AYOBANDUNG.ID -- Industri fashion muslim Indonesia tengah menyaksikan gelombang baru brand lokal yang bangkit dengan karakter dan nilai yang kuat. Salah satu yang mencuri perhatian adalah Elzatta, brand lokal yang sudah berdiri belasan tahun dan kini memasuki fase transformasi kreatif yang matang.
Di usia “belasan,” Elzatta tak lagi sekadar mengikuti tren, melainkan memimpin percakapan tentang nilai dan keberlanjutan dalam fashion muslim. Vice President Marketing Elzatta, Tika Mulya menggambarkan transformasi ini sebagai bagian dari siklus alami dunia fashion.
"Setelah menginjak usia belasan tahun, kami selalu confidential, kita rasa sebagai leading fashion brand ya sudah kenapa harus takut," ujar Tika.
Tika menyadari keterbukaan menjadi bagian dari strategi, menghindari stagnasi dan memantapkan posisi sebagai pemimpin, bukan pengekor. Tak bisa dimungkiri, kekuatan Elzatta terletak pada scarf hingga kerudung segiempat, yang menjadi simbol inovasi dan inklusivitas brand.

"Elzatta kekuatannya di scraft mulai dari harga Rp35 ribu sampai premium Rp279 ribu. Printing-nya bermacam-macam. Bahannya beda-beda banget bermacam-macam ragam," terang Tika.
Dengan pendekatan multi-segmen dan eksplorasi bahan serta desain, scarf Elzatta bukan sekadar penutup kepala, koleksi fesyen ini menjadi bentuk ekspresi dan identitas pelanggan.
Seperti banyak bisnis lainnya, Tika mengungkapkan, Elzatta sempat terdampak pandemi. Namun, mereka memilih untuk bertahan, menata ulang strategi, dan kembali melaju.
"Alhamdulillah Elzatta masih survive. Sekarang kami ada lebih dari 124 store. Pelan-pelan kami optimis," kata Tika.

Elzatta rupanya tidak hanya selamat, mereka mencatat tren positif dan memperluas jangkauan pasar, dengan fokus terhadap konsistensi dan kepercayaan pelanggan.
Elzatta juga menyadari perubahan pola konsumsi, di mana fashion kini bukan hanya tentang estetika, melainkan tentang nilai yang melekat di balik sebuah brand.
"Brand itu sebenarnya bukan hanya gaya. Konsumen sekarang lihat value dari sebuah brand," tutur Tika.
Kepedulian terhadap etika bisnis, kesejahteraan karyawan, dan lingkungan menjadi bagian dari “identitas” yang dicari oleh konsumen masa kini, dan Elzatta pun mengupayakannya sebagai bagian dari strategi bisnis berkelanjutan.
Tika menuturkan, meskipun peluang ekspansi mancanegara terbuka lebar, Elzatta memilih pendekatan yang berakar kuat, memantapkan citra brand di Indonesia terlebih dahulu.

"Kita pengen sekarang fokus dalam negeri. Contohnya kayak Uniqlo di Jepang. Jadi orang Jepang pakai dia dulu," ujar Tika.
Langkah ini mencerminkan visi jangka Panjang. Tika ingin Elzatta bisa membangun kekuatan dari dalam, agar nantinya brand ini tak hanya dikenal secara internasional, tetapi juga dihormati.
Elzatta bukan sekadar brand, jenama ini adalah cerita tentang ketekunan, strategi yang adaptif, dan keberanian bertumbuh. Di tengah derasnya arus mode muslim, Elzatta menenun jejak baru yang tak hanya digemari, tapi juga dihargai.
Dengan nilai-nilai kuat dan pandangan strategis, Elzatta bertekad menjadi brand lokal yang tidak hanya eksis 100 tahun ke depan tetapi memberi dampak bermakna bagi industri dan masyarakat.
Informasi Elzatta
Instagram: https://www.instagram.com/elzattahijab
Shopee: https://shopee.co.id/elzattaofficial
Link pembelian produk: