AYOBANDUNG.ID -- Bagi warga Bandung, nama Bakso Akung bukan sekadar tempat makan. Destinasi ini adalah ikon kuliner Bandung dan bagian dari perjalanan rasa yang melegenda sejak 1970-an.
Siapa sangka, usaha sederhana yang dulu berawal dari panggilan akrab pelanggan kini menjelma menjadi destinasi kuliner wajib bagi para pecinta bakso dari seluruh penjuru negeri.
Tepatnya di kawasan Jalan Lodaya, Kota Bandung, sebuah bangunan dua lantai berwarna biru, merah, dan putih tampak ramai disambangi pengunjung.
Bangunan ini menjadi saksi bisu perjalanan Kanda Saryono, sosok di balik Bakso Akung, yang merintis usaha sejak era 70-an dan pindah ke lokasi sekarang pada tahun 1995.
“Pemilik tunggal Bakso Akung ini adalah pak Kanda Saryono hingga sekarang. Dan pak Kanda Saryono lah yang mencetus usaha Bakso Akung hingga sebesar ini,” ujar Adin, salah satu karyawan kepada Ayobandung.
Nama "Akung" pun punya cerita tersendiri. Menurut Adin, karena tubuh Kanda yang jangkung, pelanggan kerap memanggilnya dengan sebutan akung-akung. Nama itu pun melekat menjadi identitas kuliner yang dicintai hingga kini.
"Dulu waktu masih jualan keliling, pelanggan sering manggil ‘Akung! Akung!’ karena beliau tinggi besar. Lama-lama nama itu jadi ciri khas yang dikenal sampai sekarang,” ujar Adin.

Adin mengakui, sejak pindah ke Jalan Lodaya tahun 1995, semangkuk Bakso Akung tak pernah kehilangan penggemarnya, membuktikan bahwa konsistensi dalam rasa mampu mengukir sejarah panjang.
"Pak Kanda itu orangnya sederhana tapi punya cita rasa yang kuat. Beliau mulai jualan bakso pakai gerobak kecil di sekitar Braga. Tahun 1995 baru pindah ke Lodaya, dan sejak itu, ramai terus gak pernah sepi," lanjut Adin.
Masuk ke kedai, pengunjung akan dihadapkan pada aroma kuah bakso yang menggoda, suara riuh pengunjung, dan sajian yang melimpah. Salah satu menu andalan adalah Yamin Manis Bakso Pangsit Siomay Ceker.
Sajian mi yamin yang manis gurih, disertai suwiran ayam, kuah bakso hangat, dan topping seperti siomay besar, pangsit lembut, serta ceker gemuk, menjadikan pengalaman makan di sini terasa lengkap dan berkesan.
“Menu mi bakso yamin pakai ceker itu yang paling banyak dipesan. Kalau jam makan siang, bisa ratusan porsi keluar. Apalagi hari Sabtu dan Minggu, cekernya bisa ludes sebelum jam 1 siang. Yang datang dari luar kota juga pasti cari menu ini,” jelas Adin.
Satu hal yang membuat Bakso Akung tetap dicintai adalah atmosfernya yang akrab dan ramah. Tidak hanya itu, sistem antrean saat ramai pun tetap dijaga agar tidak membuat pengunjung jenuh. Namun, pengunjung disarankan menghindari jam makan siang di akhir pekan karena antreannya bisa membuat kesabaran ikut diuji.
"Kami tahu pengunjung datang dari berbagai daerah, kadang ada yang rombongan keluarga atau temen-temen reuni. Makanya, ruangannya dibuat luas, ada yang ber-AC dan bebas rokok juga. Yang penting mereka nyaman,” tutur Adin.
Tak hanya itu, setiap porsinya tidak tanggung-tanggung, bahkan setengah porsi saja bisa membuat pengunjung kewalahan. Cocok bagi mereka yang ingin puas makan tanpa merasa bersalah karena kekurangan rasa.
Tapi mungkin, rahasia utama keberhasilan Bakso Akung bukan hanya terletak pada porsinya yang melimpah atau rasanya yang nendang, tapi pada nilai-nilai yang ditanamkan sejak awal.
"Pak Kanda selalu bilang, jangan pernah tipu rasa. Apa yang kamu sajikan, itu harus jadi bukti kejujuran kamu ke pelanggan,” ujar Adin.
Hari ini, Bakso Akung bukan hanya tempat makan tapi juga tentang pengalaman. Menikmati semangkuk Bakso Akung, seakan menggigit rasa otentik dari masa lalu, merasakan keramahan Bandung yang hangat, dan ikut menjadi bagian dari sejarah bisnis yang tumbuh bersama waktu dan cinta pelanggan.
Informasi Mie Baso Akung
Alamat di Jalan Lodaya No. 123, Buah Batu Bandung
Jam Operasional: 10:00 - 20:00 WIB
Alternatif Kuliner dan Produk UMKM: