Dari PHK ke Pasar Global, Perjalanan Inspiratif Keripik Tempe Kahla

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Rabu 23 Jul 2025, 19:14 WIB
Handry Wahyudi dan Vivi Hervianty, pemilik produk UMKM Keripik Tempe Kahla. (Sumber: Instagram @keripiktempekahla)

Handry Wahyudi dan Vivi Hervianty, pemilik produk UMKM Keripik Tempe Kahla. (Sumber: Instagram @keripiktempekahla)

AYOBANDUNG.ID -- Di balik setiap camilan garing dan gurih Keripik Tempe Kahla, ada cerita tentang jatuh-bangun, tekad, dan cinta dua insan yang menolak takdir untuk menyerah.

Handry Wahyudi dan Vivi Hervianty bukanlah pengusaha yang lahir dari kemewahan, mereka adalah pasangan yang disatukan oleh PHK, lalu melaju bersama dalam bisnis berbasis cita rasa dan keberkahan.

Tahun 2007 menjadi titik balik kehidupan Handry. Pria yang kala itu bekerja sebagai kontraktor proyek di Jakarta, harus menerima kenyataan pahit: pemutusan hubungan kerja.

“Nggak pernah kepikiran buat jadi pengusaha keripik tempe,” tutur Handry mengenang.

Bersama Vivi, sang istri, mereka pindah ke Sukabumi dengan harapan menemukan pekerjaan baru. Tapi harapan itu pupus oleh kenyataan: lapangan kerja terbatas, mimpi terhambat.

Handry sempat menjadi tim pemasaran rokok di pelosok-pelosok pedesaan. Meski pekerjaan itu memberinya pemasukan, rasa jenuh mengendap seiring waktu. “Saya capek kerja buat orang lain,” aku Handry.

Kondisi serupa dialami Vivi, yang telah lebih dulu kehilangan pekerjaannya. Mereka tahu, sudah waktunya membangun sesuatu yang menjadi milik mereka sendiri.

Produk keripik tempe Kahla. (Sumber: Instagram @keripiktempekahla)
Produk keripik tempe Kahla. (Sumber: Instagram @keripiktempekahla)

Pada 2014, lahirlah usaha keripik tempe, sebuah langkah penuh nekat, namun berakar pada pemahaman mendalam akan budaya.

Vivi menyoroti stigma negatif terhadap tempe. Dia menyadari, selama ini di mata masyarakat, tempe hanya memiliki konotasi sebagai makanan khas Indonesia.

"Saya ingin mengubah dan menjadikannya camilan sehat berkelas, tidak hanya di pasar lokal, namun mampu melanglang buana menembus pasar global,” ungkap Vivi.

Lantaran tempe sering dianggap ‘makanan orang bawah’, lewat keripik tempe, Vivi dan Handry ingin mengangkat harkat tempe menjadi produk yang membanggakan.

“Makanya saya berkreasi, biar tempe dikenal lebih luas,” imbuh Vivi.

Keripik tempe yang mereka buat perlahan mulai diterima oleh lidah masyarakat. Dengan rasa yang khas dan daya tahan produk yang lebih lama dibanding tempe basah, Kahla mulai menembus pasar ekspor sejak 2016 melalui jejaring teman dan kerabat.

Kini, merek Kahla dapat ditemukan di berbagai negara, termasuk Thailand, Malaysia, Kanada, New Zealand, Korea Selatan, Australia, bahkan Arab Saudi.

Debut ekspor pertamanya pada Februari 2025 bahkan mengesankan. Sebanyak 1.200 boks atau 28.728 pcs keripik tempe senilai Rp269 juta sukses dikirim ke Arab Saudi.

“Perjalanan panjang dan banyak tantangannya, sampai bisa sebesar ini,” ungkap Handry.

Kahla bukan sekadar tentang produk, jenama ini adalah wujud pemberdayaan. CV Kahla Global Persada kini mempekerjakan 15 pegawai dengan kapasitas produksi 31.000 bungkus per bulan.

Yang istimewa, banyak karyawan laki-laki direkrut dari desa sekitar, di mana peluang kerja bagi pria jauh lebih sempit dibanding perempuan, khususnya karena dominasi industri garmen.

“Saya senang bisa memberdayakan masyarakat sekitar juga dari keripik tempe,” kata Vivi.

Produk keripik tempe Kahla. (Sumber: Instagram @keripiktempekahla)
Produk keripik tempe Kahla. (Sumber: Instagram @keripiktempekahla)

Bagi mereka, usaha ini adalah cara menyebar berkah. Nama Kahla sendiri berasal dari akronim “berKAH LAngit” yang diartikan sebagai doa yang mereka rangkum dalam satu kata penuh harapan.

Dedikasi mereka berbuah penghargaan demi penghargaan. Tahun 2016, Kahla meraih gelar Wirausaha Baru Terinspiratif tingkat Provinsi Jawa Barat. Tahun 2020, Vivi dinobatkan sebagai Top One UB Women Indonesia oleh badan PBB yang berfokus pada kesetaraan gender.

Tak berhenti di sana, tahun 2022 mereka mendapat predikat Top One Juragan dari program reality bisnis di televisi swasta nasional. Dan pada 2023, Kahla ditetapkan sebagai UKM terbaik Kabupaten Sukabumi.

Informasi produk UMKM Keripik Tempe Kahla:

Instagram: https://www.instagram.com/keripiktempekahla

Link pembelian Keripik Tempe Kahla:

  1. https://s.shopee.co.id/9pTYYpZCfF
  2. https://s.shopee.co.id/BJ33558Br
  3. https://s.shopee.co.id/2VgxpOcKSw
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:57 WIB

Kang Ripaldi, Sosok di Balik Gratisnya Komunitas 'Teman Bicara'

Ripaldi, founder teman bicara yang didirikannya secara gratis untuk mewadahi anak muda yang ingin berlatih public speaking, mc wedding, mc event, mc birthday, hingga voice over secara gratis.
Ripaldi Endikat founder Teman Bicara (Sumber: Instagram Ripaldi Endikat | Foto: Tim Endikat Teman Bicara)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:04 WIB

Dari Hobi Menggambar Jadi Brand Fasion Lokal di Bandung

Bringace adalah merek fesyen lokal yang didirikan di Bandung pada tahun 2023.
 T-Shirt "The Unforgotten" dari Bringace. (Istimewa)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 10:07 WIB

Sejarah Universitas Padjadjaran, Lahirnya Kawah Cendikia di Tanah Sunda

Sejarah Universitas Padjadjaran bermula dari tekad Jawa Barat memiliki universitas negeri sendiri di tengah keterbatasan awal kemerdekaan.
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:36 WIB

Dari Panggung Gigs ke Aksi Sosial di Flower City Festival 2025

Flower City Festival (FCF) 2025 sukses mengumpulkan dana senilai Rp56.746.500 untuk korban bencana di Sumatera.
Suasana Flower City Festival 2025 di Kopiluvium, Kiara Artha Park, Bandung (11/12/2025) (Sumber: Dokumentasi panitia FCF 2025 | Foto: ujjacomebackbdg)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:10 WIB

Berjualan di Trotoar, PKL Caringin Menginginkan Ruang Publik dari Wali Kota Bandung

PKL di Caringin yang berjualan di trotoar berharap ada penataan agar mereka bisa berjualan lebih tertib.
Sejumlah pedagang kaki lima yang tetap berjualan meski hujan di malam hari di kawasan Caringin 30-11-2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Raifan Firdaus Al Farghani)
Beranda 16 Des 2025, 07:38 WIB

Suara Perempuan di Garis Depan Perlawanan yang Disisihkan Narasi Kebijakan

Dari cerita personal hingga analisis struktural, diskusi ini membuka kembali pertanyaan mendasar: pembangunan untuk siapa dan dengan harga apa.
Suasan diskusi buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” Minggu (14/12) di perpustaakan Bunga di Tembok, Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)