Komunikasi Gubernur Jabar vs Wali Kota Bandung: Kebijakan Tak Lagi Satu Arah?

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Ditulis oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diterbitkan Rabu 23 Jul 2025, 05:11 WIB
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. (Sumber: Humas Pemrov Jabar dan Kota Bandung)

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan. (Sumber: Humas Pemrov Jabar dan Kota Bandung)

Dalam sistem pemerintahan daerah, hubungan antara Gubernur dan Wali Kota idealnya mengalir dalam koordinasi yang saling mendukung.

Namun belakangan ini, publik menyaksikan perbedaan langkah yang cukup kontras antara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM dan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan.

Tiga isu terakhir memperlihatkan bahwa dua kepala daerah ini semakin sering mengambil keputusan yang tidak sejalan.

Pertama adalah soal kebijakan study tour pelajar. Gubernur KDM menyampaikan sikap penolakan tegas terhadap kunjungan pelajar ke luar negeri.

Menurutnya, kegiatan itu tidak relevan dan berisiko pemborosan. Ia bahkan meminta sekolah yang tetap menyelenggarakan study tour ke luar negeri agar kepsek-nya dicabut.

Namun Wali Kota Bandung Farhan memilih sikap berbeda. Ia menyatakan bahwa Pemerintah Kota Bandung tidak akan melarang selama sekolah yang bersangkutan mengikuti prosedur, memiliki izin resmi, dan orientasi pembelajarannya jelas.

Dalam pernyataannya, Farhan menolak disebut reaktif dan menegaskan bahwa semua keputusan telah melalui pertimbangan rasional dan kajian di lapangan.

Isu kedua muncul dari kebijakan jam masuk sekolah. Gubernur KDM menerbitkan surat edaran berisi imbauan agar sekolah-sekolah memulai kegiatan belajar mengajar pada pukul enam pagi.

Namun lagi-lagi Farhan mengambil jalur kebijakan berbeda. Ia menyebut bahwa setiap sekolah di Kota Bandung diberi keleluasaan untuk menentukan waktu masuk secara mandiri dengan menyesuaikan kondisi masing-masing.

Baginya, konteks lokal tidak bisa disamaratakan dan kebijakan provinsi tidak harus selalu diikuti secara formal.

Selanjutnya polemik tentang masa depan Teras Cihampelas. Gubernur KDM mengusulkan agar kawasan wisata tersebut dibongkar saja karena dianggap tidak lagi efektif dan sepi pengunjung.

Namun Wali Kota Bandung Farhan tidak langsung menyetujui. Ia menyebut bahwa Teras Cihampelas tidak bisa serta-merta dibongkar tanpa melalui kajian hukum menyeluruh.

Menurutnya, ada persoalan legalitas lahan dan status aset yang harus diklarifikasi terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan drastis.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Sumber: Ayobandung)
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (Sumber: Ayobandung)

Dari ketiga kasus di atas, publik dapat melihat perbedaan pendekatan antara Gubernur dan Wali Kota. KDM tampil dengan gaya komunikatif yang langsung dan sering menyampaikan gagasan secara terbuka.

Sementara itu, Farhan lebih berhati-hati dan berbasis prosedur dengan menekankan pentingnya kajian dan aturan. Perbedaan ini menarik untuk ditinjau lebih dalam dari sisi hukum tata pemerintahan.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Gubernur adalah kepala daerah provinsi sekaligus wakil pemerintah pusat di daerah.

Sedangkan Wali Kota adalah kepala daerah kabupaten atau kota yang memiliki otonomi penuh di wilayahnya.

Artinya, secara hukum, instruksi Gubernur tidak otomatis mengikat kepala daerah kota atau kabupaten kecuali jika menyangkut urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau pusat.

Sebagaimana dijelaskan dalam berbagai literatur, setelah diberlakukannya pemilihan kepala daerah secara langsung, posisi Gubernur menjadi ambivalen.

Ia berada di antara dua posisi sekaligus yakni sebagai pemimpin provinsi yang dipilih rakyat dan sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat.

Maka ketika Gubernur mengeluarkan kebijakan berupa imbauan atau surat edaran, kepala daerah tingkat dua seperti Wali Kota memiliki ruang diskresi untuk menentukan sikap.

Penjelasan lain menyebutkan, seorang wali kota memiliki kewenangan penuh dalam menjalankan urusan pendidikan dasar hingga pengelolaan tata ruang wilayahnya.

Maka tidak mengherankan jika Wali Kota Bandung merasa sah secara hukum untuk tidak mengikuti arahan Gubernur selama ia berpegang pada ketentuan perundangan.

Namun demikian, perbedaan langkah antara dua pemimpin daerah tidak boleh dibiarkan berlarut hingga membingungkan masyarakat. Dalam negara demokratis yang sehat, perbedaan adalah hal wajar asalkan dilandasi argumentasi kuat dan komunikasi antarlembaga tetap terbuka.

Publik lebih membutuhkan kepastian dan kejelasan arah kebijakan dibanding drama tarik-ulur kepemimpinan.

Ke depan, yang dibutuhkan bukan keseragaman sikap melainkan kesatuan visi dalam melayani masyarakat.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, saat menghadiri pembukaan rute penerbangan baru Bandung–Yogyakarta PP oleh maskapai Susi Air. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, saat menghadiri pembukaan rute penerbangan baru Bandung–Yogyakarta PP oleh maskapai Susi Air. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)

Dalam konteks otonomi daerah, koordinasi bukan berarti menyeragamkan semua keputusan tetapi memastikan bahwa perbedaan tersebut tetap berpijak pada aturan hukum dan kepentingan publik.

Pemerintahan yang baik lahir bukan dari siapa yang paling berani mengambil keputusan tetapi dari siapa yang paling mampu menjaga integritas dan rasionalitas kebijakan untuk warganya.

Dan kita pun, sebagai netizen, jangan mudah menyimpulkan apalagi sampai mengipas-ngipasi perbedaan tersebut, percayalah pada akhirnya kalau tercipta konflik, imbas pertamanya justru menimpa warga. Nah, loh! (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Peminat komunikasi publik & digital religion (Comm&Researcher di CDICS). Berkhidmat di Digital PR Telkom University serta MUI/IPHI/Pemuda ICMI Jawa Barat
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Jelajah 10 Sep 2025, 00:22 WIB

Sejarah Stroberi Ciwidey, Pernah jadi Sentra Produksi Terbesar dari Bandung Selatan

Stroberi Ciwidey lahir dari eksperimen petani, tumbuh jadi ikon agrowisata sekaligus sentra stroberi terbesar Indonesia.
Ilustrasi panen stroberi Ciwidey.
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 20:15 WIB

Pengalaman Naik Angkot dari Leuwipanjang (Kopo) ke Soreang

Tentang pengalaman naik angkot jalur Soreang-Kopo ini, saya pun pernah menulis tema yang sama meski dalam media berbeda.
Ilustrasi angkot Soreang-Leuwipanjang. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 18:15 WIB

Berkenalan dengan Veslin, Komunitas Vespa Matic yang Satukan Hobi, Silaturahmi, dan Inovasi Bisnis

Dari percakapan spontan Veslin alias Vespa Ulin lahir, sebuah komunitas vespa matic yang mengusung semangat kebersamaan dan kesenangan tanpa beban.
Veslin alias Vespa Ulin lahir, sebuah komunitas vespa matic yang mengusung semangat kebersamaan dan kesenangan tanpa beban. (Sumber: instagram.com/veslin.id)
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 17:14 WIB

Bandung, Kota Pendidikan, dan Tantangan Masa Depan

Menyoroti Kota Bandung sebagai magnet mahasiswa Indonesia, di balik ragam budaya dan hiruk pikuk kehidupan modern.
Daya tarik Bandung sebagai kota pendidikan sekaligus ekosistem pendidikan, terletak pada reputasi perguruan tinggi ternama. (Sumber: Pexels/Muhamad Firdaus)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 16:54 WIB

Ketika Bisnis Menjadi Jalan Kebaikan, Perjalanan Bisnis dari Okta Wirawan dan Abuya Grup

Okta membangun Abuya Grup sebagai kendaraan untuk mewujudkan mimpi memberi makan 100 ribu orang setiap hari hingga tentang infaq Rp2 miliar per hari.
CEO dan Founder Abuya Grup, Okta Wirawan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 16:01 WIB

Linguistik dan Kesusastraan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang tujuannya untuk menjamin aktivitas sosial masyarakat.
Perpustakaan Nasional RI dalam memperingati 100 Tahun Chairil Anwar (Foto: Kawan-kawan dari TB, Ariqal Literasi SSB)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 15:50 WIB

Dari Dunia Perbankan ke Brownies Bebas Gluten: Transformasi Wulan Bersama Battenberg3

Battenberg3 lahir dari dapur rumah sebagai gagasan untuk menciptakan produk yang tidak hanya lezat, tapi juga aman bagi yang memiliki alergi atau kebutuhan khusus.
Founder Battenberg Tiga Indonesia atau Battenberg3, Nuraini Wulandari. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 09 Sep 2025, 15:19 WIB

Bandung Teknopolis di Gedebage, Proyek Gagal yang Tinggal Sejarah

Proyek Bandung Teknopolis pernah digadang jadi Silicon Valley versi lokal di zaman Ridwan Kamil, tapi kini hanya tinggal cerita banjir dan gimmick politik usang.
Blueprint peta Bandung Teknopolis di Gedebage yang gagal dibangun.
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 14:02 WIB

Saya Tak Punya Walikota Bandung

Hidup di kota Bandung, banyak ragam budaya, tapi budaya sastra tak pernah hidup.
Muhammad Farhan, Walikota Bandung. (Sumber: Pemkot Bandung)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 12:01 WIB

Percantik, Bukan Hanya Sekedar Produk Cantik dari Limbah Kain

Kisah inspiratif datang dari Nining Idaningsih, pemilik brand Percantik. Berawal dari kegemaran menjahit gamis berbahan katun Jepang pada tahun 2018, Nining kini mengembangkan usaha kreatif berbasis
Produk tas Percantik dari kain jeans bekas. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 10:56 WIB

Cara Memperkuat Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Mainan yang Tepat

Mainan anak dapat mengasah kemampuan motorik halus dan motorik kasar. Untuk melatih motorik halus, anak bisa menggunakan mainan seperti balok susun atau Lego yang membantu koordinasi mata dan fokus
Ilustrasi foto LEGO sebagai permainan yang memperkuat motorik anak. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 09 Sep 2025, 09:00 WIB

Kuliner Legendaris: Ada Bubur Ayam Murah Meriah di Jantung Kota Bandung

Bandung dikenal dengan ragam kulinernya yang unik. Namun, ada satu sajian sederhana yang tetap jadi favorit warga, yaitu bubur ayam.
Ilustrasi bubur ayam dengan toping melimpah di Bandung. (Sumber: Youtube/Evan Media)
Ayo Netizen 09 Sep 2025, 08:33 WIB

Bandung, ABCD

Membacakan cerita ternyata bukan hanya tentang menghibur, melainkan ikhtiar menanamkan benih pengetahuan.
Gerakan Ayah Bacain Cerita Dong (ABCD) (Sumber: YouTube Topi Amali | Foto: Hasil tangkapan layar)
Ayo Jelajah 08 Sep 2025, 23:14 WIB

Sejarah Pemekaran Cimahi, Kota Tentara yang Lepas dari Bayangan Bandung

Cimahi resmi jadi kotip pada 1975, lalu lepas dari Bandung tahun 2001. Perjalanannya unik, dari kota tentara hingga kota penyangga industri.
Logo Kota Cimahi.
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 20:48 WIB

Betapa Menyebalkan Pungutan Liar Wisata di Jawa Barat

Jawa Barat adalah salah satu destinasi yang tak hanya memikat pagi para wisatawan dari luar tapi sumber pemasukan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Situs Bersejarah Stadion Malabar Gunung Puntang (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 17:53 WIB

Encuy ‘Preman Pensiun’: Sosok Aktor Pekerja Keras yang Mau Belajar

Encuy (Nandi Juliawan) Preman Pensiun berpulang pada Sabtu, 7 September 2025.
Encuy (Nandi Juliawan)-- berpulang pada Sabtu, 7 September 2025. (Sumber: Instagram/abenk_marco)
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 16:14 WIB

'Agama Rakyat' di Kota Bandung, Cuma Kita yang Enggak Ngeh

Membicarakan 'agama rakyat' memang tidak seperti membicarakan 'agama formal'.
Membicarakan 'agama rakyat' memang tidak seperti membicarakan 'agama formal'. (Sumber: Pexels/Ismail saja)
Ayo Netizen 08 Sep 2025, 15:15 WIB

Dampak Kemarau Basah pada Potensi Produksi Pangan

Fenomena kemarau basah akan berpengaruh pada potensi produksi pangan sebagai upaya mencapai program kemandirian atau swasembada pangan di Indonesia
Ilustrasi kemarau di masa panen. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 08 Sep 2025, 13:02 WIB

Hanya Buka di Malam Hari, Pelanggan Nasi Kuning Pungkur Ngantre Sampai Subuh

Jika biasanya nasi kuning identik dengan sarapan pagi, lain halnya dengan warung kaki lima yang satu ini. Warung Nasi Kuning Pungkur, yang berlokasi di Jalan Pungkur No. 216, Kota Bandung, justru baru
Nasi Kuning Pungkur (Foto: GMAPS)
Ayo Jelajah 08 Sep 2025, 12:22 WIB

Sejarah Stadion GBLA, Panggung Kontroversi yang Hampir Dinamai Gelora Dada Rosada

Stadion Gelora Bandung Lautan Api lahir dengan ambisi besar untuk menjadi kandang Persib, namun sejak awal pembangunannya sudah penuh polemik, dari kasus korupsi, kerusakan, hingga tragedi suporter.
Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Gedebage yang diproyeksikan jadi kandang Persib.