Obor Tradisi, Api Selebrasi

Ibn Ghifarie
Ditulis oleh Ibn Ghifarie diterbitkan Selasa 01 Jul 2025, 10:31 WIB
Peserta melakukan pawai obor pada peringatan Bandung Lautan Api 2019 saat melintas di Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, Sabtu (23/3/2019). (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Alfaritsi)

Peserta melakukan pawai obor pada peringatan Bandung Lautan Api 2019 saat melintas di Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, Sabtu (23/3/2019). (Sumber: ayobandung.com | Foto: Irfan Alfaritsi)

Pagi yang cerah itu. Saat sedang asyik membaca liputan berjudul “Di Setiap Tendangan Bola Api, Tradisi Itu Menyala Kembali”, kisah unik dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriyah di halaman Masjid Safinatussalam, Desa Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung, tiba-tiba anak kedua, Aa Akil (10 tahun), berkomentar

“Bah, itu beneran pakai bola api? Nggak sakit atau kebakaran waktu nendang bolanya?”

Kujawab singkat sambil tersenyum, “Moal atuh, da sok latihan heula!”

Biasanya, perayaan tahun baru Islam diramaikan dengan pawai obor. Tapi kali ini, hanya ada berbagai perlombaan; Adzan, Qomat, Sholawat, Puisi, dan Cerdas Cermat.

“Emang Aa ngiring lomba naon?” tanyaku.

“Lomba adzan, sholawat sama baca puisi. Tapi Aa masih bingung, puisi tentang apa ya yang bagus?” jawabnya polos.

Pawai obor. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)
Pawai obor. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Irfan Al-Faritsi)

Memupuk Tradisi 

Justru pikiranku melayang ke kampung halaman tahun 1990an. Memang sudah menjadi tradisi, setiap perayaan Tahun Baru Hijriah selalu diramaikan dengan pawai obor.

Di kampung Bungbulang, Garut Kidul, daerah yang terkenal dengan camilan opak, wajit, dan sale, perayaan hijriah itu begitu membekas. Biasanya, seminggu sebelum pergantian tahun Islam, anak-anak yang mengaji di Masjid Darussalam akan mendapat tugas dari Ajengan untuk membuat obor. Lomba menghias obor menjadi pengalaman berharga yang tak terlupakan bagi barudak.

Bambu milik Pa Haji Hasan selalu jadi langganan bahan obor. Ada yang bertugas menyiapkan bambu, membawa gergaji, sumbu dari kain kompor, dan minyak jelantah.

Caranya pilih bambu yang kuat, tidak retak dan tak berlubang, lalu potong sekitar 60–80 cm. Potongan bambu harus memiliki dua ruas; satu untuk pegangan, dan satu lagi sebagai wadah bahan bakar.

Salah satu ruas diisi minyak jelantah, lalu dimasukkan sumbu dari kain kompor dan dibiarkan, hingga minyak meresap sempurna. Agar minyak tidak mudah tumpah, bagian atas bambu ditutup tanah liat. Setelah sumbu siap, obor pun bisa dinyalakan. Hore, hurung!

Beragam lomba biasa digelar untuk menyemarakkan Tahun Baru Islam, mulai dari lomba pidato, adzan, iqamat, hafalan surat pendek, sampai nadoman (pupujian). Puncaknya dilakukan pawai obor keliling kampung, sambil bersalawat, melantunkan pupujian, diiringi tagonian, rebana, atau alat musik sederhana lainnya.

Rute pawai dimulai dari depan masjid, lurus ke pesantren, memutar ke sekolah dasar, melewati Masjid Agung, lalu ke stamplat, belok kiri ke Pasar Lama, dan berakhir di tempat ngaji. Di serambi Masjid Darussalam sudah disiapkan nasi kuning untuk botram. Asyik makan bareng sambil balakecrakan!

