Alam sebagai Ruang Pemulihan

Rouf Mubarrok
Ditulis oleh Rouf Mubarrok diterbitkan Senin 22 Des 2025, 19:04 WIB
Alam sering menjadi tempat relaksasi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Alam sering menjadi tempat relaksasi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Stres telah menjadi elemen yang hampir tidak terpisahkan dari kehidupan di zaman sekarang. Tekanan dari pendidikan, pekerjaan, tuntutan sosial, dan informasi yang terus mengalir sering kali membuat orang merasa kelelahan baik secara mental maupun emosional.

Dalam situasi ini, manusia memerlukan waktu untuk beristirahat sejenak, menenangkan pikiran, serta memulihkan diri. Salah satu tempat pemulihan yang sering dianggap remeh namun sangat penting adalah alam.

Stres tidak hanya memengaruhi keadaan psikologis, tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik dan kualitas hidup secara keseluruhan. Ketegangan yang berkepanjangan dapat mengganggu konsentrasi, menyebabkan gangguan tidur, hingga menimbulkan kelelahan emosional.

Jika tidak ditangani dengan baik, stres bisa berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Oleh sebab itu, dibutuhkan metode pemulihan yang tidak hanya sementara, tetapi juga membangun keseimbangan batin.

Keberadaan Alam sebagai Sumber Ketenangan

 (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Alam menyediakan suasana yang berbeda dibandingkan dengan keramaian dalam kehidupan sehari-hari. Pepohonan, udara yang segar, suara aliran air, dan ruang hijau semuanya memberikan rangsangan alami yang dapat menenangkan sistem saraf.

Keterhubungan dengan alam berkontribusi dalam menurunkan ketegangan, memperlambat aktivitas pikiran, dan menciptakan rasa damai. Tanpa disadari, berada di lingkungan alam membuat manusia terhubung kembali dengan ritme yang lebih sederhana dan alami.

Sejak zaman dahulu, manusia hidup bersebelahan dengan alam. Namun, perkembangan teknologi dan urbanisasi perlahan menjauhkan manusia dari lingkungan alaminya. Sebenarnya, kedekatan dengan alam sangat penting untuk menjaga kesejahteraan mental. Aktivitas sederhana seperti berjalan di taman, bersantai di bawah pohon, atau melihat langit dapat menjadi cara untuk merenung yang membantu mengurangi stres. Alam tidak meminta imbalan apa pun, melainkan memberikan ruang yang aman untuk bernafas dan beristirahat.

Tidak seperti terapi medis yang bersifat klinis, alam menawarkan penyembuhan secara alami dan tanpa tekanan. Banyak orang merasa lebih rileks setelah menghabiskan waktu di ruang terbuka hijau. Ketika seseorang berada di alam, perhatian tidak lagi terfokus pada masalah, tetapi pada pengalaman saat ini. Hal ini memberi kesempatan bagi pikiran untuk beristirahat dari kecemasan berlebihan dan menciptakan ruang untuk penyembuhan emosional.

Berbagai penelitian membuktikan adanya pengaruh positif alam dalam mengurangi tingkat stres. Penelitian oleh American Psychological Association menunjukkan bahwa berada di lingkungan alami dapat menurunkan kadar hormon kortisol, yang erat kaitannya dengan stres. Selain itu, penelitian lain menyatakan bahwa berjalan kaki selama 20 hingga 30 menit di area hijau dapat memperbaiki suasana hati dan mengurangi ketegangan mental secara signifikan.

Baca Juga: Ketika Banjir dan Longsor Menguji, Kepedulian Sosial dan Ekologis Menjadi Fondasi Pemulihan Sumatra

Secara teoritis, fenomena ini dapat dipahami melalui Attention Restoration Theory (ART) yang diajukan oleh Kaplan dan Kaplan. Teori ini menjelaskan bahwa alam dapat membantu mengatasi kelelahan perhatian yang disebabkan oleh aktivitas kognitif yang intens. Lingkungan alami memberikan rangsangan yang lembut, memungkinkan pikiran untuk beristirahat tanpa kehilangan fokus sepenuhnya. Di samping itu, Stress Reduction Theory (SRT) karya Roger Ulrich mengemukakan bahwa interaksi dengan alam dapat memicu reaksi emosional positif serta mengurangi respons fisik terhadap stres.

Alam bukan sekadar latar belakang kehidupan, melainkan juga ruang untuk pemulihan yang dapat membantu manusia menghadapi stres. Di tengah kesibukan dan tekanan dalam hidup, meluangkan waktu untuk kembali ke alam adalah bentuk perhatian pada diri sendiri. Dengan menjadikan alam sebagai tempat untuk memulihkan diri, manusia dapat menemukan kembali ketenangan, keseimbangan, dan kekuatan untuk melanjutkan hidup dengan lebih baik. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Rouf Mubarrok
Tentang Rouf Mubarrok
Seseorang yang berkeinginan terus memperbaiki diri lewat menulis. Saat ini, berupaya menjadi pribadi yang lebih komunikatif, dan bermanfaat bagi banyak orang.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 22 Des 2025, 20:00 WIB

Batu Kuda Manglayang, Ruang Tenang di Tengah Hutan Pinus

Wisata Alam Batu Kuda di kaki Gunung Manglayang menawarkan pengalaman sederhana, berdiam santai di hutan pinus, menikmati sunyi, dan menenangkan pikiran di depan monumen ikoniknya.
Situs Batu Kuda, saksi sunyi di hutan pinus Manglayang. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 19:04 WIB

Alam sebagai Ruang Pemulihan

Stres di zaman sekarang memerlukan tempat untuk istirahat.
Alam sering menjadi tempat relaksasi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Biz 22 Des 2025, 17:37 WIB

Ketika Banjir dan Longsor Menguji, Kepedulian Sosial dan Ekologis Menjadi Fondasi Pemulihan Sumatra

Banjir dan longsor yang melanda Aceh serta sejumlah wilayah di Sumatra pada Desember lalu menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Ilustrasi. Pemulihan Aceh dan Sumatra membutuhkan energi besar dan napas panjang. Bantuan logistik hanyalah langkah awal. (Sumber: EIGER Adventure)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 17:19 WIB

Bebek Om Aris Dipati Ukur: Sajian Legendaris yang Terjangkau dan Nyaman di Kota Bandung

Bebek Om Aris Dipati Ukur Bandung menawarkan daging empuk, sambal variatif, harga terjangkau.
Menu Favorit yang ada di Bebek Om Aris. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 17:09 WIB

Warga Puas dengan Transportasi Umum, tapi Terkendala Minimnya Halte dan Sistem Transit

Kepuasan warga terkait transportasi umum yang ada di Kota Bandung.
Warga sedang mengantri untuk masuk ke TransMetro Bandung di Halte Pelajar Pejuang 45 (3/12/2025). (Sumber: Fauzi Ananta)
Ayo Biz 22 Des 2025, 16:55 WIB

Solidaritas Kemanusiaan Menjadi Pilar Pemulihan Sumatera Pascabencana

Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat.
Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat. (Sumber: Dok Rumah Zakat)
Ayo Jelajah 22 Des 2025, 15:45 WIB

Sejarah Gereja Santo Petrus, Katedral Tertua di Bandung

Sejarah Gereja St Franciscus Regis hingga berdirinya Katedral Santo Petrus di jantung Bandung pada awal abad ke-20.
Gereja Katedral Santo Petrus Bandung (Sumber: KITLV)
Beranda 22 Des 2025, 15:33 WIB

ISMN Yogyakarta Tegaskan Literasi Digital sebagai Fondasi Informasi Publik di Era AI

ISMN Yogyakarta bahas kolaborasi, literasi digital, dan tantangan media sosial di era AI untuk wujudkan distribusi informasi berkualitas.
Indonesia Social Media Network (ISMN) Meetup Yogyakarta 2026 akan diselenggarakan pada Kamis, 15 Januari 2026.
Ayo Biz 22 Des 2025, 15:09 WIB

Transformasi Digital Jawa Barat Menjadi Peluang Strategis Operator Seluler di Periode Nataru

Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasar telekomunikasi Indonesia kembali menunjukkan potensi besar, terutama di Jawa Barat yang menjadi salah satu pusat mobilitas masyarakat.
Ilustrasi. Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasar telekomunikasi Indonesia kembali menunjukkan potensi besar, terutama di Jawa Barat yang menjadi salah satu pusat mobilitas masyarakat. (Sumber: Indosat)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 12:35 WIB

