Gangguan Psikologis dan Trauma Sosial akibat Tidak Paham Teknologi Informasi 

Vito Prasetyo
Ditulis oleh Vito Prasetyo diterbitkan Jumat 11 Jul 2025, 20:32 WIB
Salah satu alat bantu untuk meningkatkan daya nalar manusia dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). (Sumber: Pexels/Matheus Bertelli)

Salah satu alat bantu untuk meningkatkan daya nalar manusia dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). (Sumber: Pexels/Matheus Bertelli)

“Ada pandangan prismatik, bahwa masyarakat kita masih rendah dalam literatur. Artinya, kita gagal mengajarkan cara berpikir dengan bahasa.” 

Dalam interaksi sosial, acap kali kita gunakan istilah-istilah bahasa, yang diserap dari bahasa asing. Bahasa memiliki sejarah panjang dalam penerjemahan intertekstual hubungan masyarakat, baik secara individu maupun kelompok. Tidak bisa dielakkan, bahwa kekuatan bahasa menjadi pengaruh global, yang melahirkan bentuk-bentuk peradaban manusia. 

Pada zaman kini, jika dilihat dari etimologi literasi, semakin banyak cabang keilmuan literasi yang digunakan dalam pelbagai disiplin ilmu. Tetapi pada hakikatnya, tidak terlepas dari pengertian dasar literasi, yakni kemampuan membaca, menulis, berhitung dan menganalisa sebab-akibat dari masalah yang dihadapi. Ini khususnya bagi pengguna teknologi. 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu mempertimbangkan aspek psikologis akibat penggunaan teknologi. Ketergantungan penggunaan ponsel menjadi gejala kesehari-harian di masyarakat.

Tetapi pernahkah kita sadari bagaimana dampak terburuk bagi kesehatan mental? Yang sangat penting untuk diperhatikan, bagaimana kecanduan ponsel bagi anak usia dini. Sebab saat ini penggunaan alat teknologi berupa gawai (ponsel) sudah menjangkau seluruh lapisan masyarakat, mulai anak kecil hingga orang dewasa. 

Tidak bisa dielakkan, bahwa bahasa menjadi kekuatan yang tumbuh tak terkendali dalam kehidupan masyarakat marginal. Bahkan bahasa menjadi alat dan instrumen untuk propaganda, provokasi sekaligus menjadi pintu masuk (guidance) dunia pendidikan.

Di zaman yang serba instan dan cepat, bisa terjadi revolusi logika untuk memanipulasi kemampuan nalar logika yang berada di bawah standar. Salah satu alat bantu untuk meningkatkan daya nalar manusia dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). 

Apakah pengembangan teknologi dengan alat bantu AI, mampu menggantikan kedudukan daya nalar manusia? Kemudian, apakah AI ini juga menggeser peran literasi, yang prinsip dasarnya dikerjakan secara manual dan konvensional?

Ini tentu sangat dilematis, mengingat fase perkembangan anak secara psikologis, seyogianya secara terstruktur dan berjenjang. Sementara tingkat kemampuan literasi sebagian besar masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Mengacu pada standar PISA (Programme for International Student Assessment), Indonesia berada pada peringkat ke-68 yang diumumkan pada tahun 2023. 

Perubahan ini tentu mengakibatkan kemampuan dasar terjadi distraksi bahasa dalam interaksi sosial. Konsep edukatif tidak lagi menjadi ruang pengelolaan yang sehat. Perubahan ini akan mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan. Baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Tren penggunaan ponsel dari waktu ke waktu terus meningkatkan, dan masyarakat selalu mengabaikan dampak buruk terhadap kesehatan mental, terutama di usia anak kecil atau balita.

Jika diamati kondisi sosial masyarakat, meningkatnya penggunaan teknologi terutama ponsel, pengetahuan masyarakat untuk memahami literasi digital masih rendah. Orang menggunakan ponsel, yang seyogianya menjadi alat bantu dalam komunikasi, telah berubah perannya menjadi ancaman karakter manusia dalam dunia siber. 

Disini, konsep tulisan lebih pada penekanan istilah-istilah yang digunakan dalam literasi dan berhubungan dengan psikologi, bukan pada karakter pekerjaan. Di mana hal ini sering menjadi ambivalen dalam pemaknaan frasa kata.