Masih segar dalam ingatan, Ajengan pernah berkata, "Pokona mah, tradisi pawai obor téh salah sahiji cara dakwah, syiar Islam para wali nu masih dijaga ku umatna dugikeun ka kiwari."

Orangtua selalu mewanti-wanti generasi muda untuk terus menjaga tradisi pawai obor. Tradisi ini tak sekadar meriah-meriahan, tapi bentuk nyata menyambung silaturahmi dan kebersamaan. "Nya, supados hente pareumeun obor istilahna mah."

“Pareumeun obor” artinya hubungan yang padam, tak saling kenal, termasuk dengan saudara, keluarga sendiri karena tali silaturahmi terputus. Walhasil, pawai obor hadir untuk mencegah itu semua. Obor yang menyala menjadi simbol semangat berkumpul, bersilaturahmi, dan menjaga keterhubungan antargenerasi.

Tak hanya itu, pawai obor dapat memberikan kegembiraan bagi masyarakat. Saat bertemu kelompok lain, peserta langsung bercengkrama, saling menyapa, sampai memamerkan keahlian memainkan obor.

Untuk memeriahkan 1 Muharam, panitia dan Ajengan biasanya mengadakan lomba baris-berbaris. Kelompok yang paling tertib dan rapi akan mendapatkan hadiah menarik.

Lantunan salawat dan takbir terus menggema di sepanjang pawai. Peserta berjalan perlahan dengan tertib dan menjaga jarak, memastikan rombongan tetap aman dan nyaman.

Mengelilingi kampung sambil membawa obor menyala, melantunkan nadoman, membentuk barisan bersama-sama. Sungguh semuanya menciptakan suasana yang hangat, ramai, damai, dan sungguh indah.

Sejumlah bocah tengah bermain sepakbola api dalam rangka memperkaya tahun baru Islam. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Gilang Fathu Romadhan)
Sejumlah bocah tengah bermain sepakbola api dalam rangka memperkaya tahun baru Islam. (Sumber: ayobandung.com | Foto: Gilang Fathu Romadhan)

Merayakan Kebersamaan 

Lain daerah, lain cara merayakan Tahun Baru Hijriah. Bila di Masjid Darussalam, Bungbulang Garut Kidul, tradisi pawai obor terus menyala dari generasi ke generasi, maka di halaman Masjid Safinatussalam, Perumahan Bumi Harapan, Desa Cibiru Hilir, Kabupaten Bandung, ada satu tradisi yang tak kalah membara, sepak bola api.

Rangkaian acara diisi oleh sejumlah kegiatan, seperti pawai obor, kirab, hingga penampilan pentas seni bernuansa Islam. Warga gembira. Menikmati setiap penampilan yang disajikan.

Ketua Panitia, Abil Saidy Abdilah, tradisi ini bukan hal baru. “Tradisi bola api ini sudah berlangsung sejak 2010, diwariskan dari para sesepuh. Sempat terhenti akibat pandemi, tapi kembali dihidupkan sejak 2020, meski dalam skala terbatas,” ujarnya.

Dulu, permainan ini dimainkan oleh kalangan bapak-bapak. Kini, demi keamanan dan regenerasi, bola api dirancang agar bisa dimainkan anak-anak dan remaja.

Lapangan yang digunakan malam itu lebih kecil dari biasanya karena lapangan utama sedang direnovasi. Jumlah pemain disesuaikan, dari lima orang per tim menjadi empat. Meski demikian, semangat tak surut. Delapan tim terbentuk secara spontan, siap bertanding dengan semangat menyala.

Di balik kobaran api yang melingkupi bola, tersimpan pesan spiritual yang mendalam."Bola api itu panas. Itu simbol bahwa kita harus introspeksi diri. Api neraka jauh lebih panas daripada bola api ini,” tutur Abil.

Malam tahun baru ini bukan sekadar euforia. Ada momen refleksi yang dihadirkan melalui kegiatan tambahan tahun ini, pemutaran film animasi sejarah Nabi setelah salat Magrib. "Kami ingin menyisipkan unsur pengetahuan juga, khususnya untuk anak-anak," jelasnya.

Abil mengungkapkan bahwa semangat anak-anak justru semakin besar di tengah zaman yang serba modern. “Dari kecil mereka sudah lihat kita main bola api. Sekarang mereka pengin coba sendiri," tuturnya.

Anak-anak yang dahulu hanya menonton dari pinggir lapangan, kini ikut berlari dan membawa nyala itu sendiri. Dalam setiap tendangan bola api, mereka bukan hanya bermain, tapi mewarisi keberanian, merawat memori, dan mencipta kenangan yang kelak mereka ceritakan kepada anak-anak mereka. (Ayo Bandung, Jumat, 27 Juni 2025 | 08:46 WIB)

Ingat, tradisi ini bukan sekadar permainan ekstrem, melainkan simbol keberanian, kebersamaan, dan refleksi spiritual yang dibungkus dalam semangat perayaan. Tentunya digelar setiap malam 1 Muharam, pertandingan ini menyatukan warga, baik pemain maupun penonton, dalam suasana penuh antusias dan kekhidmatan.

Bila dulu anak-anak hanya menonton di pinggir lapangan, sekarang mulai turun langsung ke arena, menyepak bola api dan merawat tradisi dengan cara mereka sendiri.

Ya di setiap tendangan, ada keberanian. Di setiap nyala api, ada cerita yang diwariskan. Inilah wajah Tahun Baru Hijriah di Cibiru Hilir bak selebrasi yang terus menyala, demi tradisi agar tetap terjaga dan terawat.

Sore itu cerah. Saat sedang mengikuti acara selamatan tujuh bulan mantu Pak RW 04 di Babakan Dangdeur, Cibiru, Kota Bandung, tiba-tiba anak kedua Aa Akil datang dengan napas terengah-engah.

“Assalamualaikum... Bah. Aa dapet juara baca puisi!”

Kujawab singkat, “Wassalamualaikum... Alhamdulillah, selamat ya, Aa!” sambil kupeluk erat tubuhnya.

Pawai obor, sepak bola api, adzan, qomat, sholawat, pembacaan puisi, cerdas cermat, kirab, pentas seni, pemutaran film, hingga nonton bareng kisah sejarah Nabi. Semuanya menjadi bagian dari tradisi dalam memeriahkan peringatan Tahun Baru Hijriah.

Dengan demikian, rangkaian kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tetapi  upaya untuk mensyiarkan ajaran Islam dan menegakkan risalah Nabi Muhammad saw. (*)

Ngobrol Sejarah Junghuhn di Podcast AyoTalk:

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Ibn Ghifarie
Tentang Ibn Ghifarie
Pegiat kajian agama dan media di Institute for Religion and Future Analysis (IRFANI) Bandung.
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Biz 23 Agu 2025, 12:15 WIB

Kimono Raikeni, Outer Kekinian dengan Nuansa Etnik yang Otentik

Berawal dari ide sederhana saat menunggu penyusunan tesis di MBA ITB, Raidha Nur Afifah mendirikan Raikeni pada Mei 2019. Brand lokal ini lahir dari pemikiran tentang produk yang dibutuhkan orang
Owner Raikeni, Raidha Nur Afifah (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 23 Agu 2025, 10:46 WIB

Mau Tahu Toko Kopi Tertua di Bandung?