Cerita Kota Singgah yang Dirindukan

Predikat "kota singgah" bisa diraih Bandung dengan menghubungkan potensi wilayah dan kota di sekitar Bandung.
Flagship outlet Bebek Kaleyo di Jalan Sumatera No. 5, Kota Bandung yang mempertemukan kuliner tradisional dengan estetika kekinian. (Sumber: dok. Bebek Kaleyo)
Beranda 22 Des 2025, 12:19 WIB

Peran Ibu di Era Screen Time: Tak Harus Jadi Ahli Teknologi, Cukup Mendampingi dengan Hati

Seorang ibu tidak harus menjadi ahli teknologi untuk bisa menjadi sosok yang menginspirasi bagi anak-anaknya. Justru kehadiran, pendampingan, dan kemauan belajar jauh lebih penting.
Dini Andriani, kedua dari kanan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Beranda 22 Des 2025, 11:51 WIB

Redefinisi Peran Ibu Pekerja: Saat Karir dan Domestik Tak Lagi Menjadi Beban Ganda

Ia menegaskan bahwa kehidupan rumah tangga seharusnya dibangun di atas prinsip kebersamaan, bukan relasi timpang.
Pemimpin Redaksi Digital Mama.Id, Catur Ratna Wulandari. (Sumber: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 11:05 WIB

Kisah ‘Lampu Merah Terlama di Indonesia’ di Kota Nomor 1 Termacet se-Nusantara

Lampu Merah Kiaracondong-Soekarno Hatta (Kircon) di Kota Bandung sudah lama ditetapkan sebagai stopan “Lampu Merah Terlama di Indonesia”.
Kemacetan di Lampu Merah Perempatan Kiaracondong, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Beranda 22 Des 2025, 10:57 WIB

Ibu Tunggal, Aktivis, dan Jalan Panjang Melawan Stigma

Salah satunya, fakta bahwa di tahun 2010-2013-an jurnalis perempuan masih minim jumlahnya dan statusnya sebagai “Janda” kemudian sering dipermasalahkan
Rinda Aunillah Sirait. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 10:18 WIB

Mengeja Imajinasi Kota Hijau

Paris van Java (PVJ) dengan jargon Bandung Utama masih memiliki ruang strategis untuk memperkuat kebijakan dan inovasi menuju kota yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.
Warga berada di Taman Foto, Kota Bandung, Senin 15 September 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Beranda 22 Des 2025, 09:47 WIB

Menjadi Ibu dan Ayah Sekaligus, Perjalanan Seorang Single Parent Menjaga Masa Depan Anak

Menjalani dua peran sekaligus tentu bukan hal yang mudah. Namun, ia memilih bertahan dan berdamai dengan keadaan yang ada.
Tri Nur Aini Noviar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 08:26 WIB

Curhat di Media Sosial, Masyarakat Bandung Keluhkan Kondisi Trotoar

Bandung terkenal sebagai kota estetik yang punya masalah dengan trotoar dan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Kondisi trotoar Jln. Moch. Toha membutuhkan perbaikan oleh Pemerintah Kota Bandung, Sabtu (29//11/2025). (Foto: Risa)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 07:20 WIB

Pelestari Adat Sunda: Berdedikasi pada Indahnya Pernikahan lewat Pakaian Adat Sunda

Tentang pakaian pernikahan adat Sunda dilihat dari perspektif make up artist dan distributor pakaiannya.
Pengantin wanita tampil anggun dalam balutan Paes Sunda Siger saat hari pernikahannya di Kebon Jeruk, Kec. Andir, Kota Bandung. (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Endang Rachmawati)
Beranda 21 Des 2025, 23:31 WIB

Bukan Sekadar Tren: Alasan Perempuan Gen Z Lebih Aktif di Second Account Instagram

Acara tersebut digelar untuk memperkenalkan ruang aman bagi para perempuan untuk saling berbagi cerita dan pengalaman yang disebut Kutub Sisters.
Meet Up Komunitas Kutub Sisters pada Minggu, (21/12), di Palary Coffee & Eatery. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 20:14 WIB

Seven October Coffee: Ruang Ngopi yang Menghidupkan Ingatan Palestina di Bandung

Seven October Coffee di Bandung menghadirkan konsep unik yang memadukan pengalaman ngopi dengan edukasi sejarah Palestina.
Tembok Sejarah Palestina dari Awal-Sekarang. (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Amir Huwaidi)