Cikandé, Cekungan seperti Karung

T Bachtiar
Ditulis oleh T Bachtiar diterbitkan Jumat 17 Okt 2025, 14:55 WIB
Citra satelit Kampung Cikandé, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. (Sumber: Citra satelit: Google maps)

Citra satelit Kampung Cikandé, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. (Sumber: Citra satelit: Google maps)

Toponimi Cikandé langsung populer ketika kasus pencemaran zat radioaktif Cesium-137 terungkap. Beritanya memenuhi saluran berita digital pada tanggal 14 Oktober 2025 lalu. Toponim Cikandè yang disebut dalam berita itu berada di Desa Cikandé, Kecamatan Cikandé, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. 

Selain nama geografis Cikandé yang menjadi tempat pencemaran berat itu, ada juga Kampung Cikandè di Desa Cémplang, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Rangkasbitung, Provinsi Banten. Semula, kawasan ini pun berupa daerah yang cekung seperti kantong. Ada anak sungai yang melintasi kawasan tersebut, sehingga daerah yang cekung itu menjadi rawa.

Toponimi Cémplang, menunjukan bahwa di kawasan itu pada masa lalunya berupa daerah yang selalu tergenang air. Kata cémplang, menunjukkan air yang terciprat dalam jumlah banyak, baik mengenai tubuhnya sendiri atau tidak. Seperti orang yang terpaksa mencangkul di sawah yang tergenang, karena airnya tak bisa dibuang terlebih dahulu, maka saat cangkul menancap ke lumpur sawah, akan ada air yang terciprat dalam jumlah yang banyak.  

Di luar Kabupaten Serang, toponim Cikandé di Jawa Barat ada di Kabupaten Bandung Barat, seperti Desa Cikandé. Kawasan Cikandè ini berupa cekungan, lembah di ketinggian +700 m dpl, dengan anak sungai yang mengalir di lembahnya.  Lembah ini dibentengi rangkaian perbukitan dengan ketinggian +820 m dpl, yang memanjang utara – selatan, dengan tebing yang curam. Keadaan ronabumi itulah yang menyebabkan kawasan ini menjadi cekung laksana karung.

Di Kota Cimahi ada Kampung Cikandé yang masuk Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan. Ronabuminya lebih rendah dari daerah di sisi baratnya. Sampai saat ini masih berupa persawahan yang subur, di sisi timurnya dibatasi jalan tol Padalarang – Cileunyi.

Di Kabupaten Karawang, ada Desa Cikandé, yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Cilebar. Desa ini dilintasi Ci Tarum yang mengalir ke utara sejauh 6 km - 7 km, bermuara di Laut Jawa. Pada masa lalunya, kawasan ini merupakan daerah yang lebih rendah, lebih cekung, sehingga selalu tergenang air. Rona bumi cekungan ini diumpamakan sebagai goni, tempat mewadahi gabah kering.

Toponim Cikandé, gabungan ci dan kandé. Dalam bahasa Sunda, kandé adalah kantong yang dibuat dari katun atau kain lainnya, dan diberi penutup yang diberi kancing (S Coolsma, Soendaneesch-Hollandsch Woordenboek (1913). Menurut R Satjadibrata (2005), dalam Kamus Basa Sunda, kandè adalah karung gedé, goni, karung besar atau goni. Menurut Jonathan Rigg (1862), dalam kamus Sunda-Inggris yang berjudul A Dictionary of the Sunda Language of Java, kandé dapat berarti tas kecil yang diselempangkan di bahu dan dibawa ke mana-mana saat seseorang pergi.

Dalam Kamus Lengkap Jawa-Indonesia yang disusun oleh Sutrisno Sastro Utomo (2009), kandè dalam bahasa Sunda, sama dengan kandhi dalam bahasa Jawa, yang berarti karung atau kantong. Dalam sumber lain, ada yang menyamakan kandé dengan kampil, yang berarti kantong. Di Kabupaten Garut ada toponim Kampung Cikampil di Desa Ngamplang, Kecamatan Cilawu. Lembah sempit yang diapit dua bukit yang panjangnya sekitar 500 m, dengan arah timur laut – barat daya. Rona bumi Kampung Cikampil, cekungan seperti kantong kecil.

Di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, ada Desa Kampil di Kecamatan Wiradesa. Sekitar 500 m dari batas desa sebelah timur, ada Kali Pencongan yang mengalir 7 km ke utara, bermuara di laut Jawa. Kawasan Desa Kampil termasuk daerah pantai utara Pulau Jawa, berada di ketinggian antara +4 m - 6 m dpl. Semula kawasan ini berupa rawa atau lahan basah, yang menunjukan terdapat bagian yang lebih rendah.

Sampai saat ini, persawahan masih membentang luas, namun di sekelilingnya sudah dibangun untuk permukiman penduduk. Dari desa ini banyak dihasilkan padi, kacang tanah, dan pisang. Sebelum kawasan ini dikelola menjadi persawahan, sebelum dibangun menjadi kawasan hunian bagi penduduknya, ronabuminya lebih rendah dari sekelilingnya, sehingga menyerupai kantong kecil, seperti kampil.

Baca Juga: Ci Sanggiri Sungai yang Menggentarkan

Kata kandé dan kampil yang berarti kantong, karung, goni, yang dipakai menjadi nama geografis, bermakna bahwa daerah tersebut berupa cekungan, atau lebih rendah dari daerah sekelilingnya. Umumnya menjadi daerah yang tergenang air, menjadi rawa atau lahan basah. 

Contoh lain untuk daerah-daerah yang cekung, cekungan, atau daerah yang lebih rendah dari daerah di sekelilingnya, kawasan itu oleh penduduk di sana, diumpamakan seperti karung atau kantong. Nama geografisnya pun akan memakai istilah setempat yang populer saat itu yang mempunyai arti karung atau kantong, misalnya Cikampèk, yang berasal dari kata ci dan kampèk, sama dengan kantong. Juga toponim Salopa, seperti kantong yang disebut salipi, yang dianyam dari lembaran tipis - kecil rotan atau bambu.

Untuk menggambarkan daerah cekung lainnya di Jawa Barat, ada yang diumpamakan menyerupai peralatan dapur, seperti jadi yang berarti periuk (Sukajadi), pariuk yang berarti periuk (Cipariuk, Pariuk, Mariuk), seperti tomo yang berarti periuk (Tomo), seperti jolang, ember berbentuk lonjong untuk memandikan bayi (Cijolang), seperti kancah yang berarti katel besar untuk membuat gula kawung atau gula aren, atau untuk penggorengan kerupuk (Kancah).

Dalam konsep Sunda, seperti yang dipakai dalam nama-nama geografis, cekungan itu bukan hanya berarti cekung secara vertikal – ke bawah, ke dalam, tapi juga cekung secara horizontal – ke samping. Ada toponim Cilegon yang bermakna legon, cekung secara vertikal – ke bawah, ke dalam, tapi ada juga legon, yang bermakna cekung secara horizontal, umumnya dipakai untuk menamai teluk kecil, seperti Legon Matahiang, Legon Pari, Legon Waru, dll.

Rona bumi cekungan telah menginspirasi penduduk setempat untuk memberi nama daerahnya. Ada rona bumi yang diumpamakan seperti bentuk peralatan hidup yang paling banyak digunakan saat itu, sehingga berada pada puncak pikirannya. Misalnya, daerah yang cekung, ronabuminya diumpamakan seperti kandé, maka melekatlah kawasan itu bernama Cikandé, daerah yang cekung seperti karung. (*)

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 16 Des 2025, 17:30 WIB

Seharusnya Ada Peran Wali Kota Bandung: Warga Harus Nyaman, Konvoi Bobotoh Tetap Berjalan

Kemenangan persib bandung selalu memicu euforia besar di kalamgan masyarakat Jawa Barat terjadi setiap persib meraih juara.
Ribuan bobotoh memenuhi ruas jalan Bandung saat merayakan kemenangan Persib Bandung pada Minggu sore, 25 Mei 2025. (foto: Della Titya)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 16:32 WIB

Pungutan Liar Menjadi Cerminan Buruknya Tata Kelola Ruang Publik Bandung

Pungutan liar yang masih terjadi di berbagai ruang publik Bandung tidak hanya menimbulkan keresahan.
Parkir liar yang tidak dibatasi menimbulkan kemacetan di Jln. Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, Minggu (5/12/2025) (Foto: Zivaluna Wicaksono)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 16:12 WIB

Nasi Kulit di Cibiru, Harga dan Rasa yang bikin Semringah

Kuliner baru di daerah Cipadung yang cocok untuk mahasiswa, menyajikan makan berat yang enak namun dengan harga yang murah dan ramah di dompet
foto nasi kulit Jatinangor (Sumber: Camera HP | Foto: Alfi Syah)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 15:44 WIB

Sensasi Makan Lesehan di Al Jazeerah Signature Bandung

Al Jazeerah Signature Bandung menawarkan sensasi makan lesehan dengan sajian Kabsah Lamb khas Timur Tengah.
Dua porsi Kabsah Lamb di Al Jazeerah Signature Bandung. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Seli Siti Amaliah Putri)
Beranda 16 Des 2025, 15:18 WIB

Antara Urusan Rumah dan Lapak, Beban Ganda Perempuan di Pasar Kosambi

Beban ganda justru menuntut perempuan untuk terus bekerja di luar rumah, sekaligus memikul hampir seluruh pekerjaan domestik.
Punya beban ganda, perempuan pekerja menjadi pahlawan ekonomi sekaligus pengelola rumah tangga. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 15:11 WIB

Sejarah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Riwayat Panjang di Balik Ramainya Cibiru

UIN Sunan Gunung Djati Bandung lahir dari keterbatasan lalu berkembang menjadi kampus Islam negeri terbesar di Jawa Barat.
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (Sumber: uinsgd.ac.id)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 15:05 WIB

Wayang Windu Panenjoan, Tamasya Panas Bumi Zaman Hindia Belanda

Jauh sebelum viral Wayang Windu Panenjoan dikenal sebagai destinasi kolonial yang memadukan bahaya keindahan dan rasa penasaran.
Wayang Windu Panenjoan. (Sumber: Tiktok @wayangwindupanenjoan)
Beranda 16 Des 2025, 14:57 WIB

Seni Lukis Jalanan di Braga Hidupkan Sejarah dan Ruang Publik Kota Bandung

Beragam tema dihadirkan, mulai dari potret tokoh terkenal hingga karya abstraksi penuh warna, yang terpampang di dinding-dinding bangunan sepanjang jalan
Ian seorang pelukis lokal dan karya lukisannya yang dipajang di trotoar Jalan Braga. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Toni Hermawan)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:57 WIB

Kang Ripaldi, Sosok di Balik Gratisnya Komunitas 'Teman Bicara'

Ripaldi, founder teman bicara yang didirikannya secara gratis untuk mewadahi anak muda yang ingin berlatih public speaking, mc wedding, mc event, mc birthday, hingga voice over secara gratis.
Ripaldi Endikat founder Teman Bicara (Sumber: Instagram Ripaldi Endikat | Foto: Tim Endikat Teman Bicara)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 12:04 WIB

Dari Hobi Menggambar Jadi Brand Fasion Lokal di Bandung

Bringace adalah merek fesyen lokal yang didirikan di Bandung pada tahun 2023.
 T-Shirt "The Unforgotten" dari Bringace. (Istimewa)
Ayo Jelajah 16 Des 2025, 10:07 WIB

Sejarah Universitas Padjadjaran, Lahirnya Kawah Cendikia di Tanah Sunda

Sejarah Universitas Padjadjaran bermula dari tekad Jawa Barat memiliki universitas negeri sendiri di tengah keterbatasan awal kemerdekaan.
Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:36 WIB

Dari Panggung Gigs ke Aksi Sosial di Flower City Festival 2025

Flower City Festival (FCF) 2025 sukses mengumpulkan dana senilai Rp56.746.500 untuk korban bencana di Sumatera.
Suasana Flower City Festival 2025 di Kopiluvium, Kiara Artha Park, Bandung (11/12/2025) (Sumber: Dokumentasi panitia FCF 2025 | Foto: ujjacomebackbdg)
Ayo Netizen 16 Des 2025, 09:10 WIB

Berjualan di Trotoar, PKL Caringin Menginginkan Ruang Publik dari Wali Kota Bandung

PKL di Caringin yang berjualan di trotoar berharap ada penataan agar mereka bisa berjualan lebih tertib.
Sejumlah pedagang kaki lima yang tetap berjualan meski hujan di malam hari di kawasan Caringin 30-11-2025 (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Raifan Firdaus Al Farghani)
Beranda 16 Des 2025, 07:38 WIB

Suara Perempuan di Garis Depan Perlawanan yang Disisihkan Narasi Kebijakan

Dari cerita personal hingga analisis struktural, diskusi ini membuka kembali pertanyaan mendasar: pembangunan untuk siapa dan dengan harga apa.
Suasan diskusi buku “Pembangunan Untuk Siapa: Kisah Perempuan di Kampung Kami” Minggu (14/12) di perpustaakan Bunga di Tembok, Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 15 Des 2025, 21:18 WIB

Tanda Kerusakan Alam di Kabupaten Bandung Semakin Kritis, Bencana Alam Meluas

Seperti halnya banjir bandang di Sumatera, kondisi alam di wilayah Kabupaten Bandung menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius.
Warga di lokasi bencana sedang membantu mencari korban tertimbun longsor di Arjasari, Kabupaten Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 20:05 WIB

Tahun 2000-an, Palasari Destinasi 'Kencan Intelektual' Mahasiswa Bandung

Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung.
 Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Farisi)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 19:25 WIB

Benang Kusut Kota Bandung: Penataan Kabel Tak Bisa Lagi Ditunda

Kabel semrawut di berbagai sudut Kota Bandung merusak estetika kota dan membahayakan warga.
Kabel-kabel yang menggantung tak beraturan di Jl. Katapang, Lengkong, Kota Bandung, pada Rabu (03/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Masayu K.)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 18:08 WIB

Menghangat di Hujan Bandung dengan Semangkuk Mie Telur Mandi dari Telur Dadar JUARA

“Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
 “Mie Telur Mandi” dari sebuah kedai di Kota Bandung yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:14 WIB

Mengukus Harapan Senja di Jatinangor

Ketika roti kukus di sore hari menjadi kawan sepulang kuliah.
Roti-roti yang dikukus kembali sebelum diberi topping. (Foto: Abigail Ghaissani Prafesa)
Ayo Netizen 15 Des 2025, 17:04 WIB

Selamat Datang di Kota Bandung! Jalan Kaki Bisa Lebih Cepat daripada Naik Kendaraan Pribadi

Bandung, yang pernah menjadi primadona wisata, kini menduduki peringkat sebagai kota termacet di Indonesia.
Deretan kendaraan terjebak dalam kemacetan pasca-hujan di Kota Bandung, (03/12/2025). (Foto: Zaidan Muafa)