Bukan Sekadar Tren: Alasan Perempuan Gen Z Lebih Aktif di Second Account Instagram

Nisrina Nuraini
Ditulis oleh Nisrina Nuraini diterbitkan Minggu 21 Des 2025, 23:31 WIB
Meet Up Komunitas Kutub Sisters pada Minggu, (21/12), di Palary Coffee & Eatery. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)

Meet Up Komunitas Kutub Sisters pada Minggu, (21/12), di Palary Coffee & Eatery. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)

AYOBANDUNG.ID - Di tengah derasnya arus media sosial yang menjanjikan pengakuan, banyak perempuan justru memilih diam. Akun kosong, unggahan minim, hingga rasa ragu untuk menampilkan diri menjadi potret kegelisahan generasi muda hari ini—takut dihakimi, takut tak cukup “sempurna”, dan lelah membandingkan diri dengan standar sosial yang terus bergerak.

Hal tersebut mengemuka dalam Meet Up Komunitas Kutub Sisters pada Minggu, (21/12). Diskusi yang mengusung tema “Grow Together, Shine Together” tersebut digelar oleh Kutubdotco di Palary Coffee & Eatery.

Pemimpin Redaksi Kutubdotco, Puput Siti Latifah, mengatakan acara tersebut digelar untuk memperkenalkan ruang aman bagi para perempuan untuk saling berbagi cerita dan pengalaman yang disebut Kutub Sisters.

“Kutubdotco akan memasuki tahun kelima, dan bertepatan dengan itu, kami akhirnya bisa mengadakan acara pertemuan bersama anggota komunitas Kutub Sisters demi membuka ruang aman bagi para perempuan muda untuk berekspresi,” ujarnya.

Dia menambahkan tema Meet Up Sisters kali ini berkenaan dengan Sisterhood, Self Growth, dan peran perempuan untuk saling mendukung dan tumbuh bersama. Melalui diskusi ini, para peserta diharapkan dapat membentuk jati diri perempuan yang lebih percaya diri serta memiliki self-awareness yang tinggi.

Keseruan acara kemudian semakin terasa ketika perwakilan Direktur Media Center PWNU Jabar, yakni Iip Yahya, memantik sebuah pertanyaan kepada audiens yang mayoritas merupakan generasi Z.

Ia mengemukakan rasa herannya secara gamblang yang akhirnya mengantarkan acara ini pada topik inti seminar.

“Saya juga punya anak perempuan yang tentunya dia aktif di media sosial. Namun, saya heran karena akun IG-nya kosong, tidak ada foto apa pun. Saya rasa, hal ini merupakan fenomena yang menjamur di kalangan anak-anak Gen-Z saat ini. Yang kemudian nantinya akan terjawab melalui kedua pembicara yang hadir pada agenda hari ini,” ujarnya sambil tertawa, menandai adanya perbedaan pola pikir antargenerasi yang cukup mencolok.

Pertanyaan mendasar itu kemudian terjawab oleh dua narasumber ahli yang datang dari latar belakang berbeda.

Defira Novianti Crisandy selaku perwakilan dari Program & Community Manager ICT Watch RTIK Jabar memfokuskan pembahasan pada internet sehat sekaligus edukasi literasi digital.

Defira menjelaskan bahwa media sosial hadir sebagai wadah untuk menunjukkan pencapaian diri masing-masing individu di dunia digital saat ini. Namun, di saat yang sama, media sosial juga menjadi ruang paling “rentan” bagi kaum hawa untuk mendapatkan diskriminasi yang berujung pada penghakiman terhadap personal branding yang dibangun tiap akun.

Pernyataan Defira kemudian diperkuat oleh Tiara Kharisma Komala Farma, perwakilan dari Professional Psychology Student selaku pembicara kedua.

“Ada fenomena psikologi di dunia maya, yakni ketika orang-orang menggunakan identitas anonim, terdapat indikasi untuk mudah menghakimi, karena kemungkinan ketahuan oleh orang yang ia hakimi langsung (korbannya mayoritas public figure), hate speech itu cenderung diabaikan,” lanjut Tiara sebagai respons atas paparan sebelumnya.

Unsur lain yang dinilai lebih berdampak dan kerap membuat seseorang menyerah untuk aktif di akun utama media sosial—terutama Instagram—adalah rasa takut terhadap pakem dan standar sosial yang berkembang di masyarakat.

