Di kawasan Bandung Timur, tepatnya di Cibiru, ada satu coffee shop yang hampir selalu ramai, siang maupun malam. Caffe tersebut bernama Relatif Kopi sebuah tempat yang pelan-pelan tapi pasti menjadi ikon nongkrong di daerah tersebut. Bangunannya bergaya modern dengan kaca besar dan cahaya biru yang khas, sekilas mengingatkan pada nuansa estetik ala Toleransi Coffee. Dari luar saja sudah terasa kalau tempat ini memang didesain untuk menjadi ruang yang nyaman bagi siapa saja.
Masuk ke dalam, suasananya lapang dan hangat. Deretan meja panjang, kursi nyaman, serta tata ruang yang rapi membuat banyak orang betah berlama-lama. Tidak heran kalau mahasiswa UIN dan kampus sekitar menjadikannya sebagai “markas” untuk nugas, rapat kecil, atau sekadar melepas penat setelah kuliah. Yang paling menarik, Relatif Kopi buka 24 jam. Mau datang pagi buta untuk bekerja atau nongkrong tengah malam sambil ngobrol, semuanya bisa. Tempatnya aman, terang, dan selalu hidup.
Menunya juga lengkap. Dari espresso hingga kopi susu favorit mahasiswa, dari matcha sampai red velvet, dari camilan ringan sampai makanan yang cukup mengganjal. Harganya pun terjangkau, membuat siapa pun bisa datang tanpa harus mikir panjang soal biaya. Karena itu pula, banyak anak muda memilih Relatif Kopi sebagai tempat singgah yang paling ramah di dompet.
Baca Juga: Sejarah Cicalengka, Gudang Kopi Kompeni dengan Sejuta Cerita di Ujung Timur Bandung
Sesekali, Relatif Kopi juga mengadakan acara kecil seperti nonton bareng pertandingan bola atau kegiatan komunitas. Ruang yang luas membuat aktivitas seperti itu terasa seru namun tetap nyaman. Suasana yang hidup namun tidak berisik, ramai namun tetap rapi seimbang dan “relatif”, sesuai namanya.
Pada akhirnya, Relatif Kopi bukan hanya tempat minum kopi. Ia menjadi ruang pertemuan, tempat bekerja, lokasi berkegiatan, bahkan tempat pelarian kecil di tengah padatnya Bandung Timur. Tempat yang sederhana, dekat, dan selalu bikin orang ingin kembali. (*)
