Menikmati Bubur DPR, Rasanya seperti Menghirup Aroma Kebebasan Wakil Rakyat

Dias Ashari
Ditulis oleh Dias Ashari diterbitkan Jumat 22 Agu 2025, 07:50 WIB
Toko Bubur DPR (Di Bawah Pohon Rindang) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Toko Bubur DPR (Di Bawah Pohon Rindang) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Beberapa waktu ini cuaca Bandung sering mendung, matahari seolah tidak ingin menampakan sinar hangatnya, beberapakali hujan dan hawanya menusuk hingga ke tulang.

Puncaknya Kamis, 14 Agustus 2025, hujan turun sejak malam sebelumnya. Berhenti sejenak lalu pagi harinya hujan kembali. Meski curahnya tidak besar tapi cukup membuat cuaca pagi itu amat dingin.

Hawa dingin seringkali membuat perut terasa keroncongan. Nafsu makan seakan tiba-tiba bisa meningkat tanpa perlunya asupan suplemen.

Menurut dr. Riza Marlina, perasaan lapar saat suhu udara rendah merupakan respon alami tubuh dalam mempertahankan suhu tubuh. Tubuh berusaha menormalkan suhu dengan asupan karbohidrat sebagai bahan bakar energi. Suhu dingin juga membuat proses pembakaran terjadi lebih cepat sehingga tubuh manusia cepat merasakan lapar.

Penelitian lain juga menyatakan bahwa cuaca mendung dengan sedikit cahaya matahari dapat menurunkan zat serotonin dalam otak yang bisa memicu nafsu makan.

Menuju Toko Buku DPR bisa dimulai dari terminal Cicaheum menggunakan angkutan umum 05 jurusan Cicaheum-Ledeng. Angkot berwarna hijau tua berpolet garis hitam ngetem cukup lama sekitar 40 menit. Sementara perjalanan santai selanjutnya bisa menghabiskan 20 menit.

Sebetulnya agak kesal karena berburu waktu buka dengan Bubur DPR sekitar jam 11. Sementara waktu itu jam sudah menunjukan pukul 10:15. Tapi terkadang juga merasa iba, karena zaman ini penumpang angkot sudah kian tak ada. Beralih menggunakan kendaraan roda dua.

Akhirnya perjalanan pagi ini berakhir di Jl. Taman Cibeunying Utara No.24 Kota Bandung. Bubur DPR kali ini bukan tempat wakil rakyat yang sering mengobral janji tapi ini Toko Bubur Di bawah Pohon Rindang (DPR).

Tidak seperti gedung mewah dengan puluhan wakil rakyat yang mendapat fasilitas cuma-cuma. Toko Bubur DPR ini penuh dengan kesederhanaan, berada di bawah teduhnya pohon rindang dengan fasilitas semilir angin segar.

Hari ini Toko Bubur DPR tidak seperti biasanya, bukan dipenuhi orang-orang yang haus jabatan tapi hanya sekumpulan orang yang membutuhkan sarapan di tengah dinginnya hujan. Pengunjung yang datang harus sabar antri dengan sistem parasmanan. Tidak seperti para pejabat yang buru-buru keluar saat hukuman belum selesai.

Konsepnya cukup menarik dengan open kitchen, jadi pengunjung bisa melihat secara langsung bagaimana proses pembuatan makanan tersebut. Konsep ini mungkin bisa ditiru para pemangku kebijakan agar cara kerja bisa terbebas dari kesewenang-wenangan. Menjungjung tinggi transparansi agar rakyat tak selalu dibodohi.

Ada berbagai macam pilihan menu mulai dari Bubur Kanton Capit Kepiting, Bubur Kanton Saikoro, Bubur Kanton Ayam, Bubur Kanton Jamur, Bubur Kanton Udang, Bubur Kanton Polos Non Topping, berbagai varian dimsum dan menu minuman. Selain itu pengunjung juga bisa menambah beberapa toping seperti, Telur, Bone Marrow dan Emping.

Semangkung Bubur Saikoro seharga 25K dengan isian bubur gurih ala kanton, sauteed saikoro, potongan halus beef, campuran sliced jamur kuping, taburan pangsit goreng juga sambal chili oil yang bisa diambil secara mandiri.

Bubur Ayam DPR (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Bubur Ayam DPR (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)

Rasanya unik karena berbeda dengan bubur ayam pada umumnya. Ditemani dengan coklat dingin seharga 19K yang rasanya tidak jauh berbeda dengan es milo buatan di rumah. Ditutup dengan camilan gurih pangsit udang yang crunchy di luar dan lembut di dalam seharga 18K.

