Banjir yang terus terjadi di Bandung menunjukkan bahwa ada persoalan serius yang belum terselesaikan, sebab setiap tahun warga kembali terdampak dan hidup mereka selalu terganggu. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan masyarakat, sebab peristiwa banjir terjadi berulang meski berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah.
Hujan lebat memicu genangan luas di berbagai wilayah, sehingga aktivitas warga terganggu dan mobilitas mereka terhambat signifikan. Air yang terus meningkat memasuki permukiman warga, sehingga peralatan rumah rusak dan kondisi lingkungan menjadi tidak aman terus.
Di Wastukencana setinggi setengah meter merendam rumah warga, sehingga keluarga mengungsi demi menjaga keselamatan mereka. Genangan tinggi membuat warga kehilangan kenyamanan rumah, sehingga mereka menghadapi tekanan besar selama musim hujan berlangsung terus.
Di Mekarrahayu arus deras menyeret dua mobil warga, sehingga situasi darurat muncul dan kerusakan tidak dapat dihindari. Rumah di sekitar lokasi terendam air luapan saluran, sehingga warga terpaksa menyelamatkan barang berharga sebelum kondisi memburuk.
Beberapa titik, jalan tak bisa dilewati akibat tergenang, sehingga kegiatan masyarakat terganggu dan kendaraan pun rusak parah.Kondisi tersebut memaksa warga mencari jalur alternatif, sehingga perjalanan menjadi lebih lama dan risiko keselamatan semakin meningkat.
Keluarga yang rumahnya kebanjiran mengalami beban mental yang tidak ringan, sebab keamanan dan kenyamanan mereka ikut terpengaruh selama musim hujan. Mereka harus menjaga kesehatan keluarga dengan keterbatasan fasilitas, sehingga situasi darurat semakin berat bagi kelompok rentan setempat.
Catatan BPBD menunjukkan banjir sebelumnya merendam ribuan rumah warga, sehingga masalah ini bersifat struktural dan penanganan berkelanjutan. Data tersebut menegaskan bahwa banjir bukan peristiwa sporadis, sehingga evaluasi menyeluruh penting dilakukan demi mengurangi risiko besar.
Penyebab banjir tidak hanya berasal dari hujan intens, sehingga pemahaman menyeluruh diperlukan untuk merumuskan langkah mitigasi tepat. Perubahan tata guna lahan memperburuk penyerapan air permukaan, sehingga potensi luapan meningkat dan genangan mudah terbentuk cepat.
Drainase yang tidak memadai membuat aliran air meluap ke permukiman, sehingga risiko banjir meningkat pada hujan deras. Saluran yang tersumbat oleh sampah menghambat aliran air, sehingga genangan terbentuk cepat dan merusak lingkungan sekitarnya parah.
Pembangunan yang mengabaikan jalur air memperparah kondisi banjir, sehingga wilayah rawan semakin sulit pulih setelah hujan deras. Kurangnya pengawasan tata ruang mempercepat kerusakan lingkungan, sehingga potensi bencana meningkat meskipun peringatan terus disampaikan kepada masyarakat.
Pemerintah memang sudah melakukan evakuasi dan memberikan bantuan darurat, tetapi kondisi tersebut belum mampu menyelesaikan persoalan banjir secara mendasar. Karena itu, M. Farhan perlu melihat bahwa penanganan jangka pendek saja tidak cukup untuk melindungi warga Bandung.
Upaya darurat selama ini belum mampu mengatasi banjir berkepanjangan yang intensitasnya terus meningkat. Bandung membutuhkan terobosan besar dalam perbaikan infrastruktur agar tidak terus terjebak dalam bencana tahunan yang sama.
Baca Juga: Nasib Naas Warga Sekitar Podomoro Park, Banjir Kiriman Jadi Rutinitas Musim Hujan
Perencanaan jangka panjang terkait pengelolaan sungai dan ruang terbuka hijau masih belum terlihat kuat dalam kebijakan yang ada. Pemerintah kota di bawah kepemimpinan M. Farhan harus bergerak lebih progresif dan berbasis kajian ilmiah agar penanganan banjir tidak hanya reaktif.
Banjir yang terus berulang menunjukkan bahwa pengelolaan lingkungan di Kota Bandung masih jauh dari memadai. Situasi ini menuntut M. Farhan untuk melakukan perubahan menyeluruh terhadap kebijakan tata ruang, bukan hanya perbaikan kecil yang tidak menyentuh akar masalah.
Seluruh kebijakan penanganan banjir harus berbasis data akurat agar langkah yang diambil tidak salah sasaran. Wali Kota M. Farhan perlu memastikan bahwa setiap program mitigasi dilakukan secara konsisten, profesional, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kerja sama pemerintah dan masyarakat penting, tetapi arahnya harus jelas agar partisipasi warga tidak menjadi sia-sia. Karena itu, M. Farhan harus meninjau kembali arah pembangunan kota agar risiko banjir dapat ditekan secara signifikan di masa depan. (*)
