Apa yang Mereka Takutkan dari Keberadaan Buku dan Perempuan?

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Rabu 01 Okt 2025, 09:42 WIB
Perempuan, Ide dan Gagasannya (Sumber: Gemini AI)

Perempuan, Ide dan Gagasannya (Sumber: Gemini AI)

Dalam Islam, perintah pertama yang turun ke muka bumi adalah iqra yang artinya membaca. Membaca adalah perintah dari langit yang Tuhan ajarkan kepada manusia. Lewat perintah ini Tuhan memberikan pesan bahwa pengetahuan itu sangat penting. Maka sudah sepatutnya ketika diciptakan menjadi seorang manusia, harus mengupayakan dan mempelajari ilmu yang terbentang luas di muka bumi.

Perintah membaca bukan sekedar kitab suci yang di imani tapi maknanya lebih luas dari itu. Bagaimana manusia seharusnya bisa membaca buku para pemikir hebat, membaca fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar, membaca alam semesta dan segala Ciptaan-Nya, bahkan manusia harus bisa membaca dirinya sendiri untuk tahu apa tujuannya dilahirkan ke muka bumi ini.

Lewat buku Laut Bercerita karya Leila S. Chudori, saya sempat bersyukur bisa hidup di zaman masyarakat yang membebaskan membaca buku. Tidak seperti yang dialami para mahasiswa dan aktivis yang hidup di tahun 1998-an yang diculik, dibunuh dan dipenjara hanya karena membaca dan memiliki buku.

Namun setelah pemberitaan aksi demo di Bandung pada tanggal 29 Agustus hingga 3 September 2025 mengingatkan saya pada cerita dalam novel tersebut. Di mana para demonstran ditangkap dan dijadikan tersangka. Tak hanya itu polisi turut menyita puluhan buku yang dianggap sebagai bahan bacaan yang merujuk ideologi anarkisme.

Ternyata bukan senjata api yang ditakutkan oleh para pemangku kebijakan tapi buku. Fenomena ini membuat saya berpikir bahwa memang sebesar itu peran buku untuk bangsa ini.

Buku selama ini menjadi salah satu sumber ilmu pengetahuan yang menurut saya bisa merubah pola pikir masyarakat, selain pendidikan dan pengalaman hidup.

Buku menjadi jendela dunia bagi siapa saja yang menyelami isinya. Sesederhana kita bisa mengetahui keindahan dan kemegahan negara lain lewat tulisan-tulisan yang memperkenalkannya.

Melalui buku bahkan kita bisa merasakan pengalaman mengunjungi suatu tempat tanpa harus hadir secara nyata. Misalnya dalam buku Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut kita bisa tau dibalik indahnya Pulau tersebut terdapat kondisi masyarakat yang memperlakukan perempuan tanah Sumba dengan tidak adil.

Lewat Buku Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer kita bisa tahu sejarah yang pernah terjadi di Pulau Buru saat masa penjajahan.

Lewat buku juga kita bisa mengetahui bagaimana kondisi sosial-ekonomi yang terjadi di belahan dunia lain. Misalnya dari buku Kim Ji-yeong Born 1982 kita bisa mengetahui bagaimana kehidupan perempuan yang menghadapi praktik misoginis dan penindasan institusional sepanjang hidupnya. Serta bagaimana dampak feminisme terhadap perempuan di Korea.

Dan masih banyak lagi dari buku yang bisa kita ambil hikmah dan pelajarannya.

Melalui buku juga bisa mengembangkan keterampilan kognitif seseorang sehingga punya daya nalar dan interpretasi informasi yang baik.

Tak hanya di Indonesia, penyitaan buku juga dilakukan di negara Afganistan. Baru-baru ini melalui BBC News melaporkan bahwa kelompok Taliban melarang buku-buku karya perempuan di seluruh Universitas yang ada di Afghanistan.

Pelarangan tersebut terjadi karena Taliban memang gerakan politik yang fundamental terhadap syariat. Sehingga tersebarnya buku-buku tersebut dianggap menodai dan menghalangi pergerakannya.

Bahkan berdasarkan kebijakan baru yang dibuat oleh pemerintah-- pengajaran tentang HAM dan pelecehan seksual tidak diperbolehkan.

