Misi Mulia Sekolah Rakyat Justru Menyisakan Duka bagi SLBN A Pajajaran yang Kehilangan Ruang Belajar

Gilang Fathu Romadhan
Ditulis oleh Gilang Fathu Romadhan diterbitkan Rabu 23 Jul 2025, 10:39 WIB
Tulisan SLBN A Pajajaran yang tampak tak terurus. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Tulisan SLBN A Pajajaran yang tampak tak terurus. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

AYOBANDUNG.ID — Sekolah Rakyat untuk jenjang Menengah Pertama (SRMP) 9 Kota Bandung yang berlokasi di komplek Wyata Guna, Jalan Pajajaran, telah diresmikan pada Senin, 14 Juli 2025, secara serentak. Akan tetapi, SLBN A Pajajaran kehilangan salah satu gedung. Itu karena gedung tersebut dirombak oleh pemerintah demi keberlangsungan Sekolah Rakyat.

Padahal sekolah khusus pelajar disabilitas ini kekurangan ruang kelas sejak lama. Kondisinya diperparah dengan perubahan fungsi satu gedung tersebut. Akibatnya, satu kelas saat ini diisi oleh lebih dari satu rombongan belajar.

Semua bermula ketika Presiden RI Prabowo Subianto menginisiasi program untuk mengentaskan kemiskinan. Dibangunlah Sekolah Rakyat. Lokasi gedungnya berada di lahan milik Kementerian Sosial (Kemensos), salah satunya seperti komplek Wyata Guna.

Berdasarkan laman Kemensos, luas area Wyata Guna sekitar 4,5 hektare dan menjadi panti disabilitas netra. Ada sejumlah fasilitas di sana selain SLBN A Pajajaran, diantaranya ruang konseling, ruang terapi wicara, hingga ruang fisioterapi.

Ketika berkunjung pekan lalu, di sana terdapat lahan yang belum didirikan bangunan. Misalnya seperti di sebelah kiri gerbang utama. Akan tetapi, pembangunan gedung untuk Sekolah Rakyat justru membongkar gedung D SLBN A Pajajaran.

Tim Pengembang Kurikulum yang juga menjabat sebagai PLH Kepala Sekolah SLBN A Pajajaran, Rian Ahmad Gumilar menyebut awalnya sekolah memiliki 4 gedung, yakni gedung A, B, C, dan D. Dua diantaranya dirombak demi sekolah rakyat. 

Ironisnya, pembongkaran gedung dilakukan ketika proses ujian akhir semester tengah berlangsung pada 15 Mei 2025. Imbasnya, sebagian siswa jenjang SMA dipindahkan sementara ke SLBN Cicendo agar bisa mengerjakan ujian.

"Gedung D itu diminta untuk digunakan sekolah rakyat. Sehingga anak-anak yang belajar di gedung D harus direlokasi ke SLB Cicendo," kata dia saat ditemui, Senin, 14 Juli 2025.

Di tahun ajaran baru ini, seluruh siswa SLBN A Pajajaran menimba ilmu di ruangan yang tersisa. Gedung B dan C dimaksimalkan untuk proses belajar-mengajar. Sedangkan gedung A untuk ruangan TU hingga bendahara. "Kita optimalkan gedung yang ada," ucapnya.

Meski berdampak pada kebutuhan ruang kelas, Rian mengaku pihaknya tak keberatan. Sekolah fokus untuk memberikan ilmu kepada para murid kendati dalam satu kelas terdapat beberapa rombel. 

Sebab sebelum Sekolah Rakyat ada, ia menyebut SLBN A Pajajaran memang sudah kekurangan kelas. Namun proses pembelajaran masih berlangsung dengan fasilitas terbatas. 

Kini, dalam satu ruangan kelas, dapat diisi oleh dua atau tiga rombel. Ini dilakukan untuk menambal masalah kekurangan kelas. Namun masalah lainnya menanti, yakni setiap jenis disabilitas memiliki metode pembelajaran yang berbeda. 

Oleh karena itu pihaknya akan memetakan siswa berdasarkan jenis disabilitas. Sehingga dalam satu kelas, walaupun terdapat beberapa rombel, mereka diberikan metode yang sama ketika belajar meski jenjangnya berbeda.

"Ya, harapannya seperti itu. Mau tidak mau sih kondisi seperti itu tetap mengurangi efektifitas, tetapi kita maksimalkan yang ada. Idealnya kalau mengacu ideal, tetap satu ruangan itu, satu rombongan belajar," kata Rian sembari berharap.

Meski berbagi lahan, dua lembaga ini berjalan dengan jalur birokrasi yang berbeda. Tahun ini, SLBN tersebut menerima 26 peserta didik baru dari jenjang TK hingga SMPLB. Total peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) mencapai 114 siswa. Proses orientasi berlangsung bersamaan dengan agenda serupa di sekolah rakyat, namun belum ada gesekan berarti.

Menurut Rian, keberadaan dua institusi dalam satu kompleks tak akan menimbulkan gangguan. Justru, ia membuka kemungkinan kolaborasi untuk membentuk lingkungan yang lebih inklusif.

"Mereka juga harus memahami kondisi anak-anak berkebutuhan khusus. Begitu pun kami harus bisa beradaptasi dengan kehadiran mereka," katanya.

Sekolah Rakyat yang berlokasi di komplek Wyataguna, jalan Pajajaran, ini diisi oleh 30 siswa dan 20 siswi. Puluhan pelajar ini berasal dari keluarga miskin ekstrem sesuai dengan DTSEN. Setelah mengikuti cek kesehatan dan MPLS, para murid akan berpisah dengan orang tuanya. Mereka akan langsung menginap di asrama.

Asrama untuk murid dalam satu kamar dapat diisi oleh lebih dari 5 murid. Adapun ranjang yang digunakan ranjang tingkat. Kamar juga difasilitasi meja belajar, kursi, hingga kipas angin.

Penampakan gedung D SLBN A Pajajaran yang telah direnovasi untuk menunjang fasilitas Sekolah Rakyat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Penampakan gedung D SLBN A Pajajaran yang telah direnovasi untuk menunjang fasilitas Sekolah Rakyat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Sementara untuk kelas, pemerintah menyediakan 7 ruangan yang dapat diisi oleh satu rombongan belajar—terdiri dari 25 murid. Selain itu, ada ruangan untuk kelas khusus seperti sains dan bahasa. Total murid di Sekolah Rakyat di Wyata Guna berjumlah 50 orang, dengan rincian 30 pria dan 20 wanita.

"Kurikulum sekolah rakyat sama kaya SMP lainnya. Hanya disini lebihnya adalah ke-asramaan untuk membangun karakter yang unggul. Jadi kebangsaannya ada, karakternya ada," kata Kepala SRMP 9 Kota Bandung, Setia Nugraha, tempo waktu.

Meski tinggal di asrama, murid-murid tak bisa bebas melakukan kegiatan sesuka hatinya. Ada aturan atau kebiasaan yang mesti ditaati. Contohnya seperti bangun lebih awal, tidak boleh membawa hp, tidur tidak diatas jam 9 malam, hingga beribadah.

"Beres sekolah nanti ada kegiatan-kegiatan yang akan mendidik karakter. Jadi karakter mereka nanti akan muncul, akhlak mulia, akhlak kebangsaan," katanya

Pokoknya pribadi yang unggul untuk dipersiapkan di Indonesia di tahun 2045,", lanjutnya.

Setia menyebut kendati tak boleh memainkan gawai, para murid diperbolehkan untuk bertemu dengan orang tuanya. Caranya bisa melalui wali murid. Namun dengan catatan pertemuan itu harus diluar jam belajar.

"Pemerintah memang hendak memuliakan anak-anak yang mulanya rawan. Sekarang pemerintah menyediakan, dimuliakan. Yang dulunya tidak terjangkau, sekarang terjangkau," ujarnya.