Di tengah suasana sibuk Kota Bandung, terdapat sebuah toko kopi yang usianya hampir satu abad dan masih berdiri tegak hingga kini. Namanya Javaco Koffie, sebuah merek yang telah menjadi bagian dari se
Toko Kopi Javaco Koffie (Foto: GMAPS)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 20:21 WIB

Nama, Doa, dan Tanda

"Sesungguhnya kalian nanti pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama bapak kalian, maka baguskanlah nama-nama kalian" (HR. Abu Daud).
Viral nama anak hanya satu huruf C, Netizen: terus manggilnya gimana? (Sumber: TikTok | Foto: @_thisisgonec)
Ayo Jelajah 22 Agu 2025, 18:17 WIB

Sejarah Kuda Renggong Sumedang, Tradisi Pesta Khitanan Simbol Gembira Rakyat Priangan

Dari khitanan desa hingga festival, Kuda Renggong Sumedang tetap jadi ikon budaya yang memikat penonton dengan kuda penari.
Tradisi Kuda Renggong Sumedang. (Sumber: Skripsi Nurmala Mariam)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 18:05 WIB

Jamu Naik Kelas: Minuman Herbal Nusantara yang Menjawab Tantangan Cuaca dan Budaya

Jamu, simbol kearifan lokal yang menyatu dengan budaya dan gaya hidup masyarakat Jawa, kini hadir dengan wajah baru yang lebih segar dan modern.
Jamu, simbol kearifan lokal yang menyatu dengan budaya dan gaya hidup masyarakat Jawa, kini merambah ke berbagai daerah dengan wajah baru yang lebih segar dan modern. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 17:04 WIB

Etika Profesi dan Perlindungan Rahasia Klien

Pentingnya etika profesi advokat dalam menjaga kerahasiaan klien sebagai fondasi kepercayaan, integritas, dan keadilan dalam proses peradilan.
Pentingnya etika profesi advokat dalam menjaga kerahasiaan klien sebagai fondasi kepercayaan, integritas, dan keadilan dalam proses peradilan. (Sumber: Pexels/KATRIN BOLOVTSOVA)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 16:40 WIB

Warung Nasi SPG dan Jejak Para SPG di Sepiring Ayam Serundeng

Yang paling menarik dari Warung Nasi SPG bukan cuma makanannya, nama “SPG” yang melekat pada warung ini pun punya cerita yang unik.
Warung Nasi SPG, sebuah warung kaki lima yang sudah jadi legenda di kalangan pekerja dan mahasiswa sejak awal 2000-an. (Sumber: dok. Warung Nasi SPG)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 16:18 WIB

Chip dalam Tengkorak, Jiwa dalam Kode: Pada Batasan Neuralink

Inilah janji Neuralink, sebuah terobosan yang mengaburkan batas antara biologi dan teknologi, antara manusia dan mesin.
Inilah janji Neuralink, sebuah terobosan yang mengaburkan batas antara biologi dan teknologi, antara manusia dan mesin. (Sumber: Pexels/cottonbro studio)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 15:02 WIB

Payment ID Bisakah Jadi Pintu ke Masa Depan Ekonomi Digital Indonesia?

Payment ID tidak hanya menyangkut inovasi teknologi, tetapi juga menyentuh aspek strategis dalam mewujudkan ekonomi digital.
Payment ID Sebagai Kunci Masa Depan Ekonomi Digital Foto: (Ilustrasi oleh AI)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 14:41 WIB

Bisnis Bukan Sekadar Jualan: Visi Christine Membangun Makna dan Dampak Lewat Sherpa Indo Project

Christine Wink Surya, pendiri Sherpa Indo Project, menegaskan bahwa memahami target pasar adalah fondasi utama sebelum produk diluncurkan.
Christine Wink Surya, pendiri Sherpa Indo Project. (Sumber: instagram.com/christine_sherpa)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 13:30 WIB

Kritik Sosial dalam Doa Orang Sunda

Doa orang Sunda hadir sederhana di keseharian, jadi pengikat relasi dan tanda solidaritas rakyat.
Doa orang Sunda hadir sederhana di keseharian, jadi pengikat relasi dan tanda solidaritas rakyat. (Sumber: Pexels/Andreas Suwardy)
Ayo Jelajah 22 Agu 2025, 11:27 WIB

