Solidaritas Kemanusiaan Menjadi Pilar Pemulihan Sumatera Pascabencana

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 22 Des 2025, 16:55 WIB
Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat. (Sumber: Dok Rumah Zakat)

Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat. (Sumber: Dok Rumah Zakat)

AYOBANDUNG.ID -- Derasnya hujan yang mengguyur Sumatera sejak akhir November 2025 mengubah banyak wilayah menjadi lautan duka. Sungai-sungai meluap, tanah yang gundul runtuh dari lereng bukit, dan desa-desa yang semula tenang mendadak terendam lumpur.

Di Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat, ribuan keluarga kehilangan rumah, sekolah, bahkan orang-orang tercinta. Data resmi BNPB mencatat lebih dari seribu jiwa meninggal dunia, ratusan hilang, dan ribuan lainnya luka-luka. Angka itu bukan sekadar statistik tapi potret kehilangan yang nyata, terpatri dalam wajah-wajah penyintas yang masih berjuang bertahan.

Di tengah kepanikan itu, berbagai lembaga filantropi bergerak cepat. Rumah Zakat menjadi salah satu contoh kecil bagaimana masyarakat sipil hadir di garis depan. Melalui program Peduli Bencana Sumatera, mereka menjangkau lebih dari 50 ribu penerima manfaat di wilayah terdampak.

Relawan menembus jalanan yang terputus, menyeberangi genangan, dan mendirikan posko di titik-titik prioritas. Kehadiran mereka bukan sekadar distribusi logistik, melainkan tanda bahwa solidaritas masih hidup di tengah reruntuhan.

Di posko pengungsian, aroma nasi bungkus bercampur dengan bau lumpur yang masih melekat di pakaian para penyintas. Anak-anak berlarian dengan wajah pucat, sementara para relawan sibuk membagikan air bersih dan perlengkapan tidur. Kelompok rentan seperti lansia dan perempuan mendapat perhatian khusus, karena mereka paling mudah terjebak dalam keterpurukan.

Chief Program Officer Rumah Zakat, Murni Alit Baginda, menegaskan bahwa langkah mereka tidak berhenti pada fase darurat. Dia menyampaikan lembaga filantropi harus berpikir jauh ke depan, membangun fondasi pemulihan yang berkelanjutan.

“Intervensi kami tidak berhenti pada bantuan darurat. Sejak awal, program disusun berbasis kebutuhan riil masyarakat agar dapat berlanjut ke fase rehabilitasi dan rekonstruksi secara terarah dan bermartabat,” jelasnya.

Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat. Hingga pertengahan Desember, lebih dari Rp16 miliar berhasil dihimpun. Dari jumlah itu, Rp12,6 miliar sudah disalurkan untuk kebutuhan darurat, sementara sisanya Rp3,6 miliar disiapkan untuk program pemulihan jangka panjang.

Chief Marketing Officer Rumah Zakat, Didi Sabir, menegaskan pentingnya kepercayaan dalam setiap rupiah yang dititipkan. Oleh sebab itu, transparansi menjadi pondasi yang membuat gerakan ini terus dipercaya.

“Kami memastikan seluruh proses penghimpunan dan penyaluran dana disampaikan secara terbuka kepada publik. Kepercayaan donatur adalah amanah, dan setiap rupiah yang dititipkan harus memberikan dampak nyata bagi penyintas,” ungkapnya.

Kolaborasi lintas sektor memperkuat langkah mereka. Pemerintah, korporasi, komunitas, hingga lembaga filantropi nasional bergandengan tangan.

Sinergi ini memperluas jangkauan bantuan, memastikan bahwa tidak ada wilayah terdampak yang terlewat. Di tengah kompleksitas bencana, kolaborasi menjadi kunci agar pemulihan berjalan menyeluruh.

Memasuki fase rehabilitasi, Rumah Zakat menyiapkan strategi yang lebih panjang. Perbaikan hunian, pembangunan hunian sementara dan tetap, pemulihan sosial-ekonomi, serta penguatan kesiapsiagaan bencana menjadi fokus.

Pendekatan ini sejalan dengan kebijakan penanganan bencana nasional, sekaligus memperlihatkan kontribusi masyarakat sipil dalam mendukung pemulihan Sumatera.

