Di Sore yang Pelan, Ngafe Menjadi Ruang Rehat Warga Kota Bandung

Ilham Maulana
Ditulis oleh Ilham Maulana diterbitkan Kamis 25 Des 2025, 09:41 WIB
Coffee shop di Kota Bandung menjadi salah satu pilihan tempat untuk rehat dari rutinitas. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)

Coffee shop di Kota Bandung menjadi salah satu pilihan tempat untuk rehat dari rutinitas. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)

AYOBANDUNG.ID - Di tengah ritme Kota Bandung yang terus bergerak, coffee shop menjadi salah satu ruang singgah yang kian lekat dengan keseharian warga. Pada sore hari, sekitar pukul 15.00 hingga menjelang petang, suasana Fuelcoffee, di kawasa Dago Kota Bandung tampak belum terlalu ramai. Beberapa meja terisi, namun masih menyisakan ruang kosong. Aktivitas pengunjung berlangsung tenang, tanpa hiruk pikuk.

Di antara pengunjung yang datang, terlihat perbedaan aktivitas. Ada yang duduk sendiri dengan laptop terbuka, ada pula yang datang berdua dan berbincang pelan. Suasana yang cenderung santai menjadikan coffee shop sebagai tempat singgah bagi warga kota yang ingin beristirahat sejenak atau menyelesaikan pekerjaan.

Kondisi tersebut menjadi pemandangan sehari-hari bagi Jeremy Simon (20), barista di coffee shop tersebut. Ia mengatakan, pengunjung yang datang pada sore hari biasanya memiliki tujuan yang cukup jelas.

“Biasanya kelihatan dari cara datangnya. Kalau sendiri, kebanyakan langsung buka laptop dan fokus kerja atau ngerjain tugas. Kalau rame-rame, biasanya lebih ke ngobrol, tapi tetap santai, nggak berisik,” ujar Jeremy.

Menurutnya, meskipun jumlah pengunjung pada sore hari tidak terlalu banyak, durasi mereka berada di coffee shop cenderung lama. Banyak pelanggan memilih berlama-lama karena suasananya yang mendukung.

Jeremy Simon, barista di Fuelcoffee. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)
Jeremy Simon, barista di Fuelcoffee. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)

“Kalau sore itu orang-orang betah. Bisa sampai tiga jam atau lebih. Mungkin karena suasananya tenang, jadi mereka nyaman buat fokus atau sekadar duduk lama,” katanya.

Jeremy juga melihat perubahan fungsi coffee shop dalam beberapa waktu terakhir. Ruang ini tidak lagi semata menjadi tempat berkumpul, tetapi juga ruang personal bagi sebagian pengunjung.

“Sekarang banyak juga yang datang sendirian. Bukan karena nggak punya temen, tapi emang pengin fokus atau nikmatin waktu sendiri sambil ngopi,” ujarnya.

Pengalaman tersebut dirasakan oleh Jeremy Manuel (20), seorang mahasiswa yang hampir setiap hari datang ke coffee shop. Ia memilih datang pada sore hari karena suasananya lebih tenang dibandingkan malam hari.

“Kalau sore tuh lebih enak. Nggak terlalu ramai, jadi bisa lebih fokus ngerjain tugas. Kalau malam kadang terlalu berisik,” kata Jeremy Manuel.

Saat datang bersama teman, obrolan yang dibahas pun tidak jauh dari keseharian, mulai dari urusan kuliah hingga cerita ringan.

“Ngobrolnya ngalir aja. Kadang bahas tugas, kadang cerita hal-hal sepele. Nggak yang berat, tapi cukup buat refreshing,” ujarnya.

Dalam sepekan, ia bisa datang ke coffee shop hingga lima sampai tujuh kali. Untuk sekali kunjungan, ia mengaku menghabiskan sekitar Rp20 ribu. Bagi Jeremy, pengeluaran tersebut sebanding dengan kenyamanan yang ia dapatkan.

“Menurut gue masih wajar. Soalnya di sini bisa fokus, tapi juga nggak ngerasa sendirian banget,” katanya.

Meski pada jam sore pengunjung yang datang tidak banyak, aktivitas yang berlangsung membuat coffee shop tetap terasa hidup. Laptop-laptop yang menyala, obrolan pelan, dan secangkir kopi menjadi bagian dari denyut keseharian kota.

Fenomena ini menunjukkan bahwa coffee shop di Kota Bandung tidak selalu identik dengan keramaian malam hari. Pada jam-jam sore, ruang ini berfungsi sebagai tempat singgah yang lebih tenang, menjadi bagian dari gaya hidup warga kota dalam bekerja, beristirahat, dan mengatur ritme hidup di tengah kesibukan urban.

Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 25 Des 2025, 20:41 WIB

Menunda Kepastian, Merawat Percakapan ala Richard Rorty

Richard Rorty menolak hasrat epistemologis, keinginan obsesi manusia dalam kepastian dan soloidaritas daripada objektivitas.
Richard Rorty menolak hasrat epistemologis, keinginan obsesi manusia dalam kepastian dan soloidaritas daripada objektivitas. (Sumber:Dokumentasi Penulis)
Mayantara 25 Des 2025, 17:35 WIB

Infinite Scrolling dan Hilangnya Fokus

Dalam beberapa tahun ini, mengakses media sosial menjadi ritual yang seolah tanpa batas.
Dalam beberapa tahun ini, mengakses media sosial menjadi ritual yang seolah tanpa batas. (Sumber: Pexels | Foto: Ron Lach)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 16:25 WIB

Gus Dur, Toleransi, dan Harmoni

Gus Dur hadir untuk memastikan martabat dan keutuhan negara tetap terpelihara dan terjaga. Perjuangannya dalam membela kemanusiaan, demokrasi, keadilan sosial, berbagai aspek kehidupan
"Dialog adalah budaya perdamaian" - Abdurrahman Wahid (Sumber: Instagram | Foto: @pamerandialogperadaban)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 15:13 WIB

Banjir namun Hidup Tetap Harus Berjalan

Banjir setinggi lutut kembali merendam Komplek Griya Bandung Asri 1, Bojongsoang, menghambat mobilitas warga.
Banjir terjadi di komplek Griya Bandung Asri 1 Bojongsoang. (05/12/2025) (Sumber: Khalidullah As Syauqi)
Ayo Netizen 25 Des 2025, 14:47 WIB

Cidulang, Cekung seperti Dulang

Di Tatar Sunda, dulang itu berbentuk seperti tabung yang mengecil di bagian bawahnya.
Gambaran seorang perempuan sedang ngakeul nasi di dalam dulang. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Jelajah 25 Des 2025, 11:58 WIB

Hikayat Christmas Island, Pulau Kecil dengan Sejarah Besar di Samudra Hindia

Christmas Island menyimpan sejarah kolonial fosfat perang dunia dan migrasi lintas Asia yang membentuk identitas unik hingga kini.
Christmas Island. (Sumber: Flickr)
Beranda 25 Des 2025, 09:41 WIB

Di Sore yang Pelan, Ngafe Menjadi Ruang Rehat Warga Kota Bandung

Pada sore, ruang ini berfungsi sebagai tempat singgah yang lebih tenang, menjadi bagian dari gaya hidup warga kota dalam bekerja, beristirahat, dan mengatur ritme hidup di tengah kesibukan urban.
Coffee shop di Kota Bandung menjadi salah satu pilihan tempat untuk rehat dari rutinitas. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ilham Maulana)
Beranda 25 Des 2025, 08:09 WIB

Panggung Tanpa Lampu Sorot, Cerita di Balik Suara Emas Penyanyi Jalanan Kota Bandung

Namun, rupiah yang mereka kumpulkan dengan cucuran keringat dari pagi hingga malam itu kerap harus dibayar dengan rasa waswas.
Penyanyi jalanan di perempatan Jalan Pahlawan, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Halwa Raudhatul)
Beranda 24 Des 2025, 20:45 WIB

Workshop Google AI Tools for Journalist di Bandung Bekali 28 Peserta Tingkatkan Kapasitas Media Lokal

Pelatihan intensif tersebut diikuti 28 peserta terpilih yang terdiri atas pengelola media lokal, jurnalis, serta konten kreator komunitas dari berbagai daerah.
Program Google AI Tools for Journalist yang digelar selama dua hari, 23–24 Desember 2025 di Kantor Ayo Media Network. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 17:03 WIB

Terminal Cicaheum Harus Siap Sambut Bus AKAP Double Decker

Banyaknya Bus AKAP Premium yang melirik kota Bandung sebagai trayek berpotensi tertinggi ketiga di Pulau Jawa, maka bersiap untuk banyaknya pemandangan bus Double-decker mewah melintas
Terparkir 3 Bus Gunung Harta Transport Solustions (GHTS) saat malam hari di garasi GHTS (19/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Dean Rahmani)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 16:40 WIB

Ujian Nyata Walikota Farhan: Normalisasi Sungai Cinambo atau Banjir Warisan?

Banjir Sungai Cinambo bukan sekadar dampak curah hujan, tetapi cerminan lemahnya tata kelola lingkungan Kota Bandung.
Kondisi Sungai Cinambo di Bandung Timur, yang dinilai mengalami pendangkalan dan penyempitan, menjadi bukti kegagalan tata kelola infrastruktur kota, (2 Desember 2025). (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: Khansa Khairunsifa)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 15:41 WIB

Taman Lansia Bandung usai Revitalisasi: Antara Harapan Baru dan Beragam Tantangan di Lapangan

Taman Lansia Bandung hadir dengan wajah baru setelah revitalisasi, namun masih menghadapi berbagai tantangan dalam hal keamanan, fasilitas, dan pengelolaan untuk kenyamanan bersama.
Lampu taman malam hari yang menerangi jalur pejalan kaki menunjukkan suasana sepi setelah hujan mengguyur Taman Lansia pada Rabu, 3 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Hilyatul Auliya)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 15:07 WIB

Bandung Waras

Bandung harus punya otak yang waras dan hati yang peka.
Festival seni dan budaya bukan sekadar hiburan. Itu pengingat bahwa kota hidup dan waras. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 13:26 WIB

Mendidik dengan Ikhlas, Mengabdi dengan Cinta: Kisah di Balik Seragam Cokelat Herna Wati

Kisah ini mengambarkan Herna Wati yang menjadikan Pramuka sebagai ruang untuk belajar ikhlas, mandiri, dan tempatnya untuk mengabdi dengan penuh cinta.
Foto Herna Wati Pembina Pramuka MTs Baabussalaam Kota Bandung. (Foto: Lutfiah Nurrahma Faisal)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 12:23 WIB

Warisan Humanis Gus Dur bagi Bangsa yang Majemuk

Perjalanan panjang bangsa yang penuh warna dan dinamika, nama Gus Dur selalu hadir seperti lentera yang menerangi ruang-ruang gelap kemanusiaan.
Illustrasi Peringatan Haul 16 GUS DUR. (Sinan)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 09:57 WIB

Tahura Djuanda Hadirkan Wisata Edukasi Bernilai Konservasi: Batu Batik dan Flora Langka Jadi Daya Tarik Baru

Keunikan wisata Taman Hutan Raya Ir. Djuanda menjadi daya tarik.
Anggrek terkecil di dubia jadi bintang baru kawasan konservasi (04/11/2025) (Sumber: Dok.pribadi | Foto: Nazwa Revanindya)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 09:29 WIB

Remaja dan Luka Sunyi Dunia Maya

Opini ini mengajak pembaca menyelami sisi gelap dunia maya yang kian membelenggu remaja Indonesia.
Seorang remaja duduk terpukul di tengah serangan komentar kasar dan ejekan di media sosial. (Sumber: Dok. Pribadi | Foto: jajang shofar)
Ayo Netizen 24 Des 2025, 08:47 WIB

Masyarakat Bandung Sudah Bersahabat dengan Gelapnya Jalanan Kota Bandung

Masyarakat Bandung sudah pasrah dengan penerangan jalan yang tidak kunjung diperbaiki oleh Wali Kota Bandung.
Suasana jalanan daerah Tegallega di jam 21.00 WIB yang sudah tidak terlihat oleh pengendara, Jumat (28/11/2025). (Sumber: Dokumentasi Penulis Foto: Nadya Ulya Zagita)
Ayo Jelajah 23 Des 2025, 21:48 WIB

Sejak Kapan Pohon Cemara Digunakan jadi Hiasan Natal?

Tradisi pohon Natal berakar dari kebiasaan masyarakat Eropa kuno yang memuliakan tanaman hijau di tengah musim dingin, jauh sebelum Natal dirayakan secara modern.
Ilustrasi Pohon Cemara saat Natal.