Banjir dan Longsor Terjang Lembang: Hulu Saja Dilanda Bencana, Hilir Bagaimana!

Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Jumat 16 Mei 2025, 15:07 WIB
Tangkapan layar CCTV banjir Lembang.

Tangkapan layar CCTV banjir Lembang.

AYOBANDUNG.ID - Kawasan dataran tinggi Lembang di Kabupaten Bandung Barat dihantam banjir. Hujan deras yang mengguyur wilayah ini sejak siang hari, Rabu, 14 Mei 2025, menyebabkan banjir dan longsor. Banjir (sudah lama) tak lagi identik dengan dataran rendah, bahkan hulu Kawasan Bandung Utara (KBU) pun mulai kewalahan.

Di sepanjang Jalan Raya Lembang, genangan air mencapai ketinggian hingga lutut orang dewasa, khususnya di depan Pasar Panorama. Beberapa kendaraan roda dua dan empat tampak mogok usai memaksa menembus arus banjir. Kamera pemantau milik Dinas Perhubungan mencatat genangan menutup seluruh jalur pedestrian, sementara barrier pembatas jalur tampak terapung dan hanyut terbawa arus.

Bencana ini bukan yang pertama kali. Tapi bagi warga dan pedagang, setiap kejadian banjir menjadi peringatan bahwa sistem drainase Lembang tak lagi mampu mengikuti laju perubahan iklim dan tata guna lahan yang berubah cepat.

“Dari saluran air di belakang SMAN 1 Lembang juga masuk ke rumah saya,” kata Depi, warga Kampung Pangragajian, Desa Kayuambon.

Wilayah Kampung Kalapanunggal pun bernasib serupa. Air mengalir deras dari Jalan Cendana, masuk ke rumah-rumah warga. “Masih belum surut meski hujan sudah reda,” tambahnya.

Di sisi lain, longsor terjadi di Kampung Ciburial, Desa Cibogo. Sekitar pukul 17.45 WIB, tebing setinggi 25 meter longsor dan menimpa kolam ikan lele serta fasilitas umum. Saat kejadian, puluhan warga sedang memancing di area tersebut. Enam di antaranya mengalami luka ringan.

“Enam orang mengalami luka ringan dan langsung dilarikan ke Poliklinik Desa Cibogo untuk mendapatkan pengobatan,” ujar Kapolsek Lembang, Kompol Hadi Mulyana, ketika dikonfirmasi.

Hadi berkata, sebelum longsor besar, warga sempat melihat longsoran kecil yang memutus saluran air. Longsoran susulan terjadi beberapa menit kemudian. “Evakuasi dilakukan cepat, dan korban langsung ditangani,” lanjutnya.

Sinyal Gawat Zona Lindung KBU

Lembang selama ini dikenal sebagai kawasan hulu Cekungan Bandung dan zona lindung KBU. Namun, peristiwa banjir dan longsor yang terus berulang menunjukkan bahwa daerah ini tak lagi aman dari kerusakan lingkungan.

Camat Lembang, Bambang Eko, menyebut buruknya sistem drainase sebagai penyebab utama banjir.

“Banyak drainase induk yang ditutup itu, pada zaman pembangunan Alun-alun Lembang,” ujarnya.

Ia mengatakan, ketika hujan deras turun, air tak dapat tertampung dan meluap ke jalan. Menurutnya, perlu perbaikan menyeluruh akan kondisi ini. Penanganan secara swadaya seperti kerja bakti tak cukup karena kerusakan infrastruktur sudah tergolong berat, terutama di sekitar Pasar Panorama.

“Kita butuh alat. Kalau turun ke sana berbahaya, orang bisa celaka,” ujarnya.

Selain drainase yang tak memadai, alih fungsi lahan di Lembang juga turut memperparah keadaan. Bambang menyebut dua kawasan yang dulunya danau, yaitu Situ PPI dan Situ Umar, kini telah berubah menjadi kawasan perumahan dan wisata. “Dulu itu situ, sekarang sudah jadi bangunan,” imbuhnya.

Bencana di Lembang, terutama banjir, bukan barang yang sama sekali baru. Pada awal 2024 lalu misalnya, banjir lumpur menghantam Kampung Cibodas. Banjir tersebut datang tiba-tiba dengan arus deras membawa lumpur dan ranting. Warga menyebut, bencana ini muncul setelah hujan deras yang turun cukup lama dari arah hulu.

Bahkan, ada keterangan warga di sekitar Jalan Maribaya yang menyebut banjir cileuncang di wilayahnya sudah terjadi selama bertahun-tahun: terhitung 15 tahun kurang lebihnya.

Kondisi kawasan resapan air yang beralih fungsi menjadi permukiman dan lahan pertanian di Kawasan Bandung Utara (KBU). (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)

Kerusakan KBU kini disebut sebagai faktor utama. Pegiat lingkungan dari FK3I Jawa Barat, Dedi Kurniawan, menegaskan bahwa banjir dan longsor di Lembang tak bisa dilepaskan dari lemahnya pengendalian ruang di kawasan hulu.

“Selama ini penindak terhadap tata ruang di KBU tidak dijalankan dengan baik, baik oleh Pemprov Jabar maupun pemerintah kota/kabupaten. Jangan tunggu ada korban akibat bencana, segera kendalikan pembangunan di sana dan ditindak tegas yang jelas-jelas melanggar,” ujarnya.

Penguatan regulasi harus dimulai dari penegakan Perda Nomor 2 Tahun 2016 tentang KBU. Pembangunan yang tidak sesuai harus dikaji ulang, terutama jika berada di zona lindung. Sayangnya, Perda KBU saat ini statusnya terdelegitimasi oleh beleid pemerintah pusat dalam bentuk Omnibus Law Cipta Kerja. Imbasnya, perizinan bangunan dan usaha diurus langsung pemerintah pusat.

Ia juga mengingatkan pentingnya penataan di wilayah hilir. Drainase kota dan sungai harus berfungsi dengan optimal agar air hujan tidak menimbulkan genangan dan bah kiriman.

“Pola-pola pembangunan kota sekarang tidak ditata dengan baik. Drainase dan sungai tak berfungsi baik karena pembangunan tak sesuai kaidah lingkungan. Maka ini perlu segera dievaluasi, jangan dibiarkan,” kata dia.

Lembang yang notabene berada di kawasan hulu Cekungan Bandung sudah menjadi langganan bencana banjir dan longsor. Kondisi ini mengindikasikan bahwa daya dukung lingkungan sudah melemah. Jika daerah hulu saja sudah tak mampu menahan air, maka kawasan hilir seperti Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Baleendah, yang dikenal sebagai langganan banjir, akan semakin rentan.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 02 Sep 2025, 18:26 WIB

Bukan Sekadar Nostalgia: Elizabeth Menjawab Tren Fesyen Generasi Baru

Elizabeth memasuki babak baru, untuk menjaga relevansi brand di tengah perubahan gaya hidup dan selera konsumen yang semakin dinamis.
Koleksi tas dari brand lokal Elizabeth. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 16:58 WIB

Menemukan Keindahan dan Rasa di Emmy’s Kitchen, Oase Kuliner Estetik di Tengah Tren Kafe Bandung

Bernuansa shabby chic vintage, Konsep Emmy’s Kitchen menggabungkan elemen klasik Eropa dan taman bunga, magnet bagi pencinta estetika.
Area indoor Emmy’s Kitchen bertema European classic. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 02 Sep 2025, 16:00 WIB

AYO NETIZEN September 2025 Usung Tema HUT Kota Bandung, Total Hadiah Rp1,5 Juta!

Program AYO NETIZEN dari Ayobandung.id mengangkat tema besar HUT Kota Bandung 2025.
Program AYO NETIZEN dari Ayobandung.id mengangkat tema besar HUT Kota Bandung 2025. (Sumber: Pexels/Anna Nekrashevich)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 15:58 WIB

Cikopi Mang Eko: Dari Bandung ke Asia Tenggara, Menyulut Semangat Kopi Lokal

Keputusan Mang Eko untuk terjun ke bisnis kopi bukan sekadar mengikuti tren. Ia melihat kopi sebagai komoditas yang tak lekang oleh waktu.
Muchtar Koswara akrab dipanggil Mang Eko, pemilik dari brand UMKM Cikopi Mang Eko. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 02 Sep 2025, 14:38 WIB

Musisi Flamboyan yang Peduli Budaya Sunda Itu Telah Pergi

Kang Acil Bimbo alias Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah meninggal dunia.
Jaka, Samsudin, Acil dari grup Trio Bimbo di Majalah Varianada Edisi 86 Tahun 1972. (Sumber: Wikimedia Commons)
Ayo Netizen 02 Sep 2025, 13:40 WIB

Mie Kocok Bandung dalam Cerita Negeri Wakanda

Sekecil apapun itu, semembahayakan itu, suara keadilan harus terus digaungkan. Sekali pun lewat makanan yang kamu sedang nikmati saat ini.
Mie Kocok Bandung Buatan di Rumah (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 12:18 WIB

Mengungkap Rahasia di Balik Cita Rasa Kopi Otentik

Owner BJR Coffee, Dinda Gemilang mengungkapkan bahwa kunci pengolahan kopi berkualitas terletak pada proses roasting. Menurutnya, tahap ini sangat menentukan cita rasa yang akan muncul dari secangkir
Biji Kopi di Kedai Kopi Banjaran (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 02 Sep 2025, 11:08 WIB

Sejarah Bandung dari Paradise in Exile Sampai jadi Kota Impian Daendels

Bandung dulu dijuluki surga dalam pembuangan, tempat buangan pegawai VOC di pedalaman Priangan. Jadi kota besar berkat kopi dan sejarah kolonialisme.
Keramaian Jalan Raya Pos bagian timur di Bandung di era kolonial. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 11:07 WIB

Mengenal Dapros, Kerupuk Tradisional dengan Bentuk Unik dan Citarasa Khas

Di meja makan orang Indonesia, kerupuk hampir selalu hadir sebagai pelengkap. Di antara ragam jenisnya, ada satu yang masih bertahan hingga kini meski dibuat dengan cara tradisional, yaitu kerupuk dap
Ilustrasi Foto Dapros. (Foto: Dok. Shopee)
Ayo Biz 02 Sep 2025, 09:38 WIB

Lomie Imam Bonjol, Kuliner Legendaris Favorit BJ Habibie

Lomie sudah melekat menjadi identitas kuliner Bandung. Hidangan mie berkuah kental ini kerap disajikan hangat bersama kangkung, menciptakan rasa gurih yang cocok dinikmati saat cuaca dingin.
Foto Lomie Imam Bonjol, Kuliner Favorit BJ Habibie. (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 02 Sep 2025, 09:16 WIB

Sejarah Rugbi di Indonesia, Bandung Dianggap Kota Pelopor

Rugbi, "olahraga kasar untuk pria terhormat" ini, sudah denyut sejak dulu khususnya di Kota Bandung.
Ilustrasi dua tim rugbi yang tengah bertanding. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: PierreSelim)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 20:26 WIB

Screamous: Ketika Streetwear Menjadi Kanvas Kolaborasi Dunia

Didirikan awal tahun 2000-an, Screamous lahir dari semangat anak muda Bandung yang ingin menyuarakan identitas melalui fashion.
Koleksi kolaborasi Screamous x Usugrow. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 20:14 WIB

Kota Bandung, Tren, dan Ironi Kolonialisme

Kota penuh perhatian. Ada budaya pop juga sejarah melawan penjajahan. Indah tapi juga penuh masalah.
Tukang becak di Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Try Sukma Wijaya)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 19:35 WIB

Dari Kandang ke Kedai, Spill&Bites dan Rasa yang Meresap

Spill&Bites dan ide bisnis mereka mengolah peluang dari hulu ke hilir, dari peternakan hingga meja makan.
Spill&Bites, hasil evolusi dari industri peternakan ayam yang melihat peluang lebih besar di dunia makanan cepat saji. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 01 Sep 2025, 18:01 WIB

Dari Bank ke Dapur: Andri dan Daimata yang Meracik Peluang dari Pedasnya Sambal Lokal

Daimata adalah misi Andri untuk mengangkat kuliner lokal, sambal khas Indonesia agar bisa dinikmati siapa saja, kapan saja, tanpa kehilangan cita rasa aslinya.
Andri Ganamurti selaku Owner dari brand Daimata, produk UMKM sambal dalam kemasan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 17:41 WIB

Bursa Digital, Pajak Karbon, dan Agenda Keberlanjutan dalam APBN

Pajak karbon dan bursa digital dapat menjadi alat penting dalam agenda keberlanjutan dalam APBN.
Ilustrasi Lingkungan (Sumber: Pixabay.com | Foto: Pixabay)
Ayo Jelajah 01 Sep 2025, 15:52 WIB

Sejarah Hari Jadi Kota Bandung, Kenapa 25 September?

Bandung pernah rayakan ulang tahun 1 April, tapi kini 25 September jadi tanggal resmi berdirinya kota. Penetapan 25 September 1810 lahir dari riset sejarah panjang.
Alun-alun Bandung tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 01 Sep 2025, 15:19 WIB

Apakah Damkar Representasi Pahlawan Sesungguhnya Negeri Ini?

Fenomena "minta tolong ke damkar" sedang ramai di masyarakat.
Nyatanya Damkar Lebih Dipercaya Masyarakat (Sumber: Pexels/Muallim Nur).
Ayo Biz 01 Sep 2025, 14:05 WIB

Sajikan Biji Kopi Kabupaten Bandung, BJR Coffee Tawarkan Kualitas Citarasa yang Konsisten

Berawal dari hobi, Dinda Gemilang sukses membangun bisnis kopi dengan brand Kopi BJR. Bahkan konsumen Dinda berasal dari berbagai daerah di luar Bandung.
Kopi BJR (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Jelajah 01 Sep 2025, 13:16 WIB

Jejak Sejarah Gempa Besar di Sesar Lembang, dari Zaman Es hingga Kerajaan Pajajaran

Sejarah gempa besar di Sesar Lembang ungkap potensi magnitudo 7. Gempa raksasa purba ini sudah terlacak sezak Zaman Es akhir hingga Kerajaan Pajajaran di abad ke-15.
Ilustrasi gempa besar akibat Sesar Lembang di Bandung di abad ke-15.