warga Bandung yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadinya dibanding harus menggunakan transportasi umum.
Potret salah satu transportasi umum yang tersedia di Bandung, 27 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Siti Zahra)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 17:21 WIB

Dari Cafe ke Hiking: Kini Menjelajah Alam Jadi Hobi Baru Anak Muda

Hiking kini menjadi hobi baru anak muda saat ini, terutama Tebing Keraton yang menawarkan jalur pendakian dan keindahan alam.
Kabupaten Bandung, Sabtu (25/10/2025).Pengunjung sedang berjalan menyusuri jalur utama menuju kawasan wisata Tebing Keraton di Kecamatan Cimenyan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhammad Naufal)
Ayo Jelajah 21 Des 2025, 15:16 WIB

Sejarah Bandung jadi Pusat Tekstil, Serambi Kota Dolar yang Tergerus Zaman

Denting alat tenun mengubah Majalaya menjadi pusat tekstil kolonial yang hidup dari kampung ke pabrik. Sayangnya kejayaan sejarah ini kini tergerus zaman.
Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) tahun 1925-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 14:39 WIB

Strategi Jeda untuk Menguasai Audiens dalam Public Speaking

Gunakan teknik 'Strategic Pause' agar public speaking kamu semakin jago dan bikin kamu terlihat berwibawa.
Potret aktivitas public speaking.  (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 13:04 WIB

Pengolahan Sampah Organik dengan Maggot Jadi Solusi di Cigending

Pemanfaatan maggot dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menciptakan lingkungan Cigending yang lebih bersih dan sehat.
Rumah Maggot di Kelurahan Cigending. (Dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 12:14 WIB

Momen Improvisasi yang Menyelamatkan Teater Malam Itu

Teater Pena Jurnalistik membawakan pertunjukan berjudul Para Pencari Loker.
Sejumlah pemain Teater Pena mebawakan adegan dibawah lampu sorot, disaksikan para penonton di Bale Teras Sunda, Senin (7/12/2025). (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Saskia Alifa Nadhira)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 09:44 WIB

Kesenjangan Ruang Publik Bandung Hambat Aktivitas Mahasiswa

Artikel ini menjelaskan mengenai pandangan seorang mahasiswi asal Bandung mengenai ruang publik di Bandung.
Suasana salah satu Ruang Publik di Bandung, Taman Saparua pada pagi hari Sabtu, (29/11/2025). (Foto: Rasya Nathania)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 08:47 WIB

Alih Fungsi Tugu Simpang Diponegoro Citarum pada Malam Hari, Menyimpang atau Membantu UMKM?

Keresahan warga terhadap penertiban area Pusdai, apakah lamgkah yang efektif atau tidak?
Suasana di tugu Jl Diponegoro dan Jl Citarum pada malam hari, Senin 1 Desember 2025 pukul 1 dini hari (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Mazayya Ameera Aditya)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 08:21 WIB

Es Krim Yogurt Tianlala Bikin Cibiru Kota Bandung Makin Kekinian

Hadirnya Tianlala di kawasan Cibiru menambah warna baru dalam tren kuliner Bandung Timur.
 (Sumber: Tianlala.id)