5 Jam Siswa-Siswi SDN 117 Batununggal Menunggu Wali Kota: Ironis, Immoral, dan Perlu Ditinjau Ulang

Falah Habib Nurrohman
Ditulis oleh Falah Habib Nurrohman diterbitkan Senin 08 Des 2025, 15:59 WIB
Halaman Depan SDN 117 Batununggal, lokasi kejadian siswa-siswi sekolah tersebut menunggu Walikota Bandung selama 5 Jam (Sumber: Pribadi | Foto: Novrandi Aqilah)

Halaman Depan SDN 117 Batununggal, lokasi kejadian siswa-siswi sekolah tersebut menunggu Walikota Bandung selama 5 Jam (Sumber: Pribadi | Foto: Novrandi Aqilah)

Pada Hari Guru 25 November 2025 ini, sebuah kejadian fatal di hari monumental di dunia pendidikan terjadi. Siswa SDN 117 Batununggal yang seharusnya merayakan euforia hari guru harus dipaksa meneteskan air matanya karena 5 jam waktu mereka dari pukul 08.00–13.00 terbuang sia–sia. Penyebabnya? Mereka harus menunggu Wali kota Bandung, M. Farhan yang seharusnya hadir dan ternyata batal datang. 

Ternyata, sebelumnya pihak sekolah telah dihimbau oleh pihak kelurahan setempat untuk menyiapkan anak – anak dalam rangka menyambut kedatangan wali kota yang menghadiri peresmian program Buruan SAE. Pihak kelurahan yang miskomunikasi dengan protokol walikota akhirnya mengorbankan siswa–siswi SDN 117 Batununggal yang terpaksa menunggu 5 jam di pinggir jalan. 

Balasan dari pemerintah sederhana, Disdik Kota Bandung menyampaikan bahwa ini adalah miskomunikasi dari pihak protokol walikota dan berjanji melakukan penyelidikan. Wali kota memberikan tangganpan yang tidak jauh berbeda dengan menegaskan bahwa di kegiatan Siskamling (kegiatan keliling beliau sebagai wali kota) beliau tidak pernah berniat melakukan kunjungan ke sekolah, malah sebagai penyelesaian, Farhan berjanji akan melakukan kunjungan ulang ke SDN 117 Batununggal. 

Peristiwa dengan gamblang menunjukkan sisi pemerintah kita yang amatiran, tingkat miskomunikasi yang tinggi, dan manajemen internal yang bobrok. Protokol wali kota yang bertanggung jawab menyebarkan surat edaran dan pihak kelurahan yang mengedarkan surat tersebut jelas gagal dalam manajemen surat–menyurat. Padahal, surat–menyurat adalah sebuah tugas yang tendensi pelaksanaannya mudah asal dilakukan dengan efisien dan sat – set

Selain menunjukkan sisi lack of professionalism dari pelayan rakyat kita, peristiwa ini juga menunjukkan sisi birokrasi kita yang masih ribet dan berbelit – belit. Surat edaran yang harusnya turun dari protokol langsung ke target sasar malah harus melalui kelurahan. Birokrasi yang berbelit ini jelas menyusahkan berbagai pihak dan menghasilkan kegagalan sistem. Birokrasi yang tidak inheren dengan berbagai kepentingan dari berbagai pihak inilah yang memberikan kesan bahwa birokrasi kita kaku, rigid, dan tidak fleksibel. Hasilnya? Sudah korbannya tidak sedikit, termasuk siswa – siswi SDN 117 Batununggal ini. 

Birokrasi bobrok adalah masalah serius di pemerintahan kita.  Sebuah skema kerusakan yang muncul sejak era Hindia Belanda yang dikekalkan oleh segelintir kaum birokrat kolot. Kekacauan birokratis ini seharusnya sudah di depan mata jauh sebelum peristiwa lima jam ini terjadi. Oleh Karena itu Walikota Bandung M. Farhan seharusnya menyadari hal tersebut dan langsung melakukan perbaikan nyata seperti revisi dan reformasi birokrasi. Kenyataannya?

Sedikit upaya untuk berubah dan membenahi birokrasi ini. Padahal, jika kita melihat kasus ini, seharusnya surat yang ditunjukkan ke sekolah tidak seharusnya disampaikan oleh pihak kelurahan. Tapi dari dinas terkait, yaitu Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Protokol Walikota juga seharusnya sadar bahwa ini menyangkut citra pimpinan mereka, tapi karena kerja mereka amatiran, apa mau dikata selain kita sudah lihat kejadiannya. 