Menurut Zakia Aseli mantan wakil menteri kehakiman Afghanistan hal tersebut bisa terjadi karena pola pikir dan kebijakan misoginis.

Mengingat pola pikir dan kebijakan misoginis Taliban, sudah barang tentu ketika perempuan tidak diizinkan belajar, pandangan, ide, dan tulisan mereka juga ditekan.

Pertanyaannya lantas kenapa keberadaan buku sangat ditakuti oleh mereka yang duduk di bangku kekuasaan?

Perjuangan memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalani, terlebih jika kamu adalah seorang perempuan. (Sumber: Pexels/Min An)
Perjuangan memang bukan suatu hal yang mudah untuk dijalani, terlebih jika kamu adalah seorang perempuan. (Sumber: Pexels/Min An)

Pertama, buku adalah ancaman kekuasaan. Suatu negara yang memiliki kontrol penuh terhadap masyarakat biasanya punya kekuasaan yang rapuh, karena yang bisa dilakukannya hanya menekan masyarakat kecil. Sementara buku memungkinkan masyarakat untuk berpikir kritis dan bisa mengobrak-abrik kebijakan yang menyengsarakan masyarakat. Dengan berpikir kritis masyarakat akan mempertanyakan kekuasaan dan mencari kebenaran yang ada di luar narasi resmi.

Kedua, Pemicu perubahan dan sistem demokrasi. Buku layaknya seperti katalisator kimia dalam otak yang menghasilkan hormon dopamin, glutamat dan serotonin. Sementara buku adalah katalisator perubahan sosial dan politik yang ada di suatu negara. Ide-ide yang didapatkan dari buku bisa memicu kesadaran masyarakat untuk melakukan diskusi. Berujung pada sikap menentang kebijakan yang dianggap meresahkan.

Ketiga, Menghindari terjadinya debat dan mencegah pemikiran kritis. Seperti beberapa kasus ke belakang bahwasannya beberapa anggota DPR dan pemimpin negara justru kabur dan menghindari debat saat rakyat melakukan aksi demo. Bahkan aksi demo kali ini tidak lepas dari ucapan mereka yang sembrono, yang tidak mencerminkan seorang pemimpin. Para penguasa takut untuk berdebat dengan masyarakat yang dekat dengan buku, karena pada faktanya saat penjarahan terjadi hampir semua anggota dewan tidak memiliki buku, yang ada hanya barang mewah dan fasilitas rumah yang megah.

Keempat, Paranoid terhadap teks dan ideologi. Penyitaan buku yang dilakukan oleh negara mencerminkan ketakutan penguasa terhadap teks yang dianggap berbahaya. Bahkan sebelum menyatakan buku itu berbahaya mereka belum pernah mencoba membacanya sama sekali. Teks yang ada dalam buku dan setiap halaman kertas yang ada seolah lebih menakutkan dibandingkan dengan senjata.

Lantas bagaimana dengan perempuan ?

Apa yang begitu mereka takutkan dari perempuan yang mereka anggap lemah ? Fisiknya? Tentu bukan.

Apa yang begitu mereka takutkan dari perempuan yang mereka anggap bisa dikendalikan ? Kecantikannya ? Tentu bukan.

Bukan kemolekan tubuhnya tapi ide dan gagasannya.

Perempuan yang diberikan kesempatan untuk mengakses pendidikan membuat laki-laki takut kalau perempuan bisa be-reformasi melalui pola pikirnya.

Perempuan yang diberikan kesempatan untuk belajar membuat laki-laki takut kalau perempuan itu pintar.

Lewat buku, laki-laki takut jika perempuan mulai berpikir. Laki-laki takut melalui pola pikirnya-- perempuan bisa membuat pergerakan dan perubahan. Laki-laki takut kalau perempuan mulai punya kesadaran.

Karena perempuan yang punya kesadaran untuk berpikir tidak mudah untuk dimanipulasi. Perempuan yang berpikir tidak mudah diperalat. Dan yang paling penting perempuan yang berpikir tidak akan mudah dijadikan objek seksualitas semata.

