Melukis Kota Lama, Warna-Warna Kehidupan di Jalan Braga

Eneng Reni Nuraisyah Jamil
Ditulis oleh Eneng Reni Nuraisyah Jamil diterbitkan Senin 04 Agu 2025, 15:15 WIB
Jalan Braga tidak hanya menjadi saksi bisu kemegahan masa lalu, tapi juga rumah bagi seniman jalanan yang menantang arus zaman lewat goresan kanvas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

Jalan Braga tidak hanya menjadi saksi bisu kemegahan masa lalu, tapi juga rumah bagi seniman jalanan yang menantang arus zaman lewat goresan kanvas. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)

AYOBANDUNG.ID -- Jejeran lukisan itu bergelantungan tenang di pinggiran gedung tua yang menyimpan napas sejarah. Jalan Braga, Bandung, tidak hanya menjadi saksi bisu kemegahan masa lalu, tapi juga rumah bagi para seniman jalanan yang menantang arus zaman lewat goresan kanvas.

Setiap lukisan yang tersandar di trotoar Braga seolah menyapa langkah wisatawan yang lalu-lalang. Ada yang berhenti sejenak, menatap lekat, mencicipi kisah yang tertuang dalam warna. Mungkin saja, satu dari mereka membawa pulang sepotong cerita Braga untuk dijadikan hiasan di ruang tamu.

Kesan klasik terpancar dari setiap bingkai kayu yang tampak ‘bersantai’ di bawah sinar matahari sore. Layung keemasan memantulkan rona-rona magenta dan biru laut yang membaur dengan retakan trotoar, menyulap emperan kota tua menjadi galeri terbuka.

Konon, Affandi, sang maestro lukis Indonesia, pernah menjajakan karyanya di salah satu sudut Braga. Nama besar itu seakan menyiram legitimasi atas eksistensi lukisan jalanan yang kini menghiasi wajah kota.

Zaman memang bergulir. Tapi semangat berkesenian di Jalan Braga tak pernah benar-benar padam. Sejak era Wali Kota Dada Rosada membuka ruang publikasi bagi para pelukis, geliat seni di sini tak sekadar bertahan, namun tumbuh, menjelma mata pencaharian.

Jalan Braga tidak hanya menjadi saksi bisu kemegahan masa lalu, tapi juga rumah bagi seniman jalanan yang menantang arus zaman lewat goresan kanvas. (Sumber: Ayobandung.id)
Jalan Braga tidak hanya menjadi saksi bisu kemegahan masa lalu, tapi juga rumah bagi seniman jalanan yang menantang arus zaman lewat goresan kanvas. (Sumber: Ayobandung.id)

“Dulu sebelum ada tempat tetap, kami jualan secara asongan. Lukisan ditenteng ke sana ke mari. Alhamdulillah sekarang sudah ada tempat terpusat,” ujar Gunawan, pelukis senior di kawasan Braga, saat berbincang dengan Ayobandung.

Gunawan bukan satu-satunya. Banyak dari penjaja lukisan di sana adalah generasi kedua, bahkan ketiga. Keberlanjutan bukan cuma perkara bisnis, tapi warisan rasa dan estetik.

“Saya melanjutkan usaha dari Ayah. Waktu itu Ayah saya teman dekat Affandi. Beliau selalu bilang, melukis itu bukan cuma soal warna, tapi soal jiwa,” kenang Gunawan yang akrab disapa Gungun.

Bagi Gungun dan kawan-kawan, keberadaan lukisan di emperan Braga bukan sekadar dekoratif. Ia memberi nyawa pada lanskap kota tua yang kadang terlupakan dalam bayang modernitas.

Soal laku atau tidaknya karya, Gungun memilih untuk pasrah. “Rezeki sudah ada yang ngatur. Kita tinggal usaha dan sabar,” katanya ringan, seolah tahu betul bahwa seni punya jalan sendiri menemukan penikmatnya.

Jalan Braga tidak hanya menjadi saksi bisu kemegahan masa lalu, tapi juga rumah bagi seniman jalanan yang menantang arus zaman lewat goresan kanvas. (Sumber: Ayobandung.id)
Jalan Braga tidak hanya menjadi saksi bisu kemegahan masa lalu, tapi juga rumah bagi seniman jalanan yang menantang arus zaman lewat goresan kanvas. (Sumber: Ayobandung.id)

Ia membandingkan dengan dagangan lain yang lebih mudah diterima. “Kalau makanan kan untuk dikonsumsi. Lukisan itu perlu waktu. Estetika pembeli itu yang menentukan,” tuturnya sambil menatap hasil karyanya.

