Relokasi yang Tak Kunjung Datang: Kado Pahit di Ulang Tahun Bandung Barat bagi Korban Bencana

Restu Nugraha Sauqi
Ditulis oleh Restu Nugraha Sauqi diterbitkan Jumat 20 Jun 2025, 14:17 WIB
Acih di rumahnya yang rusak akibat tanah bergerak. Janji pemerintah untuk merelokasi rumahnya hingga kini belum terwujud. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

Acih di rumahnya yang rusak akibat tanah bergerak. Janji pemerintah untuk merelokasi rumahnya hingga kini belum terwujud. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)

AYOBANDUNG.ID - Di tengah ingar-bingar panggung seremonial upacara dan sidang paripurna perayaan ulang tahun ke-18 Kabupaten Bandung Barat, ada suara lirih yang nyaris tak terdengar: suara warga korban bencana yang hingga kini belum mendapat kepastian tempat tinggal.

Acih 70 tahun, penyintas bencana tanah bergerak di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, meratapi sisa-sisa rumah yang tampak rata dengan tanah usai porak-poranda diterjang tanah bergerak pada Februari 2024. 

Matanya berkaca, butiran bening menetes ke pipi keriput, saat Acih menengok sisa batu fondasi rumahnya yang dipenuhi aneka rumput liar dan perdu. Lansia itu tak kuasa menahan kesedihan karena hampir 1 tahun 5 bulan sejak peristiwa bencana, ia tak kunjung punya rumah. 

"Waktu itu rumah ini dibangun dari bantuan pemerintah Rutilahu. Semula panggung, jadi semi permanen. Tapi baru juga punya rumah layak, tiba-tiba rusak lagi oleh bencana. Jadi cuma satu tahun menetap di sini," kenang Acih.

Janji pemerintah untuk merelokasi korban bencana tanah bergerak selama sepekan sejak kejadian ngaret hingga kini. Acih jadi warga nomaden berpindah dari satu rumah ke rumah lain untuk berteduh bersama Abas, 90 tahun, suami yang sakit-sakitan.

Karena tak nyaman dan capek dengan terus-terusan pindah, Acih terpaksa memilih menetap. Ia meminjam lahan seluas 28 meter persegi di atas kolam lele anaknya untuk dibangun rumah semi permanen. Dirinya berutang ke saudara dan tetangga agar bangunan tempat tinggal teduh dari panas dan hujan. 

"Ongkos beli bahan, gaji tukang, dan lainnya saya habis Rp50 juta buat bangun rumah. Uang itu pinjam dari anak, saudara, dan tetangga," paparnya. 

Ia berharap pemerintah segera merealisasikan relokasi bagi korban terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Cigombong. Pasalnya, hampir setahun lebih belum ada kepastian. Di sisi lain, warga terdampak juga dibiarkan berjuang sendiri untuk mendapat hunian.

"Tolong segera bangun perhatikan kami, ini hari ulang tahun Bandung Barat tapi kado buat kami hanya rasa pahit getir yang belum sembuh sejak bencana menerjang. 

Cerita serupa juga dialami Wawan (55) dan istrinya Hindun (55). Rumah mereka juga ambruk diterjang pergerakan tanah. Lelah menanti kepastian, Wawan memutuskan membangun rumah secara mandiri, mengorbankan simpanan terakhirnya. 

“Saya jual gabah, domba, dan tabungan. Total Rp40 juta lebih saya habiskan untuk bangun rumah ini,” ujarnya.

Menurut Wawan, hingga kini belum ada kejelasan lokasi relokasi.

“Pemerintah bilang sedang proses, tapi prosesnya kayak nggak jalan. Mohon jangan lupakan kami. Kami bukan angka, kami manusia yang ingin hidup tenang. Kalau pemerintah merayakan ulang tahun dengan pesta dan rapat paripurna, kami cuma ingin satu: rumah,” pungkas Wawan.

Begitulah wajah lain dari perayaan hari jadi Bandung Barat yang diperingati setiap 19 Juni.

Di balik spanduk ucapan dan panggung hiburan, ada warga yang masih hidup dalam ketidakpastian. 18 tahun usia kabupaten, tapi untuk sebagian warganya, kehidupan belum dimulai kembali sejak rumah mereka hilang dalam bencana.

Sementara janji relokasi tak kunjung ditepati, warga seperti Acih dan Wawan harus terus bertahan—membangun dari puing-puing, meminjam harapan dari hari esok. Hari jadi Bandung Barat bagi mereka bukan perayaan, tapi pengingat getir akan hak dasar yang belum juga dipenuhi: tempat untuk pulang.

Gonta-ganti Pemimpin Tapi Relokasi Tak Kunjung Ditepati

Nasib terkatung-katung korban bencana bukan saja terjadi di Kecamatan Rongga. Hasil penelusuran, tercatat ada 5 lokasi bencana yang dijanjikan pemerintah merelokasi warga namun tak kunjung terealisasi. 

Kelima lokasi bencana tersebut yakni, korban tanah bergerak di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga. Total 48 kepala keluarga (KK) atau 192 jiwa. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjanjikan relokasi selesai 2 sampai 6 bulan. 

Korban bencana banjir di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bencana banjir akibat luapan sungai Cimeta mengakibatkan 25 rumah rusak dan 139 jiwa warga di Desa Nyalindung mengungsi. Warga terdampak dijanjikan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi untuk dipindahkan dari bantaran sungai. 

Korban banjir bandang dan longsor di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berjanji relokasi 30 rumah dalam waktu sepekan.

Korban bencana tanah bergerak di Kampung Patrol Bahubang, Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas. Berdasarkan data BPBD, ada 30 rumah milik warga rusak. 

Korban terdampak bencana longsor di Kampung Ciburial RT 02 RW 04, Desa Cibogo, Kecamatan Lembang. Opsi relokasi diambil untuk mencegah longsor susulan sehingga mengancam keselamatan warga penghuni rumah di sekitar lokasi bencana. Total ada lima kepala keluarga (KK) dengan 19 jiwa yang harus direlokasi untuk menghindari risiko yang lebih besar mengingat rumah korban terdampak sangat tidak aman ditempati.

Wakil Bupati Bandung Barat Asep Ismail mengatakan tersendatnya proses relokasi sejumlah korban bencana akibat kesulitan soal lahan.

Pihaknya berjanji, proses pemindahan rumah warga bakal dipercepat. "Memang kendalanya lahan, kita terus berproses untuk mencari lahan," papar Asep beberapa waktu lalu. 

Sementara itu, rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk merelokasi rumah warga korban banjir di bantaran sungai Cimeta, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) molor dari target. Pemindahan warga yang semula direncanakan setelah Hari Raya Idulfitri, mundur ke Juli 2025.

Kepala Bidang Perumahan pada Disperkim Provinsi Jawa Barat Achmad Haidar mengatakan relokasi rumah terdampak banjir di Bandung Barat mesti melalui tahapan kajian tim akademik dari Institut Teknologi Bandung atau ITB.

"Jadi kan itu relokasi posisi masih asli, jadi harus diukur dulu tidak bisa langsung dibangunkan. Akan dihitung berapa kebutuhan biayanya baru setelah itu akan dieksekusi. Harapannya Juli sudah mulai," ujarnya saat dikonfirmasi.

Menurutnya, konsep bangunan rumah nantinya akan mengusung rumah panggung adat masyarakat Sunda. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah mengintruksikan Disperkim mengadopsi rumah di Kampung Naga, Tasikmalaya. Namun tentunya akan disesuaikan dengan kondisi warga Desa Nyalindung yang menjadi korban terdampak banjir.

"Memang arahan Gubernur mengambil contoh rumah adat di Kampung Naga. Paling nanti ada sedikit penyesuaian dengan teknologi yang sekarang dan masyarakatnya. Kan bukan masyarakat (kampung) adat, jadi akan disesuaikan," jelas dia. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 20 Jun 2025, 20:23 WIB

Cupola ID Braga, Cafe Hidden Gem di Tengah Kota Bandung

Siapa kira di tengah kota bandung terdapat sebuah cafe hidden gem yang memiliki konsep alam bernama Cupola ID Braga.
Suasana Outdoor Cafe Cupola ID Braga. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 20 Jun 2025, 18:05 WIB

Branding Nama Bandung Barat dan Dilema Arah Mata Angin

Di era digital, nama adalah keyword. Nama yang kuat dan khas akan lebih mudah ditelusuri, dikenali, dan disematkan citra tertentu.
Stasiun KA Padalarang, salah satu bangunan ikonik dan bersejarah di Bandung Barat. (Sumber: Djoko Subinarto | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 20 Jun 2025, 16:42 WIB

Dari Dapur Uwa Ida ke Meja Nusantara: Sepotong Cinta dalam Setiap Kue J&C Cookies

Di balik setiap gigitan kue kering dari J&C Cookies, tersembunyi kisah seorang perempuan bernama Uwa Ida yang menyalakan api pertama dari dapur keluarga.
CEO J&C Cookies, Jodi Janitra, dan General Manager J&C Cookies, Cindy Rizma. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Jun 2025, 15:02 WIB

Mengeja Anomali, Merayakan Imajinasi

Momen sederhana (ngalagu) bersama anak-anak ini seakan jadi pengingat melawan lupa, atas dunia yang mereka nyanyikan dengan riang gembira.
Salah satu karakter anomali brainrot, Tralalero tralala. (Sumber: Istimewa)
Beranda 20 Jun 2025, 14:17 WIB

Relokasi yang Tak Kunjung Datang: Kado Pahit di Ulang Tahun Bandung Barat bagi Korban Bencana

Hari jadi Bandung Barat bagi mereka bukan perayaan, tapi pengingat getir akan hak dasar yang belum juga dipenuhi: tempat untuk pulang.
Acih di rumahnya yang rusak akibat tanah bergerak. Janji pemerintah untuk merelokasi rumahnya hingga kini belum terwujud. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Biz 20 Jun 2025, 12:52 WIB

Mencicip Rasa dan Cerita di Balik Pie Nastar Naslem, Oleh-Oleh Unik Khas Bandung

Di antara deretan kue kering dan camilan manis yang biasa kamu temui, ada satu yang diam-diam mulai mencuri perhatian, yakni Pie Nastar Naslem.
Para pengunjung berburu oleh-oleh khas Bandung, Pie Nastar Naslem. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Jun 2025, 12:48 WIB

Pendidikan Berkualitas Harus Terus Ditingkatkan

Kualitas pendidikan sangat menentukan masa depan seorang anak.
Demi pendidikan berkualitas, seharusnya semua dukungan terus ditingkatkan. (Sumber: Pexels/Raiza Azkaril)
Ayo Biz 20 Jun 2025, 11:38 WIB

Kreuz: Sepeda Lipat Kebanggaan Warga Bandung yang Dicintai Rakyat

Dari sebuah bengkel sederhana di kawasan Cikutra, lahirlah brand sepeda lipat yang jadi kebanggaan Kota Bandung, Kreuz.
Kreuz, sepeda lipat asal Bandung. (Foto: Dok Kreuz)
Ayo Jelajah 20 Jun 2025, 11:00 WIB

Jejak Kampung Dobi Ciguriang, Sentra Kuli Cuci Era Kolonial

Kampung Dobi Ciguriang di Bandung menyimpan kisah para binatu pria dan batu nisan Belanda yang kini tinggal cerita dan genangan.
Kondisi mata air Ciguriang kini dijadikan kolam pemancingan oleh warga. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 20 Jun 2025, 10:50 WIB

Kicimpring Cidadap, Camilan Tradisional yang Naik Level Berkat Kreativitas Warga

Kerupuk sederhana berbahan dasar singkong alias kicimpring, kini telah dilirik sebagai produk unggulan daerah, salah satunya Kicimpring Cidadap.
Ilustrasi Kicimpring, Cemilan asal Jawa Barat. (Foto: Tangkapan Layar)
Ayo Netizen 20 Jun 2025, 09:20 WIB

