Bandung memang tak pernah kehabisan tempat seru untuk berolahraga. Dari taman kota hingga jalur pegunungan, selalu ada saja spot baru yang ramai dikunjungi warga. Salah satunya adalah Tritan Point Bandung, yang kini menjelma jadi ruang olahraga favorit masyarakat Bandung Timur.
Siapa sangka, kawasan yang kini ramai oleh pelari, pesepeda, dan pemain badminton ini dulunya hanyalah pabrik pemintalan benang dan area parkir biasa.
“Dulunya ini pabrik pemitalan benang Cipadung. Saya ingat banget, sejak tahun 2003 ke sini masih pabrik,” cerita Wariyono, salah satu warga yang rutin berolahraga di kawasan itu sejak 2004.
Kini, kawasan yang dulunya identik dengan suara mesin pabrik itu berubah total menjadi tempat yang lebih hidup. Setiap pagi, terutama di akhir pekan, warga berdatangan membawa sepeda, raket, atau sekadar sepatu lari.
Menurut Wariyono, ada dua alasan mengapa Tritan Point jadi spot favoritnya.
“Pertama, dekat dari rumah. Kedua, jalannya datar dan lurus, enggak banyak tanjakan. Kalau buat saya yang udah biasa jalan kaki atau jogging santai, ini paling enak,” katanya sambil tersenyum.
Selain trek yang ramah untuk segala usia, suasana di Tritan Point juga nyaman. Pohon-pohon di sekitar kawasan membuat udara terasa sejuk, ditambah suasana yang aman dan ramai oleh sesama pegiat olahraga.
Tak perlu keluar biaya besar untuk berolahraga di sini. Pengunjung cukup membayar parkir Rp2.000 untuk motor, selebihnya bebas dan gratis menikmati udara segar dan jalur olahraga tanpa pungutan.
Namun, yang membuat tempat ini semakin menarik bukan hanya olahraganya, melainkan ritual wajib setelah berkeringat alias sarapan!
Di sepanjang jalur Tritan Point, berjejer pedagang kaki lima yang menjajakan menu sarapan favorit warga Bandung. Ada kupat tahu, gorengan hangat, surabi, es kelapa muda, hingga bandrek yang pas untuk menghangatkan tubuh di pagi hari.
“Biasanya sih habis olahraga saya beli kupat tahu. Sekalian ngopi-ngopi, refreshing juga,” ujar Wariyono sambil tertawa.

Ujang, salah satu pedagang yang baru berjualan di kawasan itu, mengaku merasakan berkah dari ramainya pengunjung setiap akhir pekan.
“Sabtu sama Minggu paling rame. Kalau hari biasa agak sepi, tapi tetap alhamdulillah, di sini enggak ada biaya sewa tempat, jadi lumayan untung,” katanya.
Meski sudah ramai dan nyaman, Wariyono berharap ada sedikit peningkatan fasilitas, terutama tempat duduk dan area bermain anak.
“Kalau ada kursi buat istirahat kan enak, terus kalau bisa ada ayunan atau permainan buat anak juga biar lebih ramai,” harapnya.
Perubahan fungsi kawasan Tritan Point ini menjadi bukti bagaimana ruang-ruang lama di Bandung bisa kembali hidup dan bermanfaat bagi warga. Dari bekas pabrik benang dan lahan parkir, kini menjadi titik kumpul baru yang menggabungkan olahraga, kuliner, dan kebersamaan.
Sebagai penutup, Wariyono menitip pesan sederhana namun bermakna:
“Jangan malas olahraga. Minimal seminggu sekali lah. Biar badan sehat, pikiran juga segar.”
Jadi, kalau akhir pekan nanti kamu ingin mencoba tempat baru untuk jogging atau sekadar menikmati sarapan khas Bandung dengan suasana sejuk dan gratis, Tritan Point Bandung jelas layak masuk daftar tujuanmu.
