Mengapa Pejabat Kita Perlu Membaca Buku?

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Kamis 23 Okt 2025, 21:22 WIB
Tanpa literasi atau membaca buku, pejabat hanya melahirkan kebijakan reaktif, dangkal, dan jangka pendek. (Sumber: Instagram | nusantara_maps)

Tanpa literasi atau membaca buku, pejabat hanya melahirkan kebijakan reaktif, dangkal, dan jangka pendek. (Sumber: Instagram | nusantara_maps)

Seberapa dekat pejabat kita dengan buku?

Pertama kali saya menyadari bahwa para pejabat kita tidak dekat dengan buku adalah ketika melihat wawancara yang dilakukan oleh Najwa Sihab kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam video tersebut Najwa bertanya perihal bagaimana budaya membaca buku diturunkan dari Jokowi dan Iriana selaku orangtua kepada anak-anaknya.

Hmm, susah yah kalau itu. Kalau saya sendiri sih jujur aja orangnya gak suka membaca buku. Hem paling saya ini sukanya baca komik. (dengan suara gemetar dengan pertanyaan Najwa Sihab)

Semenjak video tersebut viral di media sosial banyak konten kreator yang merekomendasikan sejumlah buku bacaan bagi Gibran yang bisa dipraktikan untuk memimpin negara ini.

Salah sartu konten kreator yang menyoroti isu ini adalah @alwijo, dalam video tersebut Alwi menanyakan kepada temannya beberapa rekomendasi buku yang wajib dibaca oleh Gibran diantaranya, pertama, Kronik Penculikan Aktivis 1998 karya Muhidin M.Dahlan agar Gibran tahu gambaran Prabowo itu seperti apa melalui kisah hidupnya. Kedua, Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching mengenai tragedi 1998 termasuk pemerkosaan masal supaya bisa debat dengan Fadli Zon. Ketiga, Animal Farm perihal kisah negara yang Gibran pimpin.

Selanjutnya dengan konten yang berbeda, teman Alwi juga merekomendasikan beberapa buku yang wajib dibaca oleh Gibran diantaranya, pertama Creative Writing karya A.S Laksana yang menceritakan segala hal aspek teknis tentang penulisan. Belajar menulis sama dengan belajar menata pikiran dan belajar mengutarakannya kepada orang lain. Kedua, Metode Jakarta karya Vincent Bevins tentang buku yang menjelaskan kearifan lokal yang merupakan soft power projection karena berhasil menembus pasar luar negeri. Ketiga, Politik Jatah Preman tentang bagaimana negara mengkaryakan para ormas salah satunya sebagai subkontraktor kekerasan.

Menjadi ironi ketika pejabat kita lebih gemar pamer kemewahan dibandingkan dengan pamer buku bacaan yang mengubah atau menginspirasi mereka. Bahkan saat kasus penjarahan terjadi hampir tidak ada satu buku pun ditemukan di rumah mewah para pejabat. Bahkan Ahmad Sahroni yang memiliki buku karya sendiri pun tak ditemukan buku bacaan milik orang lain dirumahnya. Padahal menulis itu biasanya terinspirasi dari banyak buku bacaan orang lain.

Menjadi ironi kembali, sebab dari aktivitas membacalah lahir sebuah gagasan yang besar untuk memimpin bangsa atau melahirkan sejumlah kebijakan yang baik dan benar. Bukan gagasan yang reaktif, dangkal dan jangka pendek.

Sebagian masyarakat yang giat mengkampanyekan literasi tanpa diminta pemerintah justru menjadi sebuah kelayakan jika kita bertanya "Jika membaca buku satu saja sulit lantas bagaimana pejabat kita bisa mengelola kompleksitas negara selama memimpin lima tahun masa jabatan? Tidak salah ketika sejumlah kebijakan yang lahir saat ini tidak pernah pro terhadap kondisi rakyat.

Dengan membaca buku maka pejabat kita bisa memiliki wawasan yang luas untuk memperbaiki kondisi negara ini. Buku dapat memberikan perspektif mendalam mengenai berbagai masalah sosial, ekonomi, budaya dan politik. Dengan membaca buku maka pejabat kita bisa memahami akar masalah dan menemukan solusi yang mungkin saja belum terpikirkan sebelumnya.

Dengan membaca buku pejabat kita bisa meningkatkan daya nalar kritis. Dengan membaca buku bisa melatih otak untuk mengasah daya analisis, kemampuan memecahkan masalah dan memiliki daya kritis yang menjadi hal paling krusial dalam membuat keputusan dan kebijakan yang tepat.

Dengan membaca buku pejabat kita bisa memperkaya keterampilan komunikasi. Dengan membaca buku maka akan melahirkan keterampilan public speaking yang tidak bisa didapatkan tanpa wawasan yang kaya hasil dari membaca buku. Pejabat yang rajin untuk membaca buku maka akan memiliki keterampilan dalam menyusun argumen serta berkomunikasi dengan cara yang baik. Bukan seperti pejabat kita yang sering blunder dengan segala pernyataannya.

Dengan membaca buku pejabat kita bisa membangun kredibilitas dan empati. Membaca buku non-fiksi memang bisa memperkaya keilmuan dan wawasan yang luas. Tapi dengan membaca karya sastra akan meningkatkan kepekaan terhadap perasaan rakyat kecil, peka terhadap kondisi masyarakat sehingga sangat berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan atau kebijakan.

Dengan membaca pejabat kita bisa memimpin dengan cara mengikuti perkembangan zaman. Dengan membaca maka pejabat bisa tetap relevan dan beradaptasi dengan perkembangan zaman yang menjadi penting di tengah era globalisasi ketika semua negara bersaing untuk melahirkan kebijakan yang efektif.

Masihkan kita bisa berharap pada kebijakan publik yang berkualitas, jika para pejabatnya saja jarang membaca buku ?

Mari sama-sama untuk terus mengingatkan pejabat kita untuk melakukan kebiasan-kebiasaan kecil demi Indonesia lebih baik di masa depan. Sambil kita sebagai rakyat terus ikut tumbuh dengan dunia literasi.

Mari terus tumbuh dengan kebiasaan membaca buku untuk kita yang harus tetap punya daya nalar kritis untuk menentang kebijakan yang menyengsarakan rakyat. Mari terus tumbuh dengan kebiasaan membaca buku untuk kita yang harus tetap punya kebijaksanaan untuk melihat fenomena dalam berbagai sudut pandang. Mari terus tumbuh dengan kebiasaan membaca buku dan menulis untuk kita yang harus tetap tinggal meninggalkan jejak peradaban, meski alunan detak jantung kita tidak akan bertahan melawan waktu. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Beranda 13 Des 2025, 20:36 WIB

Arif Budianto dari Ayobandung.id Raih Juara 1 Nasional AJP 2025, Bukti Kualitas Jurnalisme Lokal

Arif Budianto, jurnalis dari Ayobandung.id, tampil gemilang dengan meraih Juara 1 Nasional Kategori Tulis Bisnis sekaligus Juara 1 Regional Jawa Bagian Barat dalam AJP 2025.
Arif Budianto, jurnalis dari Ayobandung.id, tampil gemilang dengan meraih Juara 1 Nasional Kategori Tulis Bisnis sekaligus Juara 1 Regional Jawa Bagian Barat dalam AJP 2025. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 13 Des 2025, 17:34 WIB

Jawa Barat Siapkan Distribusi BBM dan LPG Hadapi Lonjakan Libur Nataru

Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Ilustrasi. Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 13 Des 2025, 14:22 WIB

Di Balik Gemerlap Belanja Akhir Tahun, Seberapa Siap Mall Bandung Hadapi Bencana?

Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya.
Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 21:18 WIB

Menjaga Martabat Kebudayaan di Tengah Krisis Moral

Kebudayaan Bandung harus kembali menjadi ruang etika publik--bukan pelengkap seremonial kekuasaan.
Kegiatan rampak gitar akustik Revolution Is..di Taman Cikapayang
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:31 WIB

Krisis Tempat Parkir di Kota Bandung Memicu Maraknya Parkir Liar

Krisis parkir Kota Bandung makin parah, banyak kendaraan parkir liar hingga sebabkan macet.
Rambu dilarang parkir jelas terpampang, tapi kendaraan masih berhenti seenaknya. Parkir liar bukan hanya melanggar aturan, tapi merampas hak pengguna jalan, Rabu (3/12/25) Alun-Alun Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ishanna Nagi)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:20 WIB

Gelaran Pasar Kreatif Jawa Barat dan Tantangan Layanan Publik Kota Bandung

Pasar Kreatif Jawa Barat menjadi pengingat bahwa Bandung memiliki potensi luar biasa, namun masih membutuhkan peningkatan kualitas layanan publik.
Sejumlah pengunjung memadati area Pasar Kreatif Jawa Barat di Jalan Pahlawan No.70 Kota Bandung, Rabu (03/12/2025). (Foto: Rangga Dwi Rizky)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 19:08 WIB

Hikayat Paseh Bandung, Jejak Priangan Lama yang Diam-diam Punya Sejarah Panjang

Sejarah Paseh sejak masa kolonial, desa-desa tua, catatan wisata kolonial, hingga transformasinya menjadi kawasan industri tekstil.
Desa Drawati di Kecamatan Paseh. (Sumber: YouTube Desa Drawati)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 18:57 WIB

Kota untuk Siapa: Gemerlap Bandung dan Sunyi Warga Tanpa Rumah

Bandung sibuk mempercantik wajah kota, tapi lupa menata nasib warganya yang tidur di trotoar.
Seorang tunawisma menyusuri lorong Pasar pada malam hari (29/10/25) dengan memanggul karung besar di Jln. ABC, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung. (Foto: Rajwaa Munggarana)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 17:53 WIB

Hubungan Diam-Diam antara Matematika dan Menulis

Penjelasan akan matematika dan penulisan memiliki hubungan yang menarik.
Matematika pun memerlukan penulisan sebagai jawaban formal di perkuliahan. (Sumber: Dok. Penulis | Foto: Caroline Jessie Winata)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:44 WIB

Banjir Orderan Cucian Tarif Murah, Omzet Tembus Jutaan Sehari

Laundrypedia di Kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, tumbuh cepat dengan layanan antar-jemput tepat waktu dan omzet harian lebih dari Rp3 juta.
Laundrypedia hadir diperumahan padat menjadi andalan mahasiswa, di kampung Sukabirus, Kabupaten Bandung, Kamis 06 November 2025. (Sumber: Fadya Rahma Syifa | Foto: Fadya Rahma Syifa)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 16:29 WIB

Kedai Kekinian yang Menjadi Tempat Favorit Anak Sekolah dan Mahasiswa Telkom University

MirukiWay, UMKM kuliner Bandung sejak 2019, tumbuh lewat inovasi dan kedekatan dengan konsumen muda.
Suasana depan toko MirukiWay di Jl. Sukapura No.14 Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Selasa, (28/10/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Nasywa Hanifah Alya' Al-Muchlisin)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:53 WIB

Bandung Kehilangan Arah Kepemimpinan yang Progresif

Bandung kehilangan kepemimpinan yang progresif yang dapat mengarahkan dan secara bersama-sama menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, meninjau lokasi banjir di kawasan Rancanumpang. (Sumber: Humas Pemkot Bandung)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 15:31 WIB

Tren Olahraga Padel Memicu Pembangunan Cepat Tanpa Menperhitungkan Aspek Keselamatan Jangka Panjang?

Fenomena maraknya pembangunan lapangan padel yang tumbuh dengan cepat di berbagai kota khususnya Bandung.
Olahraga padel muncul sebagai magnet baru yang menjanjikan, bukan hanya bagi penggiat olahraga, tapi juga bagi pelaku bisnis dan investor. (Sumber: The Grand Central Court)
Beranda 12 Des 2025, 13:56 WIB

Tekanan Biological Clock dan Ancaman Sosial bagi Generasi Mendatang

Istilah biological clock ini digunakan untuk menggambarkan tekanan waktu yang dialami individu, berkaitan dengan usia dan kemampuan biologis tubuh.
Perempuan seringkali dituntut untuk mengambil keputusan berdasarkan pada tekanan sosial yang ada di masyarakat. (Sumber: Unsplash | Foto: Alex Jones)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 13:39 WIB

Jalan Kota yang Redup, Area Gelap Bandung Dibiarkan sampai Kapan?

Gelapnya beberapa jalan di Kota Bandung kembali menjadi perhatian pengendara yang berkendara di malam hari.
Kurangnya Pencahayaan di Jalan Terusan Buah Batu, Kota Bandung, pada Senin, 1 Desember 2025 (Sumber: Dok. Penulis| Foto: Zaki)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 12:56 WIB

Kegiatan Literasi Kok Bisa Jadi Petualangan, Apa yang Terjadi?

Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum.
Kegiatan literasi berubah menjadi petualangan tak terduga, mulai dari seminar di Perpusda hingga jelajah museum. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 10:28 WIB

Bandung Punya Banyak Panti Asuhan, Mulailah Berbagi dari yang Terdekat

Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga.
Bandung memiliki banyak panti asuhan yang dapat menjadi ruang berbagi bagi warga. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:20 WIB

Menikmati Bandung Malam Bersama Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse

Seporsi Rib-Eye Meltique di Justus Steakhouse Bandung menghadirkan kehangatan, aroma, dan rasa yang merayakan Bandung.
Ribeye Meltique, salah satu menu favorit di Justus Steakhouse. (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Seli Siti Amaliah Putri)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 09:12 WIB

Seboeah Tjinta: Surga Coquette di Bandung

Jelajahi Seboeah Tjinta, kafe hidden gem di Cihapit yang viral karena estetika coquette yang manis, spot instagramable hingga dessert yang comforting.
Suasana Seboeah Tjinta Cafe yang identik dengan gaya coquette yang manis. (Foto: Nabella Putri Sanrissa)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 07:14 WIB

Hikayat Situ Cileunca, Danau Buatan yang Bikin Wisatawan Eropa Terpesona

Kisah Situ Cileunca, danau buatan yang dibangun Belanda pada 1920-an, berperan penting bagi PLTA, dan kini menjadi ikon wisata Pangalengan.
Potret zaman baheula Situ Cileunca, Pangalengan, Kabupaten Bandung. (Sumber: KITLV)