Bencana Alam Itu Tidak Jauh, Sudah di Depan Hidung Kita

Gilang Fathu Romadhan
Ditulis oleh Gilang Fathu Romadhan diterbitkan Minggu 07 Des 2025, 19:44 WIB
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

AYOBANDUNG.ID - Hiruk-pikuk pemberitaan tentang bencana di Pulau Sumatera beberapa hari terakhir menyedot perhatian. Bagaimana tidak setidaknya hingga Minggu (7/12) malam, jumlah korban tewas mencapai 916 jiwa.

Namun tanpa banyak diekspose, hanya sekitar 23 kilometer dari Gedung Sate yang menjadi pusat jantung pemerintahan Jawa Barat, sebuah bencana alam terjadi begitu dekat dan begitu sunyi.Tanah longsor besar di Kampung Condong, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Longsor itu datang pada Jumat sore, 5 Desember 2025, ketika hujan deras mengguyur sejak siang. Warga awalnya hanya merasakan getaran ringan, mirip gempa kecil. Namun beberapa detik kemudian, suara gemuruh seperti helikopter terdengar dari arah lereng bukit. Tanah pun bergerak, ambrol, dan menghantam persawahan serta permukiman di bawahnya.

Dirman, seorang warga, masih mengingat jelas momen ketika tanah di bawah kakinya bergetar. Ia bersama warga lain berlari menuju Masjid At-Taqwa untuk menyelamatkan diri. Tak ada waktu membawa barang-barang penting. Keselamatan menjadi satu-satunya tujuan.

Di antara teriakan dan kepanikan, kabar buruk menyebar dengan cepat: beberapa rumah tertimbun. Sebanyak lima rumah yang berdiri tepat di jalur longsor dilibas material tanah dan batu berukuran besar. Ada korban di dalamnya.

Tiga orang dinyatakan tertimbun: Asiyah (60), cucunya Citra (20), dan Arjuna (10). Sementara seorang remaja bernama Ramdan berhasil ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri lebih dari seratus meter dari rumahnya. Ia langsung dibawa ke rumah sakit oleh petugas dan warga.

Tim SAR Gabungan segera dikerahkan. Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, menyebut pencarian difokuskan pada dua titik berdasarkan pemetaan drone thermal. Setiap sudut longsoran digali manual karena alat berat sulit masuk ke medan curam dan labil.

Posko pengungsian di Kampung Condong, Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Posko pengungsian di Kampung Condong, Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Namun upaya pencarian tak mudah. Tanah terus bergerak, membuat petugas harus ekstra hati-hati. Seorang relawan, Bayu Triseptian, mengatakan bahwa tim sempat menghentikan pencarian beberapa kali karena khawatir terjadi longsor susulan. “Pergerakan tanah masih ada. Takutnya kejadian lagi,” ujarnya.

Di sisi lain, ratusan warga harus dievakuasi. Setidaknya 337 orang mengungsi dari dua RT yang berada di lereng bukit. Mereka ditempatkan di rumah penduduk, balai desa, hingga GOR terdekat untuk menghindari ancaman bencana susulan.

Eni, salah satu warga yang mengungsi, mengaku panik ketika mendengar suara gemuruh dan dinding rumahnya bergetar. Ia bergegas membawa keluarga menuju tempat aman. Ia kini tinggal bersama lebih dari 20 pengungsi lain di sebuah rumah milik warga yang jaraknya sekitar 10 menit dari lokasi longsor.

Meski bantuan terus berdatangan, warga seperti Yanti dan Eni tetap harus bolak-balik ke rumah pada pagi dan siang hari. Mereka memasak makanan sendiri karena bahan pangan yang tersedia di posko dianggap belum cukup untuk kebutuhan semua pengungsi.

Di tengah kesedihan dan ketidakpastian, persoalan lama kembali muncul ke permukaan: kerusakan lingkungan. Mantan Bupati Bandung, Dadang M. Naser, yang meninjau lokasi menyampaikan bahwa lereng setinggi 80 meter itu minim pohon besar yang mampu mengikat tanah. Lahan tersebut kerap dijadikan kebun sayuran oleh warga.

Ia menilai penggunaan lahan miring untuk pertanian menjadi salah satu faktor yang memperlemah struktur tanah. Dadang meminta agar kawasan itu segera dihijaukan kembali dengan tanaman berakar kuat, misalnya alpukat, untuk menahan erosi di masa depan.

Bencana alam tanah longsor di Kampung Condong, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Bencana alam tanah longsor di Kampung Condong, Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Selain itu, ia menyoroti praktik pembabatan dan pembukaan lahan tanpa kontrol. Menurutnya, kesadaran warga terhadap pentingnya menjaga kemiringan lahan dan tidak membuang sampah sembarangan harus ditingkatkan. Jika tidak, bencana serupa akan terus berulang.

