Di tengah padatnya aktivitas Kota Bandung, Taman Tegallega menghadirkan suasana rindang dengan pepohonan yang menyejukan mata. Selain berfungsi sebagai situs memorial Bandung Lautan Api.
Taman ini memiliki fungsi sebagai kawasan ruang terbuka hijau dan fasilitas publik yang dimanfaatkan untuk olahraga, hingga rekreasi wisata keluarga bagi warga setempat. Kawasan ini terletak di Jalan Otto Iskandar Dinata, Karanganyar, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung.
Namun, sebagai salah satu sarana publik, kondisi Taman Tegallega belum sepenuhnya memenuhi standar lingkungan kenyamanan dan kebersihan ruang publik kota Bandung. Permasalahan kebersihan menjadi sorotan utama.
Alih-alih menjadi ruang hijau yang menyejukkan, taman Tegallega justru dipenuhi sampah yang berserakan. Ketersediaan tempat sampah yang minim tidak memenuhi keseluruhan area Tegallega yang luas. Keterbatasan petugas kebersihan serta pengelolaan sampah yang belum optimal turut memperburuk keadaan.
Nia, salah satu penyewa lapak di kawasan Tegallega, menjelaskan bahwa kebersihan taman tidak selalu ditangani petugas resmi kebersihan. Ia menyebut adanya oknum warga yang turut serta membantu membersihkan area tertentu saat pengunjung sedang ramai seperti di akhir pekan.
“Kadang Tegallega dibersihkan oleh oknum preman yang suka keliling di area sini,” ujarnya, (30/11/2025).
Wanita berkacamata gelap tersebut juga menuturkan bahwa petugas kebersihan bekerja terbagi menjadi dua jadwal waktu, namun jadwal tersebut menjadi kurang optimal pada hari Minggu. Pada hari libur, pegawai yang dikerahkan terbatas dan sebagian petugas dialihkan untuk menjaga gerbang dan area parkir, sehingga area taman kurang diperhatikan.
“Kalau hari Minggu ada beberapa petugas yang libur, tapi sebagian jaga di depan untuk mengawasi gerbang dan parkir, jadi kurang optimal,” tambahnya.
Selain keterbatasan petugas, perilaku sebagian pengunjung turut memperburuk kondisi kebersihan di area taman. Rendahnya kesadaran menjaga kebersihan seperti membuang sampah sembarangan, tidak memilah sampah, dan perilaku tidak tertib lainnya menyebabkan pola kebersihan ruang hijau tidak terjaga dengan baik.
Menurut Nia, kondisi kebersihan lebih kondusif pada hari kerja karena seluruh petugas bertugas penuh.
“Kalau hari Senin, taman bahkan ditutup sementara untuk patroli kebersihan. Pengunjung yang datang juga sedikit, jadi bisa lebih optimal,” jelasnya.
Kondisi ini jelas sangat memilukan, dan membutuhkan perhatian lebih bagi Pemerintah Kota Bandung. Taman Tegallega sebagai kawasan ruang hijau seharusnya mampu menciptakan area yang sejuk dan asri. Perbaikan lingkungan taman menjadi hal yang sangat krusial untuk dilakukan. Petugas kebersihan yang dikerahkan perlu adanya pengawasan yang ketat untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, kesadaran dari pengunjung perlu ditingkatkan melalui papan edukasi terkait tata tertib kebersihan lingkungan. Upaya tersebut dilakukan guna menciptakan lingkungan ruang hijau yang nyaman, bersih, dan berkelanjutan bagi wargi Bandung. (*)