Namun, di balik semua itu, bencana ini kembali membuka luka lama tentang kerusakan lingkungan. Deforestasi, alih fungsi lahan, dan lemahnya tata kelola lingkungan memperparah risiko banjir dan longsor.

Data KLHK menunjukkan Indonesia kehilangan lebih dari 650 ribu hektare hutan per tahun. Angka itu adalah alarm keras bahwa bencana hidrometeorologi bukan sekadar fenomena alam, melainkan konsekuensi dari eksploitasi ekosistem.

Di Sumatera, kerusakan lingkungan terlihat nyata. Lereng bukit yang digunduli tambang, daerah aliran sungai yang kehilangan vegetasi, dan tata ruang yang abai terhadap daya dukung lingkungan memperbesar risiko. BNPB menegaskan bahwa banjir dan longsor kali ini adalah kombinasi antara curah hujan ekstrem dan lemahnya perlindungan ekosistem.

Dampak sosial-ekonomi dari bencana ini begitu besar. Ribuan keluarga kehilangan mata pencaharian, terutama mereka yang bergantung pada pertanian dan perdagangan lokal.

Anak-anak kehilangan akses pendidikan karena sekolah rusak, sementara layanan kesehatan lumpuh akibat fasilitas yang hancur. Pemulihan ekonomi menjadi tantangan besar yang harus segera dijawab.

Rumah Zakat merespons dengan program pemberdayaan ekonomi lokal. Bantuan modal usaha kecil, pelatihan keterampilan, dan dukungan sosial menjadi bagian dari strategi pemulihan. Pendekatan ini tidak hanya mengembalikan roda ekonomi, tetapi juga membangun kemandirian masyarakat terdampak agar mampu bangkit.

Relawan menjadi wajah nyata solidaritas. Mereka hadir di lapangan, menghubungkan bantuan dengan masyarakat terdampak, sekaligus menjadi pengingat bahwa kemanusiaan bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang hadir bersama mereka yang kehilangan.

Dukungan psikososial juga menjadi perhatian. Trauma pascabencana, terutama bagi anak-anak dan perempuan, membutuhkan penanganan khusus. Rumah Zakat menyediakan layanan konseling dan ruang aman agar mereka dapat kembali menata kehidupan dengan lebih tenang.

Hunian sementara dirancang dengan prinsip layak huni, aman, dan ramah lingkungan. Hunian ini menjadi jembatan menuju hunian tetap yang lebih kokoh. Pendekatan ini memastikan bahwa masyarakat tidak hanya kembali memiliki tempat tinggal, tetapi juga ruang untuk membangun kembali kehidupan dengan bermartabat.

Edukasi kebencanaan menjadi bagian penting dari program pemulihan. Rumah Zakat bersama mitra lokal menguatkan kapasitas masyarakat melalui pelatihan kesiapsiagaan. Tujuannya agar wilayah rawan lebih siap menghadapi bencana di masa depan.

Program Peduli Bencana Sumatera menunjukkan bahwa filantropi dapat menjadi pilar penting dalam pemulihan pascabencana. Dengan kolaborasi, transparansi, dan keberlanjutan, aksi kemanusiaan ini menjadi inspirasi bagi gerakan solidaritas nasional.

Rumah Zakat menegaskan bahwa pemulihan bukan sekadar membangun kembali yang rusak, tetapi juga membangun fondasi baru yang lebih tangguh. Dengan pendekatan holistik yang mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, program ini menjadi contoh bagaimana filantropi dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

“Upaya ini sejalan dengan kebijakan penanganan bencana nasional dan menjadi bagian dari kontribusi masyarakat sipil dalam mendukung pemulihan Sumatera secara berkelanjutan,” ujar Didi.

Alternatif kebutuhan tanggap bencana atau produk serupa:

  1. https://s.shopee.co.id/2g4IJQGIxk
  2. https://s.shopee.co.id/8zyLr5Uq1F
  3. https://s.shopee.co.id/AAAJFGzKui
  4. https://s.shopee.co.id/1gBl7iPXgw
  5. https://s.shopee.co.id/30h8iCfnJh
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 22 Des 2025, 20:00 WIB

Batu Kuda Manglayang, Ruang Tenang di Tengah Hutan Pinus

Wisata Alam Batu Kuda di kaki Gunung Manglayang menawarkan pengalaman sederhana, berdiam santai di hutan pinus, menikmati sunyi, dan menenangkan pikiran di depan monumen ikoniknya.
Situs Batu Kuda, saksi sunyi di hutan pinus Manglayang. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 19:04 WIB

Alam sebagai Ruang Pemulihan

Stres di zaman sekarang memerlukan tempat untuk istirahat.
Alam sering menjadi tempat relaksasi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Biz 22 Des 2025, 17:37 WIB

Ketika Banjir dan Longsor Menguji, Kepedulian Sosial dan Ekologis Menjadi Fondasi Pemulihan Sumatra

Banjir dan longsor yang melanda Aceh serta sejumlah wilayah di Sumatra pada Desember lalu menjadi salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Ilustrasi. Pemulihan Aceh dan Sumatra membutuhkan energi besar dan napas panjang. Bantuan logistik hanyalah langkah awal. (Sumber: EIGER Adventure)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 17:19 WIB

Bebek Om Aris Dipati Ukur: Sajian Legendaris yang Terjangkau dan Nyaman di Kota Bandung

Bebek Om Aris Dipati Ukur Bandung menawarkan daging empuk, sambal variatif, harga terjangkau.
Menu Favorit yang ada di Bebek Om Aris. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 17:09 WIB

Warga Puas dengan Transportasi Umum, tapi Terkendala Minimnya Halte dan Sistem Transit

Kepuasan warga terkait transportasi umum yang ada di Kota Bandung.
Warga sedang mengantri untuk masuk ke TransMetro Bandung di Halte Pelajar Pejuang 45 (3/12/2025). (Sumber: Fauzi Ananta)
Ayo Biz 22 Des 2025, 16:55 WIB

Solidaritas Kemanusiaan Menjadi Pilar Pemulihan Sumatera Pascabencana

Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat.
Solidaritas publik menjadi denyut nadi dari gerakan ini. Donasi mengalir dari berbagai penjuru negeri, membuktikan bahwa rasa kepedulian masih kuat. (Sumber: Dok Rumah Zakat)
Ayo Jelajah 22 Des 2025, 15:45 WIB

Sejarah Gereja Santo Petrus, Katedral Tertua di Bandung

Sejarah Gereja St Franciscus Regis hingga berdirinya Katedral Santo Petrus di jantung Bandung pada awal abad ke-20.
Gereja Katedral Santo Petrus Bandung (Sumber: KITLV)
Beranda 22 Des 2025, 15:33 WIB

ISMN Yogyakarta Tegaskan Literasi Digital sebagai Fondasi Informasi Publik di Era AI

ISMN Yogyakarta bahas kolaborasi, literasi digital, dan tantangan media sosial di era AI untuk wujudkan distribusi informasi berkualitas.
Indonesia Social Media Network (ISMN) Meetup Yogyakarta 2026 akan diselenggarakan pada Kamis, 15 Januari 2026.
Ayo Biz 22 Des 2025, 15:09 WIB

Transformasi Digital Jawa Barat Menjadi Peluang Strategis Operator Seluler di Periode Nataru

Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasar telekomunikasi Indonesia kembali menunjukkan potensi besar, terutama di Jawa Barat yang menjadi salah satu pusat mobilitas masyarakat.
Ilustrasi. Menjelang periode Natal dan Tahun Baru (Nataru), pasar telekomunikasi Indonesia kembali menunjukkan potensi besar, terutama di Jawa Barat yang menjadi salah satu pusat mobilitas masyarakat. (Sumber: Indosat)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 12:35 WIB

Cerita Kota Singgah yang Dirindukan

Predikat "kota singgah" bisa diraih Bandung dengan menghubungkan potensi wilayah dan kota di sekitar Bandung.
Flagship outlet Bebek Kaleyo di Jalan Sumatera No. 5, Kota Bandung yang mempertemukan kuliner tradisional dengan estetika kekinian. (Sumber: dok. Bebek Kaleyo)
Beranda 22 Des 2025, 12:19 WIB

