Lembang jadi Panggung Bencana, Pemerintah Janji Tertibkan Bangun Liar

Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Minggu 01 Jun 2025, 09:58 WIB
Pemandangan kawasan Bandung Utara (KBU) yang kini dipenuhi bangunan dan vila-vila mewah. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

Pemandangan kawasan Bandung Utara (KBU) yang kini dipenuhi bangunan dan vila-vila mewah. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

AYOBANDUNG.ID - Di Jalan Maribaya, Desa Kayuambon, seorang pengendara motor terseret arus banjir sejauh 30 meter. Di tempat lain, di Kampung Legok Cibeusi, Desa Cikahuripan, seorang perempuan lanjut usia bernama Endang dilaporkan hilang setelah tersapu derasnya air.

Peristiwa pada 23 Mei itu menandai titik balik bagi pemerintah Kabupaten Bandung Barat: banjir dan longsor yang menerjang Lembang bukan lagi soal cuaca ekstrem semata, tapi juga soal tata ruang yang porak-poranda.

Sekretaris Daerah Bandung Barat, Ade Zakir, menyebut persoalan banjir tak cukup diselesaikan hanya dengan memperbaiki drainase. “Ada beberapa yang dilakukan, mungkin yang pemanfaatan di atas drainase juga harus ada penertiban,” kata Ade baru-baru ini.

Tim dari pemerintah kabupaten telah melakukan survei awal bersama Bupati, Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, dan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) KBB. Hasilnya, mereka akan mulai dengan sosialisasi kepada warga. Penertiban menyasar bangunan yang berdiri di atas jalur air, termasuk di kawasan Lembang yang masuk dalam Kawasan Bandung Utara (KBU).

“Pemahaman awal konsep drainasenya sudah didiskusikan dari awal, tinggal pendalaman secara teknis,” tambah Ade. Ia juga menegaskan pentingnya memetakan aliran air dari hulu ke hilir agar solusi yang diambil tak sekadar memindahkan masalah.

“Jangan sampai hanya memindahkan banjir ke tempat lain.”

Distribusi pembuangan air yang membentang hingga ke Kota Cimahi dan Kota Bandung juga akan masuk dalam perencanaan. Ade mengakui dimensi dan kapasitas badan air yang menjadi tujuan akhir air perlu disesuaikan agar tak menciptakan titik rawan banjir baru.

Langkah jangka pendek yang ditempuh Pemkab adalah penajaman pengawasan. Tapi untuk jangka panjang, Pemkab Bandung Barat mulai membuka buku besar: evaluasi tata ruang dan pembenahan wilayah KBU.

Kepala Dinas PUTR KBB, Mochamad Ridwan Evi menyampaikan bahwa pihaknya tengah membentuk tim internal untuk menindaklanjuti alih fungsi lahan secara lebih sistematis.

“Tim terdiri dari unsur bidang tata ruang, pembangunan gedung, serta SDA. Sekarang kita sedang siapkan kelengkapannya, termasuk SK tim,” ujarnya.

Kawasan Bandung Utara memang sudah lama menjadi korban dari pembangunan yang masif dan minim perhitungan lingkungan. Deretan vila, hotel, dan kafe tumbuh subur di dataran tinggi. Banyak yang berdiri di atas area yang semestinya menjadi ruang resapan air. Saat hujan turun deras, tanah tak lagi menyimpan air, tapi langsung mengalirkannya ke pemukiman yang lebih rendah.

Disenggol Gubernur, Baru Ramai Lagi

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengomentari kondisi ini lewat akun Instagram pribadinya. “Di Lembang banjir. Yang salahnya pasti gubernur konten, atau wilayah hutannya habis dijadikan area perumahan, vila, hotel, kafe. Anehkan di gunung banjir,” tulisnya dengan nada sarkastik.

Gubernur Dedi menyebut dirinya telah meminta Bupati Bandung Barat dan instansi teknis untuk turun ke lapangan. Ia menyoroti pentingnya evaluasi tata ruang serta pelarangan alih fungsi lahan secara tegas. “Lakukan langkah berani, terukur, dan tegas,” ujarnya.

Tak hanya itu, program penghijauan juga sedang disiapkan. Penanaman pohon kayu dan bambu direncanakan dimulai pada November mendatang. Ini menjadi bagian dari upaya rehabilitasi kawasan hulu yang gundul dan kering.

Secara terbuka, Dedi juga menyampaikan permintaan maaf atas pembangunan sporadis yang terjadi di masa lalu. “Saya bertanggung jawab,” tulisnya.

Sementara itu, Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, mengaku telah memulai pengecekan langsung ke titik-titik terdampak.

“Kita cek semuanya, terutama soal alih fungsi lahan dan pembangunan,” ujarnya.

Jeje juga mengatakan bahwa izin-izin pembangunan akan dikaji ulang, terutama untuk kawasan yang seharusnya merupakan hutan lindung. “Tentunya nanti kita cek izin pembangunan, akan diperketat,” katanya. Ia menekankan bahwa Lembang merupakan bagian dari KBU, kawasan strategis yang seharusnya dilindungi.