Dari sisi wali kota, tidak ada rilis resmi, jumpa media hanya door stop, dan minimnya melibatkan media dan masyarakat dalam penyelesaian masalah. Padahal, latar belakang M. Farhan yang seorang presenter kondang di berbagai stasiun televisi swasta harusnya perlu dimaknai dengan kapabilitas membangun relasi media dan kapasitas dalam membangun citra baik. Sikap ini bagi sebagian media dan masyarakat dianggap terlalu datar dan bahkan terkesan dingin. 

Sikap ‘cicing wae’ (sikap tidak menghiraukan, cuek, dan ala kadarnya) yang ditunjukkan Wali Kota M. Farhan lagi – lagi disorot, pasalnya, ini seperti meneruskan rapor merah komunikasi pejabat negara dan daerah yang buruk. Kesan melempar kesalahan ke bawahannya seperti penekanan bahwa itu adalah miskomunikasi, bukan agenda resmi, jawaban mengelak dengan argumen ‘saya juga kaget’, dll membuat masyarakat tidak puas dan kecewa.

Jawaban yang muncul seolah – olah memposisikan wali kota tidak bertanggung jawab dan ‘cukup tahu’ saja. Padahal jawaban dari wali kota adalah sebuah tanggung jawab moral dari kesalahan berupa mengorbankan waktu belajar dan istirahat siswa-siswi sekolah SDN 117 Batununggal. Sebuah aib besar bagi Farhan dalam kemampuan komunikasi krisisnya dan rapor merah di tahun pertamanya sebagai Wali kota Bandung. 

Wali kota juga gagal memberikan solusi konkret dan kesannya hanya janji, bukan akselerasi percepatan penanganan. Sejauh ini tidak ada teguran, tidak ada proses nyata untuk menghukum petugas yang lalai, atau upaya pencarian fakta. Solusi yang ada hanya ‘kunjungan ulang dan permohonan maaf’, klise dan terkesan menyepelekan. Kunjungan ulang justru hanya akan memperdalam luka kolektif dan akan menghancurkan citra wali kota dan permintaan maaf bagi kalangan tertentu jelas akan dianggap angin lalu. 

Dari sisi guru dan siswa-siswi, ini memunculkan perasaan dari yang awalnya merasa ‘diperhatikan’ menjadi perasaan ‘ditinggal’, ‘dipermainkan’, dan ‘dipandang sebelah mata’. Perasaan ini nantinya akan memunculkan memori kolektif yang buruk terutama bagi Wali Kota. Sudut pandang anak juga mungkin akan memunculkan euforia ‘als ik een heer wali kota wass’ (andai aku seorang bapak wali kota), sebuah dendam sosial yang tumbuh dari ingatan negatif akan tindakan teledor seperti dengan apa yang dilakukan bangsa kolonial dulu di Kota Kembang ini. 

Kejadian ini juga terjadi tepat di momen hari guru, sebuah kejadian yang benar–benar akan membinasakan citra wali kota. Hari yang seharusnya sakral, terhormat, dan menjadi renungan bersama akan kepahlawanan seorang guru berubah menjadi hari penuh umpatan, penyesalan, dan tangisan hanya karena ulah segelintir petugas. 

Masyarakat juga menilai ini sebagai performa buruk kinerja Pemkot Bandung. Peristiwa ini akan dinilai sebagai bentuk pengabaian kepada masyarakat. Media sosial yang sifatnya cepat dan up to date akan terus memperbarui informasi masyarakat dan itu hampir mustahil dibendung.

Jika kita melihat bagaimana masyarakat sudah muak dengan tindakan ngawur dan asal–asalan pejabat sebelumnya, maka kejadian ini akan menambah catatan merah pemerintah. Hasilnya? Kepercayaan jelas akan dengan cepat terkikis habis dan sirna. Pemerintah yang berdiri diatas kepercayaan publik bisa goyah bila peristiwa ini tidak ditangani dengan baik. 

Maka untuk Walikota kita, peristiwa ini jelas bukan peristiwa sembarangan. Ini adalah cacat logika dan mental pemerintah kita dalam menjalankan negara. Pemerintah sekali lagi dengan hebatnya menggerus citra mereka sendiri dengan tindakan yang tidak sepatutnya. Siswa-siswi yang seharusnya belajar, guru yang seharusnya mengajar, dan kegiatan pendidikan yang sepatutnya terus berjalan di hari itu dirusak sia-sia selama 5 jam lamanya oleh tindakan teledor dari pemerintah.

Jawaban yang diterima juga klise dan tidak menjawab. Pada akhirnya, penyelesaian yang kacau, metode pendekatan yang salah, dan komunikasi yang bobrok akan meninggalkan kesan mendalam mengenai “ada apa dengan Kota Kembang ini?” (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Falah Habib Nurrohman
Mahasiswa Digital PR Telkom University angkatan 2024
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 10 Des 2025, 21:09 WIB

Minat Baca Warga Bandung Masih Rendah meski Fasilitas Mencukupi, Catatan untuk Wali Kota

Menyoroti masalah rendahnya minat baca di Bandung meski fasilitas memadai.
Sebuah Street Library tampak lengang dengan buku-buku yang mulai berdebu di samping Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung, Jumat (05/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Adellia Ramadhani)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:16 WIB

Bubur Mang Amir, Bubur Ayam Termurah se-Dunia Seporsi Cuma Rp5.000

Pengakuan Mang Amir, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun.
Pengakuan Mang Amir, penjual bubur seporsi Rp5.000, ia sudah berjualan bubur ayama selama 25 tahun. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 20:02 WIB

Bandung untuk Mobil Pribadi atau Bandung untuk Warga?

Kota yang terlalu banyak bergantung pada kendaraan adalah kota yang rentan.
Warga bersepeda di kawasan Alun-alun Bandung. (Sumber: Arsip pribadi | Foto: Djoko Subinarto)
Ayo Biz 10 Des 2025, 20:02 WIB

Ketika Pekerja Kehilangan Rasa Aman: PHK Menguak Luka Sosial yang Jarang Terlihat

Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial.
Fenomena pemutusan hubungan kerja atau PHK semakin menjadi sorotan publik karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan pekerja, pencari kerja, dan dinamika hubungan industrial. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 19:51 WIB

Karya Anak Muda Bandung yang Hadirkan Identitas dalam Brand Fashion Berjiwa Bebas

Brand lokal ini membawa semangat bebas dan berani, mewakili suara anak muda Bandung lewat desain streetwear yang penuh karakter.
Tim urbodycount menata koleksi kaos edisi terbaru di atas mobil sebagai bagian dari proses pemotretan produk di Buahbatu Square Jl.Apel 1 NO.18, Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/11/2025) (Sumber: Rahma Dewi | Foto: Rahma Dewi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 18:19 WIB

Soerat Imadjiner oentoek Maurenbrecher

Sebuah inspirasi unutk Wali Kota Bandung dan wakilnya, demi kemajuan Bandung.
Suasana Jalan Asia Afrika (Groote Postweg) Kota Bandung zaman kolonial Belanda. (Sumber: Tropenmuseum)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 17:34 WIB

Sibuk Romantisasi Tak Kunjung Revitalisasi, Angkot Kota Bandung 'Setengah Buntung'

Kritik dan Saran terhadap Wali Kota Bandung terkait revitalisasi angkot Bandung.
Angkot Kota Bandung yang mulai sepi peminat di Dipatiukur, (7/12/2025). (Foto: Andrea Keira)
Ayo Jelajah 10 Des 2025, 17:03 WIB

Hikayat Terminal Cicaheum, Gerbang Perantau Bandung yang jadi Sarang Preman Pensiun

Sejarah Terminal Cicaheum sebagai pintu perantau Bandung. Terminal ini hidup abadi lewat budaya populer Preman Pensiun saat fungsi aslinya perlahan menyusut.
Suasana Terminal Cicaheum, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung | Foto: Irfan Al Faritsi)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 16:26 WIB

Untuk Siapa Sebenarnya Sidewalk Diperuntukkan?

Keberadaan trotoar yang layak dan aman dapat mendorong masyarakat untuk lebih banyak berjalan kaki serta mengurangi kemacetan dan polusi.
Trotoar di Jalan Braga yang dipenuhi PKL. (Foto: Author)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:30 WIB

Sarana Bus Trans Metro Jabar Terus Meningkat, Halte Terbengkalai Tak Diperhatikan Wali Kota Bandung?

Di balik itu Metro Jabar Trans banyak disukai warga, beberapa halte malah dibiarkan terbengkalai.
Prasarana halte di daerah Mohamad Toha yang terlihat banyak coretan dan kerusakan tak terurus menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang, pada 30 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nufairi Shabrina)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 14:13 WIB

Penumpukan Sampah di Ujung Berung Sudah Tidak Terkendali, Warga Mulai Kewalahan

Artikel ini membahas tentang kondisi kebersihan yang ada di Kota Bandung terutama di Ujung Berung.
Penumpukan sampah terlihat berserakan di di Jalan Cilengkrang, Kawasan Ujung Berung, pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 07.30 WIB. (Foto: Sumber Muhamad Paisal). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Muhamad Paisal)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:37 WIB

Masa Depan Bandung Antara Julukan Kota Kreatif dan Problematika Urban

Kota Bandung telah lama dikenal sebagai kota kreatif atau dengan julukan Prestisius (Unesco City of Design).
Bandung bukan hanya kota dengan udara sejuk tapi juga ruang hidup yang terus berdenyut dengan  semangat pluralisme dan kreativitas. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Titania Zalsyabila Hidayatullah)
Beranda 10 Des 2025, 12:37 WIB

Belasan Jurnalis Dalami Fungsi AI untuk Mendukung Kerja Redaksi

Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan jurnalis Indonesia, khususnya dalam verifikasi digital lanjutan, investigasi, serta pemanfaatan berbagai teknologi AI generatif.
Training of Trainers (ToT) "AI for Journalists".
di Hotel Mercure Cikini, Jakarta.
Ayo Netizen 10 Des 2025, 12:22 WIB

Cager, Bager, Bener: Filosofi Sopir Online Bandung di Jalanan Kota

Mengutamakan profesionalisme serta nilai-nilai saling menghormati agar perjalanan tetap nyaman dan aman setiap hari.
Seorang driver online tengah tersenyum ramah menunggu penumpangnya di tengah keramaian jalanan, menerapkan nilai cageur, bager, bener dalam layanan transportasi – Bandung, Sabtu (01/11/2025) (Foto: Bunga Kemuning A.D)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 10:29 WIB

Batagor dan Baso Cuankie Serayu, Kuliner Sederhana yang Selalu Ramai di Cihapit

Batagor dan Cuankie Serayu masih mempertahankan daya tariknya hingga kini.
Suasana Antre Batagor dan Baso Cuankie Serayu (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Miya Siti Nurimah)
Beranda 10 Des 2025, 09:42 WIB

Jomlo Menggugat: Saat Urusan Personal Berubah Jadi Persoalan Sosial

Di berbagai fase hidupnya, perempuan tetap saja berhadapan dengan ekspektasi sosial yang meminta mereka mengikuti nilai-nilai yang sudah lama tertanam.
Ilustrasi (Sumber: Pixabay | Foto: congerdesign)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 08:44 WIB

Akhir Pekan di Bandung Bukan Wisata, tetapi Ujian Kesabaran di Tengah Arus Padat

Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan
Kota Bandung kini dikenal sebagai kota yang kaya akan destinasi wisata. Namun, kemacetan yang parah menjadi masalah di setiap akhir pekan. (Dok. Penulis)
Ayo Netizen 10 Des 2025, 07:41 WIB

Knalpot Bising: Dari Keluhan Masyarakat hingga Harapan Kota Tenang

Knalpot bising masih mengganggu warga Bandung. Razia yang tidak konsisten membuat pelanggar mudah lolos.
Suara bising nan kencang memantul di jalanan hingga membuat kita tak terasa tenang. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 20:00 WIB

Beban Hidup Mencekik dan Tingginya Pengangguran Bukti Kegagalan Wali Kota Bandung?

Kenaikan biaya hidup dan syarat kerja tidak masuk akal memperparah 100 ribu pengangguran di Bandung.
Tingginya angka pengangguran memaksa warga Bandung beralih menjadi pekerja serabutan. (Sabtu, 06 Desember 2025). (Sumber: Penulis | Foto: Vishia Afiath)
Ayo Netizen 09 Des 2025, 19:53 WIB

Tanggapan Wisatawan tentang Kualitas Fasilitas Bandros di Bandung

Kritik serta saran mengenai fasilitas bandros yang ada di Kota Bandung.
Bandros di Kota Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis)