Ikhsanuddin Qothi, Dokter Influencer yang Membawa Angin Segar bagi Stigma Buruk Puskemas

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Kamis 17 Jul 2025, 15:51 WIB
Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsanuddin Qothi pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan. (Sumber: Instagram/Ikhsanuddin Qothi)

Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsanuddin Qothi pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan. (Sumber: Instagram/Ikhsanuddin Qothi)

Kesehatan menjadi salah satu bagian yang krusial dalam kehidupan manusia. Dengan kesehatan, seseorang bisa melakukan apapun dengan kesehatan juga seseorang bisa menjadi manusia yang berdaya untuk lingkungannya.

Meski demikian, kita sebagai manusia pun tak luput dari kondisi yang tidak sehat/tidak fit.

Banyak berbagai faktor yang mempengaruhi, diantaranya gaya hidup yang tidak sehat, kondisi cuaca yang tidak menentu hingga ikut terpapar wabah penyakit di suatu daerah.

Sebagai pasien yang sedang ada dalam kondisi tidak sehat, tentu kita menginginkan kesembuhan, salah satunya datang ke fasilitas kesehatan terdekat yaitu puskesmas. Bagaimana rasanya ketika berharap dilayani dengan baik tapi kita malah mendapat ekspresi jutek dari petugas puskemas.

Selain antrian yang lama, pemeriksaan yang kadang ala kadarnya, instruksi yang kurang jelas dan pengambilan obat yang juga seringnya tidak lengkap, seolah menjadi hal lumrah yang terjadi di pelayanan puskemas.

Padahal puskemas sendiri merupakan fasilitas pelayanan pertama yang disediakan pemerintah untuk bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat. Puskemas sendiri merupakan garda pertama untuk mendeteksi/ screening penyakit pada masyarakat.

Banyak fasilitas seperti imunisasi, konseling gizi, konseling ibu hamil, dan menyusui, pengobatan ringan hingga konsultasi kejiwaan yang bisa diakses secara gratis menggunakan BPJS dan tentunya sesuai dengan prosedur yang harus ditaati.

Mengenai pelayanan petugas puskesmas yang tidak ramah, juga diakui dan ditanggapi oleh seorang dokter dari generasi gen z bernama dr. Ikshan dalam sebuah podcast yang ditayangkan oleh Uung Victoria Finky melalui akun youtubenya:

Emang sih puskemas menjadi tantangan diibaratkan orang memandang puskesmas sebagai tempat yang nakes jutek dan kita tidak bisa langsung memutarbalikkan / mengubah  membalikan telapak tangan

Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsan pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan. (Sumber: Instagram/Ikhsanuddin Qothi)
Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsan pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan. (Sumber: Instagram/Ikhsanuddin Qothi)

Dokter yang sering mendapat julukan dokter gen z ini memiliki nama lengkap Ikshanuddin Qoth’I merupakan dokter umum universitas airlangga. Dr. Ikshan dikenal sebagai konten kreator pada tahun 2024 melalui akun media sosial instagram dan tiktok.

Melalui akun tiktok nya, Dokter sekaligus konten kreator ini seringkali membagikan video yang tidak lepas dari gelak tawa. Berawal dari koas menjadi dokter IGD hingga keisengan netizen mengisi petisi online yang menjadikannya dokter Puskesmas hingga hari ini.

Sebagaimana pekerjaan yang dilakukan di bidang pelayanan, tentu setiap petugas akan memiliki pengalaman yang unik dalam mengahadapi berbagai macam karakter manusia. Begitu pun dengan Dokter Ikhsanuddin Qothi yang sering membagikan pengalamannya berhadapan dengan pasien, mulai dari yang lucu hingga menjengkelkan.

Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsan pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan, edukasi akan pertanyaan netizen di media sosial dan membahas isu-isu krusial mengenai kesehatan yang sedang happening.

Dokter Ikhsan pun kerap membagikan kegiatan jenaka bersama ibu-ibu petugas puskesmas yang ada kaitannya dengan edukasi kesehatan di puskesmas.

Selain itu Dokter Ikhsan sering mengajak petugas puskesmas lainnya untuk membuat konten joget ala tiktok. Selain sebagai sebuah sarana hiburan ketika pelayanan di puskemas selesai.

Secara tidak langsung kegiatan ini juga menjadi re-branding bagi puskemas, khususnya bagi pelayan yang sering dianggap judes atau tidak ramah ternyata mereka tidak seburuk itu juga.

Gen z yang seringkali dianggap lebih fleksibel juga penuh dengan segudang kreatif, nyatanya bisa membawa angin segar untuk memperbaiki citra buruk pelayanan kesehatan di puskesmas.

Mungkin selama ini kita menganggap bahwa seorang dokter itu memiliki citra yang eksklusif, susah didekati, kaku tapi kehadiran Dokter Ikhsan di dunia kedokteran sudah banyak mendobrak stigma itu.

Hebatnya juga, melalui keterkenalan melalui sosial media ini , ternyata menarik Kemenkes untuk terlibat aktif memperbaiki pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia.

Hal ini terbukti dari keterlibatan rapat/ program yang dirancang oleh Kemenkes yang ikut serta melibatkan dokter-dokter gen z atau yang sudah memiliki kredibilitas di sosmed dalam ranah edukasi untuk terus hadir menjadi jawaban bagi tantangan di dunia kesehatan.

Hadirnya Dokter tersebut tentunya diharapkan bisa memberikan atau menjangkau masyarakat jauh yang belum teredukasi kesehatan secara maksimal oleh petugas yang hadir secara langsung di pusat pelayanan kesehatan. (*)

Tonton Video Terbaru Ayobandung:

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 18 Sep 2025, 20:46 WIB

Ketika Kuliner dan Visual Berpadu Resto Estetik Menjadi Destinasi Favorit

Generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, menjadikan kafe dan restoran sebagai latar konten, ruang ekspresi, bahkan simbol gaya hidup.
Bukan sekadar tempat bersantap, resto estetik kini menjadi destinasi wisata tersendiri. (Sumber: Instagram @Teuan.id)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 20:01 WIB

Filsafat Seni Islam

Tak ada salahnya membicarakan filsafat seni dalam agama Islam.
Ilustrasi karya seni yang islami. (Sumber: Pexels/Andreea Ch)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 19:15 WIB

Komunitas Semut Foto Membangun Ekosistem Kreatif yang Menggerakkan Peluang Bisnis

Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual.
Tanpa batas usia, tanpa syarat keanggotaan, dan tanpa biaya, KSF berdiri sebagai ruang inklusif yang merayakan keberagaman dalam seni visual. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 18:14 WIB

Geliat Industri Printing IKM Jawa Barat di Tengah Ekonomi Lesu: Antara Inovasi dan Ketahanan

Di tengah bayang-bayang pelemahan ekonomi nasional, geliat industri printing skala kecil dan menengah (IKM) di Jawa Barat justru menunjukkan ketahanan.
Permintaan terhadap produk custom printing, print-on-demand, dan desain ramah lingkungan terus meningkat, membuka peluang baru bagi pelaku UMKM yang mampu beradaptasi dengan tren pasar. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 17:53 WIB

Muak, Muda, dan Miskin di Bandung

Bandung berlari cepat sementara kita tertinggal.
Kawasan pemukiman padat di Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Sabtu 15 Februari 2025. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 14:34 WIB

Nostalgia Kaulinan Urang Sunda Zaman Baheula

Beberapa permainan anak di zaman dulu memiliki banyak manfaat untuk melatih daya sensorik dan motorik juga membangun kerjasama dan strategi.
Siswa mengikuti kegiatan permainan tradisional di SDN 164 Karangpawulang, Jalan Karawitan, Kota Bandung, Kamis 5 Desember 2024. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Jelajah 18 Sep 2025, 13:18 WIB

Sejarah Bandung dari Kinderkerkhof sampai Parijs van Java

Tak banyak yang tahu, sejarah Bandung pernah identik dengan kuburan anak-anak Belanda. Lalu bagaimana ia bisa disebut Parijs van Java?
Lukisan Situ Patenggang Ciwidey di Kabupaten Bandung karya Franz Wilhelm Junghuhn tahun 1856. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 12:35 WIB

Someah, Seunggah, jeung Bangkawarah

Yang paling seunggah saat menerima tamu, terutama geugeuden, ingin  menghidangkan bakakak, padahal waktunya mendadak. Alih-alih sidak!
Kirab Budaya Hari Jadi Ke-80 Provinsi Jawa Barat ini diikuti sedikitnya 250 peserta dari 27 kabupaten/kota. (Sumber: Ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 12:35 WIB

Peran Jaket Riding Saat Motoran, Bukan Hanya Cegah Masuk Angin

Jaket riding adalah perlengkapan penting bagi pengendara motor yang dirancang khusus untuk memberikan perlindungan sekaligus kenyamanan selama berkendara. Fungsinya tidak hanya sebagai penahan angin
Ilustrasi Jaket Riding. (Foto: Pixabay)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 10:17 WIB