Lalu laki-laki takut jika perempuan mulai menuangkan ide dan pemikiran kritisnya lewat buku. Karena lewat tulisan, perempuan bisa menyebarkan pemikirannya kepada perempuan lain untuk berani "BERKESADARAN". (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:41 WIB

UMKM Tahura Bandung Tumbuh Bersama di Tengah Perubahan Kawasan Wisata

Mengkisahkan tentang seorang pedagang pentol kuah yang ikut tumbuh bersama dengan berkembangnya kawasan wisata alam Tahura
Seorang pedagang sedang menjaga warungnya di Kawasan wisata tahura, (25/10/25) (Foto: M. Hafidz Al Hakim)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:21 WIB

Fenomena Turisme Bandung: Pesona Edukatif dan Konservatif di Lembang Park & Zoo

Lembang Park & Zoo menghadirkan wisata edukatif dan konservatif di Bandung.
Siap berpetualang di Lembang Park & Zoo! Dari kampung satwa sampai istana reptil, semua seru buat dikunjungi bareng keluarga (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Adil Rafsanjani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 15:10 WIB

Pengalaman Rasa yang Tidak Sesuai dengan Ekspektasi

Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis.
Hunting kuliner memang tidak selalu berbuah dengan rasa yang lezat, beberapa di antaranya rasa yang tidak sesuai dengan review dan harga yang sangat fantastis (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 14:49 WIB

Scroll Boleh, Meniru Jangan, Waspada Memetic Violence!

Saatnya cerdas dan bijak bermedsos, karena satu unggahan kita hari ini bisa membawa pengaruh besar bagi seseorang di luar sana.
Ilustrasi asyiknya bermedia sosial. (Sumber: pixabay.com | Foto: Istimewa)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 13:02 WIB

Hangatnya Perpaduan Kopi dan Roti dari Kedai Tri Tangtu

Roti Macan dimulai dari ruang yang jauh lebih kecil dan jauh lebih sunyi, yaitu kedai kopi.
Kedai kecil itu menciptakan suasana hangat dari aroma Roti Macan pada hari Selasa (04/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Wafda Rindhiany)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:17 WIB

Sejarah Soreang dari Tapak Pengelana hingga jadi Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung

Sejarah Soreang dari tempat persinggahan para pengelana hingga menjelma pusat pemerintahan modern Kabupaten Bandung.
Menara Sabilulunga, salah satu ikon baru Soreang. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Jelajah 21 Nov 2025, 11:16 WIB

Sejarah Black Death, Wabah Kematian Perusak Tatanan Eropa Lama

Sejarah wabah Black Death yang menghancurkan Eropa pada awal abad ke-14, menewaskan sepertiga penduduk, dan memicu lahirnya tatanan baru.
Lukisan The Triumph of Death dari Pieter Bruegel (1562) yang terinspirasi dari Black Death. (Sumber: Wikipedia)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 10:17 WIB

History Cake Bermula dari Kos Kecil hingga Jadi Bagian 'Sejarah Manis' di Bandung

History Cake dimulai dari kos kecil pada 2016 dan berkembang lewat Instagram.
Tampilan area display dan kasir History Cake yang menampilkan beragam Korean cake dan dessert estetik di Jalan Cibadak, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. (30/10/2025) (Sumber: Naila Husna Ramadhani)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 09:29 WIB

Dari Tiktok ke Trotoar, ‘Iseng’ Ngumpulin Orang Sekota untuk Lari Bareng

Artikel ini menjelaskan sebuah komunitas lari yang tumbuh hanya iseng dari Tiktok.
Pelari berkumpul untuk melakukan persiapan di Jl. Cilaki No.61, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, pada Sabtu pagi 15 November 2025 sebelum memulai sesi lari bersama. (Sumber: Rafid Afrizal Pamungkas | Foto: Rafid Afrizal Pamungkas)
Ayo Netizen 21 Nov 2025, 08:06 WIB

Giri Purwa Seni Hadirkan Kecapi Suling sebagai Pelestarian Kesenian Tradisional Sunda

Giri Purwa Seni di Cigereleng menjaga warisan kecapi suling melalui produksi, pelatihan, dan pertunjukan.
Pengrajin Giri Purwa Seni menampilkan seperangkat alat musik tradisional berwarna keemasan di ruang pamer Giri Purwa Seni, Jl. Soekarno Hatta No. 425, Desa Cigereleng, Astana Anyar, Karasak, pada Senin, 10 November 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 21:19 WIB

Desa Wisata Jawa Barat Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dengan Komitmen dan Kolaborasi

Desa wisata di Jawa Barat bukan sekadar destinasi yang indah, namun juga ruang ekonomi kreatif yang menuntut ketekunan, komitmen, dan keberanian untuk terus berinovasi.
Upacara Tutup Tahun Kampung Cireundeu, Merawat Tradisi dan Syukur Kepada Ibu Bumi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Restu Nugraha)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 20:18 WIB

Ngaruat Gunung Manglayang, Tradisi Sakral Menjaga Harmoni Alam dan Manusia

Ngaruat Gunung Manglayang adalah tradisi tahunan untuk menghormati alam.
Warga adat melakukan ritual ruatan di kaki Gunung Manglayang sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa keselamatan bagi alam serta masyarakat sekitar.di Gunung Manglayang, Cibiru, Bandung 20 Maret 2025 (Foto: Oscar Yasunari)
Ayo Biz 20 Nov 2025, 18:23 WIB

Desa Wisata, Ekonomi Kreatif yang Bertumbuh dari Akar Desa

Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas.
Wajah baru ekonomi Jawa Barat kini tumbuh dari desa. Desa wisata, yang dulu dianggap sekadar pelengkap pariwisata, kini menjelma sebagai motor ekonomi kreatif berbasis komunitas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:21 WIB

Lenggak-lenggok Jaipong di Tengah Riuh Bandung dan Pesona Tradisi

Tari Jaipong tampil memukau di West Java Festival 2025. Gerak enerjik dan musik riuh membuat penonton antusias.
Penampilan tari Jaipong menghiasi panggung West Java Festival 2025 dengan gerakan energik yang memukau penonton, Minggu (9/11/2025). (Sumber: Selly Alifa | Foto: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 17:07 WIB

Curug Pelangi Punya Keindahan Ikonik seperti di Luar Negeri

Wisata alam Bandung memiliki banyak keunikan, Curug Pelangi punya ikon baru dengan pemandangan pelangi alami.
Pelangi asli terlihat jelas di wisata air terjun Curug Pelangi, Kabupaten Bandung Barat (2/11/25) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Tazkiya Hasna Putri S)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:55 WIB

Wayang Golek Sindu Parwata Gaungkan Pelestarian Budaya Sunda di Manjahlega

Pagelaran Wayang Golek Sindu Parwata di Manjahlega gaungkan pelestarian budaya Sunda dan dorong generasi muda untuk mencintai budaya lokal sunda.
Suasana pagelaran Wayang Golek di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jumat (5/9/2025), di halaman Karang Taruna Caturdasa RW 14. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Ayu Amanda Gabriela)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:30 WIB

Menyoal 'Sora' Sunda di Tengah Sorak Wisatawan

Sora Sunda tidak harus berteriak paling keras untuk tetap hidup dan bertahan. Ia cukup dimulai dari kebiasaan kecil.
Mengenalkan budaya dan nilai kesundaan bisa dilakukan lewat atraksi kaulinan barudak. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:10 WIB

Kenaikan Gaji ASN, antara Harapan Dompet dan Reformasi Birokrasi

Kenaikan gaji ASN bukan sekadar soal dompet, tapi ujian sejauh mana birokrasi mampu menukar kesejahteraan menjadi kinerja.
Ilustrasi PNS di Bandung Raya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 16:00 WIB

Damri dan Wisata Oase Kaum Marjinal di Dalamnya

DAMRI menjadi salah satu transportasi yang menjadi pilihan bagi masyarakat khususnya di Kota Bandung.
Ilustrasi yang menggambarkan suasana dalam bus DAMRI (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 20 Nov 2025, 15:52 WIB

Dari Nongkrong di Warung Jadi Komunitas Vespa Solid di Kota Bandung

Komunitas WK Scoot lahir dari tongkrongan anak SMP pada 2021 dan kini berisi 25 anggota.
WK Scoot Bandung terlihat berjejer rapi di Jalan Taman Citarum saat melakukan Sunday Morning Ride, Jumat (27/10/2024). (Sumber: Instagram | Foto: Arlo Aulia)