Bisakah Mengurangi Korban Banjir dengan Teknologi?

Lugina Nurul Ihsan
Ditulis oleh Lugina Nurul Ihsan diterbitkan Kamis 16 Okt 2025, 19:00 WIB
Pelatihan Mitigasi Bencana Banjir di Desa Majalaya, Bandung (Sumber: BBWS Citarum)

Pelatihan Mitigasi Bencana Banjir di Desa Majalaya, Bandung (Sumber: BBWS Citarum)

Dering pesan bergema ketika Sopha, wanita berumur 25 tahun itu, tengah bergegas menyiapkan diri untuk menjalani rutinitas kerjanya. Dengan sigap, ia merogoh ponsel di sakunya, tampilan di layar kotak itu menunjukan pesan dari grup Siaga Warga Majalaya. Terlihat, jam baru menunjukan pukul 06.32 WIB, seorang warga telah membagikan informasi prakiraan cuaca hari ini (13/10). 

Selain cuaca, grup WhatsApp  Siaga Warga Majalaya itu juga rutin membagikan informasi terkait Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Citarum, lengkap dengan sumber data yang mereka gunakan bertuliskan: FFWS BBWS CITARUM. Data tingkat ketinggian air dari dasar sampai ke permukaan itu kemudian digunakan Sopha, dan sebagian besar warga Majalaya lainnya sebagai acuan kapan mereka harus siap menghadapi banjir.  

Data TMA secara real-time (nyata) adalah satu dari sekian inovasi terkini Sistem Prediksi dan Peringatan Dini Banjir atau Flood Forecasting and Warning System (FFWS) yang merupakan program kerja sama Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pekerjaan Umum diwakili Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum bersama Pemerintah Korea melalui Korean International Cooperation Agency (KOICA). Teknologi FFWS ini memiliki peran yang cukup penting dalam mencegah terjadinya korban banjir yaitu masyarakat.  

Urgensi Peringatan Dini Banjir di Sungai Terpanjang Jawa Barat 

Sungai yang berada di Jawa Barat ini memiliki topografi aliran yang unik, anak sungai yang curam, dan aliran yang sering berbalik akibat sedimentasi di muara. Keadaan itu sering menyebabkan longsor. Selain faktor alam, aktivitas penduduk seperti perusakan hutan, pembangunan di tepi sungai yang tidak sesuai peruntukan, penggunaan air tanah berlebih, dan penumpukan sampah di sungai juga meningkatkan risiko terjadinya banjir di Wilayah Sungai Citarum.  

Kondisi Sungai Citarum yang seperti itu menarik perhatian global, salah satunya Pemerintah Korea melalui KOICA yang memberi bantuan berupa hibah program FFWS untuk memberikan konstribusi dalam mencegah dan mengurangi bencana banjir di Wilayah Sungai Citarum. Dengannya, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas tanggap bencana banjir dan memperkuat kesiapsiagaan masyarakat, serta menetapkan rencana penanggulangan banjir dan menyiapkan rencana tanggap darurat banjir sesuai karakteristik sungai. 

Berbeda dengan sistem prediksi dan peringatan dini banjir lainnya, FFWS BBWS Citarum dan KOICA ini dijalankan dengan pendekatan Manajemen Risiko Bencana Berbasis Masyarakat atau Community-Based Disaster Risk Management (CBDRM), sehingga komitmen masyarakat menjadi hal yang paling menentukan keberhasilannya.  

Sejalan dengan itu, pelatihan evakuasi banjir dilakukan di tiga lokasi berbeda, yaitu Desa Majalaya di Kabupaten Bandung, Desa Setialaksana di Kabupaten Bekasi, dan Desa Mulyajaya di Kabupaten Karawang, dengan melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan komunitas setempat. Uji simulasi penggunaan alarm peringatan dini atau alert warning system juga dilakukan agar warga sekitar memahami bagaimana cara kerja FFWS dan terlatih untuk bersiap siaga dengan banjir. 

FWWS: Alarm Dini Pengingat Warga dari Ancaman Banjir 

Dahulu, warga Majalaya mengandalkan petugas hidrologi BBWS Citarum yang melakukan pencatatan manual terkait TMA Sungai Citarum untuk antisipasi siaga banjir, begitu kata Sopha ketika ditemui penulis. Kala itu, ketika permukaan air sudah memasuki ketinggian 2,5 meter, warga sudah mulai memasang tanggul dan mengamankan barang berharganya mengingat bayang-bayang banjir menghampiri. 

Tapi data manual tak banyak membantu, banjir yang tiba-tiba datang jam dua pagi, sulit untuk dihindari, lanjut Sopha menjelaskan. Sementara itu, yang terdampak banjir tidak hanya mereka yang berada di pinggiran sungai saja, tapi para siswa, pekerja, dan masyarakat lainnya. Banjir mungkin sulit untuk dicegah, tapi akibatnya bisa kita antisipasi dan kurangi.  

Menurut Sopha, adanya teknologi bernama FFWS ini kemudian memudahkan masyarakat Majalaya dalam memprediksi status awas banjir di Wilayah Sungai Citarum. Melalui pencatatan data digital yang diperbaharui per 10 menit pada laman ffws-bbwscitarum.id, warga bisa melihat pola kenaikan dan penurunan  TMA. Sehingga, mereka tak perlu lagi risau.

Pos Peringatan Banjir di Desa Majalaya, Bandung (Sumber: BBWS Citarum)
Pos Peringatan Banjir di Desa Majalaya, Bandung (Sumber: BBWS Citarum)

Tidak hanya prediksi, FFWS juga memberikan alarm peringatan dini kepada masyarakat sekitar yang telah ditempatkan di Pos Peringatan di area WIlayah Sungai Citarum.  Ketika hujan turun dan air sungai naik, sensor di setiap stasiun akan mendeteksi jumlah curah hujan dan kenaikan muka air. Saat pemantauan real-time menunjukan status awas banjir, alarm yang dipasang akan menyala, menyebarkan peringatan agar warga bersiap siaga dan melakukan evakuasi mandiri.  

Hadirnya FFWS di Wilayah Sungai Citarum memberikan manfaat dan potensi penanggulangan bencana dan pengurangan korban bagi pemerintah dan masyarakat. Namun, teknologi tak bisa berdiri sendiri. Dalam hal ini, peran masyarakat menjadi elemen penting yang menyokong keberlangsungannya.  

“Kami akan melatih mereka (masyarakat) untuk menjadi aktor, menjadi pemimpin, dan memimpin evakuasi di tingkat lokal dalam situasi darurat. Sehingga desa-desa setempat dapat belajar dari para aktor yang telah dilatih untuk proyek cepat ini,” terang konsultan KOICA, Dr. Ko Ick Hwan mengenai pentingnya peran warga yang disampaikan dalam Pelatihan Manajemen Risiko Bencana Berbasis Komunitas dan Evakuasi Banjir di DAS Citarum pada April lalu. 

Setelah satu dekade program ini berjalan, tantangan dan kebutuhan yang dihadapi akan menjadi catatan dalam penyempurnaan FFWS kedepannya. Proyek jangka panjang  BBWS Citarum bersama KOICA ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas teknologi sistem peringatan dini banjir, memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di Wilayah Sungai Citarum, menjadi referensi perencanaan pengelolaan dan pemeliharaan Wilayah Sungai Citarum, serta menjadi model pengelolaan terpadu yang dapat diadaptasi di daerah aliran sungai lainnya. (*)

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Lugina Nurul Ihsan
Humas muda yang mengalirkan cerita pembangunan nusantara.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:55 WIB

Cikandé, Cekungan seperti Karung

Toponimi Cikandé langsung populer ketika kasus pencemaran zat radioaktif Cesium-137 terungkap.
Citra satelit Kampung Cikandé, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. (Sumber: Citra satelit: Google maps)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 14:20 WIB

Braga dan Kopi Legenda

Sejarah kopi di Jalan Braga Bandung erat kaitannya dengan sejarah Jalan Braga itu sendiri pada era kolonial Belanda.
Warung Kopi Purnama di Jalan Braga, Kota Bandung. (Sumber: Ayobandung.com)
Ayo Jelajah 17 Okt 2025, 14:08 WIB

Hikayat Soldatenkaffee Bandung, Kafe NAZ yang Bikin Heboh Sekolong Jagat

Kisah kafe NAZI di Bandung yang memicu kontroversi global, dari obsesi memorabilia perang hingga pelajaran sejarah yang terabaikan.
Soldatenkaffee Bandung. (Sumber: Amusing Planet.)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 12:48 WIB

Atasi Limbah Sekam Padi, Mahasiswa Polman Bandung Kukuhkan Organisasi Lingkungan 'BRICLIM'

Mahasiswa Polman Bandung secara resmi mengukuhkan berdirinya komunitas pengolah limbah "BRICLIM" (Briket Untuk Iklim).
Mahasiswa Polman Bandung secara resmi mengukuhkan berdirinya komunitas pengolah limbah "BRICLIM" (Briket Untuk Iklim). (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Beranda 17 Okt 2025, 11:27 WIB

Perempuan Penjaga Tradisi: Harmoni dari Dapur Kampung Adat Cireundeu

Kampung adat Cireundeu tidak hanya dikenal karena tradisi makan rasi, tetapi juga karena perempuan-perempuan yang memelihara nilai-nilai ekologis dan spiritual sekaligus.
Neneng Suminar memperlihatkan cara membuat spageti dari mikong (mi singkong). (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 10:01 WIB

Ekosistem Disiplin, Fondasi Kuat Profesionalitas ASN

Membangun ekosistem disiplin ASN berarti menumbuhkan budaya kerja yang konsisten, berintegritas, dan berorientasi pelayanan.
Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ASN). (Sumber: Dok. BKN)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 09:27 WIB

Santri: Dunia yang Tak Pernah Selesai Diperbincangkan

Menelusuri asal-usul, makna budaya, dan paradoks dunia santri sebagai cermin identitas dan dinamika bersama.
Ilustrasi santri. (Sumber: Pexels/Khoirur El-Roziqin)
Ayo Netizen 17 Okt 2025, 07:44 WIB

Inovasi Paving Block untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Perlu Research and Development untuk menghasilkan produk paving block yang sempurna yang memiliki nilai jual ekonomi berkelanjutan.
Perlu Research and Development untuk menghasilkan produk paving block yang sempurna yang memiliki nilai jual ekonomi berkelanjutan. (Sumber: Pexels/Maarten Ceulemans)
Ayo Biz 16 Okt 2025, 20:01 WIB

Warisan Lampau Braga yang Menyulap Bandung Jadi Magnet Wisata dan Bisnis Kreatif

Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota.
Kawasan legendaris Braga bukan sekadar jalan, melainkan lembaran sejarah yang hidup, menyatu dengan denyut nadi modernitas kota. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 19:00 WIB

Bisakah Mengurangi Korban Banjir dengan Teknologi?

Bisakah sistem prediksi dan peringatan dini banjir mengurangi korban banjir Sungai Citarum?
Pelatihan Mitigasi Bencana Banjir di Desa Majalaya, Bandung (Sumber: BBWS Citarum)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 18:10 WIB

Kalah Lagi di Denmark Open 2025, Senjakala Prestasi Anthony Sinisuka Ginting?

Pebulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, kembali harus terhenti di babak awal.
Anthony Sinisuka Ginting. (Sumber: PBSI)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 17:28 WIB

5 Bacaan Seru buat Kenal Agama dengan Cara yang Enggak Biasa

Bukan hanya untuk memahami agama yang berbeda, tapi juga untuk memandang ulang agama sendiri dengan cara yang lebih menantang dan seru.
Sampul Buku "Anicca" (Sumber: gramedia.com)
Ayo Biz 16 Okt 2025, 17:09 WIB

Ketimpangan Akses Kesehatan di Jabar yang Masih Membayangi dan Upaya Menuju Gaya Hidup Sehat

Pemerataan akses pelayanan kesehatan masih menjadi tantangan serius di Jabar termasuk Bandung, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pinggiran dan bekerja di sektor informal.
Pemerataan akses pelayanan kesehatan masih menjadi tantangan serius di Jabar termasuk Bandung, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pinggiran dan bekerja di sektor informal. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 16:39 WIB

Kisah Dodit Mulyanto Ikut Bersaing dalam Cerita Film Berdasarkan Thread

Film yang berangkat dari kisah viral yang bertebaran di media sosial menjadi sebuah perjalanan baru bagi perfilman Indonesia
Poster film Rumah Dinas Bapak. (Sumber: Netflix)
Ayo Biz 16 Okt 2025, 15:19 WIB

Seribu Wajah, Satu Harapan: Anak Down Syndrome dan Jalan Panjang Penerimaan

Di balik wajah khas yang disebut “seribu wajah”, anak-anak Down syndrome menyimpan dunia yang tak semua orang mau menyelami.
Di balik wajah khas yang disebut “seribu wajah”, anak-anak Down syndrome menyimpan dunia yang tak semua orang mau menyelami. (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 14:58 WIB

Dari Falsafah ke Konten Digital: Perjalanan Gaya Komunikasi Publik di Jawa Barat

Pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan publiknya adalah pemimpin yang akan selalu dikenang sepanjang masa.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Sumber: Pemkot Depok)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 12:44 WIB

Eskalasi Kekecewaan terhadap MBG: Perspektif Kualitas Kebijakan

Eskalasi kekecewaan terhadap MBG bukan hanya sekadar masalah administratif.
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) (Sumber: Pemprov Jateng)
Ayo Jelajah 16 Okt 2025, 11:47 WIB

Sejarah Sanatorium Pacet Cianjur, Pusat Pengobatan TBC Pertama di Priangan

Sanatorium Pacet Cianjur berdiri 1919 sebagai salah satubpusat perawatan TBC paling awal di Hindia Belanda dan pelopor sanatorium paru di Nusantara.
Bangunan Sanatorium Pacet Cianjur. (Sumber: KITLV)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 10:02 WIB

Akaza di Demon Slayer: Sisi Manusia di Balik Iblis

Akaza di Demon Slayer: Infinity Castle (2025) bukan sekadar antagonis.
Pertarungan sengit antara Akaza dan Tanjiro di Demon Slayer: Infinity Castle (2025) menampilkan visual sinematik memukau dan emosi yang intens. (Sumber: Crunchyroll)
Ayo Netizen 16 Okt 2025, 08:09 WIB

Sejumlah Masalah Timbul dari Jam Operasional Truk yang Melanggar Aturan

Permasalahan jam operasional truk memang belum menjadi perhatian khusus tapi isu ini sangat penting dibahas.
Jam Operasional Kendaraan besar seperti truk seringkali menjadi salah satu penyebab kemacetan di daerah kopo, cibaduyut dan cangkuang (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)