Si Cantik Boemi Tirta, Kain Lukis Asal Bandung yang Menembus Dunia

Boemi Tirta berdiri atas gagasan Enneu Herliani (52), seorang perempuan yang menyalurkan hobi melukis menjadi bisnis kreatif. Sebelum meluncurkan merek ini, Enneu lebih dulu dikenal lewat Rumah Sandal
Produk Kain Lukis Boemi Tirta. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 18 Sep 2025, 09:34 WIB

Kedai Mochilok, Tempat Jajan Cilok Kekinian yang Bikin Kamu Ketagihan

Di Bandung ada banyak tempat makan unik, salah satunya Mochilok. Kedai ini merupakan sebuah tempat yang menyajikan cilok versi modern.
Makanan Tradisional Cilok (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 18 Sep 2025, 09:03 WIB

Pentingnya Revitalisasi Sekolah demi Peningkatan Layanan Pendidikan

Menindaklanjuti pelaksanaan revitalisasi sekolah, yang merupakan prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen)
Menindaklanjuti pelaksanaan revitalisasi sekolah, yang merupakan prioritas Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). (Sumber: Unsplash/Husniati Salma)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 20:02 WIB

Elipsis ... Cara Pakai Tiga Titik sebagai Tanda Baca

Elipsis adalah tanda baca berupa tiga titik (...) yang digunakan untuk menunjukkan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.
Elipsis adalah tanda baca berupa tiga titik (...) yang digunakan untuk menunjukkan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan. (Sumber: Pexels/Suzy Hazelwood)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 18:14 WIB

Sejarah Julukan Garut Swiss van Java, Benarkah dari Charlie Chaplin?

Dari Charlie Chaplin sampai fotografer Thilly Weissenborn, banyak dituding pencetus Swiss van Java. Tapi siapa yang sebenarnya?
Foto Cipanas Garut dengan view Gunung Guntur yang diambil Thilly Weissenborn. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 18:12 WIB

Jejak Rasa Kota Kembang: Menyelami Sejarah dan Tantangan Kuliner Legendaris Bandung

Bicara Bandung bukan hanya udara sejuk dan panorama pegunungan yang memikat, tapi juga salah satu pusat kreativitas dunia kuliner yang tumbuh subur.
Setiap jajanan legendaris Bandung menyimpan jejak sejarah, budaya, dan perjuangan para pelaku UMKM. (Sumber: Instagram @batagor_riri)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 16:26 WIB

Berdaya di Tengah Derita, Cara Santi Safitri Menulis Ulang Takdir Masyarakat Jalanan

Kepedulian tak mengenal batas ruang dan waktu. Ia bisa tumbuh dari kejenuhan, dari ketidakpastian, bahkan dari rasa tak berdaya.
Kegiatan para anggota dari Komunitas Perempuan Mandiri (KPM) Dewi Sartika dalam usaha konveksinya. (Sumber: Dok. KPM Dewi Sartika)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 16:07 WIB

Kadedemes, dari Krisis Pangan menuju Hidangan Penuh Makna

Kadedemes adalah olahan makanan yang berasal dari kulit singkong.
Kadedemes Kuliner Warisan Suku Sunda (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 17 Sep 2025, 15:13 WIB

Dari Simbol Status ke Ruang Ekspresi Diri, Generasi Muda Kini Menyerbu Lapangan Golf

Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif.
Bukan sekadar olahraga, generasi muda, dari Milenial hingga Gen Z, mulai menjadikan golf sebagai bagian dari gaya hidup aktif dan reflektif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Sep 2025, 14:06 WIB

Lamsijan, Mang Kabayan, dan Langkanya Ilustrator Karakter Kesundaan

Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. 
Komik Lamsijan. Saat ini ilustrator yang mengkhususkan diri mendalami karakter budaya Sunda sangatlah jarang. (Sumber: Istimewa | Foto: Istimewa)
Ayo Jelajah 17 Sep 2025, 12:36 WIB

Sejarah Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Rumah Bersama Persib dan Persikab

Stadion kabupaten yang diresmikan 2005 ini kini jadi simbol Bandung. Rumah Persib, Persikab, Bobotoh, dan bagian dari sejarah sepak bola.
Stadion Si Jalak Harupat di Soreang yang jadi markas Persib Bandung dan Persikab. (Sumber: Pemkab Bandung)