Cukup pricey untuk kaum mendang-mending di tengah " in this economy". Tapi tentu tidak sebanding dengan harga yang harus di bayar masyarakat untuk "orang-orang hebat" yang maling uang rakyat.

Menikmati bubur di tengah hujan rintik cukup menghangatkan tubuh. Duduk, makan sambil melamun betapa rasanya seperti menghirup angin kebebasan wakil rakyat. Segar bagi mereka tapi cukup menyesakkan untuk sebuah harga yang bisa dibeli atas nama keadilan karena sudah "bersikap sopan". (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Dias Ashari
Tentang Dias Ashari
Menjadi Penulis, Keliling Dunia dan Hidup Damai Seterusnya...
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Biz 11 Okt 2025, 19:27 WIB

Bandung dan Denyut Motorcross Indonesia yang Kian Menggeliat

Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia.
Di balik gemerlap urban dan sejuknya pegunungan, Bandung menyimpan potensi besar sebagai pusat olahraga motorcross di Indonesia. (Sumber: Ist)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 15:05 WIB

Ketika Mendaki Menjadi Gerakan Ekonomi dan Pelestarian: Menyatukan Langkah Menuju Pariwisata yang Berkelanjutan

Di balik geliat pariwisata, muncul tantangan besar, bagaimana menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi lokal secara berkelanjutan?
Digagas oleh Mahameru, Inisiatif seperti Hiking Fest 2025 menjadi ilustrasi bagaimana kegiatan wisata bisa dirancang untuk membawa dampak positif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 11 Okt 2025, 13:45 WIB

Jejak Panjang Perjalanan Bisnis Opey: Membangun Dua Brand Lokal Ikonik Skaters dan Mahameru

Muchammad Thofan atau akrab disapa Opey telah menorehkan jejak panjang sebagai founder sekaligus owner dua brand yang kini menjadi ikon yakni Skaters dan Mahameru.
Muchammad Thofan atau akrab disapa Opey telah menorehkan jejak panjang sebagai founder sekaligus owner dua brand yang kini menjadi ikon yakni Skaters dan Mahameru. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 19:28 WIB

Program Makan Bergizi Gratis dan Ujian Tata Kelola Birokrasi

Insiden keracunan massal pelajar di Jawa Barat mengguncang kepercayaan publik terhadap program makan bergizi gratis.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG). (Sumber: setneg.go.id)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 18:38 WIB

Bandung dalam Fiksi Sejarah

Boleh saja apabila tulisan ini diterima dengan rasa skeptis atau curiga. Karena pandangan dan pembacaan saya sangat mungkin terhalang bias selera.
Buku Melukis Jalan Astana. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Yogi Esa Sukma Nugraha)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 16:04 WIB

Mengamankan Momentum Akselerasi Manajemen Talenta ASN

Momentum akselerasi manajemen talenta ASN menjadi tonggak penting transformasi birokrasi Indonesia.
Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai roda penggerak jalannya pemerintahan diharuskan untuk memiliki kompetensi dan kinerja yang optimal. (Sumber: babelprov.go.id)
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:56 WIB

Energi Hijau dan Oligarki: Dilema Transisi di Negeri Kaya Sumber Daya

Banyak daerah di Indonesia memiliki potensi energi terbarukan seperti air, angin, dan biomassa, namun terhambat oleh birokrasi dan minimnya insentif fiskal.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Padjadjaran, Yogi Suprayogi menyoroti lanskap kebijakan energi nasional. (Sumber: dok. IWEB)
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:36 WIB

Membongkar Potensi Energi Terbarukan di Jawa Barat: Antara Regulasi dan Kesadaran Sosial

Dengan lanskap bergunung-gunung, aliran sungai yang deras, dan sumber daya biomassa melimpah, Jawa Barat memiliki peluang untuk menjadi pionir dalam kemandirian energi bersih.
Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Tri Yuswidjajanto Zaenuri Mengupas potensi Jawa Barat sebagai provinsi dengan potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan.
Ayo Biz 10 Okt 2025, 15:21 WIB

Setahun Pemerintahan Baru: Mampukah Indonesia Mandiri Energi?

Setahun setelah pemerintahan baru berjalan, isu kemandirian energi nasional kembali menjadi sorotan.
Diskusi bertajuk “Setahun Pemerintahan Baru, Bagaimana Kemandirian Energi Nasional?” yang diselenggarakan oleh Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) di Bandung, Jumat (10/10/2025). (Sumber: dok. IWEB)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 14:51 WIB

Islam Pemerintah: Menggeliat Berpotensi Mencederai Keragaman Umat

Inilah Islam Pemerintah selalu menjadi bahasa pengakuan tentang simbol muslim “sah” yang tidak radikal-teroris, tapi juga tidak liberal.
Berbagai Pakaian Muslimah, Pakaian Warga yang Jadi Penumpang Angkot (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 13:45 WIB

Stop Membandingkan karena Setiap Anak Punya Keunikan

Film Taare Zameen Par menjadi kritikan pedas bagi dunia pendidikan dan guru yang sering mengistimewakan dan memprioritaskan anak tertentu.
Setiap anak itu istimewa dan memiliki bakat unik (Sumber: Wikipedia)
Ayo Jelajah 10 Okt 2025, 11:44 WIB

Jejak Pembunuhan Sadis Sisca Yofie, Tragedi Brutal yang Gegerkan Bandung

Kasus pembunuhan Sisca Yofie pada 2013 mengguncang publik karena kekejamannya. Dua pelaku menyeret dan membacok korban hingga tewas di Bandung.
Ilustrasi. (Sumber: Freepik)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 11:30 WIB

Sapoe Sarebu ala Dedi Mulyadi, Gotong-royong atau Kebijakan Publik yang Perlu Pengawasan?

Gerakan Sapoe Sarebu mengajak warga menyisihkan seribu rupiah sehari untuk membantu sesama.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 10:12 WIB

Jamet Tetaplah Menyala!

Lebay, tapi manusiawi. Eksplorasi dunia rakyat pinggiran sebagai ekspresi identitas dan kreativitas.
Pemandangan Rumah Rakyat dari Balik Jendela Kereta Lokal Bandung (Sumber: Dokumentasi Pribadi | Foto: Arfi Pandu Dinata)
Ayo Netizen 10 Okt 2025, 09:26 WIB

Buku dan Segala Kebermanfaatannya

Membaca adalah jendela dunia, Menulis adalah jalan untuk mengubahnya.
Membaca adalah Jendela Dunia, Menulis adalah jalan untuk mengubahnya. Dan Bangsa yang rendah dalam literasi akan selalu rendah dalam peradaban. Pramoedya Ananta Toer (Sumber: Freepik)
Beranda 10 Okt 2025, 08:17 WIB

Gerakan Warga Kota Bandung Mengubah Kebiasaan Buang Jelantah Sembarangan

Minyak yang telah berubah warna menjadi pekat itu dikenal sebagai jelantah. Banyak orang membuangnya begitu saja, tanpa menyadari dampaknya bagi tanah dan air.
Warga membuang minyak goreng bekas atau jelantah ke dalam tabung UCOllet di Gereja Katolik Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria, Buahbatu, Kota Bandung. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 18:55 WIB

Menjaga Napas Bisnis Wisata Alam Lewat Inovasi dan Strategi Berkelanjutan

Ketika industri pariwisata bergerak cepat mengikuti selera pasar, bisnis wisata alam menghadapi tantangan tak kalah kompleks untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensi.
Ketika industri pariwisata bergerak cepat mengikuti selera pasar, bisnis wisata alam menghadapi tantangan tak kalah kompleks untuk tetap relevan tanpa kehilangan esensi. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Kavin Faza)
Ayo Netizen 09 Okt 2025, 18:31 WIB

Belajar dari Nurhayati & Subakat, Bisnis bukan Tentang Viral tapi Sustainable

Bisnis bukan sekedar viral. Apalagi jika tidak memedulikan aspek keamanan pada konsumen demi kapitalisme semata.
Belajar Bisnis dari Nurhayati & Subakat (Sumber: Screenshoot | Youtube Wardah)
Ayo Biz 09 Okt 2025, 17:19 WIB

UMKM Bangkit, Ekonomi Bergerak: Festival sebagai Motor Perubahan

Bukan sekadar penggerak sektor informal, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif adalah pionir inovasi, penjaga warisan budaya, dan pencipta lapangan kerja yang adaptif.
Bukan sekadar penggerak sektor informal, UMKM dan pelaku ekonomi kreatif adalah pionir inovasi, penjaga warisan budaya, dan pencipta lapangan kerja yang adaptif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Jelajah 09 Okt 2025, 17:18 WIB

Jejak Sejarah Cimahi jadi Pusat Tentara Hindia Belanda Sejak 1896

Cimahi dikenal sebagai kota tentara sejak masa kolonial Belanda. Sejak 1896, kota ini jadi pusat militer Hindia Belanda yang strategis.
Garinsun KNIL di Cimahi tahun 1920-an. (Sumber: KITLV)