Usai Didemo Pengusaha Jasa Wisata, Gubernur Dedi Mulyadi Tetap Kukuh Larang Studi Tur Sekolah

Gilang Fathu Romadhan
Ditulis oleh Gilang Fathu Romadhan diterbitkan Selasa 22 Jul 2025, 16:23 WIB
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)

AYOBANDUNG.ID - Menanggapi adanya tuntutan pencabutan larangan studi tur pelajar, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan tidak akan mencabut kebijakan larangan kegiatan studi tur di sekolah. Ia menyebut keputusan tersebut diambil demi melindungi masyarakat, khususnya kalangan ekonomi kecil, dari beban biaya di luar kebutuhan pendidikan.

“Saya sampaikan hari kemarin ada demonstrasi di Gedung Sate, bahkan melakukan blokade jalan di jalan Flyover Pasopasti. Mereka adalah para pelaku jasa usaha kepariwisataan, baik penyelenggara travel, kemudian sopir bus, pengusaha bus, mendesak saya mencabut SK larangan studi tur. Yang protes itu adalah kegiatan pariwisata. SK saya adalah SK studi tur,” tutur Dedi di akun Instagram resminya, Selasa, 22 Juli 2025.

Ia menyoroti bahwa para peserta aksi bukan berasal dari kalangan pendidikan, melainkan pelaku industri pariwisata, sehingga menimbulkan pertanyaan atas substansi studi tur yang selama ini dilakukan.

"Yang dilarang adalah kegiatan studi tur yang kemudian dengan demonstrasi itu menunjukkan dengan jelas kegiatan studi tur itu sebenarnya kegiatan piknik. Kegiatan rekreasi bisa dibuktikan yang demonstrasi para pelaku jasa kepariwisataan," katanya.

Dedi juga mengungkapkan bahwa aksi demonstrasi tersebut mendapatkan dukungan dari asosiasi Jeep wisata di wilayah Yogyakarta, termasuk yang biasa melayani wisatawan di kawasan Gunung Merapi.

"Insya Allah saya Gubernur Jabar, akan tetapi berkomitmen menjaga ketenangan orang tua siswa agar tidak terlalu banyak pengeluaran biaya di luar kebutuhan pendidikan," ucapnya.

Ia menegaskan, larangan studi tur diterbitkan semata-mata untuk mengurangi beban biaya yang tidak berkaitan langsung dengan penguatan karakter dan nilai-nilai pendidikan, termasuk program Panca Waluya.

“Mudah-mudahan industri pariwisata tumbuh sehingga yang datang wisata orang luar negeri, orang yang punya uang, yang memang murni memiliki tujuan kepariwisataan dan memiliki berdasarkan kemampuan ekonomi yang dimiliki. Bukan orang yang memiliki kemampuan pas-pasan dengan alasan studi tur dipaksa piknik atau kalau tidak dipaksa anaknya malu di rumah karena tidak ikut piknik,” kata Dedi menegaskan.

Tuntutan Cabut Larangan Studi Tur

Sehari sebelumnya, Senin, 21 Juli 2025, ribuan orang dari berbagai kota di Jawa Barat menggelar aksi besar-besaran di depan Gedung Sate, Bandung. Mereka menuntut pencabutan Surat Keputusan Gubernur Nomor 45/PK.03.03/KESRA yang melarang sekolah mengadakan studi tur.

Sejak pukul 08.00 WIB, massa mulai memadati lokasi. Mereka datang menggunakan puluhan bus yang klaksonnya bersahut-sahutan. Suasana sempat meriah—ada yang berjoget di tengah suara telolet. Tapi di balik itu, tersimpan keresahan: banyak dari mereka terancam kehilangan pekerjaan.

Koordinator Solidaritas Pekerja Pariwisata Jawa Barat, Herdi Sudardja, menyebut bahwa larangan studi tur telah memukul telak sektor transportasi dan UMKM di destinasi wisata. “Kami hanya menuntut satu hal: cabut larangan studi tur,” tegasnya. Menurut Herdi, sekitar 5.000 dari total 13.000 pekerja di sektor ini bekerja informal sebagai sopir dan kru bus, yang hanya mendapat bayaran jika ada pesanan.

Spanduk dari Massa Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat dipasang di pagar Gedung Sate, Senin 21 Juli 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Spanduk dari Massa Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat dipasang di pagar Gedung Sate, Senin 21 Juli 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)

Sebelum larangan diberlakukan, satu unit bus bisa meraup omzet hingga Rp80 juta per bulan. Tapi kini, pendapatan turun drastis hingga 60 persen. Banyak pengusaha bus kesulitan membayar cicilan dan operasional harian. “Kami lebih menderita dari masa Covid-19. Bedanya, waktu itu ada bantuan. Sekarang tidak ada,” ujar Herdi.

Ia menambahkan bahwa, tidak seperti Bali yang mengandalkan wisatawan mancanegara, pariwisata di Jabar bergantung pada pelajar sebagai wisatawan lokal. Karena itu, larangan studi tur mematikan sumber utama penghasilan mereka.

Unjuk rasa berlangsung sepanjang hari. Orasi bergantian disuarakan. Massa berkali-kali meneriakkan yel-yel: "Cabut SE, cabut SE!" Sekitar pukul 13.00 WIB, perwakilan Pemprov Jabar keluar menemui massa. Namun pertemuan itu tak menghasilkan solusi konkret.

Staf Kesra yang dikirim menyampaikan bahwa keputusan tetap berada di tangan Gubernur. Hal ini membuat Herdi dan massa aksi kecewa. Ia meminta agar bisa bertemu langsung dengan Dedi Mulyadi, namun hingga sore tak juga mendapat kejelasan.

Sekitar pukul 15.00 WIB, massa mulai bergerak menuju Flyover Pasupati dan melakukan blokade jalan. Aksi ini menyebabkan kemacetan parah di sejumlah ruas seperti Jalan Diponegoro, Surapati, dan Sentot Ali Basyah. Dishub Kota Bandung pun terpaksa melakukan pengalihan arus.

Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Dishub Kota Bandung, Asep Kuswara, mengatakan pengalihan arus dilakukan untuk mencegah penumpukan kendaraan. “Kami turun ke lapangan bersama kepolisian untuk mengurai kemacetan,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, pukul 18.00 WIB massa bergeser ke gerbang Tol Pasteur dan kembali memblokade jalan. Aksi tersebut membuat arus lalu lintas lumpuh total. Berdasarkan pantauan CCTV ACTS Bandung, kondisi lalu lintas baru kembali normal sekitar pukul 21.00 WIB.

Meski aksi telah selesai, tuntutan massa belum menemui titik terang. Herdi dan rekan-rekannya menegaskan akan terus berjuang agar kebijakan yang mereka nilai merugikan ini dicabut. “Jangan biarkan sektor pariwisata kami mati perlahan karena satu kebijakan,” pungkas Herdi.(*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:52 WIB

Cerita Kuliner Nasi Tempong dan Jalanan Lengkong yang tak Pernah Sepi

Salah satu kisahnya datang dari Nasi Tempong Rama Shinta, yang dahulu merasakan jualan di gerobak hingga kini punya kedai yang selalu ramai pembeli.
Jalan Lengkong kecil selalu punya cara menyajikan malam dengan rasa di Kota Bandung, (05/11/2025). (Foto: Zaki Al Ghifari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 16:09 WIB

Lampu Lalu Lintas Bermasalah, Ancaman Kecelakaan yang Perlu Ditangani Cepat

Lampu lalu lintas di perempatan Batununggal dilaporkan menampilkan hijau dari dua arah sekaligus yang memicu kebingungan dan potensi kecelakaan.
Kondisi lalu lintas yang berantakan di perempatan Batununggal, Kota Bandung (4/12/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Amelia Ulya)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:56 WIB

Terjangkau namun Belum Efisien, Trans Metro Pasundan di Mata Mahasiswa

Mahasiswa di Bandung memilih bus kota sebagai transportasi utama, namun masih menghadapi kendala pada rute, jadwal, dan aplikasi.
Suasana di dalam bus Trans Metro Pasundan di sore hari pada hari Selasa (2/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dheana Husnaini)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 15:16 WIB

Bandung di Tengah Ledakan Turisme: Makin Cantik atau Cuma Viral?