“Ada beberapa perempuan yang dirasa menganggap kemampuan dan personal branding dirinya masih jauh dari kata ‘sempurna’ jika ujungnya dikomparasi dengan pencapaian beberapa teman di sekitarnya, terutama ketika melihat kehidupan teman seangkatan sekolah atau teman kerja yang kariernya sudah sukses terlebih dahulu daripada dirinya sendiri,” ujar Defira menambahkan.

Ketika seseorang mulai merasa gagal melalui kacamata hidup orang lain, di situlah peran women support women menjadi sangat penting.

Langkah kecil yang progresif untuk menentukan arah kehidupan yang lebih sehat dapat dimulai dengan memilih lingkungan pertemanan yang mendukung, mau mendengarkan, dan tidak saling menyalahkan—baik saat berada di titik terendah maupun ketika merayakan pencapaian.

Defira berulang kali menegaskan bahwa lingkungan yang positif terbukti mampu membuat perempuan tumbuh lebih maju, berkualitas, dan berkembang ke arah yang lebih baik.

“Bunga mawar dan bunga melati itu sama-sama indah, ya. Tapi mereka punya caranya masing-masing, punya waktunya sendiri untuk berkembang dan mekar. Makanya, peran dari lingkup pertemanan yang sehat dan saling support adalah kunci utama menuju kehidupan yang lebih sehat."

"Jangan melihat pencapaian orang lain sebagai hal yang harus dikejar, tetapi harus dijadikan motivasi dan ajang saling mendukung kesuksesan satu sama lain,” bebernya.

Di sisi lain, Tiara selaku perwakilan dari dunia psikologi menambahkan pentingnya komunikasi asertif sebagai opsi solusi dua arah ketika menghadapi konflik dalam pertemanan—sebuah persoalan yang kerap muncul dan sering dipendam di kalangan perempuan.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 21 Des 2025, 23:31 WIB

Bukan Sekadar Tren: Alasan Perempuan Gen Z Lebih Aktif di Second Account Instagram

Acara tersebut digelar untuk memperkenalkan ruang aman bagi para perempuan untuk saling berbagi cerita dan pengalaman yang disebut Kutub Sisters.
Meet Up Komunitas Kutub Sisters pada Minggu, (21/12), di Palary Coffee & Eatery. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 20:14 WIB

Seven October Coffee: Ruang Ngopi yang Menghidupkan Ingatan Palestina di Bandung

Seven October Coffee di Bandung menghadirkan konsep unik yang memadukan pengalaman ngopi dengan edukasi sejarah Palestina.
Tembok Sejarah Palestina dari Awal-Sekarang. (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Amir Huwaidi)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 19:27 WIB

Alasan Maraknya Warga Bandung Memilih Transportasi Pribadi ketimbang Transportasi Umum

Banyak sekali warga Bandung yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadinya dibanding harus menggunakan transportasi umum.
Potret salah satu transportasi umum yang tersedia di Bandung, 27 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Siti Zahra)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 17:21 WIB

Dari Cafe ke Hiking: Kini Menjelajah Alam Jadi Hobi Baru Anak Muda

Hiking kini menjadi hobi baru anak muda saat ini, terutama Tebing Keraton yang menawarkan jalur pendakian dan keindahan alam.
Kabupaten Bandung, Sabtu (25/10/2025).Pengunjung sedang berjalan menyusuri jalur utama menuju kawasan wisata Tebing Keraton di Kecamatan Cimenyan. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhammad Naufal)
Ayo Jelajah 21 Des 2025, 15:16 WIB

Sejarah Bandung jadi Pusat Tekstil, Serambi Kota Dolar yang Tergerus Zaman

Denting alat tenun mengubah Majalaya menjadi pusat tekstil kolonial yang hidup dari kampung ke pabrik. Sayangnya kejayaan sejarah ini kini tergerus zaman.
Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) tahun 1925-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 14:39 WIB

Strategi Jeda untuk Menguasai Audiens dalam Public Speaking

Gunakan teknik 'Strategic Pause' agar public speaking kamu semakin jago dan bikin kamu terlihat berwibawa.
Potret aktivitas public speaking.  (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 13:04 WIB

Pengolahan Sampah Organik dengan Maggot Jadi Solusi di Cigending

Pemanfaatan maggot dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menciptakan lingkungan Cigending yang lebih bersih dan sehat.
Rumah Maggot di Kelurahan Cigending. (Dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 12:14 WIB

Momen Improvisasi yang Menyelamatkan Teater Malam Itu

Teater Pena Jurnalistik membawakan pertunjukan berjudul Para Pencari Loker.
Sejumlah pemain Teater Pena mebawakan adegan dibawah lampu sorot, disaksikan para penonton di Bale Teras Sunda, Senin (7/12/2025). (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Saskia Alifa Nadhira)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 09:44 WIB

Kesenjangan Ruang Publik Bandung Hambat Aktivitas Mahasiswa

Artikel ini menjelaskan mengenai pandangan seorang mahasiswi asal Bandung mengenai ruang publik di Bandung.
Suasana salah satu Ruang Publik di Bandung, Taman Saparua pada pagi hari Sabtu, (29/11/2025). (Foto: Rasya Nathania)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 08:47 WIB

Alih Fungsi Tugu Simpang Diponegoro Citarum pada Malam Hari, Menyimpang atau Membantu UMKM?

Keresahan warga terhadap penertiban area Pusdai, apakah lamgkah yang efektif atau tidak?
Suasana di tugu Jl Diponegoro dan Jl Citarum pada malam hari, Senin 1 Desember 2025 pukul 1 dini hari (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Mazayya Ameera Aditya)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 08:21 WIB

Es Krim Yogurt Tianlala Bikin Cibiru Kota Bandung Makin Kekinian

Hadirnya Tianlala di kawasan Cibiru menambah warna baru dalam tren kuliner Bandung Timur.
 (Sumber: Tianlala.id)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 06:54 WIB

Di Ujung Tombak Pengabdian: Menata Beban RT RW demi Harmoni Warga

Dalam hal implementasi program, tidak jarang pada praktiknya RT RW mengeluarkan dana pribadi untuk menutupi kekurangan pendanaan dalam pelaksanaan program
Pelantikan Forum RT RW Periode (2025-2027) Kecamatan Panyileukan Kota Bandung (Sumber: Humas Kecamatan Panyileukan)
Ayo Biz 20 Des 2025, 22:19 WIB

Ketika Seremoni Berubah Menjadi Aksi Nyata Menyelamatkan Hutan

Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita.
Menanam pohon bukan hanya simbol, melainkan investasi untuk generasi mendatang. Pohon yang tumbuh akan menjadi pelindung dari bencana, penyerap karbon, dan peneduh bagi anak cucu kita. (Sumber: Ist)
Beranda 20 Des 2025, 13:46 WIB

Mobilitas Kota Bandung Belum Aman bagi Kaum Rentan, Infrastruktur Jadi Sorotan

Dalam temuan B2W, di kawasan Balai Kota, Jalan Aceh, dan Jalan Karapitan, meskipun telah tersedia jalur sepeda, hak pesepeda kerap ditiadakan.
Diskusi Publik “Refleksi Mobilitas Bandung 2025” di Perpustakaan Bunga di Tembok (19/12/2025) (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 21:14 WIB

Sate Murah di Tikungan Jalan Manisi, Favorit Mahasiswa Cibiru

Sate dengan harga yang murah meriah dan rasa yang enak serta memiliki tempat yang strategis di sekitar wilayah Cibiru.
Dengan harga Rp20.000, pembeli sudah mendapatkan satu porsi berisi 10 tusuk sate lengkap dengan nasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 20:24 WIB

Hidup Selaras dengan Alam, Solusi Mencegah Terjadinya Banjir di Musim Penghujan

Banjir menjadi salah satu masalah ketika musim hujan telah tiba, termasuk di Kota Bandung.
Salah satu dampak dari penurunan permukaan tanah adalah banjir seperti banjir cileuncang di Jalan Citarip Barat, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Rabu 28 Februari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Jelajah 19 Des 2025, 19:15 WIB

Sejarah Jatinangor, Perkebunan Kolonial yang jadi Pabrik Sarjana di Timur Bandung

Jatinangor pernah hidup dari teh dan karet sebelum menjelma kawasan pendidikan terbesar di timur Bandung.
Jatinangor. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 18:09 WIB

Abah, Buku Bekas, dan Denyut Intelektual

Mahasiswa lintas angkatan mengenalnya cukup dengan satu panggilan Abah. Bukan dosen, staf, bukan pula pustakawan kampus.
Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 16:01 WIB

Maribaya Natural Hotspring Resort: Wisata Alam, Relaksasi, dan Petualangan di Lembang

Maribaya Natural Hotspring Resort menawarkan pengalaman wisata alam dan relaksasi di tengah kesejukan Lembang.
Maribaya Lembang. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan Tsunami 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)