Pentingkah Green City Metric bagi Clean Government?

Vito Prasetyo
Ditulis oleh Vito Prasetyo diterbitkan Senin 20 Okt 2025, 18:39 WIB
Masjid Al-Jabar di Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Andry Sasongko)

Masjid Al-Jabar di Kota Bandung. (Sumber: Pexels/Andry Sasongko)

Salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh Universitas Indonesia dengan mencetus UI Green City Metric perlu diapresiasi, agar program-program pembangunan di kota/kabupaten di Indonesia, bisa lebih terukur dan sistematis.

Lantas, kenapa perlu diadakan pemeringkatan untuk kota/kabupaten tersebut? Pemeringkatan ini tentu tidak semata diukur dengan adanya pembangunan berskala besar. Tetapi menggunakan sebuah indikator standar yang akhirnya kota/kabupaten tersebut layak disebut sebagai berkelanjutan.

UI Green City Metric adalah pemeringkatan oleh Universitas Indonesia yang menilai keberlanjutan kota/kabupaten di Indonesia, menggunakan enam indikator utama:

  1. Penataan ruang & infrastruktur
  2. Energi & perubahan iklim
  3. Tata kelola sampah & limbah
  4. Tata kelola air
  5. Akses & mobilitas
  6. Tata pamong / governance (pemerintahan, partisipasi, transparansi).

Berikut 10 besar dari UI Green City Metric rangking 2024 beserta beberapa catatan penting masing‑masing:

  1. Kota Kediri, memimpin dalam pemeringkatan 2024. (detail praktik spesifik untuk Kediri belum sebanyak Surabaya/Semarang dipublikasikan, tapi skor tinggi menunjukkan kinerja baik di indikator ruang, mobilitas, pengelolaan air / limbah).
  2. Kota Madiun peringkat tinggi: menunjukkan kota ini sudah melakukan transformasi dalam beberapa aspek keberlanjutan.
  3. Kota Blitar, menunjukkan keberhasilan di pengelolaan sampah, ruang kota, mungkin mobilitas.
  4. Kota Semarang, banyak diketahui memiliki praktik konkret: green building codes, transportasi publik (Trans Semarang), revitalisasi kota lama, jalur hijau, program mangrove, dan lain-lain.
  5. Kabupaten Wonogiri, unggul di indikator “energi & perubahan iklim”. Artinya kabupaten ini melakukan langkah‑langkah konkret dalam adaptasi/mitigasi iklim.
  6. Kota Pariaman, memiliki praktik seperti Mangrove Park & penangkaran penyu yang dikembangkan sebagai bagian dari ekowisata & konservasi.
  7. Kota Banjarbaru, kota dari Kalimantan Selatan ini menunjukkan performa yang baik di UI Green City Metric, terutama dalam aspek lingkungan & sosial.
  8. Kota Salatiga, termasuk kota menengah yang performanya konsisten baik di indikator ruang, mobilitas, governance.
  9. Kota Medan , kota besar yang menghadapi tantangan besar, tapi tersertifikasi dalam 10 besar menunjukkan ada kemajuan dalam pengelolaan kota sehingga lebih berkelanjutan.
  10. Kota Jambi, memenuhi berbagai indikator hingga masuk 10 besar.

Baca Juga: Bandung dan Paradoks Keberlanjutan: Antara Data, Fakta, dan Kesadaran Warga

Dari beberapa kota di atas, berikut adalah detail praktik nyata yang memperlihatkan bagaimana keberlanjutan dijalankan:

Kota Surabaya dipilih sebagai kota paling berkelanjutan versi UI Green City Metric Award 2025. Pengelolaan sampah sangat baik: angka pengelolaan sampah mencapai sekitar 99,13%. Ada juga model komunitas, bank sampah, dan kampung zero waste.

Surabaya dijadikan kota percontohan untuk proyek SETI (Sustainable Energy Transition in Indonesia), terutama pada efisiensi energi dan pemanfaatan energi terbarukan di bangunan.

Infrastruktur publik diperluas, pelayanan administrasi semakin digital, program‑sosial untuk lansia dan anak yatim dikuatkan.

Kota Semarang dengan Green building codes diimplementasikan, dengan target penghematan energi & air dalam bangunan. Transportasi publik diperkuat: Trans Semarang memiliki beberapa koridor utama, feeder, dan regulasi alokasi anggaran untuk subsidi transportasi publik minimal 5%.

Revitalisasi Kota Lama dengan konsep ramah pejalan kaki, upaya pengurangan kendaraan bermotor di area heritage, dukungan terhadap mobilitas hijau. Program mangrove, penghijauan, urban farming, inovasi material kemasan ramah lingkungan (contoh: penggunaan bioplastik dalam program Perdu Semerbak) sebagai upaya memperkuat ketahanan ekologis dan keamanan pangan lokal.

Lokasi pembangunan rumah deret (rudet) Tamansari hasil penggusuran warga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)
Lokasi pembangunan rumah deret (rudet) Tamansari hasil penggusuran warga. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan al Faritsi)

Meskipun banyak kemajuan, masih ada tantangan yang harus dihadapi:

  1. Skala & distribusi — Kota besar/mekarpolotan punya masalah sampah, polusi, kepadatan, banjir, yang kompleks. Kota menengah / kabupaten terkadang tidak punya kapasitas sumber daya keuangan / teknis sebanyak kota besar.
  2. Perubahan perilaku masyarakat — Kebiasaan membuang sampah sembarangan, penggunaan kendaraan pribadi, pemakaian air dan energi yang tidak efisien membutuhkan partisipasi aktif warga.
  3. Pendanaan & investasi — Teknologi hijau, infrastruktur ramah lingkungan, transportasi publik memerlukan biaya tinggi.
  4. Regulasi & koordinasi — Antar perangkat daerah, pemerintah pusat dan lokal, masyarakat, sektor swasta harus sinkron, regulasi yang jelas dan penegakan yang konsisten diperlukan.

Masih banyak peluang untuk mengadopsi model‑kolaboratif seperti Surabaya (Hexa Helix: pemerintah, akademisi, swasta, komunitas, media, dan sebagainya).

Pemanfaatan energi terbarukan, pembangunan bangunan hijau, konservasi alam, mangrove, ruang terbuka hijau. Transportasi hijau, mobilitas berkelanjutan, integrasi angkutan umum, koridor hijau.

Selain Surabaya dan Semarang, berikut ini yang masuk 10 rangking UI Green City Metric adalah:

Kota Madiun, memiliki kelebihan atau keunggulan:

  1. Penghargaan di banyak kategori. Madiun meraih empat penghargaan sekaligus di UI Green City Metric 2025: sebagai Kota paling berkelanjutan peringkat kedua nasional, serta penghargaan khusus di bidang Energi & Perubahan Iklim (peringkat tiga), Tata kelola sampah & limbah (peringkat kedua), dan Akses & Mobilitas (peringkat pertama). Ini menunjukkan bahwa Madiun tak hanya kuat di satu aspek, tapi cukup seimbang di berbagai indikator.
  2. Implementasi TPA berkelanjutan & wisata edukatif. TPA Winongo dikembangkan menjadi TPA yang ramah lingkungan dan edukatif. Pengunjung bisa melihat pengelolaan sampah, tidak hanya sebagai fasilitas pembuangan, tapi juga sebagai sarana pembelajaran. Kolaborasi dengan akademisi (seperti ITS) untuk memperkuat pengelolaan sampah, pemilahan sampah, pengendalian kualitas air/udara, dan manajemen lingkungan.
  3. Smart City & Perencanaan Partisipatif: Madiun cukup cepat dalam mengimplementasikan program Smart City. Nilai evaluasi Smart City‑nya cukup tinggi dalam konteks nasional. Pemerintah daerah rutin melakukan musyawarah rencana pembangunan, konsultasi publik, dan mengikutsertakan masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Isu strategis yang disusun mencakup kualitas SDM, transformasi ekonomi, tata kelola pemerintahan yang baik, dan infrastruktur yang berkelanjutan.
  4. Target lingkungan & pengelolaan sampah yang ambisius. Target “Madiun Bebas Sampah 2027” yang melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, masyarakat, dan OPD terkait. Program pemilahan dan pengurangan sampah dari sumber, serta edukasi kepada masyarakat.

Di samping itu, tantangan yang perlu ditingkatkan:

  1. Skala dan pemeliharaan infrastruktur. Meskipun smart city dan infrastruktur sudah diprioritaskan, tantangan sering muncul dalam pemeliharaan jangka panjang, operasional dan pembiayaan berkelanjutan dari fasilitas yang sudah dibangun. Ini umum terjadi di banyak kota yang berkembang pesat. Belum ada data spesifik publik tentang isu kegagalan layanan, tapi perlu dipastikan ketersediaan anggaran & SDM untuk operasional.
  2. Perlunya peningkatan kesadaran & partisipasi masyarakat secara meluas. Meskipun ada program sampah dan edukasi, agar target seperti bebas sampah dan manajemen limbah berjalan efektif, keterlibatan masyarakat di tingkat RT/RW dan rumah tangga sangat penting. Perubahan perilaku (misalnya pemilahan sampah, konsumsi plastik sekali pakai) sering kali butuh waktu dan konsistensi.
  3. Akses & Mobilitas: Madiun menang di kategori akses dan mobilitas, tetapi sebagai kota kecil/middle scale, mobilitas publik yang intensif & ramah lingkungan (transportasi umum, jalur pejalan kaki / sepeda, fasilitas publik yang mudah diakses) perlu terus dikembangkan agar bisa skala besar. Misalnya, jumlah rute transportasi publik, kualitas dan kenyamanan angkutan, integrasi antar moda, dan pengelolaan kemacetan.
  4. Lingkungan cuaca, kebersihan udara, dan mitigasi perubahan iklim. Walaupun sudah ada penghargaan di bidang energi dan perubahan iklim, kota‑kota seperti Madiun tetap harus menghadapi isu polusi udara, siklus hujan ekstrem, banjir sesaat, manajemen drainase, dan urban heat island. Adaptasi iklim (misalnya ruang terbuka hijau, pohon peneduh, sistem saluran air yang baik) harus terus diperkuat.

Baca Juga: Permasalahan Sampah Styrofoam di Kota Bandung

Di samping 3 kota dalam paparan ini, masih ada 7 kota lainnya, yang masuk daftar pemeringkatan UI Green City Metric. Tetapi tentunya kota atau kabupaten lainnya yang bersaing untuk bisa masuk dalam rangking 10.

Kita berharap agar Kota Bandung yang dikenal sebagai kota bunga atau juga Kabupaten Bandung, di tahun depan dapat bersaing masuk dalam kategori 10 besar. Tetapi ini semua bergantung bagaimana pemerintahan daerah mendorong dan mendukung ke arah itu.

Lantas, untuk mendorong ke arah itu tentu sangat bergantung kepada kebijakan-kebijakan politik para pemangku kepentingan. Dalam hal ini, bagaimana kesiapan infrastruktur dan suprastruktur yang ada. Dalam sudut pandang masyarakat, pemerintahan yang bersih (clean government) adalah kunci untuk merealisasikan rencana dan program pembangunan daerah.

Maka, penciptaan Green City Metric itu juga sangat berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan pemerintah daerah. Yang akhirnya, dalam analisis logika bisa menciptakan kondisi pemerintahan yang bersih. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Vito Prasetyo
Tentang Vito Prasetyo
Malang
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 08 Des 2025, 15:59 WIB

5 Jam Siswa-Siswi SDN 117 Batununggal Menunggu Wali Kota: Ironis, Immoral, dan Perlu Ditinjau Ulang

Pada Hari Guru 25 November 2025 ini, sebuah kejadian fatal di hari monumental di dunia pendidikan terjadi.
Halaman Depan SDN 117 Batununggal, lokasi kejadian siswa-siswi sekolah tersebut menunggu Walikota Bandung selama 5 Jam (Sumber: Pribadi | Foto: Novrandi Aqilah)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 15:44 WIB

Banjir Cibaduyut Bandung: Kegagalan Pemkot Bandung dalam Pengelolaan Drainase

Kritik dan opini kepada Wali Kota Bandung mengenai banjir Cibaduyut Bandung.
Genangan air menghambat arus lalu lintas di Jalan Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Sabtu 29 November 2025 (Sumber: Novrandi Aqilah | Foto: Novrandi Aqilah)
Ayo Biz 08 Des 2025, 15:30 WIB

Gulapadi Menjaga Tradisi Kuliner Jawa Barat di Tengah Modernisasi

Gulapadi membawa filosofi sederhana namun mendalam yaitu makanan tradisional bukan hanya soal perut kenyang, melainkan tentang memori, identitas, dan kebersamaan.
Gulapadi membawa filosofi sederhana namun mendalam yaitu makanan tradisional bukan hanya soal perut kenyang, melainkan tentang memori, identitas, dan kebersamaan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 15:09 WIB

Antara Branding dan Kenyataan: Pemerataan Fasilitas Publik masih Jauh

Bandung dikenal sebagai kota inklusif, namun ketimpangan akses masih terlihat. Pemerataan fasilitas menjadi kunci agar setiap warga merasa setara.
Salah satu keadaan guiding block yang terputus, rusak bahkan tertutup pohon di trotoar Jl. Gudang Utara, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung (3/12/25) (Foto: Fasha Nadira Syakir)
Ayo Jelajah 08 Des 2025, 14:21 WIB

Sejarah Cicalengka, Gudang Kopi Kompeni dengan Sejuta Cerita di Ujung Timur Bandung

Sejarah Cicalengka sejak era VOC, kejayaan Preangerstelsel, pembangunan stasiun, hingga jejak tokoh besar yang tumbuh di wilayah timur Bandung ini.
Suasana jalan Cicalengka menuju Nagreg tahun 1880-an. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 13:46 WIB

Taman Menjadi Kolam Retensi, Dampak Baik dan Buruk untuk Warga di Bandung

Kolam retensi di Margahayu Raya yang dibangun untuk mendukung pengendalian banjir dinilai belum optimal.
Kolam retensi Margahayu Raya  | Kamis (4/12/2025) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Fatimah Waliya Matin)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 12:37 WIB

Sampah Plastik di Bandung: Ancaman Sunyi yang Kita Ciptakan Setiap Hari

Kita terbiasa berpikir bahwa sampah adalah urusan pemerintah, truk pengangkut, atau petugas kebersihan.
Tumpukan sampah di sekitar Pasar Cicadas, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 11:56 WIB

Kolaborasi Kampung Film Black Team dan Telkom University Hadirkan Pameran Pemutaran Film Nusantara

Kampung Film Black Team menggelar Program Inovasi Seni Nusantara berupa pameran dan pemutaran film pada Sabtu malam.
Foto bersama Gumilar Sayidul Akbar (Pendiri KFBT) dan komunitas Free Film Production (Sumber: Free Film Production | Foto: Free Film Production)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 11:15 WIB

Eksplorasi Aneka Ragam Biji Kopi di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung

Merasakan kemurnian dari biji kopi di Pasar Sinpasa Summarecon Bandung.
kios coffe & tea preanger (Sumber: dokumentasi penulis)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 10:18 WIB

Ramai Diburu Saat Hujan, DAWA Minuman Rempah Jadi Idola Baru di Bandung

DAWA Minuman Rempah di Jl. Martanegara jadi primadona baru.
Dawa minuman rempah yang enak dinikmati saat musim hujan. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Naimatus Sa'diyyah)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 09:47 WIB

Kondisi Taman Tegallega Sangat Memprihatinkan, Warga Kritik Sistem Tata Kelola Kebersihan Pemkot Bandung

Taman Tegallega seharusnya menghadirkan suasana rindang dengan pepohonan yang menyejukan mata.
Gambar 1.1 Kondisi Lingkungan di Kawasan Taman Tegalega Kota Bandung (30/11/2025) (Sumber: Dokumen Pribadi | Foto: Izzatul Syahiidah Nuraini Badar)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 09:24 WIB

Trotoar di Bandung Semrawut: Dari Jalur Aman Menjadi Arena Berebut Ruang

Opini untuk Wali Kota Bandung Muhammad Farhan terkait kurangnya perhatian dan pengawasan terkait trotoar.
Kondisi trotoar di Bandung menjadi tidak layak digunakan oleh pejalan kaki pada pukul 19.28 hari Selasa (2/12/2025) (Foto: Riri Pamungkas)
Ayo Netizen 08 Des 2025, 08:32 WIB

Menangkal Bencana Hoaks

Dari bencana inilah kita belajar ihwal pemimpin sejati bukanlah mereka yang tampil paling menonjol di layar.
Komisaris Bio Farma, Relly Reagen menyerahkan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana di Padang, Sumatera Barat. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Arif Budianto)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:40 WIB

Sisi ‘Gelap’ Bandung di Batununggal

Keresahan masyarakat atas minimnya penerangan di area Jalan Batununggal, Kota Bandung.
Kondisi jalanan di Batununggal saat malam hari pada Rabu (3/12/25). (Sumber: Penulis | Foto: Adventia)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:22 WIB

Farhan Vs. KDM

Banyak kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berseberangan dengan Wali Kota dan Bupati Bandung.
Banyak kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang berseberangan dengan Wali Kota dan Bupati Bandung. (Sumber: Pemprov Jabar dan Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:15 WIB

Catatan Warga untuk Wali Kota Farhan: Lubang Jalan, Lubang Kepercayaan Publik

Masyarakat selalu dihantui oleh satu masalah paling klise yang tak ada habisnya yaitu jalan berlubang dimana-mana. 
Salah Satu titik jalan berlubang di Jl. Lombok, Merdeka, Kec.Sumur Bandung, Kota Bandung.(3/12/2025) (Sumber: Nabila Putri Wiritanaya)
Ayo Biz 07 Des 2025, 20:13 WIB

Bandung Menjadi Pusat Inovasi Hotel Ramah Lingkungan Bertaraf Internasional

Bandung kini menegaskan dirinya bukan hanya sebagai kota kreatif dan kuliner, tetapi juga sebagai laboratorium hidup bagi praktik keberlanjutan di sektor pariwisata.
The Gaia Hotel Bandung membuktikan bahwa komitmen terhadap keberlanjutan dapat menjadi sumber daya saing, peluang investasi, dan jalan menuju pariwisata yang lebih inklusif dan berdaya tahan. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 07 Des 2025, 20:07 WIB

Halte Bus Bandung: Wajah Buram Transportasi Publik

Halte menjadi salah satu fasilitas umum yang sangat terabaikan oleh Pemerintah Kota Bandung.
Kondisi halte yang basah dan minim pencahayaan pada malam hari di Halte Tegalgea, Jl. Moch. Toha, Kec. Regol, Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tsaqifa Dhiyaul Hawa)
Ayo Jelajah 07 Des 2025, 19:54 WIB

Gunung Burangrang, Eksotisme Kaldera Tropis dalam Imajinasi Wisata Kolonial Priangan

Catatan kolonial menggambarkan Gunung Burangrang sebagai lanskap eksotik Priangan yang harus dipetakan dan ditaklukkan lewat wisata alam.
Gunung Burangrang.
Ayo Netizen 07 Des 2025, 19:46 WIB

Di Antara Ombak Buatan dan Tawa Keluarga di Bandung Barat

Wahoo Waterworld, taman air modern yang seru di Bandung Barat.
Area masuk Wahoo Waterworld yang menampilkan ikon roda kemudi besar di kawasan Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Bandung Barat, Senin (10/11/2025). (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Adifa Arsyad)