Dari Iseng Jadi Healing, Memukan Bahagia di Setiap Langkah Berlari

Saninatun nazwa
Ditulis oleh Saninatun nazwa diterbitkan Selasa 04 Nov 2025, 07:56 WIB
Zulfi saat berlari (Foto: Dokumentasi pribadi)

Zulfi saat berlari (Foto: Dokumentasi pribadi)

Bagi sebagian orang, lari mungkin cuma olahraga biasa. Tapi bagi Zulfi, setiap langkahnya adalah perjalanan untuk mengenal diri sendiri, setiap orang punya caranya sendiri untuk menenangkan diri.

Bagi Zulfi, jawabannya sederhana yaitu lari. Ia tidak memulainya dengan niat besar atau ambisi tinggi hanya ikut-ikutan teman. Tapi dari langkah kecil itulah, kebiasaan yang dulu terasa ringan kini menjadi bagian penting dari hidupnya.

Akhir-akhir ini aku suka lebih sering lari olahraga. Sebenarnya ini sudah menjadi habit aku sejak 2020. Awalnya aku ikut teman ikut komunitas, aku belum tahu esensi lari apa. Cuma selama jadi kebiasaan setelah menjadi habit aku, aku tahu jadi manfaat lari bisa menghilangkan stres, bisa menambah relasi, dan segala macam banyak manfaatnya. Dari situ akusampai saat ini konsisten lari setiap hari,” ujarnya Zulfiansyah pada saat diwawancarai pada Sabtu (01/11/2025).

Dari cerita itu, terlihat bahwa lari bagi Zulfi bukan cuma soal olahraga fisik, tapi sudah berubah menjadi kebiasaan melakukan aktivitas yang positif. Ia menemukan ketenangan di setiap langkah kakinya dan mendapatkan pertemanan.

Perjalanan Zulfi dengan dunia lari dimulai dari hal sederhana, dari rasa penasaran dan sedikit rasa ingin menantang diri. Ia masih ingat jelas saat pertama kali ikut lari di daerah Joglo. Waktu itu, ia bahkan tak menyangka bisa bertahan melakukan aktivitas larinya sampai sekarang.

Awalnya aku cuma bisa beberapa keliling saja, dan aku ikut tes. Setelah ikut tes, ternyata nilai lari aku itu kecil dan masih lambat. Aku memiliki tekad untuk menargetkan diri aku supaya lari aku bisa jauh dan cepat, daya tahan yang lebih kuat. Oleh karena itu aku bikin target untuk versi latihan aku apa saja setiap harinya, dan aku setiap hari konsisten dan mempunyai target hari ini harus berapa km. Aku terbiasa dan sekarang aku merasa ada peningkatan di setiap harinya,” ungkap Zulfi.

Dari sana, muncul semangat baru dalam dirinya. Ia belajar bahwa proses kecil yang diulang setiap hari bisa menghasilkan perubahan besar. Bagi Zulfi, kemajuan tidak datang tiba-tiba,  tapi lahir dari ketekunan dan rasa ingin berkembang. Menariknya, Zulfi mengaku dirinya dulu bukan tipe anak yang suka olahraga.

Jujur aku dari SD belum benar-benar suka olahraga. Setelah ke sini ke sini, aku mulai iseng saja, aku gak expect sampai detik ini aku masih suka lari. Jadi kayak mungkin sudah terbiasa dan juga aku jadi suka, dan sampai saat ini aku keterusan,” ujar Zulfi.

Baginya, rasa suka terhadap lari datang pelan-pelan. Awalnya hanya karena penasaran, lalu berubah jadi kebiasaan, hingga akhirnya menjadi sesuatu yang ia butuhkan.

Setiap sore, lapangan Siliwangi menjadi tempat favorit Zulfi untuk berlari.

Untuk saat ini aku lari paling favorit di Siliwangi, biasanya aku di lapangan Siliwangi. Dan waktu jam olahraganya itu di jam 4 sampai jam 6 sore. Jadi kalau aku bosan paling keliling Bandung tapi tetap startnya dari lapangan Siliwangi Bandung,” kata Zulfi.

Bagi Zulfi, lapangan Siliwangi bukan sekadar lintasan, tapi tempat yang penuh ketenangan. Di sanalah ia menantang dirinya, sekaligus menemukan banyak wajah baru. Ia mengatakan, hal yang membuatnya semakin cinta pada dunia lari adalah suasana dan kebersamaan bersama teman.

“Yang paling aku suka itu di lari itu yang bikin aku seru, asyik itu banyak teman, banyak komunitas dari kalangan umur. Aku bisa kenal banyak relasi, dan aku lebih suka lari bareng teman-teman. Aku merasa kalau bareng-bareng itu larinya jadinya gak kerasa, dan kalau misalnya dia kencang jadi bagi aku tertarik untuk ikut kencang juga, jadi termotivasi,” ungkap Zulfi. 

Zulfi menilai, lari bersama teman tidak hanya membuat tubuh lebih kuat, tapi juga Ada energi positif yang muncul setiap kali ia berlari beriringan dengan orang lain.

Di saat sebagian orang memilih nongkrong di kafe atau liburan singkat untuk melepas stres, Zulfi punya cara yang berbeda.

Lari baginya adalah ruang pribadi, tempat di mana ia bisa jujur dengan dirinya sendiri. Musik di telinga, udara Bandung yang sejuk, dan langkah kaki yang semuanya berpadu menjadi meditasi alami.

Menurut aku, di sisi lain kadang aku ngerasa kalau lagi burn out, lagi bosan, aku gak ada kegiatan, lagi ingin dengar musik tapi sambil lari, dan aku jadikan healing nya itu lari. Aku jadikan lari itu sebagai pengobatan diri aku sendiri,” ungkap Zulfi.

Ia bahkan merasakan langsung bagaimana lari memengaruhi kebahagiaan dan hormon endorfin dalam tubuhnya.

Aku rasa yang tadi aku bilang, aku kalau lagi bosen, burnout, atau aku lagi stres, aku pasti lari karena bisa sambil mendengarkan musik saat lari, sambil keliling Bandung. Itu sudah suatu kebahagiaan yang tidak tertara, apalagi cuaca di Bandung mendukung. Aku merasa hormon endorfin aku naik dan aku bahagia, jadi aku sering lari karena banyak hal positifnya di lari ini,” ungkap Zulfi.

Seiring waktu, kebiasaan berlari membuat hidup Zulfi lebih teratur. Ia kini lebih memperhatikan waktu istirahat, pola makan, dan kedisiplinan. 

Ini ngaruh banget sih, karena sebagai pelari, jujur walaupun berantakan tidurnya tapi itu benar-benar ngaruh banget sama lari. Bangunnya pun harus pagi-pagi, jangan siang. Dan kalau misalnya aku ingin lari pagi dan event biasanya jam 5 sudah kumpul, jadi kan tidur jadi harus lebih cepat otomatis itu sudah kebentuk lagi habit tidurnya. Dan itu pola makan juga aku orangnya mentingin banget asupan. Aku biasa makan makanan yang protein, dan kalau misalnya tidurnya berantakan, makanannya berantakan, benar-benar ngaruh banget sih. Jadi larinya yang biasanya 10 km kuat tapi ini baru 5 km saja sudah enggak kuat karena pola tidur atau pola makannya yang gak teratur,” ungkap zulfi.

Rutinitas ini membuatnya lebih disiplin dan teratur. Bahkan ketika harus menyesuaikan jadwal dengan kegiatan lain, Zulfi selalu mencari cara agar tetap bisa berlari.

Cara aku ngimbangin gampang sih sebenarnya. Aku lihat H-1 aku sudah punya schedule, aku mau apa saja sudah ada plan dari H-1. Kalau misalnya ada acara begitu atau apa pas di jam biasanya aku lari, aku pasti pindahin larinya jadi di jam pagi, sisanya setelah itu aktivitas seperti biasa. Pokoknya pasti aku sempetin lari setiap hari,” jelas Zulfi.

Konsistensi adalah kunci yang membuat Zulfi tetap bisa menyeimbangkan antara kesibukan dan rutinitasnya. Lari bukan hal yang ia lakukan kalau sempat,  tapi sesuatu yang harus disempatkan. Meski awalnya hanya ikut-ikutan teman, kini Zulfi sering mengikuti event lari di bandung.