Seperti halnya yang sering kali kita lihat di jejaring sosial, begitu banyak orang menggunakan status sebagai konten kreator atau juga konten digital. Pemaknaan status ini karena rata-rata pengguna teknologi tidak memaknai esensi bahasa. 

Salah satu alat bantu untuk meningkatkan daya nalar manusia dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). (Sumber: Pexels/Matheus Bertelli)
Salah satu alat bantu untuk meningkatkan daya nalar manusia dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). (Sumber: Pexels/Matheus Bertelli)

Berikut ini beberapa istilah psikologi yang berkaitan dengan literasi digital (dihimpun dari berbagai sumber referensi*): 

  1. Popcorn Brain: otak yang terbiasa dengan stimulasi cepat akibat konsumsi konten digital berlebih, sehingga kesulitan untuk fokus dalam aktivitas yang lebih lambat, seperti membaca buku atau percakapan mendalam; 

  2. Brain Rot: penurunan kapasitas berpikir kritis akibat terlalu sering mengonsumsi konten digital atau repetitif, seperti media sosial atau video viral tanpa nilai intelektual; 

  3. Duck Syndrome: fenomena di mana seseorang tampak tenang dan sukses di luar, tetapi sebenarnya sedang berjuang keras secara emosional di dalam dirinya; 

  4. Doomscrolling: kebiasaan terus-menerus membaca berita buruk atau negatif di media sosial hingga menyebabkan kecemasan dan stres;

  5. FOMO (Fear of Missing Out): ketakutan akan ketinggalan informasi, tren atau pengalaman yang dialami orang lain, sering kali diperburuk oleh media sosial; 

  6. JOMO (Joy of Missing Out): kebalikan dari FOMO, yaitu menikmati ketenangan dengan tidak mengikuti tren atau kesibukan sosial yang berlebihan; 

  7. Digital Dementia: penurunan daya ingat dan konsentrasi akibat ketergantungan pada teknologi, seperti sering lupa nomor telepon atau rencana karena semuanya tersimpan di ponsel; 

  8. Hyperrality: konsep dari Jean Baudrillard yang  menggambarkan dunia di mana realitas dan stimulasi bercampur, seperti kehidupan media sosial yang tampak lebih “nyata” daripada kenyataan sebenarnya; 

  9. Gaslighting: manipulasi psikologis di mana seseorang dibuat meragukan ingatan atau persepsi mereka sendiri; 

  10. Languishing: kondisi mental di mana seseorang merasa hampa, lesu dan kurang motivasi, bukan depresi, tetapi bukan juga bahagia; 

  11. Hedonic Treadmill: fenomena di mana seseorang selalu mengejar kebahagiaan materi tetapi tidak benar-benar puas, karena standar kebahagiaan terus meningkat; 

  12. Monk Mode: periode isolasi diri untuk fokus pada pengembangan diri atau produktivitas, sering kali dilakukan dengan menghindari gangguan digital; 

  13. Main Character Syndrome: cara berpikir di mana seseorang merasa seperti tokoh utama dalam sebuah cerita, sehingga cenderung bersikap dramatis atau narsistik; 

  14. Cognitive Dissonance: ketidaknyamanan mental yang muncul ketika seseorang memiliki dua keyakinan atau nilai yang bertentangan; 

  15. Toxic Positivity: pemaksaan sikap positif secara berlebihan hingga mengabaikan atau menekan emosi negatif yang valid; 

  16. Revenge Bedtime Procrastination: menunda waktu tidur secara sengaja sebagai bentuk “balas dendam” atas kurangnya waktu pribadi di siang hari; 

  17. Analysis Paralysis: kondisi di mana seseorang terlalu banyak menganalisis sesuatu hingga akhirnya tidak bisa mengambil keputusan; 

  18. Deja Vu: sensasi familiar terhadap suatu situasi yang seolah-olah pernah terjadi sebelumnya; 

  19. Imposter Syndrome: rasa tidak percaya diri yang membuat seseorang merasa tidak pantas atas pencapaiannya sendiri;

  20. Nomophobia (No Mobile Phone Phobia): ketakutan atau kecemasan berlebihan saat tidak memiliki akses ke ponsel atau internet; 

  21. Quite Quitting: fenomena di mana seseorang hanya bekerja sebatas yang diperlukan tanpa upaya ekstra, sebagai bentuk perlawanan terhadap ekspektasi kerja yang berlebihan; 

  22. Attention Residue: kondisi ketika pikiran masih tertinggal di tugas sebelumnya, membuat sulit untuk fokus sepenuhnya pada tugas yang sedang dikerjakan; 

  23. Hyper-Independence: sikap ekstrem dalam menolak bantuan atau ketergantungan pada orang lain akibat trauma atau ketakutan terhadap kekecewaan; 

  24. Delayed Onset Adulthood: fenomena di mana seseorang menunda tanggung jawab dewasa (pekerjaan tetap, pernikahan, finansial stabil) akibat sosial ekonomi; 

  25. Chronophobia: ketakutan terhadap berlalunya waktu atau perasaan tidak bisa mengejar perubahan yang terjadi begitu cepat; 

  26. Phantom Vibration Syndrome: sensasi palsu merasakan ponsel bergetar atau berbunyi, meskipun tidak ada notifikasi yang masuk; 

  27. Digital Amnesia: ketergantungan pada teknologi yang membuat seorang lupa informasi karena mengandalkan internet atau catatan digital; 

  28. Derelization: sensasi di mana dunia terasa tidak nyata atau seperti mimpi, sering kali akibat stres, kelelahan, atau kecemasan berlebihan; 

  29. Solastalgia: perasaan duka atau kehilangan akibat perubahan lingkungan yang drastis, seperti perubahan iklim atau urbanisasi cepat; 

  30. Boreout Syndrome: kebalikan dari burnout yaitu kelelahan mental akibat kurangnya tantangan atau keterlibatan dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari; 

  31. Cave Syndrome: kecemasan sosial setelah terlalu lama terbiasa dengan kehidupan yang lebih tertutup, seperti setelah pandemi; 

  32. Emotional Labor: upaya seseorang untuk mengontrol emosi mereka sendiri demi memenuhi ekspektasi sosial, sering kali dalam pekerjaan atau hubungan interpersonal; 

  33. Paradox of Choice: fenomena di mana seseorang dihadapkan pada pilihan yang terlalu banyak, dan lebih sulit untuk membuat keputusan atau merasa senang dengan keputusan yang dibuatnya. 

Baca Juga: 10 Tulisan Terbaik AYO NETIZEN Juni 2025, Total Hadiah Rp1,5 Juta

Masih banyak lagi referensi istilah yang digunakan dalam literasi digital, yang berkaitan dengan psikologis manusia. Dalam friksi bahasa, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berbanding lurus dengan peningkatan kosakata bahasa. Seperti yang umum juga digunakan dalam interaksi sosial, misalnya distopia, utopia, skizofrenia, dan lain-lain.

Yang  paling penting dipropagandakan dalam edukasi bahasa, bagaimana memberikan informasi dan pendidikan kepada anak didik terhadap dampak dari perubahan pembelajaran, dari konvensional yang bertransformasi ke dunia digital.

Harus ada ruang keseimbangan, bahwa bagaimana memanfaatkan ruang siber serta efek negatif dari dampak penggunaan teknologi berbasis internet. 

Penguasaan dan pemahaman literasi, menjadi penting dalam setiap sendi kehidupan. Sebab bahasa menjadi alat paling urgen untuk melihat dunia luar. Semakin tergerus hingga punahnya bahasa, maka akan hilangnya tradisi budaya. (*)

Jangan Lewatkan Video Terbaru dari Ayobandung:

Disclaimer

Tulisan ini merupakan artikel opini yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini tidak mewakili pandangan atau kebijakan organisasi dan redaksi AyoBandung.id.

Vito Prasetyo
Tentang Vito Prasetyo
Malang
Nilai artikel ini
Klik bintang untuk menilai

News Update

Ayo Netizen 11 Jul 2025, 20:32 WIB

Gangguan Psikologis dan Trauma Sosial akibat Tidak Paham Teknologi Informasi 

Ada pandangan prismatik, bahwa masyarakat kita masih rendah dalam literatur. Artinya, kita gagal mengajarkan cara berpikir dengan bahasa.
Salah satu alat bantu untuk meningkatkan daya nalar manusia dengan menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). (Sumber: Pexels/Matheus Bertelli)
Ayo Biz 11 Jul 2025, 18:34 WIB

