Di balik kabut pagi yang menyelimuti jalur Tebing Keraton, dua mahasiswa duduk di atas bebatuan, membiarkan sejuknya udara dan cahaya matahari menyapa. Bagi anak generasi muda Bandung, kegiatan hiking seperti inilah kini menjadi hobi baru untuk healing dan menjaga kebugaran tubuh.Tahura, Tebing Keraton, Kec. Cimenyan, Kabupaten Bandung.
Dero salah satu anak muda yang merasakan perubahan gaya hidup di zaman sekarang yaitu dari cafe ke hiking. Seorang mahasiswa sekaligus pecinta alam yang mulai tertarik dengan dunia pendakian sejak usia 19 tahun.
āTujuan utamanya sih buat refreshing, melepas penat. Selain itu juga untuk menjaga agar tubuh tetap bugar dan sehat,ā ucapnya pada Sabtu (25/10/2025).
Bagi anak muda itu, pesona utama dari kegiatan hiking terletak pada keindahan alam yang terlihat di sepanjang jalur pendakian.
āYang bikin tertarik itu pemandangannya. View-nya itu loh, indah banget,ā tambahnya.
Meski baru setahun aktif mendaki, ia mengaku kegiatan ini memberikan pengalaman yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menenangkan pikiran.
Tren hiking kini semakin digemari. Bagi anak muda itu, hal ini mencerminkan meningkatnya kesadaran anak muda terhadap pentingnya menjaga kesehatan. Media sosial kini turut berperan besar dalam memperkuat tren ini. Banyak pendaki muda yang membagikan foto-foto estetik di Instagram maupun TikTok, sehingga menginspirasi orang lain untuk ikut mencoba.
Media sosial kini turut berperan besar dalam memperkuat tren ini. Banyak pendaki muda yang membagikan foto-foto estetik di Instagram maupun tiktok , sehingga menginspirasi orang lain untuk ikut mencoba. Tambah anak itu yang juga aktif dalam komunitas pendaki lokal di daerahnya.
Selain memberikan manfaat sosial, hiking juga berdampak positif pada kesehatan fisik dan mental.
āKalau dari segi mental, hiking itu bikin pikiran lebih tenang dan segar. Rasanya kayak recharge aja gitu,ā lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa mendaki membuat tubuh terasa lebih kuat dan bugar setelah melakukannya.
Baca Juga: Sejarah Bandung jadi Pusat Tekstil, Serambi Kota Dolar yang Tergerus Zaman
Sebelum melakukan pendakian, anak itu selalu menyiapkan diri dengan menjaga kesehatan dan melakukan latihan ringan. Gunung pertamanya adalah Gunung Tangkuban Perahu, yang ia daki bersama teman-temannya. Ia tak jarang hiking sendiri tetapi selalu bersama temannya maupun komunitas.
Selain untuk diri sendiri, hiking juga bisa mempererat hubungan sosial antar sesama pendaki. Menurut anak itu, momen kebersamaan di alam terbuka mengajarkan kerja sama dan empati sesama pendaki. Ia juga berharap generasi muda sekarang bisa menjaga kebersihan lingkungan selama mendaki gunung.
Meski tren hiking kini banyak diikuti karena faktor FOMO, banyak anak muda menganggap hal itu bukan masalah selama dilakukan dengan tujuan positif. Bagi mereka, mendaki bisa menjadi cara untuk mengenal alam lebih dekat sekaligus belajar menghargai lingkungan. Yang terpenting bukan seberapa sering mendaki, tetapi tetap bertanggung jawab selama mendaki. (*)