Relevansi SMK Farmasi yang Terasing dari Dunia Kerja Saat Ini

SMK Farmasi menjadi polemik yang masih ada hingga hari ini. Regulasi yang sudah tidak lagi relevan membuat lulusannya terombang-ambing di dunia kerja
Ilustrasi Kegiatan Praktikum SMK Farmasi (Sumber: pixabay)
Ayo Jelajah 20 Jun 2025, 07:24 WIB

Banjir Cikapundung 1919 Rendam Braga Gegara Deforestasi Lereng Bandung

Braga terkena dampak besar dari banjir 1919. Deforestasi di hulu sungai picu longsor dan luapan air.
Ilustrasi babjir di Braga tahun 1940.
Ayo Netizen 19 Jun 2025, 20:47 WIB

Talenta ASN Mati Muda dalam Sistem Tua

Setiap tahun, ratusan bahkan ribuan inovasi lahir dari tangan-tangan kreatif aparatur sipil negara (ASN) di seluruh penjuru Indonesia.
Pembukaan PKA Tahun 2023 (Sumber: Humas Pusjar SKTASNAS | Foto: Humas Pusjar SKTASNAS)
Ayo Biz 19 Jun 2025, 19:18 WIB

Dari Konveksi Sederhana ke Etalase Warisan, Perjalanan Batik Cerah Lakon Heritage

Lakon Heritage, toko batik yang tak hanya menjual kain, tetapi juga membawa semangat pelestarian warisan budaya dalam balutan desain kekinian.
Lakon Heritage, toko batik yang tak hanya menjual kain, tetapi juga membawa semangat pelestarian warisan budaya dalam balutan desain kekinian. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 19 Jun 2025, 18:16 WIB

Sumber Hidangan, Menyantap Kenangan di Lorong Waktu Braga

Sumber Hidangan, dulunya dikenal sebagai Het Snoephuis, telah hadir sejak tahun 1929 silam dan nyaris satu abad melayani selera dan nostalgia warga Bandung.
Sumber Hidangan, dulunya dikenal sebagai Het Snoephuis, telah hadir sejak tahun 1929 silam dan nyaris satu abad melayani selera dan nostalgia warga Bandung. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 19 Jun 2025, 17:26 WIB

Kue Balok Kang Didin, Kegemaran Warga Bandung yang Tak Tergantikan

Di tengah ramainya serbuan kuliner modern Kota Bandung, warisan kuliner tradisional masih tetap bertahan dengan caranya sendiri.
Kue Balok Kang Didin (Foto: Dok Kue Balok Kang Didin)
Ayo Netizen 19 Jun 2025, 17:00 WIB

Tren Preloved: Gaya Baru, Masalah Lama

Preloved bukan selalu tentang gaya hemat; kadang ia menjadi bentuk baru dari konsumsi berlebih dan celah bagi praktik global west dumping.
Preloved sudah menjadi pilihan sadar berbagai kalangan. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 19 Jun 2025, 16:00 WIB

Di Wonocolo Minyak Bumi Dikelola secara Mandiri

Inilah penambangan rakyat yang masih berlangsung di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Jawa Timur.
Kesibukan pagi di penambangan minyakbumi di Wonocolo. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Biz 19 Jun 2025, 15:04 WIB

Mengenal Sepatu Kulit Asal Bandung Blankenheim, Dikenal karena Kualitas Produk Kelas Dunia

Sebuah toko kecil di Jalan Aria Jipang, Kota Bandung berhasil melahirkan merk sepatu kulit yang kini menjelajah ke berbagai negara di dunia.
Produk sepatu kulit asal Bandung, Blankenheim. (Foto: Dok Blankenheim)
Ayo Netizen 19 Jun 2025, 14:40 WIB

Bikin Bisnis UMKM Berkelanjutan dengan Inovasi Model Operasional

Kemajuan era digitalisasi membawa perubahan cukup besar terkait operasi Bisnis UMKM dan interaksinya dengan pelanggan.
Kemajuan era digitalisasi membawa perubahan cukup besar terkait operasi Bisnis UMKM dan interaksinya dengan pelanggan. (Sumber: Pexels/Ivan Samkov)