Artikel ini menyoroti fenomena turisme Bandung yang makin viral namun sekaligus makin membebani kota dan lingkungannya.
Sekarang Bandung seperti berubah jadi studio konten raksasa. Hampir setiap minggu muncul cafe baru dan semuanya berlomba-lomba tampil seestetik mungkin agar viral di TikTok. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:36 WIB

Jalan Baru Literasi dan Numerasi di Indonesia: Berkaca pada Pendidikan Finlandia

Rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan data PISA dan faktor penyebabnya.
Butuh kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak dalam rangka mewujudkan pendidikan terbaik bagi anak-anak negeri ini. (Sumber: Pexels/Agung Pandit Wiguna)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 14:28 WIB

Tahu Bakso di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung: Lezatnya Paduan Tradisi dan Urban Vibes

Di sekitar Pasar Modern Sinpasa Summarecon Bandung, salah satu tenant mampu menarik perhatian siapa saja yang lewat: tahu bakso enak.
Tahu Bakso Enak. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 12:06 WIB

Polemik Penerapan Restorative Justice di Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Perkara

Polemik restorative justice dibahas dengan menggunakan metode analisis normatif, namun pada bagian penjelasan contoh digunakan juga analisis sosiologis.
Ilustrasi hukum. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:19 WIB

Babakan Siliwangi Perlu Cahaya: Jalur Populer, Penerangan Minim

Hampir setiap malam di wilayah Babakan Siliwangi penerangan yang minim masih menjadi persoalan rutin.
Suasana Babakan Siliwangi saat malam hari (4/12/2025) dengan jalanan gelap, mural warna-warni, dan arus kendaraan yang tak pernah sepi. (Sumber: Bunga Citra Kemalasari)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 10:00 WIB

Kunci 'Strong Governance' Bandung

Strong governance adalah salah satu kebutuhan nyata Bandung kiwari.
Suasana permukiman padat penduduk di pinggir Sungai Cikapundung, Tamansari, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 08:31 WIB

Benarkah Budidaya Maggot dalam Program 'Buruan Sae' Jadi Solusi Efektif Sampah Kota Bandung?

Integrasi budidaya maggot dalam Program Buruan Sae menjadi penegasan bahwa pengelolaan sampah dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat.
Budidaya maggot di RW 9 Lebakgede menjadi upaya warga mengolah sampah organik agar bermanfaat bagi lingkungan sekitar. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Beranda 15 Des 2025, 07:48 WIB

Pembangunan untuk Siapa? Kisah Perempuan di Tengah Perebutan Ruang Hidup

Buku ini merekam cerita perjuangan perempuan di enam wilayah Indonesia, yakni Sumatera, Sulawesi, NTT, NTB, serta dua titik di Kalimantan, yang menghadapi konflik lahan dengan negara dan korporasi.
Diskusi Buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” yang digelar di Perpustakaan Bunga di Tembok, Bandung, Minggu (14/12/2025).
Beranda 15 Des 2025, 07:32 WIB

Diskusi Publik di Dago Elos Angkat Isu Sengketa Lahan dan Hak Warga

Dari kegelisahan itu, ruang diskusi dibuka sebagai upaya merawat solidaritas dan memperjuangkan hak atas tanah.
Aliansi Bandung Melawan menggelar Diskusi Publik bertema “Jaga Lahan Lawan Tiran” pada 12 Desember 2025 di Balai RW Dago Elos, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Biz 15 Des 2025, 07:16 WIB

Berawal dari Kegelisahan, Kini Menjadi Bisnis Keberlanjutan: Perjalanan Siska Nirmala Pemilik Toko Nol Sampah Zero Waste

Toko Nol Sampah menjual kebutuhan harian rumah tangga secara curah. Produk yang ia jual sudah lebih dari 100 jenis.
Owner Toko Nol Sampah, Siska Nirmala. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 20:09 WIB

Good Government dan Clean Government Bukan Sekadar Narasi bagi Pemkot Bandung

Pentingnya mengembalikan citra pemerintah daerah dengan sistem yang terencana melalui Good Government dan Clean Government.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan,