Keheningan yang Menyapa dari Kebun Teh Pangalengan

Naila Salsa Bila
Ditulis oleh Naila Salsa Bila diterbitkan Minggu 14 Des 2025, 17:58 WIB
Keindahan Kebun Teh Pangalengan. (Dok. Pribadi)

Keindahan Kebun Teh Pangalengan. (Dok. Pribadi)

Kadang kepala terasa begitu penuh hingga sulit membedakan antara kelelahan dan keletihan. Pada akhir pekan tertentu, saya memilih untuk beristirahat dan pergi ke Pangalengan, daerah di Bandung Selatan yang sudah lama dikenal dengan luasnya perkebunan tehnya. Tidak ada agenda yang terlalu rumit hanya ingin menyaksikan kehijauan dan menghirup udara yang tidak tergesa-gesa.

Perjalanan dimulai pukul lima pagi dari Bandung. Jalanan masih lengang, dan langit belum sepenuhnya cerah. Begitu masuk ke wilayah Pangalengan, perubahan atmosfer terasa nyata. Udara semakin dingin, dan kabut mulai turun di tikungan-tikungan jalan yang berbelok. Rasanya seperti masuk ke halaman cerita dongeng yang terlalu tenang untuk dunia sehari-hari.

Ketika tiba di lokasi perkebunan teh, saya disambut panorama yang membuat langkah berhenti. Luas hijau membentang sejauh pandangan, menutupi bukit-bukit kecil yang tampak seperti gelombang beku. Kabut pagi menggantung rendah, membuat tanaman teh seolah ditaburi gulungan kapas tipis.

Saya mulai berjalan kecil menyusuri pinggiran kebun. Embun masih menempel di daun-daun teh, memantulkan sinar matahari yang perlahan muncul dari balik bukit. Di kejauhan, para pemetik teh sudah mulai bekerja. Gerakan mereka lambat, berirama, dan entah mengapa menenangkan untuk diamati. Mereka tersenyum saat saya lewat, senyum hangat khas warga pegunungan yang membuat hati merasa nyaman tanpa alasan.

Ada satu tempat yang menjadi favorit saya hari itu, sebuah bukit kecil yang cukup mudah dipanjat. Dari sana, seluruh perkebunan teh terlihat seperti karpet hijau raksasa. Angin berhembus lembut, membuat pucuk-pucuk teh bergoyang serentak, seperti samudra yang berubah menjadi hijau segar. Saya duduk cukup lama di sana, hanya diam, hanya memandangi. Sesekali saya menarik napas dalam, seolah ingin menyimpan aroma pagi itu untuk dibawa pulang.

 (Foto: Dokumentasi Pribadi)
(Foto: Dokumentasi Pribadi)

Semakin siang, kabut mulai naik dan perlahan menghilang. Warna hijau kebun menjadi lebih terang, namun keheningannya tetap sama. Yang terdengar hanya suara angin dan burung yang sesekali terbang. Waktu seakan melambat di tempat ini. Tidak ada tujuan, tidak ada pemberitahuan, tidak ada tuntutan apa pun, hanya saya dan alam yang sedang bekerja perlahan memulihkan pikiran.

Sebelum kembali, saya singgah ke sebuah warung kecil di tepi kebun. Penjualnya menyajikan teh panas hasil olahan kebun setempat. Rasanya sederhana, tapi entah mengapa lebih menenangkan daripada teh mana pun yang pernah saya coba. Mungkin karena dinikmati di lokasi di mana daun-daunnya tumbuh. Mungkin karena saya benar-benar berhenti untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu.

Baca Juga: Cireundeu: Menyelami Filosofi Keyakinan, Tradisi Identik, dan Toleransi dalam sebuah Kampung Adat

Kunjungan ke Kebun Teh Pangalengan bukan sekadar berwisata. Ia terasa seperti dialog tanpa suara antara manusia dan alam. Sebuah jeda yang mengingatkan bahwa dunia tidak selalu harus ribut agar kita merasa hidup. Kadang, cukup dengan duduk di bukit kecil, memandang ke hijau yang tidak pernah marah, dan membiarkan diri pulih perlahan.

Dan mungkin, itulah salah satu alasan mengapa orang selalu kembali ke Pangalengan. Karena di sana, kita tidak hanya menemukan pemandangan cantik, tetapi juga menemukan bagian diri kita yang sempat hilang di tengah keributan hari-hari. (*)

Artikel Rekomendasi Untuk Anda

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Naila Salsa Bila
Mahasiswa Aktif
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

Berita Terkait

News Update

Ayo Netizen 14 Des 2025, 20:09 WIB

Good Government dan Clean Government Bukan Sekadar Narasi bagi Pemkot Bandung

Pentingnya mengembalikan citra pemerintah daerah dengan sistem yang terencana melalui Good Government dan Clean Government.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan,
Ayo Netizen 14 Des 2025, 19:51 WIB

Apa Saja yang Sudah Dilakukan Farhan?

Farhan membangun fondasi awal kepemimpinan, bekerja keras layaknya Ramon Tanque yang belum banyak cetak gol namun konsisten berusaha.
Pada awal 2025, Muhammad Farhan memulai tahun pertamanya sebagai wali kota, disambut harapan, sekaligus keraguan. (Sumber: Dok. Pemprov Jabar)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 18:27 WIB

Perusahaan Tahu Priangan: Menjelajahi Ragam Olahan Tahu di Tengah Kota Bandung

Tempat olahan tahu yang dibuat semenarik mungkin di tengah Kota Bandung.
Perusahaan Tahu Priangan (Sumber: Dokumen Pribadi)
Ayo Jelajah 14 Des 2025, 18:14 WIB

Hikayat Bandung Lautan Sampah, Kota yang Hampir Dikubur Ulahnya Sendiri

Bandung Lautan Sampah lahir dari tragedi Leuwigajah dan kegagalan kota mengelola sampah di tengah pertumbuhan konsumsi.
"Gunung"sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Dakota di Jl. Gunung Batu, Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung pada Jumat, 7 November 2025. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Ikbal Tawakal)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 17:58 WIB

Keheningan yang Menyapa dari Kebun Teh Pangalengan

Petualangan cepat ke Kebun Teh Pangalengan yang membawa kedamaian, kabut subuh, dan pengalaman sederhana yang menenangkan jiwa.
Keindahan Kebun Teh Pangalengan. (Dok. Pribadi)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 16:03 WIB

Baleendah dan 'Rutinitas' Banjir di Musim Hujan, sampai Kapan Begini Terus?

Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Bandung Raya belakangan ini menyebabkan sering terjadinya banjir besar di sejumlah titik di Kecamatan Baleendah.
Keadaan salah satu tanggul di daerah Baleendah ketika volume air sedang naik, Rabu (3/12/25). (Sumber: Dok. pribadi)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 15:43 WIB

Menembus Batas dengan Kekuatan Produk Lokal Asli Bandung

Loyalitas 7 tahun Dyvo Xavier pengguna Cartenz Tactical (Bandung). Ia bangga dukung merek lokal.
Dyvo Xavier Muhamad Yandi Putra sedang mengikat tali sepatunya sambil membawa tas ransel Cartenz Tactical di sampingnya .(Foto: Patricia Avrilia Rolina)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 14:16 WIB

Sesak di Trotoar Dago, Pejalan Kaki Harapkan Ruang yang Lebih Aman

Kondisi trotoar Dago yang sempit, tidak rata, dan masih berisiko bagi pejalan kaki.
Potret trotoar di Jalan Dago yang tampak rapi sekilas, meski sejumlah titik masih menyimpan potensi risiko bagi pejalan kaki, 30 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Nindy Lazuar)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 13:14 WIB

Persaingan Ojek Online, Ojek Pangkalan, dan Dampaknya pada Kenyamanan Publik Bandung

Persaingan antara ojek pangkalan dan ojek online di Bandung memengaruhi kelancaran mobilitas warga.
Sejumlah pengendara ojek pangkalan menunggu penumpang di area pangkalan Cijambe, pada Senin 1 Desember 2025. (Sumber: Dokumentasi penulis | Foto: Aisha Felicia A)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 11:58 WIB

Buruknya Penataan Master Plan Kota Bandung: Warga Terdampak, Citra Tercoret

Kritik dan saran mengenai master plan Kota Bandung yang ditujukan kepada Wali Kota Farhan.
Buruknya Master Plan Kota Bandung di kawasan Tamansari (Sumber: Pribadi | Foto: Daffa Mochamad Reri)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 11:17 WIB

Lebih dari Sekadar Aesthetic, Arah Café Jadi Markas Produktif di Sukajadi

Arah Cafe menjadi tempat favorit para mahasiswa atau pekerja muda untuk menyelesaikan tugas-tugas.
Suasana Arah cafe. (Dokumentasi Penulis)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 10:49 WIB

Derita, Citra, dan Cinta

Ibarat silang pendapat dalam komunikasi kebencanaan sering kali berlangsung semrawut, layaknya kamera-kamera media yang perlahan memudar ketika lampu sorot dimatikan.
Lontong Medan ka' Zahra di Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, menggratiskan semua menu makanan untuk perantau asal Sumatera yang keluarganya terdampak banjir bandang dan longsor. (Sumber: AyoBandung.com | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Ayo Netizen 14 Des 2025, 10:02 WIB

Berburu Buku Murah di Warehouse Mizan Store

Warehouse Mizan Store menggelar diskon hingga 70 persen pada 27 November–28 Desember 2025. Berbagai kategori buku ditawarkan dengan harga terjangkau, yang menarik minat pengunjung.
Warehouse Mizan Store Cinambo Bandung. (Foto: Nadia Ardiyanti)
Beranda 13 Des 2025, 20:36 WIB

Arif Budianto dari Ayobandung.id Raih Juara 1 Nasional AJP 2025, Bukti Kualitas Jurnalisme Lokal

Arif Budianto, jurnalis dari Ayobandung.id, tampil gemilang dengan meraih Juara 1 Nasional Kategori Tulis Bisnis sekaligus Juara 1 Regional Jawa Bagian Barat dalam AJP 2025.
Arif Budianto, jurnalis dari Ayobandung.id, tampil gemilang dengan meraih Juara 1 Nasional Kategori Tulis Bisnis sekaligus Juara 1 Regional Jawa Bagian Barat dalam AJP 2025. (Sumber: Ayobandung.id)
Ayo Biz 13 Des 2025, 17:34 WIB

Jawa Barat Siapkan Distribusi BBM dan LPG Hadapi Lonjakan Libur Nataru

Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Ilustrasi. Mobilitas tinggi, arus mudik, serta destinasi wisata yang ramai menjadi faktor utama meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG). (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Biz 13 Des 2025, 14:22 WIB

Di Balik Gemerlap Belanja Akhir Tahun, Seberapa Siap Mall Bandung Hadapi Bencana?

Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya.
Lonjakan pengunjung di akhir tahun membuat mall menjadi ruang publik yang paling rentan, baik terhadap kebakaran, kepadatan, maupun risiko teknis lainnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 21:18 WIB

Menjaga Martabat Kebudayaan di Tengah Krisis Moral

Kebudayaan Bandung harus kembali menjadi ruang etika publik--bukan pelengkap seremonial kekuasaan.
Kegiatan rampak gitar akustik Revolution Is..di Taman Cikapayang
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:31 WIB

Krisis Tempat Parkir di Kota Bandung Memicu Maraknya Parkir Liar

Krisis parkir Kota Bandung makin parah, banyak kendaraan parkir liar hingga sebabkan macet.
Rambu dilarang parkir jelas terpampang, tapi kendaraan masih berhenti seenaknya. Parkir liar bukan hanya melanggar aturan, tapi merampas hak pengguna jalan, Rabu (3/12/25) Alun-Alun Bandung. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Ishanna Nagi)
Ayo Netizen 12 Des 2025, 19:20 WIB

Gelaran Pasar Kreatif Jawa Barat dan Tantangan Layanan Publik Kota Bandung

Pasar Kreatif Jawa Barat menjadi pengingat bahwa Bandung memiliki potensi luar biasa, namun masih membutuhkan peningkatan kualitas layanan publik.
Sejumlah pengunjung memadati area Pasar Kreatif Jawa Barat di Jalan Pahlawan No.70 Kota Bandung, Rabu (03/12/2025). (Foto: Rangga Dwi Rizky)
Ayo Jelajah 12 Des 2025, 19:08 WIB

Hikayat Paseh Bandung, Jejak Priangan Lama yang Diam-diam Punya Sejarah Panjang

Sejarah Paseh sejak masa kolonial, desa-desa tua, catatan wisata kolonial, hingga transformasinya menjadi kawasan industri tekstil.
Desa Drawati di Kecamatan Paseh. (Sumber: YouTube Desa Drawati)