Ketika ditanya soal bertetanggaan dengan SLBN A Pajajaran, ia menyebut tidak akan terganggu, baik untuk Sekolah Rakyat ataupun SLBN. 

"Jadi kami dengan SLB di sini adalah tetangga baik. Jadi semuanya di sini, di sentra sini ada. Di sini kan ada rehab, kemudian ada SLB, ada sekolah rakyat sekarang," bebernya. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 10 Sep 2025, 00:22 WIB

Sejarah Stroberi Ciwidey, Pernah jadi Sentra Produksi Terbesar dari Bandung Selatan

Stroberi Ciwidey lahir dari eksperimen petani, tumbuh jadi ikon agrowisata sekaligus sentra stroberi terbesar Indonesia.
Ilustrasi panen stroberi Ciwidey.
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 20:15 WIB

Pengalaman Naik Angkot dari Leuwipanjang (Kopo) ke Soreang

Tentang pengalaman naik angkot jalur Soreang-Kopo ini, saya pun pernah menulis tema yang sama meski dalam media berbeda.
Ilustrasi angkot Soreang-Leuwipanjang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 18:15 WIB

Berkenalan dengan Veslin, Komunitas Vespa Matic yang Satukan Hobi, Silaturahmi, dan Inovasi Bisnis

Dari percakapan spontan Veslin alias Vespa Ulin lahir, sebuah komunitas vespa matic yang mengusung semangat kebersamaan dan kesenangan tanpa beban.
Veslin alias Vespa Ulin lahir, sebuah komunitas vespa matic yang mengusung semangat kebersamaan dan kesenangan tanpa beban. (Sumber: instagram.com/veslin.id)
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 17:14 WIB

Bandung, Kota Pendidikan, dan Tantangan Masa Depan

Menyoroti Kota Bandung sebagai magnet mahasiswa Indonesia, di balik ragam budaya dan hiruk pikuk kehidupan modern.
Daya tarik Bandung sebagai kota pendidikan sekaligus ekosistem pendidikan, terletak pada reputasi perguruan tinggi ternama. (Sumber: Pexels/Muhamad Firdaus)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 16:54 WIB

Ketika Bisnis Menjadi Jalan Kebaikan, Perjalanan Bisnis dari Okta Wirawan dan Abuya Grup

Okta membangun Abuya Grup sebagai kendaraan untuk mewujudkan mimpi memberi makan 100 ribu orang setiap hari hingga tentang infaq Rp2 miliar per hari.
CEO dan Founder Abuya Grup, Okta Wirawan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 16:01 WIB

Linguistik dan Kesusastraan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang tujuannya untuk menjamin aktivitas sosial masyarakat.
Perpustakaan Nasional RI dalam memperingati 100 Tahun Chairil Anwar (Foto: Kawan-kawan dari TB, Ariqal Literasi SSB)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 15:50 WIB

Dari Dunia Perbankan ke Brownies Bebas Gluten: Transformasi Wulan Bersama Battenberg3

Battenberg3 lahir dari dapur rumah sebagai gagasan untuk menciptakan produk yang tidak hanya lezat, tapi juga aman bagi yang memiliki alergi atau kebutuhan khusus.
Founder Battenberg Tiga Indonesia atau Battenberg3, Nuraini Wulandari. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 09 Sep 2025, 15:19 WIB

Bandung Teknopolis di Gedebage, Proyek Gagal yang Tinggal Sejarah

Proyek Bandung Teknopolis pernah digadang jadi Silicon Valley versi lokal di zaman Ridwan Kamil, tapi kini hanya tinggal cerita banjir dan gimmick politik usang.
Blueprint peta Bandung Teknopolis di Gedebage yang gagal dibangun.
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 14:02 WIB

Saya Tak Punya Walikota Bandung

Hidup di kota Bandung, banyak ragam budaya, tapi budaya sastra tak pernah hidup.
Muhammad Farhan, Walikota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 12:01 WIB