Sehari-hari, para pelukis di Braga menjadikan emperan jalan sebagai studio. Mereka melukis di tengah riuh orang lalu lalang, di antara suara kendaraan dan aroma kopi dari kedai seberang.

Karya-karya itu bukan hanya milik mereka. Setiap lukisan membawa narasi kota: tentang cinta, tentang masa lalu, tentang harapan. Estetika yang mereka persembahkan memperindah lanskap dan memperkaya pengalaman Braga.

Lukisan-lukisan di Jalan Braga adalah potret bagaimana seni bisa hidup dalam kesederhanaan, menghidupi para penciptanya, dan menyentuh jiwa-jiwa yang melintas.

Alternatif link pembelian lukisan Braga:

  1. https://s.shopee.co.id/3VZnt3QZHT
  2. https://s.shopee.co.id/709g3WhN5i
  3. https://s.shopee.co.id/8zukRJaA2r

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 19 Des 2025, 21:14 WIB

Sate Murah di Tikungan Jalan Manisi, Favorit Mahasiswa Cibiru

Sate dengan harga yang murah meriah dan rasa yang enak serta memiliki tempat yang strategis di sekitar wilayah Cibiru.
Dengan harga Rp20.000, pembeli sudah mendapatkan satu porsi berisi 10 tusuk sate lengkap dengan nasi. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 20:24 WIB

Hidup Selaras dengan Alam, Solusi Mencegah Terjadinya Banjir di Musim Penghujan

Banjir menjadi salah satu masalah ketika musim hujan telah tiba, termasuk di Kota Bandung.
Salah satu dampak dari penurunan permukaan tanah adalah banjir seperti banjir cileuncang di Jalan Citarip Barat, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Rabu 28 Februari 2024. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Irfan Al- Faritsi)
Ayo Jelajah 19 Des 2025, 19:15 WIB

Sejarah Jatinangor, Perkebunan Kolonial yang jadi Pabrik Sarjana di Timur Bandung

Jatinangor pernah hidup dari teh dan karet sebelum menjelma kawasan pendidikan terbesar di timur Bandung.
Jatinangor. (Sumber: sumedangkab.go.id)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 18:09 WIB

Abah, Buku Bekas, dan Denyut Intelektual

Mahasiswa lintas angkatan mengenalnya cukup dengan satu panggilan Abah. Bukan dosen, staf, bukan pula pustakawan kampus.
Tahun 2002, Palasari bukan sekadar pasar buku. Ia adalah universitas paralel bagi mahasiswa UIN Bandung. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 16:01 WIB

Maribaya Natural Hotspring Resort: Wisata Alam, Relaksasi, dan Petualangan di Lembang

Maribaya Natural Hotspring Resort menawarkan pengalaman wisata alam dan relaksasi di tengah kesejukan Lembang.
Maribaya Lembang. (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 15:13 WIB

Bukit Pasir sebagai Benteng Alami dari Hempasan Tsunami 

Sand dune yang terbentuk oleh proses angin dan gelombang dapat mengurangi efek tsunami.
Teluk dengan pantai di selatan Jawa Barat yang landai, berpotensi terdampak hempasan maut tsunami. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T. Bachtiar)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:22 WIB

Jualan setelah Maghrib Pulang Dinihari, Mi Goreng ‘Mas Sam’ Cari Orang Lapar di Malam Hari

Mengapa mesti nasi goreng “Mas Iput”? Orangnya ramah.
SAM adalah nama sebenarnya, tapi para pelanggannya telanjur menyebutnya “Mas Iput”. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 14:12 WIB

5 Hidden Gem Makanan Manis di Pasar Cihapit, Wajib Dicoba Saat Main ke Bandung!

Semuanya bisa ditemukan dalam satu area sambil menikmati suasana Pasar Cihapit.
Salah satu tempat dessert di Pasar Cihapit, yang menjadi tujuan berburu makanan manis bagi pengunjung. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 12:57 WIB

Twig Café Maribaya: Tempat Singgah Tenang dengan Pemandangan Air Terjun yang Menyegarkan Mata

Suasana Cafe yang sangat memanjakan mata dan pikiran lewat pemandangan nyata air terjun yang langsung hadir di depan mata.
Air terjun yang langsung terlihat dari kafe. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 11:46 WIB

Program CSR sebagai Alat Penembusan dosa

CSR harus dikembalikan ke inti, yaitu komitmen moral untuk mencegah kerusakan ekosistem sejak awal
Ilustrasi kayu hasil penebangan. (Sumber: Pexels/Pixabay)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 10:21 WIB

Keberlangsungan Suatu Negara dalam Bayang-Bayang Deformasi Kekuasaan

Sering kali ada pengaruh buruk dalam jalannya suatu pemerintahan yang dikenal dengan istilah deformasi kekuasaan.
 (Sumber: Gemini AI)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:24 WIB

Kota Bandung: Hak Trotoar, Pejalan Kaki, dan PKL

Antara hak pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang harus diseimbangkan pemerintah Kota Bandung
Pejalan kaki harus melintas di jalan yang diisi oleh para pedagang di trotoar Lengkong Street Food, Kamis, 4 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi pribadi | Foto: Taqiyya Tamrin Tamam)
Ayo Netizen 19 Des 2025, 09:13 WIB

Cibaduyut: Sentra Sepatu yang Berubah Menjadi Sentra Kemacetan

Cibaduyut tidak hanya menjadi pusat penjualan sepatu di Kota Bandung, tapi juga sebagai salah satu pusat kemacetan di kota ini.
Tampak jalanan yang dipenuhi kendaraan di Jln. Cibaduyut, Kota Bandung (04/12/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yudhistira Rangga Eka Putra)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 21:16 WIB

Sambel Pecel Braga: Rumah bagi Lidah Nusantara

Sejak berdiri pada 2019, Sambel Pecel Braga telah menjadi destinasi kuliner yang berbeda dari hiruk- pikuk kota.
Sambel Pecel Braga di tengah hiruk pikuk perkotaan Bandung. (Foto: Fathiya Salsabila)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:42 WIB

Strategi Bersaing Membangun Bisnis Dessert di Tengah Tren yang Beragam

Di Tengah banyaknya tren yang cepat sekali berganti, hal ini merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pengusaha dessert untuk terus mengikuti tren dan terus mengembangkan kreatifitas.
Dubai Truffle Mochi dan Pistabite Cookies. Menu favorite yang merupakan kreasi dari owner Bonsy Bites. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 20:08 WIB

Harapan Baru untuk Taman Tegallega sebagai Ruang Publik di Kota Bandung

Taman Tegallega makin ramai usai revitalisasi, namun kerusakan fasilitas,keamanan,dan pungli masih terjadi.
Area tribun Taman Tegalega terlihat sunyi pada Jumat, 5 Desember 2025, berlokasi di Jalan Otto Iskandardinata, Kelurahan Ciateul, Kecamatan Regol, Kota Bandung, Jawa Barat. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ruth Sestovia Purba)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 19:38 WIB

Mengenal Gedung Sate, Ikon Arsitektur dan Sejarah Kota Bandung

Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat.
Gedung Sate merupakan bangunan bersejarah di Kota Bandung yang menjadi ikon Jawa Barat. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 18:30 WIB

Kondisi Kebersihan Pasar Induk Caringin makin Parah, Pencemaran Lingkungan di Depan Mata

Pasar Induk Caringin sangat kotor, banyak sampah menumpuk, bau menyengat, dan saluran air yang tidak terawat, penyebab pencemaran lingkungan.
Pasar Induk Caringin mengalami penumpukan sampah pada area saluran air yang berlokasi di Jln. Soekarno-Hatta, Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung, pada awal Desember 2025 (Foto : Ratu Ghurofiljp)
Ayo Netizen 18 Des 2025, 17:53 WIB

100 Tahun Pram, Apakah Sastra Masih Relevan?

Karya sastra Pramoedya yang akan selalu relevan dengan kondisi Indonesia yang kian memburuk.
Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Wikimedia Commons | Foto: Lontar Foundation)
Ayo Jelajah 18 Des 2025, 17:42 WIB

Hikayat Jejak Kopi Jawa di Balik Bahasa Pemrograman Java

Bahasa pemrograman Java lahir dari budaya kopi dan kerja insinyur Sun Microsystems dengan jejak tak langsung Pulau Jawa.
Proses pemilahan bijih kopi dengan mulut di Priangan tahun 1910-an. (Sumber: KITLV)