Rentetan Banjir dan Longsor Kepung Lembang

Pertengahan Mei lalu, Lembang dilanda rentetan bencana hidrometeorologis. Dimulai dari banjir yang menutup jalan utama kota hingga longsor besar yang memaksa ratusan warga mengungsi. Cuaca ekstrem dan tanah jenuh air mempercepat laju kerusakan di kawasan yang kontur alamnya memang rentan.

Pada 14 Mei 2025, hujan deras sejak siang menyebabkan banjir di pusat kota Lembang. Genangan setinggi lutut orang dewasa menutup Jalan Raya Lembang di depan Pasar Panorama. Sejumlah kendaraan mogok, sementara arus air menyeret pembatas jalan dan menutup jalur pedestrian. Banjir juga masuk ke pemukiman warga di Kampung Pangragajian dan Kalapanunggal.

Hari berikutnya, Kamis sore, longsor terjadi di Kampung Ciburial, Desa Cibogo. Tebing setinggi 25 meter runtuh dan menimpa kolam ikan serta fasilitas umum. Enam warga luka ringan, sementara lima keluarga harus direlokasi karena rumah mereka berada tepat di jalur longsor.

Bencana terbesar datang Jumat dini hari, 16 Mei. Di Kampung Areng, Desa Wangunsari, tebing setinggi 30 meter longsor dan menerjang permukiman di bawahnya. Tiga rumah rusak berat, dua lainnya rusak sedang dan ringan. Lebih dari 100 jiwa dievakuasi ke masjid dan tenda darurat. Jalan utama sempat tertutup material longsoran, menyulitkan proses evakuasi.

Longsor di Wangunsari, Lembang, Bandung Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)
Longsor di Wangunsari, Lembang, Bandung Barat. (Sumber: Ayobandung | Foto: Restu Nugraha)

Tak berhenti di situ, longsor juga dilaporkan terjadi di Desa Jayagiri, Kayuambon, dan Pagerwangi. Total lima titik longsor tercatat selama sepekan.

Semua kejadian itu terjadi di jantung KBU, zona konservasi yang semestinya terlindungi dari aktivitas pembangunan. Namun, dengan lereng yang terus berubah jadi pemukiman, bencana kini bukan lagi potensi, melainkan pola berulang.

Redaksi
Redaksi
Editor
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 19 Des 2025, 16:01 WIB

Maribaya Natural Hotspring Resort: Wisata Alam, Relaksasi, dan Petualangan di Lembang

Maribaya Natural Hotspring Resort menawarkan pengalaman wisata alam dan relaksasi di tengah kesejukan Lembang.
Maribaya Lembang. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan Tsunami 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:22 WIB

Jualan setelah Maghrib Pulang Dinihari, Mi Goreng ‘Mas Sam’ Cari Orang Lapar di Malam Hari

Mengapa mesti nasi goreng “Mas Iput”? Orangnya ramah.
SAM adalah nama sebenarnya, tapi para pelanggannya telanjur menyebutnya “Mas Iput”. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:12 WIB

5 Hidden Gem Makanan Manis di Pasar Cihapit, Wajib Dicoba Saat Main ke Bandung!

Semuanya bisa ditemukan dalam satu area sambil menikmati suasana Pasar Cihapit.
Salah satu tempat dessert di Pasar Cihapit, yang menjadi tujuan berburu makanan manis bagi pengunjung. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 12:57 WIB

Twig Café Maribaya: Tempat Singgah Tenang dengan Pemandangan Air Terjun yang Menyegarkan Mata

Suasana Cafe yang sangat memanjakan mata dan pikiran lewat pemandangan nyata air terjun yang langsung hadir di depan mata.
Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:13 WIB

Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Cibaduyut tidak hanya menjadi pusat penjualan sepatu di Kota Bandung, tapi juga sebagai salah satu pusat kemacetan di kota ini.
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:21 WIB

Komunikasi Lintas Agama di Arcamanik: Merawat Harmoni di Tengah Tantangan

Komunikasi lintas agama menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan keharmonisan sosial di kawasan ini.
Monitoring para stakeholder di Kecamatan Arcamanik (Foto: Deni)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 16:40 WIB

Eksotisme Gunung Papandayan dalam Imajinasi Wisata Kolonial

Bagi pelancong Eropa Papandayan bukan gunung keramat melainkan pengalaman visual tanjakan berat dan kawah beracun yang memesona
Gunung Papandayan tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 15:16 WIB

Warisan Gerak Sunda yang Tetap Hidup di Era Modern

Jaipong merupakan jati diri perempuan Sunda yang kuat namun tetap lembut.
Gambar 1.2 Lima penari Jaipong, termasuk Yosi Anisa Basnurullah, menampilkan formasi tari dengan busana tradisional Sunda berwarna cerah dalam pertunjukan budaya di Bandung, (08/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Satria)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 14:59 WIB

Warga Cicadas Ingin Wali Kota Bandung Pindahkan TPS ke Lokasi Lebih Layak

Warga Cicadas menghadapi masalah lingkungan akibat TPS Pasar Cicadas yang penuh dan tidak tertata.
Kondisi tumpukan sampah menutupi badan jalan di kawasan Pasar Cicadas pada siang hari, (30/11/2025), sehingga mengganggu aktivitas warga dan pedagang di sekitar lokasi. (Foto: Adinda Jenny A)