Greenpresso dan Kedai Kapsul, Inovasi Kopi Ala Oi

Apa yang dibangun Oi bukan hanya kedai kopi bernama Subkulture Coffee, melainkan narasi visual tentang bagaimana anak muda bisa memaknai ruang kecil sebagai panggung kreasi.
Subkulture Coffee merupakan narasi visual tentang bagaimana anak muda bisa memaknai ruang kecil sebagai panggung kreasi.
Ayo Jelajah 11 Jul 2025, 17:49 WIB

Jejak Tangan Dingin Soekarno di Hotel Lengkong Heritage Bandung

Hotel Lengkong di Bandung menyimpan jejak arsitektur Bung Karno dengan gaya Art Deco Streamline yang unik dan atap dek kapal.
Hotel Lengkong Heritage Bandung (Sumber: Flickr | Foto: inBaliTimur)
Ayo Netizen 11 Jul 2025, 16:51 WIB

Peuyeum Bandung: Kuliner Sunda, Nikmat, dan Melegenda

Peuyeum Bandung, salah satu makanan khas yang selain dikonsumsi masyarakat Jawa barat.
Butter Coffe & Gorengan Pisang, Peuyeum, Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Ayo Biz 11 Jul 2025, 14:46 WIB

Dari Asap ke Warisan, Jejak Tiga Generasi di Balik Sate Anggrek

Sate Anggrek bukan sembarang sate. Kuliner legendaris ini punya sejarah nama yang merakyat dan cerita yang menyentuh sejak 1945 hingga berlabuh di generasi ketiga.
Sate Anggrek bukan sembarang sate. Kuliner legendaris ini punya sejarah nama yang merakyat dan cerita yang menyentuh sejak 1945 hingga berlabuh di generasi ketiga. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Ayo Netizen 11 Jul 2025, 14:01 WIB

Dulu Menyerang, Kini Membela: Jangan Larut Drama Komunikasi Politik Indonesia!

Pleidoi Hasto menggelegar. Tapi di balik itu, jangan sampai rakyat terpukau dan tertipu oleh laku komunikasi publik politisi Indonesia.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. (Sumber: pdiperjuangan-jatim)
Ayo Jelajah 11 Jul 2025, 13:34 WIB

Sejarah Terowongan Kereta Sasaksaat, Tertua dan Terpanjang di Indonesia

Terowongan Sasaksaat di Bandung Barat, terowongan kereta tertua dan terpanjang di Indonesia. Dibangun 1902, masih aktif hingga kini.
Terowongan Kereta Sasaksaat. (Sumber: Ayobandung)
Ayo Biz 11 Jul 2025, 13:11 WIB

Dari 1960-an, Lontong Kari Kebon Karet Selalu Sukses Bikin Lidah Bergoyang

Selain dikenal sebagai kota kreatif, Bandung juga dianggap sebagai surga kuliner yang menawarkan ragam cita rasa dari generasi ke generasi. Salah satu kuliner lawas yang masih bertahan hingga kini ada
Lontong Kari Kebon Karet (Foto: GMAPS)
Ayo Biz 11 Jul 2025, 11:35 WIB

Yuridi by MR: Bukti Kain Perca Bisa Disulap Jadi Tentengan Cantik

Martini Norman, sosok di balik brand 'Yuridi by MR', memiliki kisah menarik di balik usahanya. Dimulai dari sisa-sisa kain, produknya kini bisa menembus pasar hingga Papua dan Makassar.
Owner Yuridi by MR, Martini Norman (Foto: Rizma Riyandi)
Ayo Netizen 11 Jul 2025, 11:18 WIB

Telusur Nama Leuwigoong dan Kedungbunder

Inilah beberapa contoh toponimi di Jawa Barat yang memakai kata leuwi atau kedung.
Leuwi Lieuk di aliran Ci Leungsi, Desa Karangtengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor. (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: T Bachtiar)
Ayo Netizen 11 Jul 2025, 09:35 WIB

Mengulik Muasal Bandros, Konon 'Makanan Kaum Miskin' Masa Penjajahan

Sejarah, asal-usul, dan keunikan Bandros, kue tradisional khas Jawa Barat yang sering disalahartikan sebagai makanan serupa Pancong atau Pukis.
Bandros, kudapan khas masyarakat Jawa Barat sejak zaman kolonial. (Sumber: Instagram | Foto: nitnotnit_alfi)
Ayo Biz 10 Jul 2025, 20:32 WIB

Gonzo dan Gaya Jepang di Bandung, Ketika Passion Bertransformasi Menjadi Komunitas Kreatif

Gonzo, sebuah toko ikonik yang menjadi semacam “portal budaya” menuju dunia fashion, anime, dan gaya hidup Jepang yang eksentrik dan ekspresif.
Gonzo, sebuah toko ikonik yang menjadi semacam “portal budaya” menuju dunia fashion, anime, dan gaya hidup Jepang yang eksentrik dan ekspresif. (Sumber: Ayobandung.id | Foto: Eneng Reni Nuraisyah Jamil)
Beranda 10 Jul 2025, 20:22 WIB

Sekolah Rakyat, Sanggupkah Putus Rantai Kemiskinan di Jawa Barat?

Pendidikan gratis Sekolah Rakyat digadang jadi solusi kemiskinan di Jabar. Tapi cukupkah sekolah saja ubah nasib generasi miskin?
Ilustrasi siswa sekolah di Jawa Barat. (Sumber: Pemprov Jabar)
Ayo Biz 10 Jul 2025, 19:06 WIB

Bakso Akung, Seporsi Legenda dari Jalan Lodaya

Bagi warga Bandung, nama Bakso Akung bukan sekadar tempat makan, melainkan ikon kuliner Bandung dan bagian dari perjalanan rasa yang melegenda sejak 1970-an.
Bagi warga Bandung, nama Bakso Akung bukan sekadar tempat makan, melainkan ikon kuliner Bandung dan bagian dari perjalanan rasa yang melegenda sejak 1970-an.
Ayo Jelajah 10 Jul 2025, 19:00 WIB

Tapak Sejarah Reak, Seni Kesurupan yang Selalu Bikin Riweuh di Bandung Timur

Reak adalah seni kesurupan yang sering dipentaskan di Bandung Timur yang memadukan musik, mistik, dan sejarah panjang dari Pajajaran hingga Citarum.
Penampil Reak dalam salah satu helatan di Bandung. (Sumber: Wikimedia)
Ayo Netizen 10 Jul 2025, 16:24 WIB

Sayur Lodeh: Makanan Lokal yang Penuh dengan Nilai Tradisi Masyarakat Jawa

Sayur lodeh merupakan makanan khas dari Jawa Tengah yang masih kental dengan budaya dan tradisi yang dikaitkan sebagai makanan penolak bala.
Sayur Lodeh Warung Ngonah Braga (Sumber: Dokumentasi Penulis | Foto: Dias Ashari)
Beranda 10 Jul 2025, 13:45 WIB

Wali Kota Bandung Muhammad Farhan: Tidak Masuk Akal Bandara Husein Ditutup, yang Diuntungkan Justru Jakarta!

Ia menilai kebijakan ini justru menguntungkan Jakarta karena masyarakat Bandung dan sekitarnya kini terpaksa terbang melalui Bandara Halim.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan. (Sumber: ayobandung.id | Foto: Muslim Yanuar Putra)
Ayo Netizen 10 Jul 2025, 12:27 WIB

Memupuk Welas Asih, Menebar Belas Kasih

Pada dasarnya kita memiliki kekuatan untuk berbuat dan perilaku belas kasih.
Inilah logo baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Welas Asih (Sumber: www.jabarprov.go.id | Foto: Humas Jabar)
Ayo Biz 10 Jul 2025, 11:24 WIB

Kupat Tahu dan Lontong Kari Cicendo, Kuliner Legendaris yang Tak Pernah Sepi

Aroma rempah dari seporsi kupat tahu dan lontong kari mengepul sejak pagi buta di sudut sempit Gang Polisi, Cicendo, Bandung. Tempat itu menjadi saksi bisu salah satu keberadaan kuliner legendaris Kot
Gerai kupat tahu dan lontong kari Cicendo (Foto: GMAPS)
Ayo Jelajah 10 Jul 2025, 10:52 WIB

Pieterspark, Taman Tertua di Bandung yang Berdiri Sejak 1885

Pieterspark dibangun pada 1885 sebagai taman pertama di Kota Bandung. Dibangun untuk mengenang Pieter Sijthoff, kini menjelma jadi Taman Dewi Sartika yang sarat sejarah dan estetika.
Lukisan Pieterspark Bandung. (Sumber: Leiden University Libraries Digital Collections)