Peran Ibu di Era Screen Time: Tak Harus Jadi Ahli Teknologi, Cukup Mendampingi dengan Hati

Seorang ibu tidak harus menjadi ahli teknologi untuk bisa menjadi sosok yang menginspirasi bagi anak-anaknya. Justru kehadiran, pendampingan, dan kemauan belajar jauh lebih penting.
Dini Andriani, kedua dari kanan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Beranda 22 Des 2025, 11:51 WIB

Redefinisi Peran Ibu Pekerja: Saat Karir dan Domestik Tak Lagi Menjadi Beban Ganda

Ia menegaskan bahwa kehidupan rumah tangga seharusnya dibangun di atas prinsip kebersamaan, bukan relasi timpang.
Pemimpin Redaksi Digital Mama.Id, Catur Ratna Wulandari. (Sumber: Dokumen pribadi)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 11:05 WIB

Kisah ‘Lampu Merah Terlama di Indonesia’ di Kota Nomor 1 Termacet se-Nusantara

Lampu Merah Kiaracondong-Soekarno Hatta (Kircon) di Kota Bandung sudah lama ditetapkan sebagai stopan “Lampu Merah Terlama di Indonesia”.
Kemacetan di Lampu Merah Perempatan Kiaracondong, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Beranda 22 Des 2025, 10:57 WIB

Ibu Tunggal, Aktivis, dan Jalan Panjang Melawan Stigma

Salah satunya, fakta bahwa di tahun 2010-2013-an jurnalis perempuan masih minim jumlahnya dan statusnya sebagai “Janda” kemudian sering dipermasalahkan
Rinda Aunillah Sirait. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 10:18 WIB

Mengeja Imajinasi Kota Hijau

Paris van Java (PVJ) dengan jargon Bandung Utama masih memiliki ruang strategis untuk memperkuat kebijakan dan inovasi menuju kota yang lebih hijau, inklusif, dan berkelanjutan.
Warga berada di Taman Foto, Kota Bandung, Senin 15 September 2025. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Beranda 22 Des 2025, 09:47 WIB

Menjadi Ibu dan Ayah Sekaligus, Perjalanan Seorang Single Parent Menjaga Masa Depan Anak

Menjalani dua peran sekaligus tentu bukan hal yang mudah. Namun, ia memilih bertahan dan berdamai dengan keadaan yang ada.
Tri Nur Aini Noviar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 08:26 WIB

Curhat di Media Sosial, Masyarakat Bandung Keluhkan Kondisi Trotoar

Bandung terkenal sebagai kota estetik yang punya masalah dengan trotoar dan jembatan penyeberangan orang (JPO).
Kondisi trotoar Jln. Moch. Toha membutuhkan perbaikan oleh Pemerintah Kota Bandung, Sabtu (29//11/2025). (Foto: Risa)
Ayo Netizen 22 Des 2025, 07:20 WIB

Pelestari Adat Sunda: Berdedikasi pada Indahnya Pernikahan lewat Pakaian Adat Sunda

Tentang pakaian pernikahan adat Sunda dilihat dari perspektif make up artist dan distributor pakaiannya.
Pengantin wanita tampil anggun dalam balutan Paes Sunda Siger saat hari pernikahannya di Kebon Jeruk, Kec. Andir, Kota Bandung. (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Endang Rachmawati)
Beranda 21 Des 2025, 23:31 WIB

Bukan Sekadar Tren: Alasan Perempuan Gen Z Lebih Aktif di Second Account Instagram

Acara tersebut digelar untuk memperkenalkan ruang aman bagi para perempuan untuk saling berbagi cerita dan pengalaman yang disebut Kutub Sisters.
Meet Up Komunitas Kutub Sisters pada Minggu, (21/12), di Palary Coffee & Eatery. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Nisrina Nuraini)
Ayo Netizen 21 Des 2025, 20:14 WIB

Seven October Coffee: Ruang Ngopi yang Menghidupkan Ingatan Palestina di Bandung

Seven October Coffee di Bandung menghadirkan konsep unik yang memadukan pengalaman ngopi dengan edukasi sejarah Palestina.
Tembok Sejarah Palestina dari Awal-Sekarang. (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Amir Huwaidi)