Belajar dari Kasus bank bjb, Ketika Reputasi Dikejar lewat Popularitas dan Bukan Perbaikan

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Ditulis oleh Muhammad Sufyan Abdurrahman diterbitkan Kamis 17 Jul 2025, 12:51 WIB
Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya. (Sumber: Youtube/Helmy Yahya Bicara)

Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya. (Sumber: Youtube/Helmy Yahya Bicara)

Belakangan ini kita menyaksikan semakin banyak lembaga publik berlomba membentuk citra lewat media sosial.

Strategi mereka sederhana namun populer: menggandeng tokoh dengan jutaan pengikut, tampil menarik di forum digital, lalu berharap semua persoalan internal akan tampak seperti sudah selesai. Sayangnya, yang sering terjadi justru sebaliknya. Citra boleh saja tampak baik, tapi fondasi kepercayaan publik justru makin rapuh.

bank bjb menjadi contoh yang mencolok. Perusahaan keuangan milik daerah ini beberapa waktu terakhir menarik perhatian publik setelah mengangkat dua nama terkenal sebagai komisaris: Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya.

Mardigu dikenal luas karena narasi digitalnya yang penuh gaya dan kontroversi, sementara Helmy Yahya punya rekam jejak panjang di dunia penyiaran dan kini aktif sebagai pemimpin asosiasi kreator konten. Munculnya dua nama ini tentu mengundang antusiasme.

Banyak yang bertanya, apakah kehadiran mereka akan membawa perubahan nyata bagi kinerja bank yang berbasis di Jawa Barat tersebut.

Namun ekspektasi publik itu berhadapan dengan kenyataan yang cukup mengecewakan. Awal pekan ini, muncul kasus pembobolan dana di bank bjb Cabang Soreang, Kabupaten Bandung, dengan nilai kerugian mencapai lebih dari dua miliar rupiah.

Kasus ini bukan yang pertama, dan bisa jadi belum akan menjadi yang terakhir. Masalah serupa pernah mencuat dalam beberapa tahun terakhir. Artinya, di balik semua strategi komunikasi dan konten yang apik, bank bjb masih memiliki masalah struktural yang serius.

Di saat bersamaan, rasanya keduanya pun tak cukup mampu juga menggenjot narasi baik bank bjb terutama di hadapan warganet, khususnya Gen Z dan Y.

Lalu muncul pertanyaan yang layak direnungkan bersama. Apakah penunjukan figur terkenal dapat menyelesaikan masalah? Ataukah mereka hanya digunakan untuk membentuk persepsi positif semu, tanpa perubahan nyata pada manajemen dan pengawasan?

bank bjb. (Sumber: dok. bank bjb)
bank bjb. (Sumber: dok. bank bjb)

Kasus ini menunjukkan kekeliruan yang semakin sering muncul di dunia komunikasi institusi. Banyak lembaga keliru menyamakan antara ketenaran dan kredibilitas. Padahal, kepercayaan publik tidak bisa dibangun hanya dengan jumlah pengikut atau viralnya sebuah unggahan.

Kepercayaan lahir dari kinerja, dari konsistensi kebijakan, dari keberanian mengakui kekurangan dan membenahinya secara terbuka.

Kita juga bisa melihat pola serupa dalam institusi lain. Kepolisian, misalnya. Belum lama ini, seorang anggota polisi viral karena tertangkap kamera sedang memberi saweran kepada penyanyi. Video itu menyebar cepat dan merusak citra institusi.

Padahal, selama bertahun tahun, Polri berusaha membangun kepercayaan lewat program, reformasi, dan pelatihan. Namun hanya karena satu cuplikan singkat, semua upaya itu kembali dipertanyakan publik.

Fenomena ini menunjukkan bahwa membangun citra tanpa memperkuat sistem internal hanya akan menciptakan kepercayaan yang rapuh. Bahkan bisa menjadi bumerang ketika ekspektasi publik tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan.

Komunikasi publik yang baik tidak hanya soal menyampaikan hal hal positif, tetapi juga tentang keberanian mengelola persepsi dengan jujur dan transparan.

Dalam konteks bank bjb, keberadaan sosok populer semestinya menjadi nilai tambah. Namun jika tidak diiringi penguatan sistem keamanan, pengawasan internal, dan keterbukaan terhadap kritik, maka kehadiran mereka hanya akan menjadi ornamen yang cepat pudar.

Reputasi dalam dunia keuangan bukan soal gaya bicara atau slogan kreatif. Ia lahir dari kepastian layanan, integritas manajemen, dan komitmen pada perlindungan nasabah.

Seperti ditegaskan Kelly Gasana (2024) dalam paper-nya, Crisis Communication and Reputation Management in the Age of Fake News. Bahwa reputasi institusi tidak cukup dibentuk lewat branding atau kehadiran tokoh populer.

Dibutuhkan komunikasi yang autentik, transparan, dan responsif, serta dipandu oleh kepemimpinan yang berani menghadapi fakta di tengah derasnya informasi keliru.

