Di sudut Jalan Adhyaksa Raya Nomor 11, Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kota Bandung, sebuah kedai kopi bernama Spare and Space berdiri tegak sejak dua tahun silam. Berawal dari kegelisahan melihat kawasan Telkom University yang masih minim kedai kopi berkualitas, tiga pemuda dengan mimpi serupa akhirnya memutuskan untuk mewujudkan sebuah ruang yang menawarkan cita rasa premium dengan harga yang ramah di kantong mahasiswa.
Pada Selasa, 4 November 2025, perjalanan panjang mereka kembali dikisahkan oleh Muhammad Apriliando atau biasa dikenal dengan nama Ando, yang mengungkap bagaimana sebuah kedai di lantai dua yang sempat berjuang melawan cuaca kini menjadi tempat bertemunya impian dan relasi baru.
Dengan harga mulai dari 12 ribu rupiah untuk black tea hingga 25 ribu rupiah untuk menu termahal, Spare and Space hadir sebagai jawaban atas kerinduan akan kopi berkualitas yang tidak menguras dompet. Di balik setiap tegukan minuman berbahan baku premium, tersimpan cerita tentang konsistensi, kerja keras, dan kolaborasi tiga individu yang menyatukan keahlian di bidang bisnis, kreatif, dan kopi. Lebih dari sekadar tempat nongkrong, kedai ini telah bertransformasi menjadi jembatan bagi mahasiswa untuk memperluas jaringan dan menemukan teman baru di tengah kesibukan kampus.
Ando, salah satu pemilik sekaligus lulusan desain interior Telkom University, mengisahkan bagaimana Spare and Space terlahir dari pertemuan tiga visi yang saling melengkapi. Bersama dua rekannya, ia membentuk tim solid dengan pembagian peran yang jelas: satu fokus pada bisnis dan kreativitas, satu lagi sebagai barista berpengalaman yang menguasai dunia kopi, sementara mitra ketiga menangani backend, finance, dan sumber daya manusia dari luar Bandung.
"Kami berani membangun ini karena bertiga punya skill masing-masing yang sudah cukup oke di berbagai bidang yang saling melengkapi," ujar Ando menjelaskan awal mula.
Spare and Space yang kini memasuki tahun kedua operasionalnya. Perpaduan ketiga keahlian ini menciptakan fondasi kuat bagi Spare and Space untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh di tengah kompetisi kedai kopi yang kian ketat di kawasan kampus.
Membangun usaha dari nol bukanlah jalan yang mulus, terlebih dengan modal terbatas dan lokasi di lantai dua tanpa kanopi. Ando mengakui bahwa enam bulan pertama adalah periode paling berat dalam perjalanan kedai kopi mereka, di mana cuaca menjadi musuh utama yang menghadang.
Tantangan awal pertama karena modalnya terbatas, tempat yang berada di lantai dua dan tidak memiliki kanopi, menjadikan Spare amd Space adalah kafe outdoor sepenuhnya. Bahkan, ada hari-hari kelam ketika penjualan mencapai angka nol, tidak sepeser pun uang masuk ke kas kedai kecil mereka. Namun, alih-alih menyerah, trio pemilik kedai kopi ini justru menjadikan pengalaman pahit itu sebagai cambuk untuk terus berinovasi dan memperbaiki strategi bisnis mereka.
Di tengah persaingan kedai kopi yang menjamur di sekitar kampus, Spare and Space memilih jalan berbeda dengan mengutamakan konsistensi rasa dan kualitas bahan baku. Setiap minuman yang disajikan mengikuti Standard Operating Procedure yang ketat dan resep baku yang telah teruji, memastikan bahwa siapa pun barista yang bertugas akan menghasilkan cita rasa yang identik. Kedai kopi kekinian ini mempunyai SOP tersendiri dan resep yang ditaruh dengan jelas, hal ini menjadikan rasa setiap hidangan tetap memiliki rasa yang sama walaupun dibuat oleh beberapa tangan yang berbeda.
Untuk menjaga stabilitas kualitas, Spare and Space memilih bahan baku dari supplier terpercaya, termasuk susu dan sirup premium yang memiliki standar pabrik konsisten. Dedikasi terhadap kualitas ini bukan tanpa hasil, ulasan positif di berbagai platform menjadi bukti bahwa upaya mereka mempertahankan standar tinggi berbuah manis.
Kesabaran dan kerja keras tim akhirnya membuahkan hasil yang manis setelah melewati enam bulan pertama yang penuh tantangan. Perkembangan penjualan mereka menunjukkan pola pertumbuhan eksponensial yang konsisten, dengan peningkatan omzet dua kali lipat setiap periode enam bulanan.
"Enam bulan pertama memang kurang banget, kadang ada hari tertentu yang benar-benar nol rupiah," kenang Ando dengan jujur tentang masa-masa awal.
Seiring berjalannya waktu dan semakin banyaknya mahasiswa yang mengenal Spare and Space, angka penjualan mulai menunjukkan tren positif yang menggembirakan.
"Setelah dua tahun, kalau dilihat dari perkembangannya, sales naik per enam bulan sekitar dua kali lipat," ungkap Ando dengan rasa syukur akan pertumbuhan yang konsisten tersebut.
Dalam era digital, kehadiran di media sosial bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan vital bagi bisnis kuliner seperti Spare and Space. Menyadari hal ini, tim Spare and Space menggarap konten Instagram mereka dengan serius, menciptakan feed yang estetik dan profesional layaknya coffee shop di pusat kota.
Baca Juga: Saat Alam Jadi Arena, Gunung Manglayang Jadi Cerita
Ando dan rekan-rekannya mencoba membuat konten di Instagram yang bagus dan estetik, yang membuat kedai kopi ini bukanlah kedai kopi dekat kampus yang asal-asalan. Selain konten organik yang dikemas apik, Spare and Space juga tidak segan mengalokasikan budget untuk beriklan di Instagram dan berkolaborasi dengan micro-influencer lokal. Media sosial juga menjadi jembatan komunikasi dua arah antara Spare and Space dengan pelanggan, dari reservasi hingga rekrutmen barista baru.
Spare and Space telah bertransformasi menjadi lebih dari sekadar tempat untuk menikmati secangkir kopi atau mengerjakan tugas kuliah. Kedai ini telah menjadi ekosistem sosial mikro di mana orang-orang yang awalnya asing satu sama lain dapat bertemu, berinteraksi, dan membangun jaringan pertemanan baru.
Menurut Ando, momen yang paling berkesan adalah melihat kedai kopi ini menjadi tempat orang memperluas jaringan dan link. Atmosphere yang nyaman dan tidak kaku membuat pengunjung merasa bebas untuk membuka percakapan dengan orang lain di meja sebelah. Inilah yang membuat Spare and Space berbeda: mereka tidak hanya menjual produk, tetapi juga experience yang menyenangkan.
