Daerah Asia Afrika ialah salah satu lokasi yang lumayan berarti di Bandung dan banyak saja orang yang datang ke sana. Akan tetapi, selama beberapa bulan belakangan, kelihatan makin banyak tunawisma yang mangkal di sepanjang jalan koridor koridor Asia Afrika. Keadaan seperti ini membuat kita bertanya tanya soal seberapa bagus program sosial Muhammad Farhan sebagai Wali Kota Bandung yang seharusnya menolong mereka di ruang publik kota. Kondisi ini menandakan ada persoalan yang perlu penanganan serius.
Faktanya, masalah tunawisma bukanlah hal baru di kota besar seperti Bandung. Akan tetapi, ketika mereka muncul di kawasan bersejarah, hal ini jadi lebih pelik sebab wilayah tersebut punya bobot sejarah mendalam. Asia Afrika pun merupakan pusat wisata, sehingga bagaimana kelihatannya mencerminkan gambaran kota. Situasi ini menandakan bahwa upaya penanganan yang ada sekarang belum benar benar berhasil.
Isu tunawisma perlu kita lihat sebagai masalah sosial, bukan cuma gangguan bagi ketertiban di kota. Muncul nya kejadian ini berarti memberikan fakta bahwa orang miskin dan kurang mampu belum tersentuh belas kasih dari pemerintah. Di sisi lain kondisi ini juga memperlihatkan tidak merata nya pelayanan sosial pemerintah terhadap masyarakat. Oleh sebab itu, diperlakukan suatu cara pandang yang menyeluruh.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan melalui Dinas Sosial sebetulnya rutin mendatangi para tunawisma, namun hasilnya kerap diragukan. Sebagian besar dari mereka kembali lagi ketempat semula setelah dipindahkan ke penampungan. Kecenderungan ini menunjukan bahwa penanganan yang diberikan hanya sebentar. Jika akar masalahnya tidak ditangani sungguh sungguh, pola ini akan terus saja terjadi.
Faktor ekonomi bukan satu-satunya penyebab meningkatnya tunawisma di Bandung. Urbanisasi, kurangnya dukungan keluarga, dan masalah kesehatan mental juga ikut mendorong kondisi ini. Banyak tunawisma memilih bertahan di area ramai seperti Asia Afrika karena peluang mendapatkan bantuan lebih besar. Hal ini menjadikan kawasan tersebut sebagai titik berkumpul utama.
Banyak nya tunawisma ini bisa membuat tamu kota merasa kurang nyaman. Beberapa pelancong merasa sedikit kurang senang. Mereka harus melewati kelompok yang terlihat kotor dan tidak rapi. Keadaan ini dapat mencoreng nama baik wisata di tempat bersejarah itu. Lama lama akan terus memburuk. Bandung akan menjadi berbeda di mata masyarakat. Bakal sayang sekali jika nama Bandung jadi buruk mengingat kota ini di pandang sebagai kota yang cantik.

Selain aspek kenyamanan, masalah kebersihan dan keamanan juga perlu diperhatikan. Ruang publik idealnya dapat digunakan semua orang secara aman dan tertib. Ketidakteraturan yang muncul karena kurangnya pengelolaan dapat menimbulkan potensi masalah baru. Kondisi ini menandakan masih lemahnya koordinasi di lapangan.
Satpol PP sudah melakukan kunjungan untuk mengawasi, tapi menurut saya cara edukasi nya salah karena tidak di lakukan secara kemanusiaan dan tidak memberi solusi yang berkepanjangan. Penertiban yang hanya memindahkan lokasi tidak menyelesaikan persoalan inti. Dampaknya, tunawisma kembali lagi setelah beberapa waktu. Ini menunjukan perlunya strategi yang lebih menyeluruh.
Tempat penampungan sementara bisa jadi jalan keluar. Namun, sarana dan daya tampungnya masih kurang. Banyak tunawisma tidak mau tinggal lama di sana. Mereka merasa tempat itu tidak bisa penuhi apa yang paling penting. Jika mutu layanan ditingkatkan, mereka mungkin mau menetap lebih lama. Ini membuat poses pembinaan jadi lebih berhasil.
Kolaborasi Wali Kota Bandung dengan komunitas sosial bisa menjadi langkah pendukung yang kuat. Keterlibatan mereka dapat membantu pemerintah dalam memberikan pendampingan berkelanjutan. Sinergi seperti ini sangat diperlukan untuk hasil yang lebih stabil.
Masalah tunawisma di Jalan Asia Afrika itu menunjukan sesuatu, pembangunan kota juga harus lihat dari sisi manusia nya. Jangan hanya keindahan ruang umum nya. Wajah kota itu bukan cuma dari gedung dan lampu. Wajah kota juga dari keadaan warga di dalamnya. Pemerintah Wali Kota Bandung harus anggap ini sebagai nilai penting. Tunjukan permasalahan ini untuk sistem bantuan sosial, tindakan yang tepat bisa buat ruang umum jadi lebih terkontrol.
Saya berharap Wali Kota Bandung dapat membuat Dinas Sosial, Satpol PP, dan warga bekerja lebih baik. Cara menangani tunawisma harus lebih santun. Tindakan itu harus terus berjalan. Mereka perlu peluang untuk lepas dari susah. Jika rencana ini lebih menyatu. Area Asia Afrika akan nyaman untuk semua. Wali Kota Bandung bisa tunjukan bahwa ia peduli pada orang yang lemah. (*)