Singkatnya, publik saat ini makin cerdas. Mereka tidak mudah terpesona oleh janji atau kemasan visual. Yang mereka cari adalah kejelasan, perlindungan, dan hasil nyata. Kredibilitas bukan hasil editan video, tapi wujud dari pelayanan yang benar benar dirasakan.

Baca Juga: 10 Tulisan Terbaik AYO NETIZEN Juni 2025, Total Hadiah Rp1,5 Juta

Untuk itu, para komisaris yang kini menjadi wajah bank bjb, termasuk mereka yang berasal dari dunia influencer, sudah saatnya mengarahkan energi mereka bukan untuk membentuk kesan, melainkan memperkuat kenyataan.

Jika benar ingin dihormati, maka mereka harus lebih fokus membenahi sistem, memperbaiki komunikasi, dan menunjukkan kinerja. Hanya dengan itu, publik akan percaya bahwa mereka memang layak berada di posisi tersebut. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Muhammad Sufyan Abdurrahman
Pemerhati komunikasi publik + digital religion, berkhidmat di Prodi Digital PR Telkom University serta MUI, IPHI, Pemuda ICMI, dan BKPRMI Jawa Barat
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 17 Jul 2025, 20:14 WIB

Atlet Saling Sindir, Mencari Keadilan atau Memang Tak Ada Keadilan?

Beberapa waktu lalu sejumlah atlet ramai memprotes sikap pemerintah yang dinilai pilih kasih.
Hadiah jam tangan Rolex untuk pemain Timnas Indonesia dari Presiden Prabowo Subianto. (Sumber: Instagram Story/justinhubner5)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 16:51 WIB

Meracik Sunda di Tengah Rimbunnya Awi: Kuliner, Edukasi, dan Warisan

Wisata kuliner bertemu edukasi budaya, membawa pengunjung tidak sekadar mencicipi hidangan, melainkan menghayati kisah di balik setiap sajian dan ruangnya.
Latar belakang Kebon Awi berakar pada keresahan Pria Eka, sang pendiri, yang tumbuh di keluarga pencinta budaya Sunda. (Sumber: Kebon Awi)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 16:29 WIB

9 Partisipasi Anak Jadi Kunci Kota Ramah Lingkungan, Ini Cerita dari Jalan Kebon Bibit

Sekelompok mahasiswa ITB menggelar kegiatan edukatif dan partisipatif di Taman Cascade, Jalan Kebon Bibit, Kota Bandung.
Sekelompok mahasiswa ITB menggelar kegiatan edukatif dan partisipatif di Taman Cascade, Jalan Kebon Bibit, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 15:51 WIB

Ikhsanuddin Qothi, Dokter Influencer yang Membawa Angin Segar bagi Stigma Buruk Puskemas

Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsanuddin Qothi pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan.
Melalui kontennya ini, Dokter Ikhsanuddin Qothi pun kerap memberikan edukasi mengenai kesehatan. (Sumber: Instagram/Ikhsanuddin Qothi)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 14:32 WIB

Nekat tapi Optimis: Semangat Dony Membangun Bisnis Kuliner di Jantung Kota Bandung

Di tengah derasnya arus persaingan usaha dan tantangan yang tak kunjung surut, satu nama bersinar dengan keteguhan dan semangat bisnisnya, Dony Turdiyana.
Dony Turdiyana seorang pebisnis yang menjadikan keyakinan, keberanian, dan kepekaan pasar sebagai kompas hidupnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 12:51 WIB

Belajar dari Kasus bank bjb, Ketika Reputasi Dikejar lewat Popularitas dan Bukan Perbaikan

Influencer dalam instansi tak cukup modal populer dan memainkan narasi.
Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya. (Sumber: Youtube/Helmy Yahya Bicara)
Ayo Jelajah 17 Jul 2025, 12:40 WIB

Jejak Sejarah Pecinan Bandung yang Terancam Hilang Ditelan Kesemrawutan Kota

Dari Yap Lun hingga Pasar Baru, jejak sejarah Pecinan Bandung memudar di tengah kekacauan tata kota dan hilangnya bangunan warisan.
Salah satu kawasan Pecinan yang diperkirakan ada di Bandung zaman baheula. (Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 11:14 WIB

Ada Apa Saja di Pasar Baru?

Bandung dikenal sebagai surganya wisata belanja. Salah satu destinasi ikonik yang mewakili semangat perdagangan kota ini adalah Pasar Baru Trade Center.
Pasar Baru Bandrung Trade Center (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 17 Jul 2025, 10:03 WIB

Kehilangan Bahasa Kemanusiaan dan Bahasa Cinta

Bahasa tidak hanya sekadar alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi, tetapi dapat memengaruhi juga perubahan sosial.
Bahasa tidak hanya sekadar alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi, tetapi dapat memengaruhi juga perubahan sosial. (Sumber: Unsplash/Fahmi Ramadhan)
Ayo Biz 17 Jul 2025, 09:48 WIB