Percantik, Bukan Hanya Sekedar Produk Cantik dari Limbah Kain

Kisah inspiratif datang dari Nining Idaningsih, pemilik brand Percantik. Berawal dari kegemaran menjahit gamis berbahan katun Jepang pada tahun 2018, Nining kini mengembangkan usaha kreatif berbasis
Produk tas Percantik dari kain jeans bekas. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 10:56 WIB

Cara Memperkuat Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Mainan yang Tepat

Mainan anak dapat mengasah kemampuan motorik halus dan motorik kasar. Untuk melatih motorik halus, anak bisa menggunakan mainan seperti balok susun atau Lego yang membantu koordinasi mata dan fokus
Ilustrasi foto LEGO sebagai permainan yang memperkuat motorik anak. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 09:00 WIB

Kuliner Legendaris: Ada Bubur Ayam Murah Meriah di Jantung Kota Bandung

Bandung dikenal dengan ragam kulinernya yang unik. Namun, ada satu sajian sederhana yang tetap jadi favorit warga, yaitu bubur ayam.
Ilustrasi bubur ayam dengan toping melimpah di Bandung. (Sumber: Youtube/Evan Media)
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 08:33 WIB

Bandung, ABCD

Membacakan cerita ternyata bukan hanya tentang menghibur, melainkan ikhtiar menanamkan benih pengetahuan.
Gerakan Ayah Bacain Cerita Dong (ABCD) (Sumber: YouTube Topi Amali | Foto: Hasil tangkapan layar)
Ayo Jelajah 08 Sep 2025, 23:14 WIB

Sejarah Pemekaran Cimahi, Kota Tentara yang Lepas dari Bayangan Bandung

Cimahi resmi jadi kotip pada 1975, lalu lepas dari Bandung tahun 2001. Perjalanannya unik, dari kota tentara hingga kota penyangga industri.
Logo Kota Cimahi.
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 20:48 WIB

Betapa Menyebalkan Pungutan Liar Wisata di Jawa Barat

Jawa Barat adalah salah satu destinasi yang tak hanya memikat pagi para wisatawan dari luar tapi sumber pemasukan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Situs Bersejarah Stadion Malabar Gunung Puntang (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 17:53 WIB

Encuy ‘Preman Pensiun’: Sosok Aktor Pekerja Keras yang Mau Belajar

Encuy (Nandi Juliawan) Preman Pensiun berpulang pada Sabtu, 7 September 2025.
Encuy (Nandi Juliawan)-- berpulang pada Sabtu, 7 September 2025. (Sumber: Instagram/abenk_marco)
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 16:14 WIB

'Agama Rakyat' di Kota Bandung, Cuma Kita yang Enggak Ngeh

Membicarakan 'agama rakyat' memang tidak seperti membicarakan 'agama formal'.
Membicarakan 'agama rakyat' memang tidak seperti membicarakan 'agama formal'. (Sumber: Pexels/Ismail saja)
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 15:15 WIB

Dampak Kemarau Basah pada Potensi Produksi Pangan

Fenomena kemarau basah akan berpengaruh pada potensi produksi pangan sebagai upaya mencapai program kemandirian atau swasembada pangan di Indonesia
Ilustrasi kemarau di masa panen. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 08 Sep 2025, 13:02 WIB

Hanya Buka di Malam Hari, Pelanggan Nasi Kuning Pungkur Ngantre Sampai Subuh

Jika biasanya nasi kuning identik dengan sarapan pagi, lain halnya dengan warung kaki lima yang satu ini. Warung Nasi Kuning Pungkur, yang berlokasi di Jalan Pungkur No. 216, Kota Bandung, justru baru
Nasi Kuning Pungkur (Foto: GMAPS)
Ayo Jelajah 08 Sep 2025, 12:22 WIB

Sejarah Stadion GBLA, Panggung Kontroversi yang Hampir Dinamai Gelora Dada Rosada

Stadion Gelora Bandung Lautan Api lahir dengan ambisi besar untuk menjadi kandang Persib, namun sejak awal pembangunannya sudah penuh polemik, dari kasus korupsi, kerusakan, hingga tragedi suporter.
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Gedebage yang diproyeksikan jadi kandang Persib.