Aku sering ikut event, hampir setiap bulan selalu ikut. Kebetulan aku juga diajak teman, tapi kadang dengan inisiatif sendiri aku ikut. Kemarin aku ikut lari di Bandung diadakan di Demokrat, itu aku ikut jaraknya 5 km. Itu pun sendiri dan itu pun gak masalah aku sendiri, cuma lebih seru kalau ada teman,” ujar Zulfi.

Bagi mereka yang menganggap lari itu melelahkan, Zulfi punya pesan sendiri.

Mungkin kebanyakan mereka malas atau baru beberapa lari sedikit sudah capek. Intinya kalian jangan langsung mengejar target untuk lari jauh. Menurut aku, bikin habit-nya dulu. Misalkan kita dari jalan kaki saja setiap hari, nanti bakal lama-lama terbiasa dan enteng. Dan setiap harinya membuat target untuk terus naik-naik-naik sampai bisa terbiasa. Yang penting konsisten sih, dan menyesuaikan juga materi larinya. Buat teman-teman yang masih takut atau bingung untuk lari, better menurut aku mulai dulu dari jalan kaki dulu saja. Karena dulu aku awal-awal pasti jalan 10.000 langkah, lama-lama aku jadi terbiasa dan enak bisa lari,” ujar Zulfi.

Baginya, tidak penting seberapa cepat seseorang berlari, yang terpenting adalah keberanian untuk memulai. Karena langkah kecil hari ini bisa menjadi perubahan besar di masa depan. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Saninatun nazwa
Seorang mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang aktif dan senang menulis berita, dan feature di media digital.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 19 Des 2025, 20:24 WIB

Hidup Selaras dengan Alam, Solusi Mencegah Terjadinya Banjir di Musim Penghujan

Banjir menjadi salah satu masalah ketika musim hujan telah tiba, termasuk di Kota Bandung.
Salah satu dampak dari penurunan permukaan tanah adalah banjir seperti banjir cileuncang di Jalan Citarip Barat, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Rabu 28 Februari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Jelajah 19 Des 2025, 19:15 WIB

Sejarah Jatinangor, Perkebunan Kolonial yang jadi Pabrik Sarjana di Timur Bandung

Jatinangor pernah hidup dari teh dan karet sebelum menjelma kawasan pendidikan terbesar di timur Bandung.
Jatinangor. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 18:09 WIB

Abah, Buku Bekas, dan Denyut Intelektual

Mahasiswa lintas angkatan mengenalnya cukup dengan satu panggilan Abah. Bukan dosen, staf, bukan pula pustakawan kampus.
Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 16:01 WIB

Maribaya Natural Hotspring Resort: Wisata Alam, Relaksasi, dan Petualangan di Lembang

Maribaya Natural Hotspring Resort menawarkan pengalaman wisata alam dan relaksasi di tengah kesejukan Lembang.
Maribaya Lembang. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan Tsunami 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:22 WIB

Jualan setelah Maghrib Pulang Dinihari, Mi Goreng ‘Mas Sam’ Cari Orang Lapar di Malam Hari

Mengapa mesti nasi goreng “Mas Iput”? Orangnya ramah.
SAM adalah nama sebenarnya, tapi para pelanggannya telanjur menyebutnya “Mas Iput”. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:12 WIB

5 Hidden Gem Makanan Manis di Pasar Cihapit, Wajib Dicoba Saat Main ke Bandung!

Semuanya bisa ditemukan dalam satu area sambil menikmati suasana Pasar Cihapit.
Salah satu tempat dessert di Pasar Cihapit, yang menjadi tujuan berburu makanan manis bagi pengunjung. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 12:57 WIB

Twig Café Maribaya: Tempat Singgah Tenang dengan Pemandangan Air Terjun yang Menyegarkan Mata

Suasana Cafe yang sangat memanjakan mata dan pikiran lewat pemandangan nyata air terjun yang langsung hadir di depan mata.
Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:13 WIB

Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Cibaduyut tidak hanya menjadi pusat penjualan sepatu di Kota Bandung, tapi juga sebagai salah satu pusat kemacetan di kota ini.
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:21 WIB

Komunikasi Lintas Agama di Arcamanik: Merawat Harmoni di Tengah Tantangan

Komunikasi lintas agama menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan keharmonisan sosial di kawasan ini.
Monitoring para stakeholder di Kecamatan Arcamanik (Foto: Deni)