Sungai Cilebak yang melintas di lereng pun tak mampu menahan tambahan volume air dari hujan deras. Arus yang meningkat membuat tanah di bagian atas semakin jenuh air hingga tak lagi sanggup menopang bebannya sendiri.

Kini, kawasan yang sebelumnya adalah persawahan berubah menjadi hamparan tanah cokelat tebal bercampur batu-batu besar. Air sungai pun berubah keruh, membawa jejak kerusakan yang terjadi di hulu.

Meski begitu, harapan masih dipegang warga. Proses pencarian yang berlangsung hingga malam hari tetap dipantau dengan cemas. Namun kondisi gelap dan cuaca buruk memaksa tim untuk menghentikan operasi sementara waktu.

BPBD Jawa Barat menyebut pencarian akan dilakukan maksimal tujuh hari sesuai prosedur. Jika ada permintaan khusus dari keluarga, proses bisa diperpanjang. Namun keterbatasan akses membuat pencarian harus dilakukan lebih banyak secara manual.

Hingga Sabtu malam, ketiga korban masih belum ditemukan. Harapan bercampur kecemasan memenuhi pikiran para keluarga dan warga. Bencana ini kecil jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di Sumatera. Tetapi bagi mereka, luka ini nyata, kehilangan ini dekat—bahkan terlalu dekat.

Fakta yang yang tidak bisa disanggah, data bencana alam BNPB tahun 2024 menyatakan Jabar sebagai provinsi yang paling sering mengalami bencana, yakni sebanyak 461 kejadian. Bencana itu tidak jauh, tapi ada di depan hidung kita.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 08 Des 2025, 15:44 WIB

Banjir Cibaduyut Bandung: Kegagalan Pemkot Bandung dalam Pengelolaan Drainase

Kritik dan opini kepada Wali Kota Bandung mengenai banjir Cibaduyut Bandung.
Genangan air menghambat arus lalu lintas di Jalan Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Sabtu 29 November 2025 (Sumber: Novrandi Aqilah | Foto: Novrandi Aqilah)
Ayo Biz 08 Des 2025, 15:30 WIB

Gulapadi Menjaga Tradisi Kuliner Jawa Barat di Tengah Modernisasi

Gulapadi membawa filosofi sederhana namun mendalam yaitu makanan tradisional bukan hanya soal perut kenyang, melainkan tentang memori, identitas, dan kebersamaan.
Gulapadi membawa filosofi sederhana namun mendalam yaitu makanan tradisional bukan hanya soal perut kenyang, melainkan tentang memori, identitas, dan kebersamaan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 15:09 WIB

Antara Branding dan Kenyataan: Pemerataan Fasilitas Publik masih Jauh

Bandung dikenal sebagai kota inklusif, namun ketimpangan akses masih terlihat. Pemerataan fasilitas menjadi kunci agar setiap warga merasa setara.
Salah satu keadaan guiding block yang terputus, rusak bahkan tertutup pohon di trotoar Jl. Gudang Utara, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung (3/12/25) (Foto: Fasha Nadira Syakir)
Ayo Jelajah 08 Des 2025, 14:21 WIB

Sejarah Cicalengka, Gudang Kopi Kompeni dengan Sejuta Cerita di Ujung Timur Bandung

Sejarah Cicalengka sejak era VOC, kejayaan Preangerstelsel, pembangunan stasiun, hingga jejak tokoh besar yang tumbuh di wilayah timur Bandung ini.
Suasana jalan Cicalengka menuju Nagreg tahun 1880-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 13:46 WIB

Taman Menjadi Kolam Retensi, Dampak Baik dan Buruk untuk Warga di Bandung

Kolam retensi di Margahayu Raya yang dibangun untuk mendukung pengendalian banjir dinilai belum optimal.
Kolam retensi Margahayu Raya  | Kamis (4/12/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fatimah Waliya Matin)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 12:37 WIB

Sampah Plastik di Bandung: Ancaman Sunyi yang Kita Ciptakan Setiap Hari

Kita terbiasa berpikir bahwa sampah adalah urusan pemerintah, truk pengangkut, atau petugas kebersihan.
Tumpukan sampah di sekitar Pasar Cicadas, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 11:56 WIB

Kolaborasi Kampung Film Black Team dan Telkom University Hadirkan Pameran Pemutaran Film Nusantara

Kampung Film Black Team menggelar Program Inovasi Seni Nusantara berupa pameran dan pemutaran film pada Sabtu malam.
Foto bersama Gumilar Sayidul Akbar (Pendiri KFBT) dan komunitas Free Film Production (Sumber: Free Film Production | Foto: Free Film Production)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 11:15 WIB

Eksplorasi Aneka Ragam Biji Kopi di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung

Merasakan kemurnian dari biji kopi di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung.
kios coffe & tea preanger (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 10:18 WIB

Ramai Diburu Saat Hujan, DAWA Minuman Rempah Jadi Idola Baru di Bandung

DAWA Minuman Rempah di Jl. Martanegara jadi primadona baru.
Dawa minuman rempah yang enak dinikmati saat musim hujan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Naimatus Sa'diyyah)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 09:47 WIB

Kondisi Taman Tegallega Sangat Memprihatinkan, Warga Kritik Sistem Tata Kelola Kebersihan Pemkot Bandung

Taman Tegallega seharusnya menghadirkan suasana rindang dengan pepohonan yang menyejukan mata.
Gambar 1.1 Kondisi Lingkungan di Kawasan Taman Tegalega Kota Bandung (30/11/2025) (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Izzatul Syahiidah Nuraini Badar)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 09:24 WIB

Trotoar di Bandung Semrawut: Dari Jalur Aman Menjadi Arena Berebut Ruang

Opini untuk Wali Kota Bandung Muhammad Farhan terkait kurangnya perhatian dan pengawasan terkait trotoar.
Kondisi trotoar di Bandung menjadi tidak layak digunakan oleh pejalan kaki pada pukul 19.28 hari Selasa (2/12/2025) (Foto: Riri Pamungkas)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 08:32 WIB

Menangkal Bencana Hoaks

Dari bencana inilah kita belajar ihwal pemimpin sejati bukanlah mereka yang tampil paling menonjol di layar.
Komisaris Bio Farma, Relly Reagen menyerahkan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana di Padang, Sumatera Barat. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Arif Budianto)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:40 WIB

Sisi ‘Gelap’ Bandung di Batununggal

Keresahan masyarakat atas minimnya penerangan di area Jalan Batununggal, Kota Bandung.
Kondisi jalanan di Batununggal saat malam hari pada Rabu (3/12/25). (Sumber: Penulis | Foto: Adventia)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:22 WIB

Farhan Vs. KDM

Banyak kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berseberangan dengan Wali Kota dan Bupati Bandung.
Banyak kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berseberangan dengan Wali Kota dan Bupati Bandung. (Sumber: Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:15 WIB

Catatan Warga untuk Wali Kota Farhan: Lubang Jalan, Lubang Kepercayaan Publik

Masyarakat selalu dihantui oleh satu masalah paling klise yang tak ada habisnya yaitu jalan berlubang dimana-mana. 
Salah Satu titik jalan berlubang di Jl. Lombok, Merdeka, Kec.Sumur Bandung, Kota Bandung.(3/12/2025) (Sumber: Nabila Putri Wiritanaya)
Ayo Biz 07 Des 2025, 20:13 WIB

Bandung Menjadi Pusat Inovasi Hotel Ramah Lingkungan Bertaraf Internasional

Bandung kini menegaskan dirinya bukan hanya sebagai kota kreatif dan kuliner, tetapi juga sebagai laboratorium hidup bagi praktik keberlanjutan di sektor pariwisata.
The Gaia Hotel Bandung membuktikan bahwa komitmen terhadap keberlanjutan dapat menjadi sumber daya saing, peluang investasi, dan jalan menuju pariwisata yang lebih inklusif dan berdaya tahan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:07 WIB

Halte Bus Bandung: Wajah Buram Transportasi Publik

Halte menjadi salah satu fasilitas umum yang sangat terabaikan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Kondisi halte yang basah dan minim pencahayaan pada malam hari di Halte Tegalgea, Jl. Moch. Toha, Kec. Regol, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tsaqifa Dhiyaul Hawa)
Ayo Jelajah 07 Des 2025, 19:54 WIB

Gunung Burangrang, Eksotisme Kaldera Tropis dalam Imajinasi Wisata Kolonial Priangan

Catatan kolonial menggambarkan Gunung Burangrang sebagai lanskap eksotik Priangan yang harus dipetakan dan ditaklukkan lewat wisata alam.
Gunung Burangrang.
Ayo Netizen 07 Des 2025, 19:46 WIB

Di Antara Ombak Buatan dan Tawa Keluarga di Bandung Barat

Wahoo Waterworld, taman air modern yang seru di Bandung Barat.
Area masuk Wahoo Waterworld yang menampilkan ikon roda kemudi besar di kawasan Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung Barat, Senin (10/11/2025). (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Adifa Arsyad)
Beranda 07 Des 2025, 19:44 WIB

Bencana Alam Itu Tidak Jauh, Sudah di Depan Hidung Kita

Data bencana alam BNPB tahun 2024 menyatakan Jawa Barat sebagai provinsi yang paling sering mengalami bencana, yakni sebanyak 461 kejadian.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)