Roti Gempol: dari 1958 Jadi Tempat Sarapan Legendaris di Tengah Kota Bandung

Di tengah geliat kuliner modern Kota Bandung, terdapat sebuah kedai roti sederhana yang terus bertahan sejak tahun 50-an. Namanya Roti Gempol, sebuah kedai legendaris yang dikenal sebagai tempat sarap
Roti Gempol tempat sarapan legendaris di Kota Bandung (Foto: GMAPS)
Beranda 17 Jul 2025, 08:49 WIB

Kebijakan Gubernur Dedi Mulyadi Bikin Pendaftaran ke Sekolah Swasta Anjlok Hingga 50 Persen, Guru Terancam Kehilangan Kerja

Ia menambahkan, rata-rata penurunan jumlah siswa yang mendaftar SMK di Kota Cirebon sekitar 40-50 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Rata-rata penurunan jumlah siswa yang mendaftar SMK di Kota Cirebon sekitar 40-50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. (Sumber: Unsplash | Foto: Ed Us)
Beranda 17 Jul 2025, 06:31 WIB

Tahun Ajaran Baru Dimulai, Siswa SDN I Babakan Talang Belajar di Bangunan Darurat: Satu Ruangan untuk Dua Kelas, Duduk Lesehan

Luas totalnya hanya sekitar 105 meter persegi, dibagi menjadi tiga ruang, dan masing-masing ruang digunakan oleh dua kelas sekaligus dengan penyekat triplek tipis
Siswa SDN I Babakan Talang mengawali tahun ajaran baru di bangunan darurat. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 18:44 WIB

“Indonesia Surganya Herbal”: Gerakan Nabawi Health Merawat Perempuan Lewat Warisan Tanaman Obat

Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya.
Di balik kemasan botani dan formula ilmiah, ada semangat kampanye yang tengah digerakkan Nabawi Health, yakni mengajak perempuan Indonesia kembali akrab dengan kekayaan alamnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 18:20 WIB

Kisah Kapal Laut Cimahi Hilang di Kabut Kalimantan, Diterkam Laut China Selatan

Kapal Tjimahi (Cimahi) sempat hilang akibat kabut Kalimantan dan akhirnya tenggelam di Kepulauan Paracel pada 1915. Kisah sejarah kapal kolonial yang lenyap di Laut China Selatan.
Kapal Tjimahi (Cimahi). (Sumber: Stichting Maritiem Historische Data)
Ayo Netizen 16 Jul 2025, 17:24 WIB

Arti di Balik Gerakan Anak Koci: Tarian Pacu Jalur yang Viral hingga Mancanegara

Pacu Jalur adalah lomba mendayung perahu besar (disebut jalur) yang sudah eksis sejak abad ke-17.
Tarian Anak Koci dalam pacu jalur bukan sekadar pertunjukan visual. Ia adalah ritual penuh makna. (Sumber: mediacenter.riau.go.id)
Beranda 16 Jul 2025, 15:12 WIB

Rombel Sekolah Negeri Diperbesar, Sekolah Swasta Kecil di Bandung Barat Semakin Terpojok dan Terancam Gulung Tikar

Jika tidak ada perubahan kebijakan yang berpihak pada keadilan, banyak sekolah swasta di daerah seperti Bandung Barat hanya tinggal menunggu waktu untuk gulung tikar.
SMA Mekarwangi Lembang yang memiliki akreditasi A hanya menerima 10 calon siswa yang mendaftar pada 11 Juli 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 14:41 WIB

Bisnis Tak Lagi Sekadar Profit, Kolaborasi Amble dan Wallts sebagai Gerakan Sosial Baru

Amble dan Wallts Wallet, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas produk bisa menjadi strategi yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial.
Amble dan Wallts Wallet, menunjukkan bagaimana kolaborasi lintas produk bisa menjadi strategi yang tak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bermakna secara sosial.
Ayo Biz 16 Jul 2025, 14:39 WIB

Mengenal Kerupuk Edun, Camilan Legendaris yang Selalu Laris

Di balik gurih dan pedasnya camilan Kerupuk Edun yang kerap terlihat di warung-warung, terdapat kisah perjuangan panjang dari sebuah pabrik rumahan. Cucu Kholid, sang pendiri, memulai usaha ini bersam
Kerupuk Edun M Cucu (Foto: Ist)
Ayo Jelajah 16 Jul 2025, 13:40 WIB

Kala Rancaekek Diamuk Tornado Pertama di Indonesia

Fenomena angin puting beliung di Rancaekek disebut tornado pertama di Indonesia. BRIN dan ITB beda pendapat soal istilah dan sejarahnya.
Tornado Rancaekek yang dilaporkan terlihat dari Jatinangor. (Sumber: Twitter @be4utiful0nes)
Ayo Biz 16 Jul 2025, 12:08 WIB

Cerita D'Pikat Jadi Cemilan Kekinian Favorit Warga Banjaran

Dera Nurwidia Sari tidak pernah menyangka bahwa hobi memasak akan membuka jalan menuju dunia bisnis. Perempuan asal Banjaran ini memulai kariernya sebagai SPG dan admin kantor.
D'Pikat cemilan kekinian yang jadi favorit warga Banjaran. (Foto: Rizma Riyandi)