Senjakala Sepeda Boseh Bandung: Ramai Saat Weekend, Sepi Saat Weekday

Program sewa sepeda Boseh Bandung hadir sejak 2017, tapi kini lebih ramai dipakai saat akhir pekan ketimbang hari biasa.
Bike on the Street Everybody Happy alias Sepeda Boseh Bandung di salah satu shelter. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 11:01 WIB

Dari Sisa Spon Jadi Produk Estetik, Rumah Sandal Geulis Tembus Pasar Global

Bermula dari eksperimen membuat sandal untuk kebutuhan anak di sekolah, Rumah Sandal Geulis (RSG) kini menjelma menjadi merek lokal yang dikenal hingga ke mancanegara. Usaha yang digagas oleh Enneu
Produk Rumah Sandal Geulis. (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 09:54 WIB

Pastel Mini Abon Dapoer_Ummy Jadi Favorit Hingga ke Luar Negeri

Usaha kecil menengah (UKM) kuliner asal Cimahi, Dapoer_ummy, berhasil menunjukkan eksistensinya dari waktu ke waku. Rumah produksi kuliner milik Noviawati ini memiliki produk andalan pastel abon
Produk Dapoer_ummy. (Foto: Dok. Ayobandung.com)
Ayo Biz 22 Agu 2025, 08:48 WIB

Jauh-jauh ke Bandung Buat Beli Cilok?

Cilok sudah lama menjadi ikon jajanan kaki lima di Bandung. Bentuknya bulat, teksturnya kenyal, dan selalu hadir dengan bumbu kacang gurih yang membuat siapa pun sulit menolak.
Ilustrasi Foto Cilok. (Foto: Freepik)
Ayo Netizen 22 Agu 2025, 07:50 WIB

Menikmati Bubur DPR, Rasanya seperti Menghirup Aroma Kebebasan Wakil Rakyat

Toko Bubur DPR menjadi salah satu spot kuliner di Tengah Kota yang bisa dikunjungi pagi-siang dan sore-malam.
Toko Bubur DPR (Di Bawah Pohon Rindang) (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Netizen 21 Agu 2025, 20:18 WIB

Cara Kerja Rezim Algoritma

Opini ini meninjau kembali kebijakan yang putuskan atas pemblokiran rekening bank oleh pemerintah.
Opini ini meninjau kembali kebijakan yang putuskan atas pemblokiran rekening bank oleh pemerintah. (Sumber: Pexels/Defrino Maasy)
Ayo Biz 21 Agu 2025, 18:26 WIB

Demam K-Beauty di Bandung, Klinik Kecantikan Berlomba Hadirkan Perawatan ala Korea

Tren K-beauty berkembang pesat, mendorong lahirnya berbagai klinik kecantikan yang mengusung filosofi dan teknologi Korea sebagai daya tarik utama.
Standar kecantikan Korea Selatan telah menjadi acuan global dalam beberapa tahun terakhir. Kulit wajah sehat, lembap, dan glowing bukan lagi sekadar impian para penggemar K-beauty. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 21 Agu 2025, 17:16 WIB

Investor Rugi, Negara Untung? Menakar Keadilan Pajak Kripto

Menelaah efek kenaikan PPh final pada pasar kripto dan dampaknya untuk investor.
Investor yang merugi tetap dikenakan pajak (Sumber: Ilustrasi oleh AI)
Ayo Biz 21 Agu 2025, 16:38 WIB

Di Kota yang Tak Pernah Kehabisan Gaya, Adi Wardana Menyulap Sneaker Jadi Identitas

Kota Bandung bukan hanya rumah bagi musisi, seniman, dan desainer, tapi juga menjadi ekosistem subur bagi budaya sneaker yang terus tumbuh.
Adi Wardana, seorang disk jockey asal Kota Bandung yang menjadikan sneaker sebagai bagian dari identitas dan narasi hidupnya. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)